Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KOMPETENSI DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI

TERHADAP KINERJA AUDITOR

PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA

Dosen Pengampu: Dian Indri P, DR. S.E., M.Si., AKT, CA,

DISUSUN OLEH

JIHAN DEA SAVITRI 142170004

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan


informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu
diperlukan pihak ketiga (Akuntan Publik) yang dapat memberi keyakinan
kepada investor dan kreditur bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan dapat dipercaya.

Dalam melaksanakan tugas auditnya, seorang auditor harus


berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) yakni mengenai standar umum, standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Selain standar audit, seorang auditor juga
harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur tentang tanggung jawab
profesi, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor
dalam menjalankan profesinya.

Seorang akuntan publik yang profesional merancang audit untuk


memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh
salah saji yaitu kekeliruan dan kecurangan. Kepercayaan yang besar dari
para pengguna jasa yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang
akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkan (Wardana & Ariyanto, 2016). Kualitas audit sangat dianggap
penting bagi pengguna laporan keuangan, hal ini dikarenakan semakin
tingginya kualitas audit maka dapat menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dipercaya dan dapat dipergunakan bagi pihak yang berkepentingan
baik didalam dan diluar perusahaan untuk mengambil suatu keputusan.
Selain itu juga apabila semakin tinggi kualitas audit dapat memperkecil
kekhawatiran akan adanya skandal keuangan yang dapat mengurangi rasa
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan yang telah diaudit akuntan
publik.

Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien maupun


publik dalam menilai hasil audit yang telah dilakukan. Kinerja auditor
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan mencapai hasil
kerja yang baik bahkan lebih baik kearah tercapainya tujuan organisasi
atau perusahaan.

Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor harus


berinteraksi dan menjalin hubungan profesional tidak hanya dengan
manajemen tetapi juga dengan dewan komisaris dan komite audit, auditor
intern, dan pemegang saham. Selama audit berlangsung, auditor harus
sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajemen Untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan dan biasanya auditor akan meminta
data perusahaan yang bersifat rahasia. Sikap auditor adalah mengakui
perlunya penilaian yang obyektif atas kondisi yang diselidiki dan bukti
yang diperoleh selama audit berlangsung. Hal ini dilakukan auditor agar
laporan keuangan perusahaan yang diaudit dapat dihandalkan dan
manajemen juga akan mendapat keyakinan dan kepercayaan dari pihak
luar bahwa manajemen telah melakukan tanggungjawabnya dengan baik.

Dalam hal ini, kompetensi dan tanggung jawab profesi auditor


sangat berpengaruh terhadap kinerja auditor karena kompetensi dan
tanggung jawab profesi termasuk kode etik profesi akuntan. Kompetensi
berarti sebuah pengalaman yang dimiliki seorang auditor untuk dapat
melakukan audit secara objektif, cermat dan saksama. Sebagai seorang
akuntan publik tidak dibenarkan untuk tidak objektif dan terpengaruh oleh
kepentingan siapapun baik manajemn maupun pemilik perusahaan dalam
menjalankan tugasnya.

Tanggung jawab auditor terhadap pelaksanakan pemeriksaan di


lakukan sesuai dengan norma profesi dan pelaporkannya temuannya, agar
auditor memberikan opin audit yang dapat di pertanggungjawabkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka selanjutnya dapat diuruskan


permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kompetensi yang dimiliki auditor terhadap


kualitas audit?
2. Apakah ada pengaruh tanggung jawab profesi auditor terhadap
kualitas audit?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa


penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh kompetensi yang


dimiliki auditor terhadap kualitas audit.
2. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh tanggung jawab profesi
yang dimiliki auditor terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi motivasi agar para
auditor dapat bekerja lebih profesional dalam melaksanakan audit
agar menghasilkan audit yang berkualitas dan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi para auditor untuk
menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti dan dapat lebih mengetahui pengaruh yang
mempengaruhi kualitas audit.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori yang Relevan


Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan (Mulyadi, 2013). Terdapat 3 jenis audit utama yang
dilakukan akuntan publik yaitu: 1) Audit Operasional, 2) Audit Ketaatan,
3) Audit Laporan Keuangan (Mulyadi, 2013).

