Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH ETIKA AUDITOR DAN PENGALAMAN AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT

NADIYA YUNAN
NIM: 1820333310013
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

ABSTRACT
The company is guided to be able to account for its financial statements, so that its
financial statements can be accounted for so there needs to be a third party, namely
the auditor. Quality auditors are increasing over time. Auditors must pay attention to
ethics in decision making. Auditor experience can also improve his competence in
decision making. The purpose of this study was to examine the influence of auditor
ethics, auditor experience on audit quality. The results showed that auditor ethics and
auditor experience have a significant and positive effect on audit quality.
Keywords: Auditor Ethics, Auditor Experience, Audit Quality

ABSTRAK

Perusahaan dituntun untuk dapat mempertanggung jawabkan laporan keuangannya,


agar laporan keuangannya dapat dipertanggung jawabkan maka perlu adanya pihak
ketiga yaitu auditor. Auditor yang berkualitas semakin meningkat dari waktu ke
waktu. Auditor harus memperhatikan etika dalam pengambilan keputusan.
Pengalaman auditor juga dapat meningkatkan kompetensinya dalam pengambilan
keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh etika auditor,
pengalaman auditor terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
etika auditor dan pengalaman auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap
kualitas audit.
Kata kunci: Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Kualitas Audit
I. PENDAHULUAN

Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi keuangan kepada para pengguna, calon investor, kreditor, dan yang

berkepentingan dalam mengambil keputusan keuangan serta secara akurat

melaporkan sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan oleh auditor yang

ditunjuk dalam ketentuan dan sesuai dengan Situasi yang relevan.

Menurut Arum (2008): “Audit merupakan jasa profesi yang dilakukan oleh

Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya

sebagai jasa pelayanan. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah

memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk dapat

mengambilan keputusan yang strategik yang berhubungan dengan perusahaan

dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut. Audit sebagaimana

didefinisikan dengan pemeriksaan kritis yang independen, yaitu ungkapan

pendapat Keuangan yang Pernyataan dan catatannya mendasari suatu

perusahaan, dalam kewajiban dan Persyaratan Profesional untuk membantu

mereka membuat investasi yang beralasan baik atas laporan keuangan dan

catatan perusahaan oleh pihak independen, yang berkualitas sehingga

membentuk penilaian atas kebenaran dan keadilan dari laporan keuangan sesuai

dengan aturan dan prinsip.

Kualitas Audit adalah alat manajemen yang digunakan untuk

mengevaluasi, mengonfirmasi, atau memverifikasi aktivitas yang terkait dengan

kualitas". Namun, bagi auditor untuk menyatakan pandangan yang benar dan
adil dari laporan keuangan, praktik harus diamati. Dalam hal ini auditor harus

menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidak

selarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik. Banyaknya kasus

perusahaan yang jatuh pada kegagalan dalam bisnis yang dikaitkan dengan

kegagalan auditor, hal ini mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman

ini selanjutnya mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya pemakai laporan

keuangan atas kualitas audit.

Menurut (De Angelo 1981): “mendefinisikan kualitas audit sebagai

probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada

sistem akuntansi Pada klien. Kemudian disimpulkan perilaku disfungsional

merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan auditor yang dapat secara

langsung maupun tidak langsung mengurangi kualitas audit.

Etika dapat dianggap sebagai standar benar dan salah dalam yang

menentukan apa yang harus dilakukan manusia, biasanya dalam hal hak,

kewajiban, manfaat kepada masyarakat atau kebijakan yang spesifik. Menurut

(Elder,dkk 2011:60): “Etika didefinisikan sebagai perangakat prinsip moral atau

nilai masing-masing orang yang memiliki nilai kejujuran, integritas, mematuhi

janji, loyalitas, keadilan, kepdulian terhadap orang lain dan bertanggung jawab.

Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit

disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki oleh seorang auditor.

