Anda di halaman 1dari 20

HIPOTESIS PENELITIAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah “Metodologi Penelitian”

Disusun oleh :
Alya Arianne Putri: P21345123005
Anugerah Rizki: P21345123007
Febriyanti Mah Bengi: P21345123021
Heramadhani Maulana: P21345123026
Ismi Tri Yuly Yanti: P21345123028
Khen Azarya Caroline Simbolon: P21345123034

D3 Kesehatan Lingkungan
Tingkat 2

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II


Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Jakrta, 2024
Kata Pengantar

ْ ٰ ْ َّ ‫ه‬
َّ ِ ‫ِب ْس ِم‬
‫اّٰلل الرحم ِن الر ِحي ِم‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Hipotesis Penelitian”.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah Metodologi Penelitian Politeknik Kesehatan Jakarta II yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah kami berikutnya. Penulis
juga berharap agar apa yang penulis buat ini dapat berguna bagi pembaca
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Jakarta, April 2024

Penyusun,

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ........................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Hipotesis Penelitian ................................................................................ 3
2.2 Jenis - Jenis Hipotesis Penelitian ............................................................................... 4
2.3 Contoh Hipotesis Penelitian .................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
Daftar Pustaka................................................................................................................... 17

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan

dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang

dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang

sesuatu, mendorongmanusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk

melakukan penelitian makaharus dilewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini

sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah

berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan

terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat

tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya adalah Pertama,

Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari

teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.

Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai

konflik. Kedua, hipotesis dapat diuji danditunjukkan kemungkinan benar atau tidak

benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk

memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapatkeluar dari dirinya

sendiri. artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya

dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan

mengujinya.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipoteis dengan baik

terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun

1
hipotesis. Untuk menyusunhipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu

pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana bentuk pola hubungan dalam

penelitiannya, bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan jenis& jenis

hipotesis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Hipotesis Penelitian ?

2. Apa saja jenis-jenis Hipotesis Penelitian ?

3. Apa saja contoh dari Hipotesis Penelitian ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Hipotesis Penelitian.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis Hipotesis Penelitian.

3. Untuk mengetahui contoh dari Hipotesis Penelitian.

2
BAB II PEMBAHASAN
Hipotesis Penelitian
2.1 Pengertian Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu

penelitian (Fraenkel dan Wallen, 1990:40) dalam Yatim Riyanto, 1996 dan Nurul

Zuriah, 2006). Lebih lanjut dinyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang

sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

Hipotesis belum tentu benar. Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil

pengujian dari data empiris.

Sementara itu, menurut Suharsismi Arikunto (1995:71) dalam Nurul Zuriah

(2006:162) hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat

oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan

jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji

kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan

kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga

dapat tumbang sebagai kebenaran.

Hal ini sejalan dengan istilah hipotesis itu sendiri berasal dari gabungan
kata hipo yang berarti di bawah dan tesis yang artinya kebenaran. Jadi, hipotesis
berarti dibawah kebenaran. Artinya, kebenaran yang masih berada dibawah (belum
tentu benar)dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah
disertai bukti-bukti (Nurul Zuriah, 2006:162). Menurut Sugiyono (2010) hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

3
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan
atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang belum tentu
kebenarannya dan akan menjadi benar apabila sudah ada bukti-buktinya.

Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk

menguji hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan menemukan fakta yang ada dan

terjadi di lapangan. Fakta yang dimaksud sifatnya riil dan objektif. Hubungannya

dengan hipotesis ialah apakah fakta yang ditemukan dilapangan mendukung atau

tidak terhadap hipotesis yang diajukan oleh peneliti, apakah dapat di terima atau

ditolak. Jika fakta yang di temukan di lapangan setelah diuji melalui statistik

hasilnya berlawanan dengan rumusan hipotesis (dalam arti tidak mendukung),

maka hipotesis yang diajukan peneliti tidak dapat diterima atau ditolak.

Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat diidentikkan

dengan pernyataan keberhasilan atas kegagalan penelitian. Perumusan hipotesis

ditujukan untuk landasan logis dan pemberi arah kepada proses pengumpulan data

serta proses penyelidikan itu sendiri (John W. Best, dalam Sanapiah Faisal, 1982

dan Yatim Riyanto, 1996).

Hipotesis dirumuskan utamanya berdasarkan hasil telaah pustaka. Dengan

demikian, bentuk rumusannya harus sejalan dengan hasil telaah pustaka atau

bahasan teoretis dan relevan dengan rumusan masalah.

