Anda di halaman 1dari 21

HIPOTESIS PENELITIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Retno Utaminingsih, M.Pd, Si

Disusun Oleh :

Kelompok 5 / 4L

1. Siti Fitriyah (2016015508)


2. Mohamad Dwi Nurcahyo (2014015137)
3. Bahtiar Septiana P (2016015490)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami diberi
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipotesis
Penelitian”. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami
akan menyampaikan terimakasih kepada Ibu Retno Utaminingsih, M.Pd,Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Pendidikan, dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan
dan kekhilafan. Oleh karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khusus dan umumnya bagi para
pembaca.

Yogyakarta, 23 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Maslah.................................................................................... 2

C. Tujuan Rumusan Masalah...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Pengertian Hipotesis Penelitian............................................................ 3

B. Jenis-jenis Hipotesis Penelitian............................................................ 5

 Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian............................................... 9

 Karekteristik Hipotesis.................................................................. 12

C. Contoh Hipotesis Penelitian................................................................. 13

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 17

A. Kesimpulan........................................................................................... 17

B. Saran..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan.

Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu

pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai

rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorongmanusia untuk meneliti dan

menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian makaharus dilewati

berbagai tahapan terlebih dahulu, ini sesuai dengan pengertian penelitian

ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang

sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam

penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif.

Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya

adalah Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori.

Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan

permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari

konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, hipotesis

dapat diuji danditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau

difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk

memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapatkeluar dari

dirinya sendiri. artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan

1
benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti

yang menyusun dan mengujinya. 

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipoteis dengan

baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam

menyusun hipotesis. Untuk menyusunhipotesis yang baik setidaknya

peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana

bentuk pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir

dalam menyusun hipotesis dan jenis& jenis hipotesis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hipotesis Penelitian ?

2. Apa saja jenis-jenis Hipotesis Penelitian ?

3. Apa saja contoh dari Hipotesis Penelitian ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Hipotesis Penelitian.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis Hipotesis Penelitian.

3. Untuk mengetahui contoh dari Hipotesis Penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian (Fraenkel dan Wallen, 1990:40) dalam Yatim Riyanto,

1996 dan Nurul Zuriah, 2006). Lebih lanjut dinyatakan bahwa hipotesis

merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang

diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar tidaknya

suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.

Sementara itu, menurut Suharsismi Arikunto (1995:71) dalam

Nurul Zuriah (2006:162) hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan

jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam

penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang

sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang

dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis

dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai

kebenaran.

Hal ini sejalan dengan istilah hipotesis itu sendiri berasal dari
gabungan kata hipo yang berarti di bawah dan tesis yang artinya
kebenaran. Jadi, hipotesis berarti dibawah kebenaran. Artinya, kebenaran
yang masih berada dibawah (belum tentu benar)dan baru dapat diangkat
menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai bukti-bukti (Nurul
Zuriah, 2006:162). Menurut Sugiyono (2010) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

3
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
dengan data. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis
merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang belum tentu kebenarannya dan akan menjadi benar apabila
sudah ada bukti-buktinya.

Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan

untuk menguji hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan menemukan fakta

yang ada dan terjadi di lapangan. Fakta yang dimaksud sifatnya riil dan

objektif. Hubungannya dengan hipotesis ialah apakah fakta yang

ditemukan dilapangan mendukung atau tidak terhadap hipotesis yang

diajukan oleh peneliti, apakah dapat di terima atau ditolak. Jika fakta yang

di temukan di lapangan setelah diuji melalui statistik hasilnya berlawanan

dengan rumusan hipotesis (dalam arti tidak mendukung), maka hipotesis

yang diajukan peneliti tidak dapat diterima atau ditolak.

Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat

diidentikkan dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian.

Perumusan hipotesis ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah

kepada proses pengumpulan data serta proses penyelidikan itu sendiri

(John W. Best, dalam Sanapiah Faisal, 1982 dan Yatim Riyanto, 1996).

Hipotesis dirumuskan utamanya berdasarkan hasil telaah pustaka.

Dengan demikian, bentuk rumusannya harus sejalan dengan hasil telaah

pustaka atau bahasan teoretis dan relevan dengan rumusan masalah.

4
Tujuan peneliti melakukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan

penelitiannya, perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi

atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Agar pemilihan

alternatif dapat tepat, peneliti dituntut untuk hati-hati dan cermat dalam

penelitiannya.

B. Jenis-jenis Hipotesis Penelitian

Ada beberapa jenis hipotesis, yaitu hipotesis yang menyatakan

hubungan (korelasi) dan perbedaan (komparasi). Menurut klasifikasi lain

ada hipotesis nol dan hipotesis alternative atau hipotesis kerja, dan

menurut klasifikasi lain ada hipotesis mayor dan hipotesis minor.

Selengkapnya jenis dan klasifikasi hipotesis akan diuraikan sebagai

berikut:

1. Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya

Menurut Yatim Riyanto, (1996:13) dalam Nurul Zuriah,

(2006:163) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi

dua, yaitu :

a. Hipotesis nihil (null hypotheses) atau biasa disingkat (Ho)

Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak

adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan

variabel lain. Contoh : Tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.