Kematangan auditor dalam melakukan audit tidak hanya ditentukan oleh

pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan namun juga tidak kalah


pentingnya adalah pengalaman yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan

keuangan. Pengalaman disini dapat dilihat dari lamanya seorang auditor bekerja.

Semakin lama seorang auditor bekerja maka pengalaman yang dimiliki semakin

banyak. Pengalaman menurut (Singih dan bawono 2010): “Bahwa merupakan

suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah

laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan

sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku

yang lebih tinggi.”

II. TINJAUAN TEORI.


a. Etika Auditor.
Etika diatur oleh kode etik melalui perilaku moral suatu profesi dalam

ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang harus ditaati. Dan

secara ilmiah Etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

nilai norma kebiasaan yang mendasari perilaku manusia mengenai baik,

buruk, benar, salah, hak dan kewajiban serta tanggung jawab Seseorang.

Tujuannya Adalah agar dapat menghindari perilaku-perilaku yang

menyimpang yang akan dilakukan oleh profesi. Etika sangat berperan penting

dalam profesi auditor. Etika seorang auditor dapat mempengaruhi standar

kualitas audit, hal ini dikarenakan seorang audit memiliki tanggung jawab dan

pengabdian yang besar terhadap masyarakat. persepsi atau penilaian atas

pemakaian jasa auditor merupakan pengaruh dari etika auditor dan

pengalaman auditor terhadap kualitas audit. (Boynton, Johnson dan Kell,


2002): “Menyatakan Kepribadian akuntan yang profesional dapat

dihubungkan dengan sikap dan tindakan yang sangat etis karena pada

akhirnya akan berupa penentu masyarakat dalam posisi akuntan sebagai

pemakai jasa profesionalnya.


Akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan

keuangan yang disajikan oleh manajemen, independensi adalah sikap yang

diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

integritas dan objektivitas.


b. Pengalaman Auditor
Menurut (Herman 2009): “Bahwa pengalaman adalah pembelajaran

keseluruhan yang dapat dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang

dialami dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman berdasarkan lama bekerja

merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan suatu waktu/tahun.

Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan

auditor bepengalaman. Pengalaman auditor itu sendiri dapat diukur dengan

rentang waktu yang telah digunakan dalam suatu pekerjaan atas tugas auditor

itu sendiri, yang dimana pada tugas tersebut dapat didasarkan pada asumsi

bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang dapat memberikan

peluang belajar untuk melakukannya dengan hasil yang terbaik.

Menurut Hasibuan (2010): “Pengalaman auditor merupakan tingkat

pengetahuan auditor yang diperoleh dari kurun waktu yang panjang dan

menambah serta memperluas pengetahuannya dalam menghadapi hal yang


materlial. Pengalaman juga dapat dipetik dari pendidikkan formal maupun

non-formal dalam menambah pengetahuan tentang akuntansi dan auditing.

Penelitian Purnamasari (2005) dan Putri (2013): “menunjukkan bahwa

variable pengalaman memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Jadi pengalaman merupakan hal yang sangat penting ,dimana

pengalaman akan memengaruhi kualitas pekerjaan seseorang auditor dalam

memberikan suatu opini laporan keuangan yang telah diauditnya. Hasilnya

menunjukkan bahwa semakin pengalaman seorang auditor, maka semakin

baik kualitas yang dihasilkan. Jadi, pengalaman merupakan hal yang sangat

penting bagi sebuah profesi yang membutuhkan sikap profesionalisme yang

sangat tinggi bagi seorang akuntan publik, dimana pengalaman akan

memengaruhi kualitas pekerjaan seorang auditor dalam memberikan suatu

opini laporan keuangan yang telah diauditnya.

c. Kualitas Auditor.

