Anda di halaman 1dari 16

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 5 No. 2, 2021

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, ETIKA


PROFESI, KELEBIHAN PERAN, GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR
Arie Pratania Putri1; Zulfinus Zalukhu2; Evelyn3; Enti Marni Sianipar4
Universitas Prima Indonesia, Medan 1, 2, 3, 4
Email : arieprataniaputri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian dikerjakan untuk memahami pengaruh kecerdasan intelektual, etika


profesi, kelebihan peran, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di kota Medan. Alat analisis digunakan: regresi linear berganda,
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, koefisien determinasi hipotesis (R2), uji f dan
uji t. Teknik pengumpulan data memakai kuesioner. Sampel diambil dengan teknik
purposive sampling. Pengujian secara parsial memperlihatkan bahwa kecerdasan
intelektual, etika profesi, dan gaya kepemimpinan memengaruhi kinerja auditor secara
positif serta signifikan akan tetapi kelebihan peran tidak memengaruhi yang signifikan
kinerja auditor tersebut. Hasil pengujian secara simultan memperlihatkan bahwa
variabel independen kecerdasan intelektual, etika profesi, kelebihan peran, dan gaya
kepemimpinan memengaruhi variabel dependen kinerja auditor.

Kata kunci : Intelligence Quotient, Professional Ethics; Role Overload; Leadership


Style; Auditor Performance

ABSTRACT

This study intend to discover the impact of intelligence quotient, professional


ethics, role overload, and leadership style on auditor performance in Public Accountant
Office in Medan city. Analysis tools used: multiple linear regression, heteroscedasticity,
multicollinearity test, coefficient of determination (R2), f test and t test. The method of
data accumulation in this study is questionnaires. The sampling was conducted by
purposive sampling. The test partially indicate that intelligence quotient, professional
ethics, and leadership style have positive and significant impact on auditor performance
while role overload do not have a significant impact on the performance of auditor. The
test result simultaneously indicate that independent variables intelligence quotient,
professional ethics, role overload, and leadership style have a significant impact on
dependent variable auditor performance.

Keywords : Intelligence Quotient, Professional Ethics; Role Overload; Leadership Style;


Auditor Performance

PENDAHULUAN
Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah lembaga swasta dimana para
akuntan publik bekerja untuk memberikan jasa akuntansi profesional. Jasa akuntansi
profesional tersebut meliputi akuntansi, perpajakan, pembukuan, manajemen, dan jasa-

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1183


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

jasa pemeriksaan. Suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) diharapkan punya kualitas
bagus dengan cara dinilai dari kinerja auditor yang bekerja di dalamnya. Kinerja auditor
perlu untuk diamati, oleh auditor itu sendiri, klien, dan publik. Karena kinerja auditor
dapat mempengaruhi penilaian publik terhadap profesi akuntan. Dengan pengamatan
yang dilakukan oleh auditor, klien ataupun publik terhadap sebuah Kantor Akuntan
Publik (KAP), diharapkan dapat menemukan permasalahan-permasalahan yang sedang
terjadi dan dapat mengakibatkan kinerja auditor menurun. Sehingga adanya penelitian
ini ditujukan untuk melihat analisis faktor apa yang mempengaruhi kinerja auditor,
seperti: kecerdasan intelektual, etika profesi, kelebihan peran dan gaya kepemimpinan.
KAP partner Ernest and Young (EY) yakni KAP Purwantono, Sungkoro dan Surja
dijatuhkan sanksi pembekuan Surat Tanda Terdaftar (STTD) oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) akibat kesalahan pengauditan laporan keuangan PT Hanson
International Tbk (MYRX) tahun buku 31 Desember 2016. Salah penyajian
(overstatement) oleh Sherly Jokom dengan nilai sekitar Rp 613 miliar dan terdapat
bahwa metode yang digunakan dalam pengakuan pendapatan adalah metode akrual
penuh untuk transaksi nilai gross sebesar Rp 732 miliar dan tidak menjelaskan adanya
pengikatan dalam proses jual beli terhadap kavling yang siap bangun dilaporan
keuangan PT Hanson International tertanggal 12 Juli 2019. Hal ini mengakibatkan
auditor melanggar Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia.
Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa kinerja auditor masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Kinerja merupakan hasil kerja atau bisa dikatakan sebagai prestasi kerja
yang dicapai seorang pegawai auditor dari perusahaan/Kantor Akuntan Publik (KAP)
selama ia bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diberikan kepadanya
(Illanisa, N., et al. 2019:19).
Kinerja auditor adalah hasil akhir dari pencapaian atas tugas atau pemeriksaan
yang dilakukan oleh auditor dalam bentuk laporan keuangan dan jasa atestasi lainnya
yang berdasarkan usaha kinerja auditor tersebut. Adapun indikator dari kinerja auditor
menurut (Husin & Umbara, 2016) meliputi: kualitas kerja, kuantitas pekerjaan dan
ketepatan waktu. Laporan keuangan yang dimanipulasi merupakan permasalahan serius
yang dihadapi akuntan publik saat ini, mengakibatkan menurunnya kepercayaan publik
terhadap kinerja auditor. Oleh karena itu diperlukan adanya perubahan terhadap tata
kerja di dalam sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) khususnya auditor. Kedepannya