2.2 Jenis - Jenis Hipotesis Penelitian


Ada beberapa jenis hipotesis, yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan

(korelasi) dan perbedaan (komparasi). Menurut klasifikasi lain ada hipotesis nol

4
dan hipotesis alternative atau hipotesis kerja, dan menurut klasifikasi lain ada

hipotesis mayor dan hipotesis minor. Selengkapnya jenis dan klasifikasi hipotesis

akan diuraikan sebagai berikut:

1. Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya

Menurut Yatim Riyanto, (1996:13) dalam Nurul Zuriah, (2006:163) hipotesis

dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Hipotesis nihil (null hypotheses) atau biasa disingkat (Ho)

Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan

atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Tidak ada hubungan

antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.

b. Hipotesis alternatif (alternative hypotheses) atau disingkat (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan

atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh : Ada hubungan antara

tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD. Hipotesis alternatif

ada dua macam yaitu directional hypotheses dan non directional hypotheses

(Fraenkel dan Wallen, 1990: 42, Suharsimi Arikunto, 1989:57 dalam Nurul Zuriah,

2006:163).

1) Hipotesis Terarah (Directional Hypotheses)

Hipotesis terarah merupakan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana

peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel

independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variable dependent.

Misalnya: siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya

dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

5
2) Hipotesis Tak Terarah (Non Directional Hypotheses)

Hipotesis Tak Terarah merupakan hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh

peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap

variabel dependent. Fraenkel dan Wallen, (1990:42) dalam Nurul Zuriah,

(2006:163) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa

peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang

akan dilakukan. Contoh : Ada perbedaan pengaruh pengunaan metode mengajar

Tanya jawab dan PBL terhadap prestasi belajar mahasiswa FKIP.

2. Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji

Menurut Yatim Riyanto, (1996:14) dalam Nurul Zuriah, (2006:163-164)

berdasarkan sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu sebagai berikut:

a) Hipotesis tentang hubungan

Merupakan hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua

variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional. Hubungan antara

variabel tersebut dapat dibedakan menjadi 3 hal, yaitu sebagai berikut :

1) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik, contoh : Hubungan antara

kemampuan fisika dan kimia, nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan

dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan hubungan sebab akibat dan timbal

balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan

sebaliknya.keduanya memiliki hubungan mungkin disebabkan karena factor

6
lain, mungkin kabiasaan mereka berfikir logis sehingga mengakibatkan adanya

hubungan antara keduanya.

2) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik, contoh : hubungan antara tingkat

kekayaan dengan kelancaran berusaha. Semakin tinggi tingkat kekayaan,

semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya, dan sebaliknya.

3) Hubungan yang menunjukkan pada sebab akibat, tetapi tidak timbal balik.

Contoh : hubungan antara waktu PBM dengan kejenuhan siswa. Semakin lama

waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh terhadap pelajara yang

disampaikan.

b) Hipotesis tentang perbedaan

Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan

perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang

perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.

Contoh 1 :

Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode

ceramah dan Tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian eksperimen)

Contoh 2 :

Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA anta yang berada di kota dan di desa.

(penelitian komparatif).

3. Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasaan atau Lingkup Variabel yang Diuji

Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi

hipotesis mayor dan hipotesis mior.

7
1) Hipotesis Mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan seluruh

variabel dan seluruh subjek penelitian.

Contoh : ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan

prestasi belajar siswa SMA.

2) Hipotesis Minor merupakan hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau

sub-sub dari hipotesis mayor.

Contoh :

- Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi

belajar siswa SMA.

- Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar

siswa SMA.

- Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa

SMA.

➢ Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:100-106), bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait

dengan rumusan masalah penelitian. Wagiran (2013:115-119), menjelaskan bahwa

bentuk rumusan hipotesis penelitian akan sangat tergantung dari rumusan masalah.

Sugiyono (2010:100-106), menyatakan bahwa bila dilihat dari tingkat

eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi tiga

yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan)

dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga

8
dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif

hubungan.

Menurut Sugiyono (2010:100-106), hipotesis deskriptif adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif; hipotesis komparatif merupakan

jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah

merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif .

a. Hipotesis Deskriptif

Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan

dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

𝐻0 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 75%

dari kriteria yang ditetapkan (paling sedikit berarti lebih dari atau sama dengan

≥). Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75% dari kriteria

yang ditetapkan.

2) Hipotesis statistic

𝐻0=𝜌≥75% 𝐻𝑎=𝜌<75%

b. Hipotesis Komparatif

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan

ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu

terjadi pada waktu yang berbeda.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

9
Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam bentuk hipotesis nol dan

hipotesis alternative sebagai berikut.

𝐻0 : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan (≥) SMA Y.

: Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.

2) Hipotesis statistic

𝐻0=𝜇1≥𝜇2 𝐻𝑎=𝜇1<𝜇2

Dimana ;

𝜇1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X

𝜇2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y

c. Hipotesis Asosiatif Hubungan

Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang

menanyakan antara dua variabel atau lebih.

Contoh :

1) Hipotesis penelitian

Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah

dengan iklim kerja sekolah.

2) Hipotesis statistic

𝐻𝑎∶ 𝜌≠0 (𝜌≠0 berarti menandakan ada hubungan antara variabel

kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah).

10
➢ Karakteristik Hipotesis Yang Baik

Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al. (dalam Arief Ferchan,

1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996:16) anatara lain sebagai berikut :

a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas

Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang

seharusnya dijelaskan.

b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-

variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih

variabel.

c. Hipotesis harus dapat diuji

Hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability yaitu terdapat kemampuan

untuk diuji.

d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Hipotesis

hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau hukum-hukum yang sebelumnya

sudah mapan.

e. Hipotesis hendaknya seserhana dan seringkas mungkin.

Sedangkan menurut John W. Best (1997) dalam Yatim Riyanto (1996:16)

bahwa ciri-ciri hipotesis yang baik ialah :

a. Bisa diterima oleh akal sehat.

b. Konsisten dengan teotri atau fakta yang telah diketahui.

c. Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji.

d. Dinyatakan dalam perumusan yang sesederhana dan jelas

11
2.3 Contoh Hipotesis Penelitian
Di dalam menentukan hipotesis penelitian ada beberapa langkah-langkah yang

perlu diperhatikan, yaitu :

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.

2. Hipotesisi dinyatakan dalam kalimat deklaratif.

3. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau

lebih variable.

4. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para

ahli atau hasil penilitian yang relevan.

5. Dapat diuji.

Contoh 1 :

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian eksperimen

Dari kerangka di atas, pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol

dilakukan secara acak kelas dan berdasarkan saran serta bimbingan dari guru kelas

III SDN Bhayangkara dengan mempertimbangkan kemampuan yang sama, yaitu

sama-sama kelas reguler dari populasi yang homogen dari kelas III.

12
Sebelum dilakukan penelitian, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberikan pre-test terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada

kelas eksperimen selanjutnya diberikan pembelajaran menggunakan media

puzzle, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan

metode contextual learning. Setelah dilakukan pembelajaran selama penelitian,

siswa kelas eksperimen dan kontrol diberikan post-test untuk mengukur

perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang menggunakan media dan tanpa

mendia puzzle.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN Bhayangkara

antara pembelajaran menggunakan media puzzle dan tanpa media puzzle.

2) Hasil belajar IPA menggunakan media puzzle diduga lebih baik dari pada

tanpa menggunakan media puzzle

13
Contoh 2 :

Gambar 2. Kerangka berfikir penelitian tindakan kelas


Guru: belum Siswa: hasil
Kondisi menggunakan
Awal belajar rendah
media Puzzle

Siklus I:
Penggunaan media
Puzzle secara
Guru: menggunakan berkelompok
Tindakan media Puzzle dalam
pembelajaran IPA
Siklus II:
Penggunaan media
Puzzle secara
individual

Diduga melalui media Puzzle dapat meningkatkan hasil


Kondisi
belajar IPA bagi siswa kelas V SDN Bhayangkara
Akhir
Yogyakarta pada semester dua tahun pelajaran 2016/2017

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas

yang di awali dengan tindakan pendahuluan yaitu guru melakukan pengamatan

mengenai kondisi awal siswa. Setelah melakukan pengamatan, guru memberikan

suatu tes terhadap hasil belajar IPA kepada siswa tanpa adanya media puzzle dalam

pembelajaran tersebut dan diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah.

Kemudian, guru mulai menyusun tindakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA

siswa melalui media Puzzle.

Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus I dilakukan penggunaan

media puzzle secara berkelompok dalam pembelajaran IPA. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah siswa dalam memahami dan membangun konsep penggunaan

media puzzle dalam pembelajaran IPA. Siklus II dilakukan penggunaan media

puzzle secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-

14
masing (individu) siswa dalam menguasai pembelajaran IPA. Dari kedua siklus

tersebut diharapkan penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas V SDN Bhayangkara Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir maka hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ada peningkatan hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN Bhayangkara Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017.

15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu

penelitian. Hal ini sejalan dengan istilah hipotesis itu sendiri berasal dari

gabungan kata hipo yang berarti di bawah dan tesis yang artinya kebenaran.

Jadi, hipotesis berarti dibawah kebenaran. Artinya, kebenaran yang masih

berada dibawah (belum tentu benar)dan baru dapat diangkat menjadi suatu

kebenaran jika memang telah disertai bukti-bukti.

Ada beberapa jenis hipotesis penelitian yaitu hipotesis nihil (Ho) hipotesis

yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variabel

dengan variabel lain sedangkan hipotesisi alternatif (Ha) yaitu hipotesis

yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan

variabel lain. Selain itu hipotesis penelitian memiliki 3 bentuk diantaranya

adalah hipotesis deskriptif, hipotesisi komparatif, dan hipotesis asosiatif

16
Daftar Pustaka

Dra. Nurul Zuriah, M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nanang Ade Putra, F. A. (n.d.). Hipotesis Penelitian.

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

17

Anda mungkin juga menyukai