Menurut (Halim 2008): “salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik, yang dapat

mempertahankan kepercayaan publik oleh sikap independensi, obyektivitas,

integritas, pada profesi dan tanggung jawabnya. Dapat disimpulkan etika

auditor mencakup pada nilai norma yang mengatur prilaku dalam hidup

masyarakat, termasuk dalam lingkup profesi akuntan publik, seseorang

auditor harus memiliki kesadaran dan mematuhi kode etik yang telah

ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu pada standar audit dan kode etik
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan, pada saat melaksanakan

tugasnya yaitu memeriksa laporan keuangan.

Auditor diharapkan independen, baik secara in fact maupun in

appearance. Dalam melaksanakan fungsi audit, auditor hendaknya tidak

hanya sekadar bebas dari pengaruh siapa pun, baik dalam melaksakanakan

investigasinya maupun pelaporannya. Taufiq (2010): “Menyatakan, kualitas

audit itu sendiri dapat dihasilkan dengan baik apabila kualitas informasi

laporan keuangan yang terkait dihasilkan tinggi, karena laporan keuangan

yang baik akan diaudit oleh auditor dengan kemahiran professionalnya akan

mengurangi kemungkinan salah saji material dalam laporan keuangan

tersebut. Menurut Rosnidah (2011): “Kualitas audit adalah pelaksanaan audit

yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan

melaporkan pengguna apabila terjadi pelanggaran pada nilai wajar laporan

keuangan yang dilakukan oleh klien.

Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003): “menguji pengaruh

independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil

penelitian ini mendukung bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan, serta independensi berpengaruh negatif

terhadap integritas laporan keuangan.

III. PEMBAHASAN
Profesi auditor haruslah dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten

dan independen. Auditor harus memiliki kualifikasi tertentu dalam memahami


kriteria yang digunakan. Auditor juga harus kompeten agar mengetahui tipe

dan banyaknya bahan bukti yang harus dikumpulkan untuk mencapai

kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji.


Faktor-faktor penunjang terhadap proses auditor meliputi hal-hal berikut.

 Kemudahan memperoleh semua catatan, prosedur, dan personalia yang

relevan dengan pemeriksaan.

 Kerja sama yang aktif dari personalia manajemen selama pemeriksaan.

 Bebas dari pembatasan pemeriksaan atau perolehan bukti-bukti.

 Bebas dari kepentingan individu yang mengarah pada pengeluaran atau

pembatasan pemeriksaan.

Dan kualitas hasil audit yang independen dapat dihasil dari hal-hal di

bawah ini

 Bebas dari kewajiban untuk mengubah dampak atau signifikansi pelaporan

fakta.

 Bebas dari tekanan untuk mengeluarkan masalah yang signifikan dari

laporan pemeriksaan internal.

 Menghindari menggunakan bahasa ambiguitas, baik secara sengaja maupun

tidak, dalam melaporkan fakta, pendapat, rekomendasi, dan intepretasi.

 Bebas dari usaha untuk menghilangkan pertimbangan auditor dalam fakta

maupun mengeluarkan pendapat atas laporan pemeriksaan internal.


Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas membuktikan bahwa

persepsi kualitas audit dipengaruhi, baik oleh pengetahuan auditor

(kompetensi) maupun independensi auditor (objektivitas). Menurut De Angelo

(1981), kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualifikasi keahlian,

ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan

sikap independensinya pada klien. Jadi, jika auditor dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan professional, maka laporan audit yang dihasilkan akan

berkualitas.

Kadhafi, M. Nadirsyah Abdullah (2014) Meneliti tentang Etika Auditor

Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit, Penelitian Andreani Hanjani (2014)

Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit, dan motivasi auditor

terhadap kualitas audit, Putri Fitrika Imansari (2016) Pengaruh Kompetensi,

Independensi, Rifka Alfiati (2017) Pengalaman Dan Etika Auditor terhadap

Kualitas Audit, pengaruh etika auditor, skeptisisme profesional dan

Kompetensi auditor terhadap kualitas audit Hasil pengujian menunjukan

bahwa etika auditor berpengaruh signifikan dan berimplikasi positif terhadap

kualitas audit. Demikian dapat disimpulkan bahwa etika seorang auditor

berpengaruh secara signifikan dan berimplikasi Positif Terhadap Kualitas

Audit, Hasil ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya etika auditor, auditor

dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas audit.

