Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“MERUMUSKAN HIPOTESIS”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Riset
Dosen pengampu : Ns. Grace Carol Sipasulta, M.kep.Sp.Mat

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Mahesa Candra Aditama (P07220118093)
2. Nanda Yorika Kusasih (P07220118096)
3. Nur Apsari (P07220118097)
4. Sri Kandiningsih (P07220118104)
5. Zhakia Nabillah Matali (P07220118110)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS C
TINGKAT III/SEMESTER V
TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kamu kesehatan sehingga mampu menyelesaikan kewajiban kami.
Tak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan alam penerang umat muslim
Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat dari kehidupan jahiliyah
menuju kehidupan yang berilmu.
            Alhamdulillah, pada kesempatan ini kami selaku penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah kami pada mata kuliah Pengantar Riset yang
berjudul HIPOTESIS. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing mata kuliah yang telah memberi arahan dalam proses penyusunan
makalah.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini sangat banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu kami menerima saran dan kritikan yang mendukung
dan memotivasi dari pembaca.

Balikpapan, 8 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................3
A. Pengertian Hipotesis................................................................3
B. Ciri-ciri Hipotesis yang baik...................................................5
C. Jenis-jenis Hiipotesis...............................................................6
D. Cara Merumuskan Hipotesis...................................................8
E. Bentuk-bentuk Hipotesis.........................................................8
F. Perumusan Hipotesis...............................................................10
G. Kegunaan Hipotesis.................................................................11
H. Apakah Semua Penelitian harus Berhipotesis.........................11
I. Syarat-syarat Hipotesis............................................................12
J. Fungsi Hipotesis dalam Penelitian..........................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................13
A.  Kesimpulan....................................................................13
B.  Saran..............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris. Dalam langkah-
langkah peneliltian, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang di peroleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di anggap
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenaranya.
Secara teknis, hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang di uji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh
dari sample penelitian secara statistik. Hipotesis merupakan pernyataan
mengenai keadaan parameter yang akan di uji melalui statistic sample.
Secara implicit, hipotesis juga menyatakan prediksi, misalnya,
hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode
ceramah secara implicit mengandung predikasi bahwa kelas-kelas yang di ajar
terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya dari pada kelas-
kelas yang diajar terutama dengan metode ceramah.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hipotesis ?
2. Apa ciri ciri hipotesis yang baik ?
3. Apa saja jenis jenis hipotesis ?
4. Bagaimana cara merumuskan hipotesis ?
5. Apa saja bentuk bentuk hipotesis ?
6. Bagaimana perumusan hipotesis ?
7. Apa kegunaan hipotesis ?
8. Apa saja syarat syarat hipotesis ?
9. Apa fungsi hipotesis dalam penelitian ?

C. Tujuan
Bagi mahasiswa :

1
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara Menyusun hipotesis yang
baik melalui rumusan masalah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan
jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji
kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Hipotesis
ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan
diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan
dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja
dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah
teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat
saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena
langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa
saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan
ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis =
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesis merupakan
sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangk a kegiatan ilmiah yang mengikuti
kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya
sehari-hari hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada
perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berpikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai
sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah
pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara
sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses
terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya,
yaitu penelitian sosial. [ CITATION wik20 \l 14345 ]

3
Menurut Sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan
masalah, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus
dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis
haruslah berdasar pada teori dan empiris.
Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang
pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya
hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya
melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas
2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai
melalui membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah
penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data. Sehubungan dengan
pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal
dari 2 penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang
artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi
hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan
seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah
hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti
mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang
dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Terhadap hipotesis yang sudah
dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal:

4
a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
b. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang
terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1) Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel
penyebab dan variabel akibat.
2) Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang
ditimbulkan oleh penyebab itu.
3) Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang
bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang
dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun
tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun
hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis
penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development
biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan
untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-
banyaknya.
B. Ciri – ciri Hipotesis yang Baik
Selain itu, [ CITATION Naz05 \l 14345 ] juga mengemukakan ciri-ciri hipotesis yang
baik, yaitu:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variable
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan
4. Hipotesis harus dapat diuji dengan nalar ataupun dengan alat-alat statistika
5. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana dan terbatas untuk
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian
6. Hipotesis harus bisa menerangkan hubungan fakta-fakta dan dapat dikaitkan
dengan teknik pengujian

5
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya
persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variable
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.

C. Jenis-jenis Hipotesis
Hipotesis statistik dipergunakan jika peneliti melakukan analisis dengan
hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan teknik
statistik yang menggambarkan pengambilan data keseluruhan ke arah sebagian
populasi disebut sebagai proses inferensi. Teknik statistik dalam menganalisis sampel
ini sering juga disebut sebagai statistik inferensial. Jika hasil analisis dari
sampel tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis
keseluruhan, maka proses tersebut dinamakan generalisasi. Bila peneliti langsung
menggunakan populasi sebagai dasar analisis, apakah ia masih perlu hipotesis?
Jawabannya adalah: hipotesis penelitian tetap perlu diajukan sebagai arah dalam
melakukan kegiatan di lapangan, sedangkan hipotesis statistik kurang diperlukan.
Peneliti langsung dapat menganalisis data kemudian langsung memperoleh
hasilnya yang menggambarkan apa yang diteliti saat ini.
Hipotesis dapat dibedakan berdasarkan bagaimana mendapatkannya
(induktif vs deduktif), atau bagaimana mereka merumuskannya (deklaratif vs nol
hipotesis). Hipotesis induktif merupakan sebuah generalisasi yang didasarkan
dari suatu observasi. Hipotesis deduktif diturunkan dari teori yang ada dan
memotivasi melakukan penelitian lanjutan. Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis
statistik secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: hipotesis kerja, hipotesis
nol/nihil.

6
1. Hipotesis kerja
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok dan sering dinyatakan dalam kalimat positif.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika..................................maka............................................
Contoh: Jika siswa rajin belajar maka hasil belajar siswa akan meningkat
b. Ada perbedaan antara....................dan.............................
Contoh: Ada perbedaan antara siswa yang belajar matematika dengan model
pembelajaran STAD dan Problem Based Learning (PBL)
c. Ada pengaruh...........................terhadap...........................
Contoh: Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa
Contoh penggunaan hipotesis kerja/alternatif dari hipotesis statistik:
Hipotesis statistik perbedaan:
Hα : μ1 > μ2
Hipotesis alternatif menyatakan bahwa rata rata kelompok 1 lebih besar dari
rata - rata kelompok 2.
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya
digunakan dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistic dan sering dinyatakan dalam kalimat negatif.Hipotesis nol menyatakan
tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara
variabel X dan Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat
dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel.
Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol
atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara..............dengan.....................
Contoh: tidak ada perbedaan antara kemampuan verbal dan
penyesuaian diri terhadap prestasi belajar matematika
b. Tidak ada pengaruh............................terhadap...................
Contoh penggunaan hipotesis nol dari hipotesis statistik:
Hipotesis statistik perbedaan:
Hо : X1 = X2s

7
Pada dasarnya, kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. Namun,
dalam
kenyataannya kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis
penelitiannya dalam bentuk hipotesis alternatif. Hal yang demikian
ini terjadi dalam penelitian eksperimental; dalam penelitian
eksperimental, peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala
pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain, sebagai
akibat adanya perbedaan perlakuan.

D. Cara Merumuskan Hipotesis


1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.
2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat deklaratif.
3. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau
4. lebih variabel
5. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
6. atau hasil penelitian yang relevan.
7. Dapat diuji

E. Bentuk-bentuk Hipotesis
Penelitian Menurut Sugiyono (2010:100-106),bentuk-bentuk hipotesis
sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Wagiran (2013:115-119),
menjelaskan bahwa
Bentuk rumusan hipotesis penelitian akan sangat tergantung dari rumusan
masalah. Sugiyono (2010:100-106), menyatakan bahwa biladilihat
daritingkateksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan
enjadi tigayaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk
hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif,
komparatif, dan asosiatif hubungan.
Menurut Sugiyono (2010:100-106), hipotesis deskriptif adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif; hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis
asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif .

8
1. Hipotesis Deskriptif
Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak
dituliskan.
Contoh:
a. Hipotesis penelitian
H0 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit
75% dari kriteria yang ditetapkan (paling sedikit berarti lebih dari atau
sama dengan ≥)
Hα : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75% dari
kriteria yang ditetapkan.
b. Hipotesis statistic
Ho = ρ ≥ 75%
Hα = ρ < 75%
2. Hipotesis Komparatif
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada
rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
a. Hipotesis penelitian
Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam
bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternative sebagai berikut.
Ho : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan (≥) SMA Y.
Hα : Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y.
b. Hipotesis statistic
Ho = μ1 ≥ μ 2
Hα = μ1< μ 2
Dimana ;
μ1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X
μ2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y
3. Hipotesis Asosiatif Hubungan

