Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGERTIAN DAN PENJELASAN AUDITING


disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Audit Komputerisasi I yang diampu oleh

Dr. Dailibas, S.E, M.M., M.AK

Disusun Oleh :

Andika Pirmansah (1810631030081)


Siti Humayah (1810631030102)
Yonaya salma (1810631030187)
Trisdianingrum (1810631030204)
Alya Suci Faridah Safitri (1810631030221)
Andreas Riyanto (1810631030225)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah
memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan rezeki,
kesehatan, kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat
bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Makalah AUDITING ini kami harapkan dapat memberikan
wawasan kepada kita tentang penjelasan umum mengenai AUDITING sehingga dapat
dimanfaatkan dan di aplikasikan dalam kebutuhan kerja.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
terselesaikannya makalah ini.

Karawang, 15 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

2.1 Pengertian Auditing ................................................................................................................. 2

2.2 Jenis-Jenis Audit ..................................................................................................................... 3

2.3 Tujuan Audit ........................................................................................................................... 3

2.5 Dokumen-dokumen yang Diperlukan dalam Standar Audit Keuangan .................................. 5

2.6 Tahapan-tahapan dalam melakukan Auditing Laporan Keuangan .......................................... 6

2.7 Jenis-jenis Auditor di Indonesia .............................................................................................. 7

2.8 Manfaat Auditing .................................................................................................................... 9

2.9 Keterbatasan dalam Auditing……………………………………………………………………………………………10

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………………….15

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………...15

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………....... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Auditing merupakan salah satu bidang akuntansi yang membahas tentang prinsip,
prosedur dan metoda perolehan dan penilaian bukti yang berkaitan dengan laporan
keuangan (Munawir, 1995). Tujuan auditing adalah memberikan pendapat mengenai
kewajaran atau kesesuaian laporan keuangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang telah diaudit akan
sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan, terutama dalam hal pengambilan
keputusan ekonomi.
Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan perusahaan yang melayani jasa penilaian
kualitas sebuah laporan keuangan lewat opini yang mereka berikan. Pendapat auditor
berguna bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan managerial. Kemudian
perusahaan akan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada
masyarakat sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Auditing?
2. Apa saja jenis-jenis Audit?
3. Apa tujuan Auditing?
4. Standar apa yang digunakan dalam Auditing?
5. Apa saja jenis-jenis Auditor di Indonesia?
6. Apa manfaat dari Auditing?
7. Apa keterbatasan dalam Auditing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui penjelasan umum dari Auditing
2. Dapat mengetahui jenis-jenis Audit
3. Dapat mengetahui tujuan Auditing
4. Dapat mengetahui standar yang dipakai dalam Auditing
5. Dapat mengetahui jenis-jenis Auditor di Indonesia

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Auditing


Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.

Berikut definisi Auditing menurut beberapa ahli:


1. Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), Audit adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen dan catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam rangka
memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
2. Menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), Auditing sebagai proses pengumpulan dan
evaluasi bukti informasi yang dapat diukur pada suatu entitas ekonomi yang membuat
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan informasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh independen dan
kompeten.
3. Menurut (Mulyadi, 2002), Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif atas tuduhan kegiatan ekonomi dan kegiatan
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara laporan dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.
4. Menurut William F. Meisser, Jr, Audit adalah proses sistematis dengan tujuan
mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan
tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditentukan, hasil penugasan
dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan.
5. Menurut Pernyataan Standar Audit Keuangan (PSAK), Audit adalah proses
sistematis yang bertujuan untuk mengevaluasi bukti yang dikumpulkan pada
pernyataan atau pernyataan tentang berbagai tindakan ekonomi, peristiwa dan melihat
tingkat hubungan antara pernyataan atau pernyataan dengan kenyataan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan.

2
3

2.2 Jenis-Jenis Audit

Secara umum, audit dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu jenis audit berdasarkan
audit dan jenis audit berdasarkan bidang pemeriksaan:

Jenis Audit Menurut Pemeriksaan:

1. Audit Laporan Keuangan, yang merupakan pemeriksaan yang mencakup proses


pengumpulan dan evaluasi bukti laporan, di mana proses audit keuangan dilakukan
oleh pihak eksternal.
2. Audit Operasional, yang merupakan pemeriksaan terhadap semua bagian dalam
operasi, mulai dari prosedur hingga metode kerja organisasi. Tujuannya adalah
untuk mendukung sejauh mana efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi.
3. Audit Ketataan, yang merupakan pemeriksaan kepatuhan klien, apakah akan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pihak-pihak
yang memiliki otoritas lebih tinggi.
4. Audit Kinerja, yang merupakan pemeriksaan lembaga pemerintah dalam
menentukan sisi Ekonomi, Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga
mempertimbangkan manfaat dari kegiatan agensi bagi masyarakat dan biayanya.

Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan


1. Audit Umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar profesional
akuntan publik dengan memperhatikan standar kode etik akuntan publik.
2. Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh perusahaan untuk lingkup
tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan hanya untuk
memeriksa laporan pengeluaran kas perusahaan.

2.3 Tujuan Audit

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Adapun secara detailnya ialah:

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)


Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang telah terjadi
telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan semua kelengkapannya.
2. Memastikan Akurasi (Accuracy)
4

Aktivitas audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua estimasi


transaksi dan saldo telah didokumentasikan dengan baik, perhitungannya benar,
jumlahnya benar, dandiklasifikasikan berdasarkan jenis transaksi.
3. Memastikan Keberadaan (Existence)
Dengan audit, pencatatan semua aset dan kewajiban memiliki keberadaan sesuai
dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai
dengan peristiwa aktual.
4. Membuat Penilaian (Valuation)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi
yang berlaku umum diterapkan dengan benar.
5. Membuat Klasifikasi (Classification)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam
jurnal diklasifikasikan menurut jenis transaksi.
6. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat dengan
tanggal neraca dicatat pada periode yang sesuai. Pencatatan transaksi pada akhir
periode akuntansi sangat mungkin terjadi salah saji.
7. Membuat Pengungkapan (Disclosure)
Audit ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa saldo akun dan persyaratan
pengungkapan yang terkait disajikan dengan baik.

2.4 Standar Auditing yang digunakan dalam Mengaudit

Standar auditing dijelaskan di dalam PSA adalah ketentuan-ketentuan dan pedoman


utama yang harus diterapkan oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan audit. Kepatuhan
terhadap PSA yang disahkan oleh IAPI bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Standar
auditing terbagi menjadi 3 bagian diantaranya Standar Umum, Standar Pekerjaan
Lapangan dan Standar Pelaporan. Berikut ini penjelasannya:

1. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya
sehingga bersifat pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:
a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian
dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
5

b. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan


dengan perikatan, independensi.
c. Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan
pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


Standar ini terdiri dari 3 point diantaranya:
a. Sebagai tenaga professional maka seharusnya seluruh pekerjaan dapat
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan asisten maka
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang memadai
atas pengendalin intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya :
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan, apabila ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan yang
demikian tidak bisa diberikan.

2.5 Dokumen-dokumen yang Diperlukan dalam Standar Audit Keuangan

Berikut Dokumen-dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Audit Keuangan :


1. Catatan primer akun-akun
Berikut contoh akunnya:
6

a. Buku bank dan buku kas kecil yang lengkap dan mutakhir hingga akhir tahun.
b. Arsip tagihan/nota/kuitansi untuk semua item belanja.
c. Arsip atau buku kuitansi untuk uang yang diterima.
d. Pernyataan bank, slip penyetoran, dan buku cek.
e. Buku dan catatan gaji.
f. Buku Besar Induk, bila ada.
2. Ringkasan-ringkasan dan laporan-laporan rekonsiliasi
Berikut contoh laporannya:
a. Saldo percobaan atau ringkasan semua penerimaan dan pembayaran
berdasarkan kategori anggaran.
b. Laporan rekonsiliasi bank untuk semua rekening bank pada tanggal titik putus
tahun fiskal.
c. Laporan rekonsiliasi kas kecil hingga tanggal titik putus tahun fiskal.
d. Lembar catatan persediaan.
3. Jadwal dan daftar
Berikut contoh jadwalnya:
a. Jadwal utang (uang yang diutang oleh organisasi),
b. Jadwal piutang (uang yang diutang kepada organisasi,
c. Jadwal jatuh tempo hibah, dan
d. Jadwal hibah yang dijanjikan.
4. Informasi lain
Berikut contoh informasinya:
a. Surat dari bank untuk mengonfirmasi saldo (akan diminta oleh auditor
sendiri).
b. Konstitusi organisasi.
c. Daftar anggota dewan pengurus dan staf.
d. Notulensi rapat dewan pengurus.
e. Perjanjian pendanaan dengan lembaga donor dan persyaratan audit.

2.6 Tahapan-tahapan dalam melakukan Auditing Laporan Keuangan

Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:


7

1. Penerimaan Perikatan Audit


Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit
maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya
diwakili oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah
kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Bentuk perikatan ini dalam
bentuk surat perikatan audit.

2. Perencanaan Proses Audit


Selanjutnya yaitu merencanakan proses audit. Untuk membuat perencanaan
audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis
dan industri klien; melakukan prosedur analitik; menentukan materialitas,
menetapkan risiko audit dan risiko bawaan; memahami sturktur pengendalian intern
dan menetapkan risiko pengendalian; mengembangkan rencana audit dan program
audit.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit


Setelah membuat perencanaan audit maka saatnya melaksanakan pengujian
audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitis, pengujian,
pengendalian, dan pengujian substantif.

4. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit. Laporan audit adalah hasil dari pekerjaan
audit yang telah dikerjakan. Laporan audit biasanya mencakup jenis atau jasa yang
diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan
rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi lainnya.