Penelitian Purnamasari (2005) dan Putri (2013) menunjukkan bahwa

variabel pengalaman memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas


audit. Jadi pengalaman merupakan hal yang sangat penting ,dimana

pengalaman akan memengaruhi kualitas pekerjaan seseorang auditor dalam

memberikan suatu opini laporan keuangan yang telah diauditnya.

Sehingga dapat dismpulkan Etika auditor dan pengalaman auditor

berpengaruh dalam kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor, sehingga hal

ini perlu diperhatikan pada saat pemilihan audior agar menghasilkan laporan

auditor yang berkualitas.

IV. KESIMPULAN
Bagaimana kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik dalam

mengaudit laporan keuangan bukan hanya saja berdasarakan pengalaman atau

jam terbang yang dimiliki olehnya akan tetapi faktor lain sebagai penunjang

profesi tersebut. Bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal penting, yaitu :

1. Etika Auditor.
Etika auditor dalam hal ini adalah etika moral yang tertulis maupun tidak

tertulis dalam kode etik auditor yang dimana auditor harus

mengesampingkan antara kepentingan pribadi dengan sikap profesionalsme

dalam mengaudit, persepsi ini berpengaruh terhadap kualitas laporan

auditor yang dihasilkan.


2. Pengalaman Auditor.
Semakin tinggi atau lamanya pengalaman yang didapat oleh auditor yang

dimana auditor tersebut sudah melewati banyak periwtiwa - peristiwa pada

saat melakukan audit, sehingga pada saat terjadi peristiwa - peristiwa yang
menyulitkan auditor, auditor tersebut dengan sigap dapat menghadapi

masalah - masalah tersebut. Pengalaman auditor diperlukan pada saat

mengaudit suatu perusahaan atau instansi pemerintahan dan berpengaruh

signifikan pada kualitas hasil laporan audit tersebut.


DAFTAR PUSAKA

Arum, E. D. (2008). Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit
Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia .

DeAngelo, L. (1981). Auditor Size and audit quality. of Accounting & Economics. , 3
(3): 183-200.

Dina Purnamasari, E. H. (2013). Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman,Pengetahuan


dan Prilaku Disfungsional, Trehadap Kualitas Audit. Jurnal NeO-Bis, Vol. 7.
No.2.

Elder, R. J. (2011). Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach (12


ed.)”.

Hanjani, A. (2014). "Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, fee audit, dan
motivasi auditor terhadap kualitas audit.

Hasibuan, H. (2010). "Pengaruh Lingkungan Kerja Independensi, dan Pengalaman


Auditor Terhadap Kualitas Audit". Jakarta.

Herman, E. (2009). "Pengaruh Pengalaman dan Skeptisme Profesional Auditor


Terhadap Pendeteksian Kecurangan" Universitas Islam Negeri, Jakarta.

Khadafi Muhammad Nadirsyah. Abdullah, S. (2014). " Pengaruh Independesi, Etika


dan Standar Audit Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh.

Purnamasari. (2005). Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Hubungan Partisipasi


dengan Efektivitas . Jurnal Riset Akuntansi Keuangan. Vol.1. NO.3.

Putri, W. (2013). ”Pengaruh Kompetisi, Independensi, Pengalaman Terhadap Kualitas


Audit (Studi Pada Auditor Di KAP Surakarta dan Yogyakarta).

Singgih, E. M. (2010). "Pengaruh Independensi Pengalaman, Due Professional Care


Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. SNA XIII UJSP .

Suyanti, T. (n.d.). Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman, Akuntabilitas dan


Objektivitas Auditor Terhadap Kualitas Audit. Retrieved from
http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai