SKRIPSI
Oleh :
174020107
This study aims to provide an overview of the work objectives and Self
Efficacy at the Public Accounting Firm in the Bandung City Region. And knowing
the effect of work and Self Efficacy on Auditor Performance.
The operationalization used in this study is the independent variable,
namely work and Self Efficacy, while the variable is Auditor Performance. The
research method used is descriptive and verification methods. The population used
in this study were 10 Public Accounting Firms in the Bandung City Region. The
sample selection method of this study used a random sampling technique. Data
analysis used validity test, reliability test, multiple regression test, hypothesis test,
and coefficient of determination.
The results show that work has a positive effect on Auditor Performance
with a contribution of 54.4%, the results of Self Efficacy research on Auditor
Performance with a contribution of 29.2%.
maju suatu negara, semakin besar peran sektor jasanya. Saat ini sektor jasa masih
terbesar. banyak sekali berbagai jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen
masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat
oleh kliennya. Selain jasa audit, akuntan publik juga dapat memberikan jasa
konsultasi pajak, konsultasi manajemen serta jasa non atestasi lainnya. Profesi
akuntan publik merupakan profesi kepercayaan publik. Dari profesi akuntan publik
ini masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
Kepercayaan yang besar dari para pengguna laporan keuangan ini yang akhirnya
(Alan, 2017).
keahlian dalam ilmu audit. Keahlian yang harus dimiliki tidak hanya ilmu
dibidangnya namun juga harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi serta
1
2
tanggungjawab yang besar terhadap perusahaan atau klien yang diauditnya. Tugas
dari akuntan publik yaitu memeriksa dan mengeluarkan opini atas hasil
Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
(PSA) yang berbunyi “audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor” (Agoes,
2016:32).
auditor independen atau akuntan publik. Auditor independen bekerja pada kantor
memberikan opini atas laporan keuangan yang diaudit. Maka sudah seharusnya
seorang auditor mampu memberikan kinerja secara profesional dan juga tentunya
eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Kinerja KAP yang berkualitas
menjalankan profesinya. Kepuasan Kerja tersebut dapat dilihat dari sisi Pekerjaan
itu sendiri, Gaji, Kesempatan promosi, Pengawasan, Rekan Kerja, Kondisi Kerja dan
rasa percaya diri (Self Efficacy) yang digambarkan melalui Tingkat (Level),
berikut:
pemeriksaan yang dikerjakan dengan kontrak waktu tertentu oleh auditor. Auditor
independen mesti menyadari bahwa bekerja profesional, sesuai standar audit dan
mematuhi kode etik akuntan publik sangatlah penting. Jika tidak maka akan terjadi
Kinerja auditor yang dihasilkan saat ini menjadi sorotan masyarakat yang
menginginkan pemerintahan yang bersih yang bebas dari unsur korupsi, kolusi dan
fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan auditor yang baik dan berkualitas.
organisasi tempat mereka berkerja. Seorang auditor yang profesional dapat dilihat
pemegang saham, karyawan, debitur, dan bagi masyarakat serta pihak- pihak lain
melakukan audit. Auditor yang tidak memiliki kompetensi yang baik akan
mendapatkan kinerja yang maksimal maka auditor harus memiliki jiwa yang jujur
Independensi berarti tidak adanya interpensi dari pihak manapun terhadap auditor.