5
b. Hipotesis alternatif (alternative hypotheses) atau disingkat

(Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan

adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan

variabel lain. Contoh : Ada hubungan antara tingkat pendidikan

orang tua dengan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif

ada dua macam yaitu directional hypotheses dan non

directional hypotheses (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42,

Suharsimi Arikunto, 1989:57 dalam Nurul Zuriah, 2006:163).

1) Hipotesis Terarah (Directional Hypotheses)

Hipotesis terarah merupakan hipotesis yang diajukan

oleh peneliti, dimana peneliti sudah menemukan dengan

tegas yang menyatakan bahwa variabel independent

memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variable

dependent. Misalnya: siswa yang diajar dengan metode

inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan

siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

2) Hipotesis Tak Terarah (Non Directional Hypotheses)

Hipotesis Tak Terarah merupakan hipotesis yang

diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas

bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel

dependent. Fraenkel dan Wallen, (1990:42) dalam Nurul

Zuriah, (2006:163) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah

6
menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi

secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan

dilakukan. Contoh : Ada perbedaan pengaruh pengunaan

metode mengajar Tanya jawab dan PBL terhadap prestasi

belajar mahasiswa FKIP.

2. Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji

Menurut Yatim Riyanto, (1996:14) dalam Nurul Zuriah,

(2006:163-164) berdasarkan sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

a) Hipotesis tentang hubungan

Merupakan hipotesis yang menyatakan tentang saling

hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada

penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut

dapat dibedakan menjadi 3 hal, yaitu sebagai berikut :

1) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik,

contoh : Hubungan antara kemampuan fisika dan kimia,

nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan dengan

nilai kimia, tetapi tidak merupakan hubungan sebab

akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak

menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan

sebaliknya.keduanya memiliki hubungan mungkin

disebabkan karena factor lain, mungkin kabiasaan

7
mereka berfikir logis sehingga mengakibatkan adanya

hubungan antara keduanya.

2) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik, contoh :

hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran

berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin

tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.

3) Hubungan yang menunjukkan pada sebab akibat, tetapi

tidak timbal balik. Contoh : hubungan antara waktu

PBM dengan kejenuhan siswa. Semakin lama waktu

PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap

pelajara yang disampaikan.

b) Hipotesis tentang perbedaan

Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis

yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada

kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini

mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.

Contoh 1 :

Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang

diajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab (CT) dan

metode diskusi (penelitian eksperimen)

Contoh 2 :

Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA anta yang

berada di kota dan di desa. (penelitian komparatif).

8
3. Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasaan atau Lingkup Variabel

yang Diuji

Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan

menjadi hipotesis mayor dan hipotesis mior.

1) Hipotesis Mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan

seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.

Contoh : ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang

tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

2) Hipotesis Minor merupakan hipotesis yang terdiri dari bagian-

bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor.

Contoh :

- Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan

prestasi belajar siswa SMA.

- Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi

belajar siswa SMA.

- Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi

belajar siswa SMA.

 Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:100-106), bentuk-bentuk hipotesis

sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Wagiran

(2013:115-119), menjelaskan bahwa bentuk rumusan hipotesis

penelitian akan sangat tergantung dari rumusan masalah. Sugiyono

(2010:100-106), menyatakan bahwa bila dilihat dari tingkat

9
eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan

menjadi tiga yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri),

komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu,

maka bentuk hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu

hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan.

Menurut Sugiyono (2010:100-106), hipotesis deskriptif adalah

jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif; hipotesis

komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah

komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban

sementara terhadap masalah asosiatif .

a. Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu

yang berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya

hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

𝐻0 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri

paling sedikit 75% dari kriteria yang ditetapkan

(paling sedikit berarti lebih dari atau sama dengan ≥).

: Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri <

75% dari kriteria yang ditetapkan.

2) Hipotesis statistik

𝐻0=𝜌≥75% 𝐻𝑎=𝜌<75%

10
b. Hipotesis Komparatif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi

atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu

yang berbeda.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam

bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternative sebagai berikut.

𝐻0 : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan

(≥) SMA Y.

: Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.

2) Hipotesis statistic

𝐻0=𝜇1≥𝜇2 𝐻𝑎=𝜇1<𝜇2

Dimana ;

𝜇1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X

𝜇2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,

yaitu yang menanyakan antara dua variabel atau lebih.

Contoh :

11
1) Hipotesis penelitian

Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan

kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.

2) Hipotesis statistik

𝐻𝑎∶ 𝜌≠0 (𝜌≠0 berarti menandakan ada hubungan antara

variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja

sekolah).

 Karakteristik Hipotesis Yang Baik

Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al. (dalam

Arief Ferchan, 1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996:16) anatara

lain sebagai berikut :

a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin

mengenai apa yang seharusnya dijelaskan.

b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada

diantara variabel-variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi

hubungan antara dua atau lebih variabel.

c. Hipotesis harus dapat diuji

Hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability yaitu

terdapat kemampuan untuk diuji.

d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah

ada. Hipotesis hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau

hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan.

12
e. Hipotesis hendaknya seserhana dan seringkas mungkin.

Sedangkan menurut John W. Best (1997) dalam Yatim Riyanto

(1996:16) bahwa ciri-ciri hipotesis yang baik ialah :

a. Bisa diterima oleh akal sehat.

b. Konsisten dengan teotri atau fakta yang telah diketahui.

c. Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji.

d. Dinyatakan dalam perumusan yang sesederhana dan jelas.

C. Contoh Hipotesis Penelitian

Di dalam menentukan hipotesis penelitian ada beberapa langkah-

langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.

2. Hipotesisi dinyatakan dalam kalimat deklaratif.

3. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara

dua atau lebih variable.

4. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh

para ahli atau hasil penilitian yang relevan.

5. Dapat diuji.

Contoh 1 :

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian eksperimen

13
Dari kerangka di atas, pemilihan kelompok eksperimen dan

kontrol dilakukan secara acak kelas dan berdasarkan saran serta

bimbingan dari guru kelas III SDN Bhayangkara dengan

mempertimbangkan kemampuan yang sama, yaitu sama-sama kelas

reguler dari populasi yang homogen dari kelas III.

Sebelum dilakukan penelitian, pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol diberikan pre-test terlebih dahulu untuk mengukur

kemampuan awal siswa. Pada kelas eksperimen selanjutnya diberikan

pembelajaran menggunakan media puzzle, sedangkan pada kelas

kontrol diberikan pembelajaran menggunakan metode contextual

learning. Setelah dilakukan pembelajaran selama penelitian, siswa

kelas eksperimen dan kontrol diberikan post-test untuk mengukur

perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang menggunakan media

dan tanpa mendia puzzle.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN

Bhayangkara antara pembelajaran menggunakan media puzzle

dan tanpa media puzzle.

2) Hasil belajar IPA menggunakan media puzzle diduga lebih baik

dari pada tanpa menggunakan media puzzle.

14
Contoh 2 :
Gambar 2. Kerangka berfikir penelitian tindakan kelas

Guru: belum
Kondisi Siswa: hasil
menggunakan
Awal belajar rendah
media Puzzle

Siklus I: Penggunaan
media Puzzle secara
berkelompok
Guru: menggunakan
Tindakan media Puzzle dalam
pembelajaran IPA
Siklus II:
Penggunaan media
Puzzle secara
individual

Diduga melalui media Puzzle dapat meningkatkan hasil


Kondisi
belajar IPA bagi siswa kelas V SDN Bhayangkara
Akhir
Yogyakarta pada semester dua tahun pelajaran 2016/2017

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian

tindakan kelas yang di awali dengan tindakan pendahuluan yaitu guru

melakukan pengamatan mengenai kondisi awal siswa. Setelah

melakukan pengamatan, guru memberikan suatu tes terhadap hasil

belajar IPA kepada siswa tanpa adanya media puzzle dalam

pembelajaran tersebut dan diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa

masih rendah. Kemudian, guru mulai menyusun tindakan untuk

meningkatkan pembelajaran IPA siswa melalui media Puzzle.

Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus I dilakukan

penggunaan media puzzle secara berkelompok dalam pembelajaran

IPA. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam memahami

15
dan membangun konsep penggunaan media puzzle dalam

pembelajaran IPA. Siklus II dilakukan penggunaan media puzzle

secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

masing-masing (individu) siswa dalam menguasai pembelajaran IPA.

Dari kedua siklus tersebut diharapkan penggunaan media puzzle dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bhayangkara

Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir maka

hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ada

peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bhayangkara

Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian. Hal ini sejalan dengan istilah hipotesis itu sendiri berasal

dari gabungan kata hipo yang berarti di bawah dan tesis yang artinya

kebenaran. Jadi, hipotesis berarti dibawah kebenaran. Artinya, kebenaran

yang masih berada dibawah (belum tentu benar)dan baru dapat diangkat

menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai bukti-bukti.

Ada beberapa jenis hipotesis penelitian yaitu hipotesis nihil (Ho)

hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara

variabel dengan variabel lain sedangkan hipotesisi alternatif (Ha) yaitu

hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara

variabel dengan variabel lain. Selain itu hipotesis penelitian memiliki 3

bentuk diantaranya adalah hipotesis deskriptif, hipotesisi komparatif, dan

hipotesis asosiatif

B. Saran

Diharapkan dalam menentukan suatu hipotesis penelitian seorang peneliti

harus bijak untuk menentukan fokus permasalahan apa yang akan

dijadikan bahan penelitian, sehingga didalam mengambil suatu hipotesis

penelitian maupun menghasilkan hipotesis penelitian dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya dan ke validan data yang ada.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Nurul Zuriah, M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nanang Ade Putra, F. A. (n.d.). Hipotesis Penelitian.

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

18

Anda mungkin juga menyukai