1. Kinerja Auditor
Kinerja dinyatakan dengan standar yaitu pengukuran kinerja
mempertimbangkan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu kerja.
Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus
diselesaikan. Ketepatan waktu yaitu kesesuaian dengan waktu yang telah
direncanakan.
Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas
pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam waktu tertentu.
Kinerja auditor adalah suatu hasil yang dicapai oleh seorang auditor dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankannya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu dalam
menilai hasil audit yang dilakukan (Basudewa dan Merkusiwati, 2015).1

1
Medina dan Challen, “LOCUS OF CONTROL, TURNOVER INTENTION, KINERJA AUDITOR, ETIKA
AUDITOR, KOMITMEN ORGANISASI DAN DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR.”
2. Kompetensi Auditor
Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan
pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara
objektif, cermat dan seksama. Lastanti (2005) mengartikan kompetensi
sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
prosedural yang luas ditunjukkan dalam pengalaman audit. Kompetensi
berhubungan dengan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman sehingga
auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki pengetahuan,
pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai agar bisa berhasil
menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Menurut Harahap (2015), Utami (2015) dan Zainiah, (2017)
menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Kompetensi yang semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin
sempurna pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.2
Menurut PSAK No.01 SA Seksi 150 (IAI-KAP, 2011) standar
pengauditan dengan standar umum pertama menyebutkan: “Audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.” Sebagai seorang auditor juga harus
menjalani pelatihan teknis yang cukup dan pendidikan umum. Auditor
juga harus memahami, mempelajari dan menerapkan ketentuan-ketentuan
baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang telah ditetapkan.
Auditor juga harus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bsnis dan
profesinya. Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus bertindak sebagai
seorang yang ahli dalam bidang auditing maupun akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan

2
Yoanita, “PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI AUDITOR, KOMPETENSI, DUE
PROFESSIONAL CARE, OBJEKTIVITAS, ETIKA PROFESI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT.”
pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara
objektif, cermat dan seksama.

3. Tanggung Jawab Profesi


Tanggung jawab akuntan adalah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan norma profesi dan melaporkannya temuannya, atau dengan kata
lain bahwa auditor/ akuntan tidak dapat memastikan untuk menemukan
kesalahan (terutama kesalahan yang tidak disengaja) dan fraud
(kecurangan). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
diterbitkan oleh IAI dalam SPAP ( Standard Auditing Seksi 110)
menyatakan : “auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.“3
Seorang auditor dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
profesional, harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional terhadap semua kegiatan yang dilaksanakannya. Anggota
memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung
jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan
profesi auditor serta memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha
tersebut diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

B. Penelitian Terdahulu
Pertama, dari penelitian Jurnal “Pengaruh Kompetensi,
Profesionalisme Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor
Akuntan Publik Di Kota Batam” mengungkapkan bahwa variabel
kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit sedangkan
variabel profesionalisme dan etika auditor tidak terlalu berpengaruh
terhadap kualitas audit.
3
Jesika, Simanjuntak, dan Sihombing, “INDEPENDENSI DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP OPINI AUDITOR.”
Kedua, dari penelitian Jurnal “Pengaruh Akuntanbilitas,
Independensi Auditor, Kompetensi, Due Professional Care, Objektivitas,
Etika Profesi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit”
mengungkapkan bahwa variabel akuntanbilitas tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hal tersebut karena dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dimana
pertanggungjawaban menyangkut sumber, proses yang dilakukan dan juga
hasil yang didapatkan. Variabel independensi berpengaruh terhadap
kualitas audit. Semakin independen auditor maka semakin tinggi pula
kualitas audit yang akan dihasilkan. Variabel kompetensi juga
berpengaruh terhadap kualitas audit. Kompetensi seorang auditor yang
telah memiliki pengalaman kerja yang sangat baik akan mengakibatkan
semakin baik kualitas audit yang diberikan. Sedangkan variabel due
professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan untuk
variabel objektivitas memiliki pengaruh terhadap kualitas audit karena
auditor mampu untuk bersikap jujur dan tidak memihak kepada klien.
Ketiga, dari penelitian Jurnal “Independensi dan Tanggung Jawab
Auditor dan Pengaruhnya terhadap Opini Auditor (Studi Kasus pada KAP
di Wilayah Jakarta Selatan)” mengungkapkan bahwa variabel
independensi dan tanggung jawab auditor sangat berpengaruh terhadap
opini auditor. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk pemberian opini
audit dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu independensi dan tanggung
jawab auditor. Jika auditor benar-benar independen maka akan tidak
terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dapat menjaga sikap tidak
memihak dan kejujuran dalam melakukan tugas-tugas auditnya untuk
memberikan opini sesuai dengan keindependenannya. Dalam hal tanggung
jawab dapat dipahami bahwa hubungan tanggung jawab auditor dengan
pemberian opini audit sangat dekat. Auditor yang bertanggung jawab
terhadap pemberian opininya akan memberikan opini yang benar dan
sesuai dengan kondisi perusahaan yang diauditnya.
C. Kerangka Konseptual