2.7 Jenis-jenis Auditor di Indonesia


Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu auditor pemerintah, intern, dan
auditor independen atau akuntan publik. Masing-masing jenis auditor akan dijelaskan
dibawah ini :

1. Auditor Independen
Adalah auditor professional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat
umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya. Syarat berpraktik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan
8

pengalaman kerja tertentu (lulus jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau


mempunyai ijazah yang disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli
Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan, dan mendapat izin praktik dari Menteri
Keuangan).

3. Auditor Pemerintah
Adalah auditor professional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah. Yang dimaksud adalah auditor yang bekerja di:
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dan BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan), serta instansi pajak BPKP adalah instansi pemerintah yang
bertanggungjawab langsung kepada presiden RI dalam bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tugasnya
melaksanakan audit atas laporan keuangan instansi pemerintahan, projek-projek
pemerintah, BUMN, BUMD, projek pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta
yang pemerintah mempunyai pernyertaan modal yang besar di dalamnya. BPK
adalah lembaga tinggi Negara yang tugasnya melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan Presiden RI dan aparat di bawahnya kepada DPR.
Instansi pajak adalah unit organisasi di bawah Dep. Keuangan yang tugas pokoknya
adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah.

4. Auditor Intern
Adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (negara maupun swasta),
tugasnya menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan
terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi.
9

2.8 Manfaat Auditing


Adapun manfaat audit dibagi menjadi tiga bagian dasar yang menikmati manfaat audit
yaitu :

1. Bagi Pihak Yang Diaudit


a. Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa
dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham,
kreditor, pemerintah dan lain-lain.
b. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan yang diaudit.
c. Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan surat
pemberitahuan pajak yang diserahkan kepada pemerintah.
d. Membuka pintu bagi masuknya sumber-pembiayaan dari luar.
e. Menyiapkan kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.

2. Bagi Anggota Lain Dalam Dunia Usaha


a. Memberikan dasar yang lebih menyakinkan para kreditur atau para rekanan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
b. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk
menyelesaikan klaim atas kerugian diasuransikan.
c. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor
untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
d. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit
untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.
e. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk
menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
f. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau
klien untuk menilai profitabilitas atau audit finansial, audit manajemen, dan
sistem pengendalian intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi
operasionalnya dan keadaan keuangannya.
10

3. Bagi Badan Pemerintah dan Orang-Orang yang Bergerak di Bidang Hukum


a. Memberikan tambahan kejelasan yang independen tentang ketelitian dan
jaminan laporan keuangan.
b. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang
hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan
masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi dan menentukan pelaksanaan
perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.

2.9 Keterbatasan Auditing

Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai GAAS (Generally Accepted
Auditing Standards) memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat. Salah satunya
adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar.Berikut ini
adalah batasan ekonomi penting yang dimaksud:

a. Biaya yang memadai (Reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat


menimbulkan terbatasnya pengujian,atau penarikan sampel dari catatan
akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif.Selain
itu,auditor juga dapat memilih untuk menguji system pengendalian internal
dan mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang berfungsi
dengan baik.

b. Jumlah waktu yang memadai ( Reasonable length of time). Biasanya laporan


auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sapai
lima minggu setelah tanggal neraca.Hambatan waktu ini dapat memengaruhi
jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal
neraca berdampak pada laporan keuangan.Lebih lagi,hanya tersedia waktu
yang demikian singkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada
tanggal laporan keungan.
11

c. Prinsip akuntansi alternative (alternative accounting principles) GAAS


memang memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternative.
Pengguna laopran laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas
tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap
laporan keuangan.

d. Estimasi akuntansi Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses


akuntansi,dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan
bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu. Suatu audit tidak dapat
menambhakan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan keuangan apabila
faktor-faktor tersebut.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan. untuk memenuhi standar audit laporan keuangan
yang baik. Catatan akuntansi yang baik tidak hanya diperlukan untuk proses standar audit
saja, namun juga untuk keperluan bisnis yang lain misalnya pengajuan kredit pada bank
maupun pembayaran pajak. Oleh karena itu Auditing bisa dikatakan merupakan salah
satu elemen penting dalam kehidupan bisnis dan ekonomi suatu Negara.

3.2 Saran

Hendaknya pemerintah selalu berupaya meningkatkan sistem auditing di Indonesia


agar sistem auditing di Indonesia lebih efektif dan mampu menjawab tantangan-
tantangan kedepannya dalam menghadapi era modernisasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenakuntansi.com/pengertian-audit

https://guruakuntansi.co.id/pengertian-
audit/#Menurut_Pernyataan_Standar_Audit_Keuangan_PSAK

https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-standar-auditing-10-point-
penjelasan/#pengertian-standar-auditing

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-standar-audit-laporan-keuangan-dokumen-yang-
dibutuhkan/

https://www.jurnal.id/id/blog/proses-audit/

https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-adalah/

13

Anda mungkin juga menyukai