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1184


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

auditor harus lebih teliti dan cermat saat melakukan audit laporan keuangan untuk
menghindari pelanggaran kode etik.
Dalam meningkatkan kinerja dan menarik kepercayaan masyarakat, seorang
auditor harus memiliki kemampuan yang baik dalam memahami masalah,
merancangkan, menyelesaikan masalah, dan berpikir teoritis. Kemampuan ini disebut
dengan kecerdasan intelektual, kemampuan seseorang untuk belajar dari pengalaman,
pola pikir yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adapun indikator dari
kecerdasan intelektual menurut (Putra & Latrini, 2016) meliputi: pelatihan, pengalaman
dan pendidikan.
Kecerdasan intelektual yang dimiliki auditor harus dibarengi dengan etika untuk
mempertanggung jawabkan profesinya. Karena secara tidak langsung etika profesi
membantu dalam pengambilan keputusan tentang sikap dan tindakan yang tepat dan
tidak tepat. Etika profesi adalah sekumpulan nilai perilaku dan hukum yang harus
dipatuhi oleh auditor dalam pekerjaan akuntan yang mencakup kecerdasan profesional,
tanggung jawab dan kepribadian. Dengan begitu perilaku auditornya dapat diatur dalam
melaksanakan kewajibannya terhadap masyarakat. Ikatan Akuntan Indonesia
menerbitkan kode etik yang biasa digunakan oleh auditor sebagai etika profesi. Hal ini
bertujuan agar auditor tersebut tidak melanggar aturan yang tertulis dalam kode etik
profesi. Adapun indikator dari etika profesi menurut (Nurdira et al., 2015)
mencakup: kecapakan profesional, kepribadian, pelaksanaan kode etik, tanggung jawab
dan penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
Kelebihan peran juga dapat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Kelebihan peran merupakan suatu situasi dimana seseorang dihadapkan
dengan tugas-tugas serta peran yang bervariasi sehingga melampaui waktu dan sumber
daya serta energi yang tersedia. Seorang auditor disebut mengalami kelebihan peran
apabila harus menyelesaikan tugas yang luas dengan keterbatasan waktu dan sukar
dikerjakan. Kelebihan peran terjadi karena tidak melakukan perencanaan kebutuhan
tenaga kerja terkhusus pada masa peak season karena auditor yang bertugas memiliki
sejumlah pekerjaan dimana harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keadaan ini bisa memicu stress para auditor sehingga akan bekerja asal- asalan dan
hasilnya pun tidak maksimal. Adapun indikator dari kelebihan peran menurut (Sari &
Suryanawa, 2016) meliputi: keterbatasan waktu, beban pekerjaan dan standar kinerja.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1185


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Gaya kepemimpinan artinya cara pimpinan mempengaruhi bawahannya untuk


dapat melakukan tugasnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Nilai
perilaku atau norma yang dipakai seorang pemimpin ketika mempengaruhi bawahannya
disebut gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin berkewajiban mempengaruhi
bawahannya supaya tetap melakukan tugasnya dengan baik menurut aturan yang
ditetapkan, memiliki dedikasi terhadap organisasi, dan tetap memiliki rasa tanggung
jawab. Maka dari itu, gaya kepemimpinan itu sangat penting dalam sebuah Kantor
Akuntan Publik (KAP) karena cara yang digunakan untuk mempengaruhi bawahannya
berpengaruh terhadap kinerjanya. Semakin bagus gaya kepemimpinan, tentunya
semakin bagus pula kinerja auditornya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Adapun indikator dari gaya kepemimpinan menurut (Suhartanti et al., 2016) meliputi:
hubungan atasan dan bawahan, menghargai pendapat bawahan, menaruh kepercayaan,
menjalin sikap kekeluargaan, dan membimbing bawahan.
Dari penjelasan latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk menjalankan
penelitian melalui judul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Etika Profesi, Kelebihan
Peran, Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor.”
KAJIAN PUSTAKA
Teori Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Auditor
Menurut Wahab, Rohmalina (2015) dalam (Hasibuan, Barlet 2019) kecerdasan
intelektual dapat menjadi pembeda kualitas setiap orang. Kecerdasan intelektual atau
intelegensi bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki makhluk hidup dalam
penyesuaian diri yang efektif terhadap lingkungan yang ditinggalinya dan terus menerus
akan berubah, juga dipengaruhi faktor gen. Sementara Sarlito (2017) dalam (Hasibuan,
Barlet 2019) memberikan pendapat lain yang menyatakan kecerdasan intelektual
merupakan kemampuan seorang auditor mengolah lebih dalam sesuatu yang sedang
dipelajari. Oleh karena itu, kecerdasan intelektual melibatkan pikiran rasional. Tingkat
kecerdasan intelektual seorang auditor dapat dilihat dari caranya mencari solusi sebuah
permasalahan. Dalam dunia kerja kecerdasan intelektual sangat diperlukan. Auditor
dengan kecerdasan intelektual yang bagus tentu akan menghasilkan kinerja auditor yang
baik karena auditor tersebut akan lebih gampang mempelajari hal yang baru dan mampu
menemukan solusi yang sedang terjadi di KAP. Prestasi dalam kerja seorang audior
akan memberikan hasil yang memuaskan serta dapat membuat kinerjanya meningkat.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1186


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Penelitian (Hasibuan, Barlet 2019) memperoleh hasil kecerdasan intelektual


mempengaruhi kinerja auditor.
Teori Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor
Menurut Arens dalam (Dewi & Tenaya, 2017) etika profesi menjadi ciri suatu
pekerjaan, menjadi pembeda pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya dan berguna
untuk mendisiplinkan tingkah laku setiap anggotanya. Kode etik tersebut harus dipatuhi
oleh setiap auditor supaya mendapat kepercayaan dari publik. Oleh karena itu dapat
dinyatakan bahwa semua auditor wajib taat pada etika profesinya saat memberikan
pelayanan kepada publik. Etika profesi yang dipahami dengan baik akan menuntun
perilaku dan sikap auditor saat menjalankan kewajibannya demi mendapatkan hasil
yang terbaik. Disaat melakukan pemeriksaan, auditor harus memegang teguh etika
profesinya agar dapat menciptakan transparansi terhadap pengelolaan keuangan.
Wahyuningsih (2010) dalam (Dewi & Tenaya, 2017) memperoleh hasil etika profesi
memiliki pengaruh ke kinerja auditor dimana auditor itu sendiri maupun pengguna jasa
tidak akan merasa puas apabila auditor tersebut tidak mematuhi etika profesi yang ada.
Teori Pengaruh Kelebihan Peran Terhadap Kinerja Auditor
Yustiarti et al., (2016) mengatakan kelebihan peran merupakan suatu masa
dimana seorang auditor harus menyelesaikan pekerjaan yang banyak dalam batasan
waktu tertentu. Ini disebabkan karena tidak ada rencana penambahan tenaga kerja. Hal
ini sering terjadi saat akhir tahun, mau tidak mau auditor yang ada harus menangani
sejumlah pekerjaan yang ada. Ini dapat memicu menurunnya kinerja auditor dan
menimbulkan tekanan (stress) terhadap auditor tersebut. Menurut Rahmawati Hanny
(2008) dalam (Yustiarti et al., 2016) stress yang diakibatkan oleh sedikitnya waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak dapat mempengaruhi kinerja auditor.
Teori Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Ulum dan Purnamasari (2015) dalam (Rofingatun, 2018) seorang pimpinan
dengan gaya kepemimpinannya akan mempengaruhi kinerja bawahannya. Untuk
memperoleh kinerja yang bagus dibutuhkan adanya arahan pimpinan terhadap
bawahannya. Begitu pula pada sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP), gaya
kepemimpinan sangat dibutuhkan karena akan memberikan perbedaan yang terlihat
formal ataupun informal. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan dibutuhkan dalam sebuah
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dapat menentukan tingkat kepuasan atas kinerja

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1187


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

auditor dan kunci untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian Aprilya dan Wati (2010)
dalam (Rofingatun, 2018) menunjukkan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja auditor dimana perbedaan cara pimpinan dalam memimpin bawahannya sangat
mempengaruhi kinerja bawahannya apabila dipimpin dengan baik maka rasa nyaman
dalam melakukan pekerjaan akan meningkatkan kinerja mereka.
METODE PENELITIAN
Peneliti menerapkan jenis penelitian deskriptif yang berguna untuk mencari tahu
nilai dari setiap variabel independen tanpa menciptakan perbandingan dengan variabel
lainnya dan pendekatan kuantitatif sebagai metode. Menurut (Tersiana, 2018),
penelitian dengan menggunakan prosedur statistik atau secara perhitungan dan akan
menghasilkan penemuan baru disebut metode kuantitatif. Sifat penelitian yang
diterapkan yaitu penelitian kausal. Subjek penelitian atau populasi berupa seluruh KAP
di kota Medan dengan teknik purposive sampling dan syarat sampel: 1) Tercatat di buku
Directory 2020, 2) Bersedia menjadi sampel penelitian, dan 3) Memiliki minimal 5
auditor. Kuesioner pengumpulan data berupa pernyataan dalam bentuk tertulis yang
disebar kepada responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Data primer
sebagai jenis data. Metode analisis statistik digunakan untuk menganalisis diterima atau
ditolaknya hipotesis suatu penelitian: regresi linear berganda, heteroskedastisitas, uji
multikolinearitas, koefisien determinasi hipotesis (R2), uji f dan uji t. Untuk mengolah
data digunakan bantuan program data yang bernama Statistical Productand Service
Solution (SPSS 20).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 9 dari 23 KAP di Medan tercatat di buku Directory 2020 dijadikan
sampel oleh peneliti.
1.KAP Aswin Wijaya, CPA
2.KAP Drs. Syamsul Bahri, MM, Ak & Rekan
3.KAP Katio & Rekan (Pusat)
4.KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono (Cabang)
5.KAP Drs. Selamat Sinuraya & Rekan (Pusat)
6.KAP Dorkas Rosmiaty & Asen Sutanto
7.KAP Drs. Tarmizi Taher
8.KAP Fachruddin & Mahyuddin

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1188


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

9.KAP Arthawan Edward (Cabang)


Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Menurut Ghozali (2012) dalam (Sugiharta & Suharli, 2014) uji validitas suatu
penelitian bertujuan untuk menilai apakah kuesioner tersebut valid atau tidak. Hasil
perhitungan SPSS untuk uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan r-hitung dari
setiap variabel melebihi nilai r-tabel yaitu 0,361 maka dari itu semua variabel
dinyatakan logis/valid.
Uji reliabilitas berfungsi dalam menaksir konsistensi hasil kuesioner secara
berulang apakah bisa dipercaya atau diandalkan Sugiyono (2011) dalam (Wartono,
2017). Suatu kuesioner bisa dinyatakan reliabilitas apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6.
Pada Tabel 1 akan terlihat semua variabel hasil uji realibilitas > 0,6.
Uji Normalitas
Dalam melakukan pendistribusian data sebaran, dilakukan uji normalitas untuk
memerhatikan data sebaran tersebar secara normal atau tidak.
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa histogram terbagi dua bagian kiri dan
kanan sama rata sehingga pendistribusian data disimpulkan normal.
Pada gambar 2 ditunjukkan bahwa titik-titik(data) terlihat tersebar di area garis
lurus serta mengikuti garis tersebut oleh karena itu data dikatakan berdistribusi normal.
Dapat dilihat analisis statistik melalui uji statistik Non-Parametrik Kolmogrov-
Smirnov (K-S) serta nilai Asymp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya apabila
menunjukkan hasil di atas nilai 0,05, maka data bisa dikatakan sudah mencapai asumsi
normalitas dan sebaliknya.
Pada tabel 2 dapat dilihat analisis statistik dari uji statistik Kolmogorov-Smirnov
(K-S) dengan Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,973 yaitu melebihi 0,05 sehingga data ini
dapat dikatakan normal berdistribusi.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif akan menunjukkan gambaran umum terkait data tersebut
untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel, yaitu minimum, maximum, standar
deviasi dan nilai rata-rata (mean).
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui gambaran data Kecerdasan Intelektual, Etika
Profesi, Kelebihan Peran, Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Auditor menunjukkan hasil
nilai mean lebih tinggi dari standar deviasi, yang artinya hasil cukup baik karena standar

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1189


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

deviasi merupakan gambaran tingkat penyimpangan sehingga sebaran data


memperlihatkan hasil normal serta tidak ada simpangan.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas untuk memastikan kolerasi antar variabel independen
dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) serta nilai Tolerance, syaratnya jika
nilai VIF di atas 10 atau nilai Tolerance dibawah 0,10 diduga adanya multikolinearitas
dan sebaliknya.
Pada tabel 4 menunjukkan hasil dari nilai Tolerance variabel Kecerdasan
Intelektual yaitu 0,974, variabel Etika Profesi yaitu 0,993, variabel Kelebihan Peran
yaitu 0,985, dan variabel Gaya Kepemimpinan yaitu 0,968. Nilai VIF variabel
Kecerdasan Intelektual sebesar 1,027, variabel Etika Profesi sebesar 1,007, variabel
Kelebihan Peran sebesar 1,015 dan variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 1,033. Oleh
sebab nilai Tolerance melebihi 0,10 dan VIF tidak sampai 10 dinyatakan gejala
multikolinearitas tidak ada.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dipakai dalam mengamati adakah terdapat kesamaan
varietas residual di dalam sebuah regresi. Apabila variasi pengamatan tidak berubah
maka dapat dikatakan homoskedastisitas, namun apabila tidak tetap maka dikatakan
heteroskedastisitas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas dikatakan data yang baik.
Pada gambar 3 diketahui bahwa nilai di atas dan dibawah angka 0 dalam poros
Regression Studentized Residual (y) terdapat penyebaran yang tak beraturan, maka dari
gambar tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas
sehingga data regresi bisa dipakai.
Pada pengujian Glejser apabila variabel independen signifikan dibawah 5% atau
0,05 secara statistik dapat dikatakan adanya heteroskedastisitas dan sebaliknya apabila
variabel independen signifikan di atas 5% atau 0,05 maka tidak adanya
heteroskedastisitas.
Tabel 5 menyatakan bahwa tingkat signifikansi uji glejser pada variabel
Kecerdasan Intelektual adalah 0,099 > 0,05 ,pada variabel Etika Profesi adalah 0,503 >
0,05 ,pada variabel Kelebihan Peran adalah 0,919 > 0,05 dan pada variabel Gaya
Kepemimpinan adalah 0,265 > 0,05. Maka dari itu pada variabel Kecerdasan Intelektual,

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1190


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Etika Profesi, Kelebihan Peran dan Gaya Kepemimpinan disimpulkan tidak ada terjadi
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Dilihat dari tabel 6, dapat dituliskan persamaan regresi linear berganda seperti
dibawah ini:
Kinerja Auditor = 2,490 + 0,168 Kecerdasan Intelektual + 0,153 Etika Profesi +
0,157 Kelebihan Peran + 0,214 Gaya Kepemimpinan
Pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa Kecerdasan Intelektual, Etika Profesi,
Kelebihan Peran, dan Gaya Kepemimpinan memengaruhi Kinerja Auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Medan. Berikut penjelasan dari persamaan tersebut:
1. Jika nilai Kecerdasan Intelektual, Etika Profesi, Kelebihan Peran, dan Gaya
Kepemimpinan adalah nol, otomatis besaran Kinerja Auditor adalah 2,490.
2. Variabel Kecerdasan Intelektual memengaruhi secara positif Kinerja Auditor dimana
setiap kenaikan variabel Kecerdasan Intelektual akan mengakibatkan kenaikan 0,168
pada Kinerja Auditor.
3. Variabel Etika Profesi memengaruhi secara positif Kinerja Auditor dimana setiap
kenaikan variabel Etika Profesi akan mengakibatkan kenaikan 0,153 pada Kinerja
Auditor.
4. Variabel Kelebihan Peran memengaruhi secara positif Kinerja Auditor dimana setiap
kenaikan variabel Kelebihan Peran akan mengakibatkan kenaikan 0,157 pada Kinerja
Auditor.
5. Variabel Gaya Kepemimpinan memengaruhi secara positif Kinerja Auditor dimana
setiap kenaikan variabel gaya Kepemimpinan akan mengakibatkan kenaikan 0,214
pada Kinerja Auditor.
Koefisien Determinasi Hipotesis (R2)
Koefisien determinasi hipotesis (R2) dipakai saat melihat kemampuan terjauh
variabel independen disaat menafsirkan variabel dependen.
Dapat dilihat tabel 7 menyatakan nilai koefisien determinasi hipotesisnya 0,269.
Artinya 26,9% variabel Kinerja Auditor (Y) mampu dijelaskan variasi Kecerdasan
Intelektual (X1), Etika Profesi (X2), Kelebihan Peran (X3), dan Gaya Kepemimpinan
(X4). Sebesar 73,1% adalah variabel lain seperti: kecerdasan emosional, kecerdasan

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1191


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

spiritual, independensi, kepuasan kerja, konflik peran yang mana tidak dipakai di
penelitian ini.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)


Dalam melihat tahap signifikansi dari variabel independen terhadap variabel
dependen dilaksanakan uji simultan (Uji F).
Pada tabel 8 diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 5,415 dimana Fhitung > Ftabel
(5,415 > 2,584) pada α 0,05. Artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga bisa
dikatakan Kecerdasan Intelektual, Etika Profesi, Kelebihan Peran, dan Gaya
Kepemimpinan secara simultan memengaruhi Kinerja Auditor pada KAP di Kota Medan.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
Dipakai menjelaskan pengaruh signifikansi dari satu variabel independen di
dalam menafsirkan variabel dependen dilakukan uji parsial (Uji T).
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa:
1. Nilai thitung variabel Kecerdasan Intelektual (X1) sebesar 2,321, dimana nilai thitung >
ttabel (2,321 > 2,015) pada α 0,05. Artinya H1 diterima maka dapat dikatakan
Kecerdasan Intelektual (X1) secara parsial mempengaruhi Kinerja Auditor (Y).
2. Nilai thitung variabel Etika Profesi (X2) adalah sebesar 2,253, dimana nilai thitung > ttabel
(2,253 > 2,015) pada α 0,05. Artinya H2 diterima maka dapat dikatakan Etika Profesi
(X2) secara parsial mempengaruhi Kinerja Auditor (Y).
3. Nilai thitung variabel Kelebihan Peran (X3) adalah sebesar 1,973, dimana nilai thitung <
ttabel (1,973 < 2,015) pada α 0,05. Artinya H3 ditolak maka dapat dikatakan Kelebihan
Peran secara parsial tidak memengaruhi atas Kinerja Auditor (Y).
4. Nilai thitung variabel Gaya Kepemimpinan (X4) adalah sebesar 2,515, dimana nilai
thitung > ttabel (2,515 > 2,015) pada α 0,05. Artinya H4 diterima maka dapat dikatakan
Gaya Kepemimpinan secara parsial mempengaruhi Kinerja Auditor (Y).
Pembahasan
Pengaruh Kecerdasan Intelektual Terhadap Kinerja Auditor
Hasil akhir penelitian sependapat atas penelitian Choiriah (2013) dalam (Setiawan
& Latrini, 2016) menunjukkan dimana semakin bagus kecerdasan intelektual seorang
auditor maka semakin bagus pula kinerjanya.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1192


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Peneliti berkesimpulan bahwa Kecerdasan Intelektual memengaruhi secara positif


Kinerja Auditor. Auditor dengan kercerdasan intelektual yang baik dapat memahami
masalah, merancangkan, menyelesaikan serta dapat berpikir teoritis. Hal ini akan
meningkatkan kinerjanya.
Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor
Hasil akhir penelitian sependapat atas penelitian Floretta, Gabritha dalam (Nugraha
& Ramantha, 2015), yang mengatakan apabila semakin bagus etika yang dipunya seorang
auditor kinerjanya pun akan semakin bagus.
Peneliti berkesimpulan Etika Profesi memengaruhi secara positif Kinerja
Auditor. Etika profesi berperan penting bagi auditor supaya dapat memberikan
pelayanan yang terbaik dalam melaksanakan kewajibannya sehingga akan
meningkatkan kinerjanya.
Pengaruh Kelebihan Peran Terhadap Kinerja Auditor
Hasil akhir penelitian ini sependapat atas penelitian (Gunawan & Ramdan, 2012)
dimana kelebihan peran dianggap hal yang wajar dalam kalangan auditor terlebih pada
saat peak season, sehingga tidak bisa dijadikan beban yang dapat mempengaruhi kinerja
para auditor.
Peneliti berkesimpulan bahwa Kelebihan Peran tidak mempunyai pengaruh
terhadap Kinerja Auditor,dimana banyaknya pekerjaan pada periode tertentu tidak
menjadikan kinerja para auditor menurun.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor
Hasil akhir penelitian sependapat atas penelitian Arifah (2012) dalam (Suhartanti
et al., 2016) pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang bagus akan membantu
memaksimalkan kinerja para auditor di dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut.
Peneliti berkesimpulan bahwa Gaya Kepemimpinan memengaruhi secara positif
Kinerja Auditor , dimana auditor akan dipengaruhi gaya pimpinan dalam membimbing
mereka untuk dapat melakukan tugasnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai
KESIMPULAN
1.Kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient) secara parsial mempengaruhi dengan
positif dan signifikan Kinerja Auditor (Auditor Performance) pada KAP di Kota
Medan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1193


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

2.Etika Profesi (Professional Ethics) secara parsial mempengaruhi dengan positif dan
signifikan Kinerja Auditor (Auditor Performance) pada KAP di Kota Medan.
3.Kelebihan Peran (Role overload) secara parsial tidak mempengaruhi Kinerja Auditor
(Auditor Performance) pada KAP di Kota Medan.
4.Gaya Kepemimpinan (Leadership Style) secara parsial mempengaruhi dengan positif
dan signifikan Kinerja Auditor (Auditor Performance) pada KAP di Kota Medan.
5.Kecerdasan Intektual (Intelligence Quotient), Etika Profesi (Professional Ethics),
Kelebihan Peran (Role overload), dan Gaya Kepemimpinan (Leadership Style) secara
simultan mempengaruhi Kinerja Auditor (Auditor Performance) pada KAP di Kota
Medan
Saran
Peneliti memberikan saran berpedoman pada kesimpulan yang telah dibuat
sebelumnya dimana bagi peneliti dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
memperluas serta menambah wawasan dapat mengganti variabel seperti Kecerdasan
Spiritual, Konflik Peran, Budaya Organisasi dan Struktur Audit . Untuk peneliti
berikutnya dapat menambahkan sampel penelitian serta variabel-variabel yang juga
memiliki pengaruh pada Kinerja Auditor yang tidak diuji di dalam penelitian ini. Dan
selanjutnya bagi KAP diharapkan melalui penelitian ini kinerja auditor dapat
ditingkatkan melalui kecerdasan intelektual, gaya kepemimpinan, kelebihan peran dan
etika profesi agar menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I. G. P., & Tenaya, A. I. (2017). Pengaruh Etika Profesi, Efikasi Diri, Kecerdasan
Spiritual, Kecerdasan Intelektual, Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(1), 654–682.
Gunawan, H., & Ramdan, Z. (2012). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran,
Kelebihan Peran, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Di Kantor
Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta. Binus Business Review, 3(2), 825.
Hasibuan, Barlet. (2019). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Intelektual dan Etika
Profesi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Timur.
Jurnal Akuntansi, 1 (1), 59-67.
Husin, & Umbara, B. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor (Studi
Pada Inspektorat Kota Kendari). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis, UHO.
Illanisa, N., Zulkarnaen, W., & Suwana, A. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Sekolah Dasar Islam Binar Indonesia Bandung. Jurnal Semar:
Sain Ekonomi Manajemen & Akuntansi Riviu, 1(3), 16-25.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1194


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Nugraha, I. B. S. A., & Ramantha, I. W. (2015). Pengaruh Profesionalisme, Etika


Profesi, dan Pelatihan Auditor terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan
Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(3), 916–943.
Nurdira, G. F., Purnamasari, P., & Utomo, H. (2015). Pengaruh Etika Profesi,
Komitmen Organisasi, dan Indenpendensi terhadap Kinerja Auditor. Akuntansi
(S-1). Gelombang 1 Tahun Akademik 2014-2015.
Putra, K. A. S., & Latrini, M. Y. (2016). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Spiritual, Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(2).
Rastina, Hasiah, & Arsyad, M. (2020). Pengaruh Konflik Peran , Ketidakjelasan Peran ,
dan Kelebihan Peran terhadap Kinerja Auditor Internal. Prosiding 4th Seminar
Nasional Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat 2020.
Rofingatun, D. S. (2018). Pengaruh Independensi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah, 13(2), 90–104.
Sari, N. P. E. R., & Suryanawa, I. K. (2016). Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Dan
Kelebihan Peran Terhadap Kinerja Auditor Dengan Tekanan Waktu Sebagai
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(2), 1392–1421.
Setiawan, Y. G., & Latrini, M. Y. (2016). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual, Kecerdasan Intelektual dan Independensi pada Kinerja Auditor. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 16(2).
Sugiharta, S. P., & Suharli, M. (2014). Pengaruh Gaya Kepemipinan Transaksional,
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP). Ultima Accounting, 6(1), 43–57.
Suhartanti, T., Purnamasari, P., & Gunawan, H. (2016). Pengaruh Struktur Audit,
Konflik Peran Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Prosiding
Akuntansi, 2(2).
Tersiana, A. (2018). Metode Penelitian. Start Up.
Wartono, T. (2017). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Majalah Mother and Baby). Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen
Universitas Pamulang, 4(2).
Yustiarti, F., Hasan, Am., & Hardi. (2016). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan
Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kinerja Auditor dengan Kecerdasan
Emosional sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi (Media Riset Akuntansi Dan
Keuangan), 5(1), 12–28.

GAMBAR DAN TABEL

Tabel 1 Uji Reliabilitas


No Variabel Nilai Reliabilitas Keterangan
1. Kecerdasan Intelektual (X1) 0,710 Reliabel
2. Etika Profesi (X2) 0,901 Reliabel
3. Kelebihan Peran (X3) 0,760 Reliabel
4. Gaya Kepemimpinan (X4) 0,902 Reliabel
5. Kinerja Auditor (Y) 0,710 Reliabel
Sumber : data SPSS, 2020

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1195


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Gambar 1. Grafik Histogram

Gambar 2. Grafik P-Plot

Tabel 2 Uji Statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1196


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tabel 3 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas

Gambar 3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Tabel 5 Hasil Uji Glejser

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1197


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tabel 6 Hasil Uji Persamaan Regresi Linear Berganda

Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis (R2 )

Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Tabel 9 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1198

Anda mungkin juga menyukai