perusahaan yang listing di bursa efek sangat dibutuhkan para stakeholders. Selain
memiliki kompetensi dan sifat independen yang baik auditor juga harus bekerja
auditor yang melaksanakan tugas audit harus berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
Peran auditor menjadi sorotan banyak pihak hal ini dikarenakan banyaknya
Melinda Putri)
berkaitan dengan kinerja auditor, Tbk tahun buku 2018 yang menyangkut atas
pelanggaran dari kinerja auditor publik Kasner Sirumapea. PPPK, sebagai lembaga
Standar Audit (SA) 315 terkait Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan
keuangan sebagai dasar perlakuan, sehingga auditnya tak sesuai dengan SA 500 dan
SA 560. Kesalahan audit itu muncul terkait piutang Rp2,9 triliun atas kerja sama
pemasangan wifi dengan PT. Mahata Aero Teknologi yang dicatat sebagai
auditor dari tahun 2007 sampai 2010 terdapat tingkat perpindahan auditor yang
cukup tinggi yaitu mencapai 45,83 persen pada tahun 2009. Berdasarkan Tabel 1.1
dapat dilihat adanya peningkatan jumlah auditor yang melakukan perpindahan dari
tahun 2007 ke tahun 2009 sebesar 37,53 persen. Namun tingkat perpindahan auditor
ini mengalami penurunan pada tahun 2010, yaitu sebesar 20,83 persen. Meskipun
demikian, tingkat perpindahan auditor cukup tinggi pada tahun 2010 yang mencapai
25 persen dari keseluruhan jumlah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di
Semarang
Tabel 1. 1
Daftar Tingkat Perpindahan Auditor di Kantor Akuntan Publik Semarang
Jumlah
Jumlah Auditor
TAHUN Auditor pindah Persentase
2007 22 2 8,3%
2008 26 11 42,3%
2009 24 11 45,83%
2010 24 6 25%
Sumber data yang diolah permatasari (2012)
“sekolah lulusan sarjana akuntansi yang baru lulus dan setelah mereka memperoleh
ijazah (sertifikat pengalaman kerja, mereka cenderung mencari pekerjaan lain dan
memeriksa laporan keuanganya yang sering berbeda orang sehingga tidak ada
disebabkan oleh tingginya persaingan tenaga kerja, stres kerja, dan fee audit yang
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral
kerja, kedisplinan dan prestasi kerja. Perasaan puas terhadap pekerjaannya bisa
timbul dari dalam pekerjaan, luar pekerjaan maupun kombinasi dalam dan luar
akan selalu memberikan kinerja yang baik pada pekerjaannya. Menurut (Fathoni,
2006) karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaannya
karyawan dengan kepuasan kerja yang rendah, kurang bahagia, dan tidak
keinginan untuk pindah. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual. Bila seorang karyawan telah merasakan kepuasan kerja, ia akan merasa
8
nyaman dalam bekerja serta tidak berusaha mencari alternatif pekerjaan lainnya
peserta Pemilu tahun 2009 diaudit oleh auditor independent. Auditor melaksanakan
audit berdasarkan produser yang telah disepakati dengan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai klien KAP. Waktu dan tugas yang diberikan bagi auditor untuk
mengaudit laporan dana kampanye sangat pendek, yaitu 30 hari, sementara itu
setiap partai memiliki banyak Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tersebar di
daerah-daerah terpencil sehingga laporan yang harus diaudit sangat banyak. Hal ini
menyenangkan menurut sisi dan pandangan karyawan itu sendiri. Rasa senang akan
datang ketika seseorang merasa puas dengan pekerjaan yang dijalaninya, terlepas
dari rasa tertekan, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk selalu
Kepuasan kerja juga harus dimiliki oleh seorang akuntan publik. Kepuasan
kerja yang dimiliki oleh seorang auditor akan memengaruhi sikap dan perilakunya
dalam bekerja dan bedampak pada kualitas audit yang dihasilkannya. Kepuasan
berupa gaji maupun fasilitas yang memadai. Hal tersebut dapat menjadi
stimulus bagi auditor untuk selalu bekerja dengan baik terlepas dari kondisi
2015:121).
berhubungan denngan dorongan atau motivasi yang dimiliki karyawan untuk lebih
percaya diri dan memiliki keyakinan terhadap kemampuan sendiri. Self efficacy
dalam mengerjakan tugas yang diberikan agar perusaan berjalan secara optimal dan
kinerja karyawan akan meningkatkan. Oleh karena hal tersebut, maka self efficacy
sangat diperlukan untuk dapat membuat karyawan mampu bekerja dengan ,baik dan
menurut Bandura (Ghufron dan Rini, 2010 dalam Atieka 2016, hlm, 16)
menjelaskan bahwa efikasi diri (sel-efficacy) adalah hasil proses kognitif berupa
jawab seolah-olah adalah profesi akuntan. Hal ini disebabkan karena peran
Akuntan public bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung
hal ini mampu menjadi alasan mempertahankan kinerja auditor yang indepen agar
Kinerja Auditor:
Kinerja Auditor:
1. Faktor yang pertama adalah Self Efficacy yang diteliti Kadek Ricky Ardie
Futriwati (2021)
2. Faktor yang kedua adalah Time Budget Pressure yang diteliti Nyoman Gede
Arya Diatmika, Putu Ayu Pande Riani Savitri (2020), Ni Putu Devy
4. Faktor yang keempat adalah Konflik Peran yang diteliti Ni Putu Devy
5. Faktor yang kelima adalah Good Government yang diteliti Ni Putu Devy
8. Faktor yang kedelapan adalah Indepensi Auditor yang diteliti Eska Prima
Budiwitjaksono (2021)
9. Faktor yang kesembilan adalah Etika Profesional yang diteliti Eska Prima
10. Faktor yang kesepuluh adalah Gaya Kepemimpinan yang diteliti Eska Prima
11. Faktor yang kesebelas adalah Komitmen Profesional yang diteliti Triana
12. Faktor keduabelas adalah Kepuasan Kerna yang diteliti Kadek Ricky Ardie
13. Faktor yang ketigabelas adalah Beban Kerja yang diteliti Kadek Ricky
Tabel 1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor berdasarkan Penelitian
Sebelumnya
Perilaku Disfungsional
Komitmen Profesional
Independensi Auditor
Time budget pressure
Gaya Kepemimpinan
Teknologi Informasi
Good Governance
Etika profesional
Kepuasan Kerja
profesionalisme
Konflik Peran
Self Efficacy
Beban Kerja
Tahun
No Peneliti
Tabel 1. 2
Penelitian Terdahulu
NO Penelitian Judul Penelitian Perbedaan Hasil
(Tahun) Penelitian
1 Kadek Ricky Pengaruh beban Penelitian yang Kepuasan
Aridie Suprata kerja, kepuasan dilakukan kerja dan sefl
dan Putu Ery kerja, self efficacy hanya efficacy
Setiawan (2017) dan time budget menggunakan berpengaruh
pressure pada dua variabel positif pada
kinerja auditor yaitu kepuasan kinerja auditor
pada KAP Bali kerja, self
efficacy
dilakukan oleh Kadek Ricky Ardie Suprapta dan Putu Ery Setiawan (2017) yang
berjudul Penguruh Beban Kerja, Kepuasan Kerja, Self Efficacy dan Time Budget
meneliti tentang variable Beban Kerja dan Time Budget Pressure sedangkan penulis
tidak meneliti varibel tersebut, dan perbedaan yang lainnya mengambil sampel 52
responden perbedaan tempat yang diteliti dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
ada di Kota Bandung, waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tahun 2021,
lainya
Alasan meneliti variabel Kepuasan Kerja dan Self Efficacy karena masih
jarang yang meneliti varibel tersebut, sedangkan penelitian dengan variabel Beban
Kerja dan Time Budget Pressure sudah banyak dilakukan dan secara umum
hasilnya konsisten.
1. Kinerja auditor dinilai masih belum baik antara lain, masih terdapat
Kota Bandung
Bandung
sebagai berikut :
Kota Bandung
1. Bagi Penulis
3. Bagi Pendidikan
2. Bagi Perusahaan
Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan objek yang akan
diteliti, maka penulis melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik di wilayah
kota Bandung. Waktu penelitian yang dilakukan yaitu pada bulan Maret 2021
dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
atau derajat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan.
”Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.
19
20
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha
perusahaan atau organisasi tersebut.”
bahwa :
kategori yakni :
jenis, yaitu:
Luthan (2006) menyatakan bahwa ada enam dimensi dalam kepuasan kerja,
yaitu:
e. Rekan kerja
Yaitu sejauh mana hubungan sesama karyawan.
f. Kondisi kerja
yaitu yang menyangkut dengan suasana kerja yaitu peralatan kerja,
ventilasi, tataruang dan sebagainya
Menurut Robbin (1996, dalam Badriyah 2013:229) ada lima aspek didalam
jenis yaitu:
kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan ini akan merasa
puas apabila hasil kerja dan balas jasa dirasanya adil dan layak.
(overload) dan resiko yang dihadapi auditor dalam melakukan audit, menjadikan
seorang sukar untuk dapat mencapai tingkat kepuasan kerja. Seorang auditor yang
mempunyai tingkat kepuasan kerja tinggi akan menunjukan kinerjanya dengan baik
signifikan. Auditor yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi, maka akan mampu
tampil lebih baik, sedangkan jika tingkat kepuasan kerja auditor rendah akan
Setiawan, 2017):
1. Tingkat (Level)
Tingkat Self-efficacy individu dalam mengerjakan suatu tugas
berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self-
efficacy yang tinggi pada tugas yang mudah dan sederhana, atau
juga pada tugas-tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi
yang tinggi.
2. Kekuatan (Strength)
Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan
atau kemantapan individu terhadap keyakinannya. Self-efficacy
menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang keras, bahkan ketika
menemui hambatan sekalipun.
3. Generalisasi (Generality)
Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan Individu dapat
menyatakan dirinya memiliki self-efficacy pada aktivitas yang luas.
Individu dengan self-efficacy yang tinggi akan mampu menguasai
beberapa bidang sekaligus untuk menyelesaikan suatu tugas, dapat
mengontrol rasa malas saat mengerjakan tugas yang diberikan.
Efikasi diri yang telah terbentuk akan mempengaruhi dan memberi fungsi
a. Fungsi Kognitif
Bandura menyebutkan bahwa pengaruh dari efikasi diri pada proses
kognitif seseorang sangat bervariasi. Pertama, efikasi diri yang kuat
akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin kuat efikasi diri
semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya
sendiri dan yang memperkuat adalah komitmen individu terhadap
tujuan tersebut. Individu dengan efikasi diri yang kuat akan
mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan
berkomitmen pada dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua
.individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi
bagaimana individu tersebut menyiapkan langkah-langkah
antisipasi bila usahanya yang pertama gagal dilakukan.
b. Fungsi motivasi
Efikasi diri memiliki peran penting dalam pengaturan motivasi diri.
Sebagian besar motivasi manusia dibangkitkan secara kognitif.
Individu memotivasi dirinya sendiri dan menuntun tindakan-
tindakannya dengan menggunakan pemikiran-pemikiran tentang
masa depan sehingga individu tersebutakan membentuk
kepercayaan mengenai apa yang dapat dirinya lakukan. Individu
juga akan mengantisipasi hasil-hasil dari tindakan yang prospektif,
mencipatakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian
dari tindakan-tindakan untuk merealisasikan masa depan yang
berharga. Efikasi diri mendukung motivasi dalam berbagai cara dan
menetukan tujuan-tujuan yang diciptakan inividu bagi dirinya
sendiri dengan seberapa besar ketahanan individu terhadap
kegagalan. Ketika menghadapi kesulitan dan kegagalan, individu
yang mempunyai keraguan diri terhadap kemampuan dirinya akan
lebih cepat dalam mengurangi usaha-usaha yang dilakukan atau
menyerah. Individu yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan dirinya akan melakukan usaha yang lebih besar letika
individu tersebut gagal dalam menghadapi tantangan. Kegigihan
yang kuat mendukung untuk mencapai suatu performasi yang
optimal. Efikasi diri akan berpengaruh terhadap aktifitas yang
dipilih, keras atau tidaknya dan tekun atau tidaknya individu dalam
usaha mengatasi masalah yanng sedang dihadapi.
c. Fungsi Efikasi
Efikasi diri akan mempunyai kemampuan coping individu dalam
mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada
situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat
motivasi individu tersebut. Efikasi diri memegang peranan penting
dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol stres yang terjadi.
29
Perubahan tingkah laku didasari oleh adanya perubahan self efficacy. Oleh
karena itu self efficacy dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan maupun diturunkan
tergantung pada sumbernya. Perubahan tingkah laku akan terjadi apabila sumber
self efficacy berubah. Berikut ini adalah sumber-sumber self efficacy (Maharani, N,
2017). :
30
Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa kepada auditan untuk
memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji (Mulyadi, 2013:1).
“Kinerja auditor adalah ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai hasil kerja
yang optimal, yang dapat diukur melalui dimensi faktor objektif, yaitu hasil
kerja dan disiplin kerja serta dimensi faktor subjektif yang meliputi inisiatif,
kerja sama dan loyalitas (Tinangon (2012) “.
“Suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesunguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu (Taufik Akbar
2015)”.
31
Menurut Iqbal M, Aris Ali, dan Sri Handayani (2020) penilaian kinerja
adalah sebagai berikut:
“Proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan
mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengomunikasikan informasi tersebut”.
Sedangkan menurut Hanif (2013) dalam Novi (2018), suatu pencapaian
kinerja auditor yang baik harus sesuai dengan standar yang berlaku dan kurun waktu
tertentu. Hal tersebut dapat diukur melamui yaitu:
1. Kualitas kerja
Kualitas menyelesaikan pekerjaan dengan seluruh kemampuan dan
keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki auditor
2. Kuantitas kerja
Suatu hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi
tanggung jawab pada pekerjaan auditor tersebut serta kemampuan untuk
memanfaatkan sarana dan prasarana yang menunjang pekerjaan.
3. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu adalah ketepatan waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pelaksanaan lapangan dan sampai pada tahap administrasi akhir. Indkator kualitas
sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
NO Penelitian Judul Penelitian Perbedaan Hasil
(Tahun) Penelitian
1 Kadek Ricky Pengaruh beban Penelitian yang Kepuasan
Aridie Suprata kerja, kepuasan dilakukan kerja dan sefl
dan Putu Ery kerja, self efficacy hanya efficacy
Setiawan (2017) dan time budget menggunakan berpengaruh
pressure pada dua variabel positif pada
kinerja auditor yaitu kepuasan kinerja auditor
pada KAP Bali kerja, self
efficacy
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan
bahwa Auditor merasakan kepuasan dalam bekerja maka pekerjaan yang dihasilkan
akan berjalan sesuai harapan kerja terpenuhi dan kinerja auditor baik, dengan
Gambar 2. 1
Skema Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Auditor
35
seseorang bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas pada sebuah tingkat tertentu,
adalah salah satu dari faktor yang memengaruhi aktivitas pribadi terhadap
pencapaian tugas. Penelitian yang dilakukan oleh Arsanti (2009) menyatakan bahwa
self efficacy berpengaruh terhadap kinerja auditor. Shue (2013) berargumen bahwa
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara self efficacy
dan kinerja auditor pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta. Auditor jika memiliki
Rasa percaya diri (Self efficacy) baik akan pencapaian tugas baik sehingga dapat
Gambar 2. 2
Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu
dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang
dan verifikatif, dimana dalam penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan
factual, dan akurat mengenai fakta-fakta hubungan antar variabel yang diteliti.
berikut:
37
38
berikut:
penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan diakhiri
responden lebih jelas serta dapat terstruktur. Adapun data yang telah dijabarkan
dalam tabel operasionalisasi variabel yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi
bentuk kuantitatif dengan pendekatan analisis statistik. Secara umum teknik dalam
pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah teknik Skala
Likert.
oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
Unit Penelitian ini adalah Auditor Eksternal yang ada di Kantor Akuntan
Publik Wilayah Kota Bandung terdiri dari Kantor Akuntan Publik yang telah
menguba masalah yang diteliti kedalam bentuk varibel, kemudian menentukan jenis
penelitian yang dilakukan penutlis yaitu ‘Pengaruh Kepuasan Kerja dan Self
41
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Kepuasan Kerja
(X1) dan Self Efficacy (X2) adapun penjelasan mengenai kedua variabel tersebut
adalah:
“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.”
(2016)):
“Kinerja auditor adalah ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai hasil kerja
yang optimal, yang dapat diukur melalui dimensi faktor objektif, yaitu hasil
kerja dan disiplin kerja serta dimensi faktor subjektif yang meliputi inisiatif,
kerja sama dan loyalitas”
indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terikat dengan penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Kepusan Kerja dan Self Efficacy
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel
VariabeIndependen (X1): Kepuasan Kerja
-Kepedulian Ordinal 7
terhadap kondisi
kerja
-Pengawasan Ordinal 9
yang diberikan
pemimpin
44
-Metode Ordinal 10
pengawasan yang
digunakan
pemimpin
-Kesediaan Ordinal 12
bekerjasama
dengan rekan
kerja
-Pemberian solusi Ordinal 13
dari rekan kerja
dalam mengatasi
perbedaan
pendapat dalam
tugas
Luthan (2006)
45
Tabel 3. 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X2): Self Efficacy
-Dapat Ordinal 7
menghadapi
setiap persoalan
dengan ulet
46
Tabel 3. 3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (Y) : Kinerja Auditor
KONSEP DIMENSI INDIKATOR SKALA NOMOR
VARIABEL ITEM
Kinerja auditor Kriteria
adalah ekspresi penilaian
potensi kerja kinerja
auditor berupa auditor:
perilaku kerja
seorang auditor
1. Kualiatas a. Kemampan Ordinal 1
dalam
melaksanakan kerja menyelesaikan
tugasnya untuk pekerjaan
mencapai hasil b. Pengetahuan Ordinal 2
kerja yang yang dimiliki
optimal, yang auditor
dapat diukur
melalui dimensi 2. Kuantitas a. Hasil pekerjaan Odinal 3
faktor objektif, kerja yang dapat
yaitu hasil kerja diselesaikan
dan disiplin kerja sesuai target
serta dimensi
faktor subjektif b. Kemampuan Ordinal 4
yang meliputi
untuk
inisiatif, kerja
sama dan loyalitas
memanfaatkan
sarana dan
Sumber: prasarana yang
(Tinangon (2012) menunjang
dalam Maturidi pekerjaan
(2016))
3. Ketepatan a. Kemampuan Ordinal 5
menyelesaikan
pekerjaan
dengan tepat
waktu
b. kemampuan Ordinal 6
menyelesaikan
pekerjaan audit
keseluruhan
Iqbal M, Aris dengan tepat
Ali, dan Sri waktu
Handayani
(2020)
48
sedang diteliti. Dalam penelitian ini sesuai dengan judul yang diambil maka model
Kepuasan Kerja
(X1)
Kinerja Auditor
(Y)
Self Efficacy
(X2)
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung yang terdaftar di OJK. Jumlah populasi
dari setiap KAP dapat dilihat dalam table 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Populasi Penelitian
Berdasarkan jumlah auditor sebanyak 155 responden dan jumlah Kantor Akuntan
sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah
berikut:
sebagai berikut:
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari populasi pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Wilayah Kota Bandung, dengan jumlah
sampel yang dianggap sudah mewakili dari populasi yang ada. Untuk menghitung
sampel. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus slovin, berikut
rumus slovin :
𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐
Keterangan :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
𝑁
maka: n = 1+𝑁𝑒 2
60
n = 1+60 ( 0,052)
n = 52
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung sampel dari populasi jumlah orang
Tabel 3. 5
Distribusi Sampel
yaitu:
2017:137). Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
Research).
a. Kuesioner (Angket)
2 Studi Internet
penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh.
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian data tersebut di analisis
dengan menggunakan teknik pengolahan data. Analisis data yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang tercantum
dalam identifikasi masalah. Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam
identifikasi masalah yaitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Metode analisis
data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan
mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data
yang memadai.
“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur
yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan
fungsinya. Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk
menentukan valid atau tidaknya suatu item. Jika ada item yang tidak memenuhi
syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Menurut Sugiyono
a. Jika nilai r ≥ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.
b. Jika nilai r ≤ 0,30 maka item-item pertanyaan dari kuesioner dianggap tidak
valid.
sebagai berikut:
56
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑𝑥)(∑𝑦)
rxy =
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑𝑥)2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 −(∑𝑦)2 ]
Keterangan:
n = Banyaknya sampel
tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan alat pengukur yang sama. Sugiyono (2015:121) reliabilitas
menyatakan bahwa:
“Instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
yang penulis kutip dari Ety Rochaety (2009:54) dengan rumus sebagai berikut:
𝑁 𝑆 2 (1−∑𝑆𝑖 2
𝑅=𝑎=𝑅= ( )
𝑁−1 𝑆2
Keterangan:
57
ordinal. Untuk memenuhi persyaratan data dan untuk keperluan analisis regresi
yang mengharuskan skala pengukuran data minimal skala interval, maka data yang
rumus:
Keterangan :
6. Mengubah Scale Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (=1) dan
berikut:
penelitian.
59
untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diselidiki. Alat yang
likert.
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
skala likert. Setelah adanya analisis data antara data di lapangan kemudian
diadakan perhitungan hasil kuesioner agar hasil analisis dapat teruji dan
Tabel 3. 6
Skor Skala Likert
jumlah responden.
penelitian ini penulis menggunakan uji statistic untuk variabel X dan variabel
rata (mean).
