Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AUDITING 1

Oleh:
Kelompok 7:
1.Wilgrensi Junsri (C0222363)
2.Mastura A (C0222349)
3. Fitrah Sakina (C0222346)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Tidak lupa kita kirimkan shalawat serta
salam kepada baginda Rasulullah,Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju kejayaan dimasa sekarang.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah AUDITING 1.
Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun
materi. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

Daftar isi

1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
A. Pengertian Auditing........................................................................................................................3
Perbedaan Auditing dan Akuntansi dan mengurutkan tahap-tahap Audit...........................................4
Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting)............................................................................4
b. Tahapan-Tahapan AuditTahapan-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan public
ataslaporan keuangan perusahaan)...................................................................................................4
Jenis-Jenis Audit..................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7

BAB 1

2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit merupakan proses sistematis yang dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti atas peristiwa ekonomis sebuah perusahaan serta menyertakan kewajaran
berdasarkan standar yang telah ditentukan serta menyampaikan hasil-hasil temuan yang
didapatkan kepada pihak yang mempunyai kepentingan (Mulyadi, 2016:8). Perusahaan di
haruskan untuk menjalankan fungsi pengawasan yang baik yaitu dalam
mempertanggungjawabkan penggunaan pendanaan untuk menjalankan kegiatan usaha yang
mampu memberikan jaminan terhadap terlaksananya kegiatan yang menyuluruh pada sektor
perusahaan.
Audit adalah bagian dari memeriksa laporan keuangan yang terdapat didalam perusahaan.
Kualitas dari hasil audit juga harus diperhatikan. Saat ini kualitas audit oleh auditor
perusahaan masih menjadi pusat perhatian berbagai pihak salah satunya klien. Hal ini
dikarenakan kurang transparansinya temuan audit yang dapat terdeteksi oleh auditor.
Auditing yaitu sebuah fungsi penilaian independensi yang dilakukan perusahaan yang
berguna untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian yang ada diperusahaan (Hery,
mampu meningkatkan kualitas hasil kerja auditor yang merupakan salah satu faktor kunci
agar dapat tercapainya kinerja perusahaan.
Pada pelaksanaan kegiatan audit merupakan tahapan penting yang dilaksanakan oleh
seorang auditor dalam proses auditing untuk menentukkan arah utama dan pendekatan dalam
proses audit. Auditor yang melaksanakan fungsi nilai independensi disuatu perusahaan sangat
2017). Kualitas auditing yang dilaksanakan akan berhubungan dengan kompentensi dan
objektivitas staf auditor perusahaan tersebut. Karena auditing yang mempunyai kualitas baik
dibutuhkan perannya untuk menjunjung pencapaian kinerja perusahaan yang maksimal.
Hasil audit yang berkualitas dapat menunjukkan bahwa perusahaan melakukan
pengawasan serta pengelolaan dengan baik. Jika mempunyai kualitas yang tidak baik dari sisi
audit maka akan dapat memberikan peluang terhadap lembaga perusahaan untuk melakukan
segala bentuk kesalahan dan penyimpangan dalam menggunakan anggaran dan dapat
menyebabkan adanya resiko tuntutan hukum kepada anggota didalam perusahaan yang
terlibat atau yang melakukan tindakan tersebut. Untuk mengurangi adanya tindakan tersebut
diperlukan pengawasan terhadap semua aktivitas yang ada didalam perusahaan. Terutama
padahal yang mempunyai hubungan dengan pelaporan keuangan. Hal ini dimulai dengan
melakukan pengawasan didalam instansi perusahaan itu sendiri.
Dalam penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit
yang meliputi etika auditor, independensi dan pengalaman kerja. Standar pengukuran nya
berdasarkan standar professional akuntansi publik yang berlaku di Indonesia.
Kualitas audit seorang auditor ditentukan dari etika seorang auditor itu sendiri, jika auditor
memiliki etika yang baik tentunya akan meminimalisir tindakan kecurangan yang akan
dilakukan oleh seorang auditor terhadap penyajian atau pemeriksaan laporan keuangan.
Seorang auditor wajib memiliki etika yang baik agar kualitas audit dapat tercapai dengan
baik. Etika adalah salah satu faktor yag dapat mempengaruhi kualitas audit.
Di dalam etika mengandung norma atau nilai-nilai yang mendasari perilaku manusia, maka
dari itu seorang auditor harus menjunjung tinggi norma atau nilai-nilai etika tersebut. Etika
berkaitan dengan moral baik itu secara lisan maupun non tertulis yang bisa disebut juga
sebagai kode etik. Para penyedia pelayanan jasa untuk masyarakat harus mempunyai kode
etik profesi, karena merupakan prinsip-prinsip moral yang mengatur tentang perilaku
professional.

3
Independensi juga menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas audit. independensi
merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor dimana ia harus memiliki sikap
tidak mudah dipengaruhi baik itu dari eksternal maupun internal pada saat menjalankan
profesinya sebagai akuntan publik. Dalam standar ini mengharuskan mempertahankan sikap
independensi, karena ia akan menjalankan pekerjaannya untuk kepentingan perusahaan.
Dengan demikian auditor seharusnya dalam posisi tidak memihak kepentingan siapapun dan
harus memiliki kewajiban untuk bersikap jujur. Independensi berarti bahwa auditor tidak
mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor kekuatan yang berasal dari luar diri seorang auditor.
Auditor juga harus memiliki tanggung jawab dalam membuat pelaksaan audit yang
bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan dan pengetahuan mengenai laporan keuangan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian. Pengambilan keputusan
pekerjaannya, auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi secara terperinci, jelas dan
lengkap sesuai dengan fakta yang sudah ditemukan. Hal ini didukung dengan sikap
independensi dan objektif. Dengan begitu, akan berpengaruh terhadap hasil audit perusahaan,
karena opini dari seorang auditor dalam laporan keuangan berguna untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yang sebenar-benarnya dan akan mempengaruhi kelangsungan suatu
perusahaan dimasa yang akan datang.
Pengalaman auditor juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit.
Seorang auditor yang memiliki pengalaman yang berbeda, akan berbeda dalam hal merespon
informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan menyampaikan pendapat
terhadap kesimpulan audit yang diperiksa. Pengalaman kerja dari seorang auditor mempunyai
kaitan dengan seberapa lama seorang auditor dalam bekerja dan seberapa banyak tugas-tugas
audit yang telah mampu diselesaikan. Pengalaman dari seorang auditor juga akan memberikan
dampak terhadap setiap keputusan yang akan diambil.
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu Auditing?
2.Apa perbedaan Auditing dan Akuntansi dan mengurutkan tahap-tahap Audit?
3.Mengapa diperlukan Audit?
4.Apa saja jenis-jenis Audit?
5.Apa profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara lain?
6.Peer Review
C. Tujuan
1.Menjelaskan pengertian Auditing
2.Menemukan perbedaan Auditing dan Akuntansi dan mengurutkan tahap-tahap Audit
3.Menjelaskan mengapa audit diperlukan
4.Membedakan jenis-jenis Audit
5.Menggambarkan profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara lain

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Auditing
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,karena akuntan publik
sebagai pihak yang ahli dan independen pada
akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisikeuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi,
pengertian umumnya merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang
realibilitas dari pernyataan seseorang.Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi merupakan:
“Komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis
yang merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya”. Seorang akuntan publik, dalam perannya
sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajarandari laporan keuangan sebagai entitas.
Akuntan publik juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti membuat laporan mengenai internal
control, dan laporan keuangan porspektif.
Ada beberapa pengertian Auditing (Pemeriksaan Akuntan) yang diberikan oleh beberapa sarjana
dibidang akuntasi antara lain:
Menurut Hayes (2004:4)
Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi untuk meyakinkan
tingkat keterkaitan antara asers tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Konrath (2002: 5) mendefinisikan auditing sebagai:


“Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi
bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomiuntuk meyakinkan
tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Menurut Penulis, pengertian auditing adalah:


“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungya, dengan tujuanuntuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut, yang perludibahas lebih lanjut

Pertama,yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusunoleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa
terdiri atas Laporan PosisiKeuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas,dan laporan arus kas. Catatan-catatan pembukuan terdiri atas buku harian (bukukas/bank,
buku penjualan, buku pembelian, buku serba serbi), buku besar, sub buku besar (piutang,
liabilitas, aset tetap, kartu persediaan)

Kedua, pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam melakukan pemeriksaannya,
akuntan publik berpedoman pada Standar ProfesionalAkuntan Publik (di USA:Generally Accepted
Auditing Standards), menaati Kode Etik Akuntan Profesional IAI dan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik dari IAPI serta mematuhi Standar Pengendalian Mutu.

Ketiga, pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu


akuntan publik. Akuntan publik harus independen, dalam arti, sebagai pihak diluar perusahaan yang
diperiksa, tidak boleh mempumyai kepentingan tertentu
didalam perusahaan tersebut (misal, sebagai pemegang saham, direksi atau dewankomisaris), atau
mempunyai hubungan khusus (misal keluarga dari pemegangsaham, direksi atau dewan komisaris).

5
Keempat, tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.Laporan keuangan yang wajar yang disusun berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia: Standar akuntansi yang berlaku umum
di Indonesiayang dikodifikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan, di USA:Generally
Accepted Accounting Principles), diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan
laporan keuangan itu benar, karena pemeriksaannyadilakukan secara sampling (test basis) sehingga
mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material (kecil atau
immaterial )sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.Tujuan
auditor adalah untuk menentukan apakah respresentasi (asersi)tersebut
betul- betul wajar; maksudnya, untuk meyakinkan “Tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan”.

B. Perbedaan Auditing dan Akuntansi dan mengurutkan tahap-tahap Audit


a.Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting)
Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaannya dari angka
angka dalam laporan keungan, lalu dicocokkandengan neraca saldo (trialbalance), buku besar
(general ledger ), buku harian( special journals) , bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku
besar (sub-ledger). Sedangkan accounting mempunyai sifat konstruktif, karenadisusun mulai dari
bukti-bukti pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca saldo sampai menjadi
laporan keuangan. Akuntans (accounting) dilakukan oleh pegawai perusahaan (bagian akuntansi)
dengan berpedoman pada standar akuntansi keuangan atau ETAP atau IFRS sedangkan auditing
dilakukan oleh akuntan public (khususnya financial audit ) dengan berpedoman pada standard
professional Akuntan public, kode Etik profesi Akuntan public dan standar pengendalian mutu.

b.Tahapan-Tahapan Audit
Tahapan-tahapan audit (pemeriksaan umum oleh akuntan public ataslaporan keuangan
perusahaan) dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Kantor Akuntan Publik (KAP) dihubungi oleh calon pelanggan (Klienyang membutuhkan jasa
audit.
 KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan:

1.Alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentingan pemegang
saham dan direksi, pihak bank/kreditor, bapepam-LK, kantor pelayanan pajak, dan lain-lain.
2.Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit KAP lain.
3.Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.
4.Apakah data aakuntansi perusahaan diproses secara manual ataudengan bantuan computer.
5.Apakah system penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapih.

 KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara


lain berisi: jenis jasa yang diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapanaudit dimulai, kapan
laporan harus diserahkan, dan lain-lain. Jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan
menjadi Engagement Letter (surat penugasan/perjanjian kerja)

 KAP melakukan audit field work ( pemeriksaan lapangan) dikantor klien.Setelah audit field work
selesai KAP memberikan draft audit reportkepada klien, sebagai bahan untuk diskusi. Setelah
draft report disetujuiklien, KAP akan menyerahkan final audit report, namun sebelumnya
KAPharus meminta surat pernyataan langganan ( client representation letter)dari klien yang
tanggalnya sama dengan tanggal audit report dan tanggalselesainya audit field work.
 Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan management letteryang isinya
memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan
saran-saran perbaikannya.

6
C. Mengapa di Perlukan Audit
Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan berbentuk perseroan terbatas
(PT) yang pemiliknya adalah para pemegang saham.Biasanya setahun sekali rapat umum pemegang
saham (RUPS)
para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen perusahaandalam bentuk
laporan keuangan.
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh KAP yang
merupakan pihak ketiga yang independen, karena :
a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebutmengandung kesalahan
mau disengaja maupun tidak disengaja. Karena itulaporan keuangan yang belum diaudit
kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah di audit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian
(unqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisayakin bahwa laporan
keuangan tersebut bebas dari salah saji yang manjerialdan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum diindonesia (SAK/ETAP/IFRS).
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp25 Milyar keatas harus memasukkan
audited financial statement nya ke departemen perdagangandan perindustrian.
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkanaudited financial statementske
Bapepam-LK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.e.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak
dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.

D. Jenis-Jenis Audit
Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
1. Pemeriksaan umum (General Audit)Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang
dilakukan olehKAP independent dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenaikewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut
harusdiselesaikan sesuai dengan standar profesional akuntan publik atau ISA atau panduan
Audit Entitas Bisnis kecil dan memperhatikan kode etik akuntanindonesia. Kode etik akuntan
publik serta standar pengendalian Mutu.
2. Pemeriksaan khusus (Special Audit)Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan
audite) yangdilakukan oleh KAP yang independent dan pada akhir pemeriksaannya
auditortidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
secarakeseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentuya ng
diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. MisalnyaKAP diminta untuk
memeriksa apakah terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di Perusahaan.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang
usaha, penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanyamemberikan pendapat
apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di perusahaan. Jika memang
ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana modus operasinya.
Ditinjau dari jenis pemeriksaan audit bisa dibedakan atas:
1. Management Audit (Operational Audit)Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai
efisiensi,efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam
perusahaan. Misalnya, fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi,fungsi pergudangan
dan distribusi, fungsi personalia (sumber daya manusia),fungsi akuntansi dan fungsi keuangan.

7
Prosedur audit dilakukan dalam suatu mangement audit tidak seluas audit prosedur yang dilakukan
dalam suatu general (financial) audit, karenaditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan operasi
perusahaan.Biasanya audit prosedur yang dilakukan mencakup :
 Analytical review procedures, yaitu membandingkan laporan keuangan periode berjalan
dengan periode yang lalu, budget dengan realisasinyaserta analisis rasio (misalnya
menghitung rasio likuiditas, dan profotabilitas untuk tahun berjalan maupun tahun lalu,
danmembandingkannya dengan rasio industri).
 Evaluasi atas management control system yang terdapat diperusahaantujuannya antara lain
untuk mengetahui apakah terdapat system pengendalian manajemen dan pengendalian intern
(internal control) yangmemadai dalam perusahaan, untuk menjamin keamanan aset
perusahaandapat dipercayainya data keuangan dan mencegah terjadinya pemborosandan
kecurangan.
 Pengujian ketaatan (Compliance Test)Untuk menilai efektivitas (Compliance Test) dari
pengendalian intern dansistem pengendalian manajement dengan melakukan pemeriksaan
secarasampling atas bukti-bukti pembukuan. Sehingga bisa diketahui apakahtransaksi bisnis
perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah dilakukansesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan manajemen perusahaan.
Ada 4 tahapan dalam suatu manajemen audit :
1. Survei pendahuluan (preliminary Survey)
Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaranmengenai bisnis perusahaan
yang dilakukan melalui tanya jawabdengan manajemen dan staf perusahaan serta pengguna
questionnaires.
2. Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen(Review and Testing of
management control system)
Untuk menegvaluasi dan menguji efektivitas dan pengendalianmanagement yang
terdapat diperusahaan. Biasanya digunakanmanagement control questionsnaries (ICQ),
flowchart dan penjelasannarrative serta dilakukan pengertian atas beberapa transaksi
(walkthrough the documents).
3. Pengujian terinci (Detailed Examination)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untukmengetahui apakah
prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telahditetapkan manajemen.
4. Pengembangan Laporan (Report Development)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak memberikanopini mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan. Laporan yangdibuat mirip dengan management
latter, karena berisin temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan yang
terjaditerhadap kriteria (standard) yang berlaku yang menimbulkan inefisiensi,infetivitas dan
ketidakhematan (pemborosan) dan kelemahan dalamsistem pengendalian manajement
(management control system) yangterdapat diperusahaan. Selain itu auditor juga memberikan
saran-saran perbaikan.

E. Profesi Akuntan di Indonesia dan di Negara lain


Di indonesia pemakaian gelar akuntan, sampai saat ini, dilindungi oleh undang-undang pemakaian
gelar akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan adalah lulusan fakultas
ekonomi negeri jurusan akuntansi.Sampai dengan 31 desember 2015 ini untuk mendapat gelar
akuntan, seoranglulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus
mengikuti pendidikan profesi akuntan di perguruan tinggi dan mengambil antara20-30 sks. Mereka
yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar kedepartemen keuangan untuk mendapatkan
nomor registrasi dimulai dengan A danD (saat ini sudah mencapai minimal ±70.000).
Saat ini lulusan PPAK tidak lagi memperoleh gelar akuntan oleh CA(cartered Accountant) untuk
memperoleh gelar CA harus lulus ujian CA yangdiselenggarakan oleh oleh IAI, mereka yang bergelar
CA bisa mendirikan KJA(Kantor jasa akuntansi/setelah memperoleh izin dari PPK (pusat
pembinaan profesi keuangan) mentri keuangan. KJA hanya boleh memberikan jasa non-assurance,
dan antara lain acoservice,p penyusutan akuntansi.

8
BAB III
PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,karena akuntan publik
sebagai pihak yang ahli dan independen pada
akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisikeuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/55115/3/BAB%20I.pdf

10
https://id.scribd.com/document/392200650/Makalah-Pengertian-Audit

11

Anda mungkin juga menyukai