KOMPETENSI

KINERJA AUDITOR

TANGGUNG
JAWAB PROFESI

Hipotesis:
H1 : Kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja auditor.
H2 : Tanggung jawab profesi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja auditor.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan survey berupa kuesioner. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan tanggung jawab
profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Yogyakarta.
Metode penelitian yang dilakukan berupa survei yaitu penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan-
hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survei
pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan yang tidak mendalam.

B. Populasi atau Objek Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah auditor junior dan auditor
senior yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kausalitas yang bertujuan
menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh antar variabel, analisis
berganda digunakan karena dalam penelitian ini jumlah variabel
independennya lebih dari satu (Santoso, 2001).

C. Sampel dan Metode Pemilihan Sampel


Penentuan sampel dari satu populasi yang telah ditetapkan perlu
dilakukan pengukuran untuk mengetahui jumlah n. Penelitian ini untuk
menentukan jumlah n, menggunakan jumlah sampel dari populasi
tertentu yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
cara simple random sampling dimana mengambil populasinya secara
langsung dari populasi secara random.

D. Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas (Independent)
a. Kompetensi (X1)
Menurut PSAK No.01 SA Seksi 150 (IAI-KAP, 2011)
standar pengauditan dengan standar umum pertama menyebutkan:
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.”
Sebagai seorang auditor juga harus menjalani pelatihan teknis
yang cukup dan pendidikan umum. Auditor juga harus
memahami, mempelajari dan menerapkan ketentuan-ketentuan
baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang telah
ditetapkan. Auditor juga harus mengikuti perkembangan yang
terjadi dalam bsnis dan profesinya. Auditor dalam melaksanakan
tugasnya harus bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidang
auditing maupun akuntansi.
b. Tanggung Jawab Profesi (X2)
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
diterbitkan oleh IAI dalam SPAP ( Standard Auditing Seksi 110)
menyatakan : “auditor bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

2. Variabel Terikat (Dependent): Kinerja Auditor (Y)


Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas
pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam waktu
tertentu. Kinerja auditor adalah suatu hasil yang dicapai oleh
seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankannya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu dalam menilai hasil audit
yang dilakukan (Basudewa dan Merkusiwati, 2015)

E. Teknik Analisis Data


a. Uji Kualitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2016). Pengukurannya yang digunakan yaitu One Shot dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60.
c. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat
diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik.
Menurut Santoso, (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan, yaitu
sebagai beikut :
a) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut
berdistribusi normal
b) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut
tidak berdistribusi normal.4
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang diambil adalah ketidakpastian,
artinya keputusan bisa benar dan sehingga menimbulkan resiko.
c. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono,
2011).
d. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono,
2011).

4
Ardini, “PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN MOTIVASI TERHADAP
KUALITAS AUDIT.”
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Lilis. “PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI,


AKUNTABILITAS DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS
AUDIT,” no. 3 (2010): 21.

Jesika, Maria Ludya, Ramot P Simanjuntak, dan Salmon Sihombing.


“INDEPENDENSI DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP OPINI AUDITOR” 19 (2015): 10.

Medina, Lusia Elvira, dan Auliffi Ermian Challen. “LOCUS OF CONTROL,


TURNOVER INTENTION, KINERJA AUDITOR, ETIKA AUDITOR,
KOMITMEN ORGANISASI DAN DYSFUNCTIONAL AUDIT
BEHAVIOR” 1, no. 1 (2019): 21.

Yoanita, Shela. “PENGARUH AKUNTABILITAS, INDEPENDENSI


AUDITOR, KOMPETENSI, DUE PROFESSIONAL CARE,
OBJEKTIVITAS, ETIKA PROFESI DAN INTEGRITAS AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT,” 2019, 13.

Anda mungkin juga menyukai