∑ 𝒙𝒊 ∑ 𝒚𝒊
𝑴𝒆 = 𝑴𝒆 =
𝒏 𝒏
Keterangan :
n = Jumlah responden
61
dibandingkan dengan kriteria yang peneliti tentukan berdasarkan nilai terendah dan
nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut peneliti
ambil banyaknya pernyataan dalam kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1)
dan skor tertinggi (5) dengan menggunakan skala likert. Teknik skala likert,
a. Kepuasan Kerja
Untuk variabel (X1) Kepuasan Kerja terdiri dari 15 pertanyaan. Nilai tertinggi
𝟕𝟓−𝟏𝟓
( )= 12
𝟓
Maka kriteria untuk nilai variabel Kepuasan Kerja (X1) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 7
Kriteria Kepuasan Kerja (X1)
Nilai Kriteria
15-27 Rendah
51-63 Tinggi
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
𝟏𝟎−𝟐
Interval = ( )= 1,6
𝟓
Maka kriteria untuk nilai dimensi pekerjaan itu sendiri adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 8
Kriteria pekerjaan itu sendiri
Nilai Kriteria
2-3,6 Rendah
3,6- 5,2
Kurang rendah
5,2-6,8
Cukup rendah
6,8-8,4
Tinggi
8,4-10
Sangat Tinggi
63
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
𝟏𝟎−𝟐
Interval = ( )= 1.6
𝟓
Tabel 3. 9
Kriteria gaji
Nilai Kriteria
2-3,6
Rendah
3,6- 5,2
Kurang rendah
5,2-6,8
Cukup rendah
6,8-8,4
Tinggi
8,4-10
Sangat Tinggi
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 3 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 3 = 3
64
Nilai tertinggi = 5 x 3 = 15
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
𝟏𝟓−𝟑
Interval = ( )= 2,4
𝟓
berikut:
Tabel 3. 10
kesempatan promosi
Nilai Kriteria
3-5,4
Rendah
5,4-7,8
Kurang rendah
7,8-10,2
Cukup rendah
10,2-12,6 Tinggi
12,6-15
Sangat Tinggi
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 3 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 3 = 3
Nilai tertinggi = 5 x 3 = 15
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
65
𝟏𝟓−𝟑
Interval = ( )= 2,4
𝟓
Tabel 3. 11
pengawasan
Nilai Kriteria
3-5,4
Rendah
5,4-7,8
Kurang rendah
7,8-10,2
Cukup rendah
10,2-12,6
Tinggi
12,6-15
Sangat Tinggi
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 4 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 4 = 4
Nilai tertinggi = 5 x 4 = 20
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
𝟐𝟎−𝟒
Interval = ( )= 3,2
𝟓
Maka kriteria untuk nilai dimensi rekan kerja adalah sebagai berikut:
66
Tabel 3. 12
rekan kerja
Nilai Kriteria
4-7,2 Rendah
13,6-16,8 Tinggi
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 1 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 1 = 1
Nilai tertinggi = 5 x 1 = 5
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
𝟓−𝟏
Interval = ( )= 0,8
𝟓
Maka kriteria untuk nilai dimensi kondisi kerja adalah sebagai berikut:
67
Tabel 3. 13
kondisi kerja
Nilai Kriteria
1-1,8 Rendah
3,4-4.2 Tinggi
b. Self Efficacy
Untuk variabel (X2) Self Efficacy terdiri dari 8 pertanyaan. Nilai tertinggi
𝟒𝟎−𝟖
( )= 6,4
𝟓
Maka kriteria untuk nilai variabel Self Efficacy (X2) adalah sebagai
berikut:
68
Tabel 3. 14
Kriteria Self Efficacy (X2)
Nilai Kriteria
27,7-33,6 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 3 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 3 = 3
Nilai tertinggi = 5 x 3 = 15
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 2,4
Maka kriteria untuk nilai dimensi Tingkat (Level) adalah sebagai berikut:
69
Tabel 3. 15
Tingkat (Level)
Nilai Kriteria
3-5,4 Tidak baik
10,2-12,6 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 1.6
berikut:
70
Tabel 3. 16
Kekuatan (Strengh)
Nilai Kriteria
2-3,6 Tidak baik
6,8-8,4 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 3 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 3 = 3
Nilai tertinggi = 5 x 3 = 15
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 2,4
berikut:
71
Tabel 3. 17
Generelasi (Generality )
Nilai Kriteria
3-5,4 Tidak baik
10,2-12,6 Baik
c. Kinerja Auditor
Untuk variabel (Y) Kinerja Auditor terdiri dari 6 pertanyaan. Nilai tertinggi
𝟑𝟎 −𝟖
( )= 4,4
𝟓
Maka kriteria untuk nilai variabel Kinerja Auditor (Y1) adalah sebagai
berikut:
72
Tabel 3. 18
Kriteria Kinerja Auditor (Y)
Nilai Kriteria
19,2-23,6 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 1.6
Maka kriteria untuk nilai dimensi Kualitas Kerja adalah sebagai berikut:
73
Tabel 3. 19
Kualitas Kerja
Nilai Kriteria
2-3,6 Tidak baik
6,8-8,4 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 1.6
Maka kriteria untuk nilai dimensi Kuantitas Kerja adalah sebagai berikut:
74
Tabel 3. 20
Kuantitas Kerja
Nilai Kriteria
2-3,6 Tidak baik
6,8-8,4 Baik
Untuk dimensi pekerjaan itu sendiri terdiri dari 2 pertanyaan. Nilai tertinggi
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 5 x 2 = 10
Dengan perhitungan kelas interval sebagai berikut:
Interval = ( )= 1.6
Tabel 3. 21
Ketepatan
Nilai Kriteria
2-3,6 Tidak baik
6,8-8,4 Baik
variabel yang dalam hal ini adalah korelasi Kepuasan Kerja, dan Self Efficacy
dua variabel yang dalam hal ini adalah kompetensi, motivasi, dan komitmen
H01: (β1 = 0): Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
signifikansinya. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar
diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Taraf signifikan yang dipilih dan ditetapkan dalam
penelitian ini adalah 5% (α = 0,05) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Angka
ini dipilih karena dapat mewakili hubungan variabel yang diteliti dan merupakan
suatu taraf signifikansi yang sering digunakan dalam penelitian di bidang ilmu
sosial.
independen terhadap variabel dependen diuji dengan uji-t satu, taraf kepercayaan
setiap hipotesis adalah dengan cara melihat signifikansi harga thitung setiap
variabel independen atau membandingkan nilai thitung dengan nilai yang ada pada
ttabel , maka Ha diterima dan sebaiknya thitung tidak signifikan dan berada
dibawah ttabel, maka Ha ditolak. Uji t atau parsial ini untuk melihat hubungan :
berikut :
𝒓 √𝒏 − 𝟐
𝒕 =
√𝟏 − 𝒓𝟐
Keterangan :
r = koefisien korelasi
78
n = jumlah sampel
Gambar 3. 1
Uji T (Sumber : Sugiyono, 2016 :185)
Distribusi t ini ditentukan oleh derajat kesalahan dk = n-2. Kriteria yang
a. Ho ditolak jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau - 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < -𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sig ,< α
b. Ho diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau - 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > -𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sig ,> α
menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Uji regresi linier sederhana
ini digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada variabel dependen,
Dengan menggunakan uji regresi linier sederhana maka akan mengukur perubahan
mana pengaruh yang diperkirakan dilakukan dengan rumus regresi linier sederhana
Keterangan :
a = Bilangan konstanta
X = Variabel dependen
berikut :
80
Keterangan :
𝒙𝒊 = Variabel independen
𝒀𝒊 = Variabel dependen
𝒏 = Banyak sampel
Tabel 3. 22
Interpretasi Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0.399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2017:184)
kuadrat dari koefisien korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa
Dimana :
81
Kd = koefisien determinasi
adalah responden menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban yang
Kinerja auditor
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
WEBSITE :
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-kepuasan-kerja.html
http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.com/2016/01/kinerja-pegawai.html
https://www.universitaspsikologi.com/2020/03/pengertian-self-efficacy-keyakinan-
dan-aspek-self-efficacy.html?m=1
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-menkeu-jatuhkan-
sanksi-auditor-laporan-keuangan-garuda-indonesia/
https://www.ojk.go.id/id/data-dan-statistik/ojk/Pages/Data-AP-danKAPTerdaftar-di-
OJK-.aspx