9
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu
yang menanyakan antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
a. Hipotesis penelitian
Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan iklim kerja sekolah.
b. Hipotesis statistik
Hα ∶ ρ ≠ 0 (ρ≠0berarti menandakan ada hubungan antara variable
kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah)
F. Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu tentu
tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis dan
generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan telaah
pustaka. Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. peneliti
harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang
terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan
cara banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,
objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam masalah yang
sedang diselidiki.
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Perumusan hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut[ CITATION Ind02 \l
14345 ] Indrianto dan Supomo ( 2002: 77) antara lain dengan mempertimbangkan
criteria kreteria tertentu sebagai acuannya dan penjelasan sebagai berikut :
1. Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian
Tujuan penekitian adalah memecahkan masalah atau utuk menjawab
pernyataan penelitian hipotesis dalam penelitian kuantitaf, merupakan jawaban
rasiional yang deduksi dari konsef konsef dan teori teori yang sudah ada
2. Berupa perfnyatan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji secara empiris.
Tujujan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah menguji teoritis dan
hipotesis maka akar dapatt diuji , hiotesis harus menyatakan secara jelas pariabel
10
variabal yang di teliti atau berupa duaaamn tettentu pada hubungan antar dua
variable
3. Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan teori-teori lebih
kuat jika dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa teori kemungkinan
saling bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori yang satu lebih kuat
dengan teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus
mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada alternatif. Dapat
terjadi hipotesis lainnya kemungkinan dikembangakan melalui teori tgeori yang
lainnya.
G. Kegunaan Hipotesis
Menurut [ CITATION Wag10 \l 14345 ] beberapa kegunaan hipotesis antara lain :
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.Hipotesis memberikan
suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
2. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
3. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

H. Apakah Semua Penelitian Harus Berhipotesis?


Berikut beberapa pendapat tentang apakah semua penelitian harus
berhipotesis:
1. Wagiran (2013, 101), “tidak harus semua penelitian menggunakan hipotesis.
Biasanya hipotesis merujuk pada hubungan antara dua variable atau lebih.
Bila peneliti setuju dengan pendapat ini, maka mereka hanya perlu berpikir
akan menggunakan hipotesisatau tidak dalam penelitiannya”. Menurut beliau dari
pengertian tersebut, sebaiknya jangan berkesimpulan bahwa penelitian yang
hanya mengajukan satu variable saja dalam penelitiannya boleh juga
menggunakan hipotesis.
2. Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi 2010),”untuk menjawab atas pertanyaan ini kita
tidak boleh berpikir pada hal yang benar secara mutlak dan tidak benar
secara mutlak”. Pendapat pertama, semua penelitian itu harus berhipotesis,
pendapat kedua, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan
menunjukan hubungan antara dua variable atau lebih.

11
3. Sugiyono (2010), penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.

I. Syarat-syarat Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam
penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Borg dan Gall mengajukan adanya
persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis harus dirumuskan dengan
singkat tetapi jelas. 2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan
antara dua atau lebih variabel. 3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang
dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

J. Fungsi Hipotesis dalam penelitian


Fungsi hipotesis menurut [ CITATION pro20 \l 1033 ] yaitu:
1. untuk menguji teori
2. mendoring munculnya teori
3. menerangkan fenomena social
4. sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
5. memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di mana
jawaban tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris. Penelitian yang
dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk hipotesis yang diajukan,
tetapi bertuan menemukan fakta yang ada dan terjadi di lapangan.
Jenis-jenis hipotesis:
1. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya.
2. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
3. Hipotesis dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
Dalam merumuskan hipotesis tentunya peneliti juga harus mengetahui terlebih
dahulu karakteristik hipotesis yang baik dan bagaimana merumuskan hipotesis dengan
benar. Dalam hal ini sudah dijelaskan sebelumnya criteria dan perumusan hipotesis
yang baik dan benar, yang tentunya mempunyai tahapan-tahapan.
Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian hipotesis,
pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis yang diteliti
terbukti kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya diterima atau tidak.

B. Saran
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, oleh karena itu penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Karenanya
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun untuk kebaikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

/wiki/Hipotesis. (2020, March). Retrieved June 6, 2020, from


https://id.wikipedia.org
default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,%20M.Pd./Makalah
%20Hipotesis.pdf. (2013). Retrieved June 6, 2020, from http://staff.uny.ac.id/
Nazir. (2005). bagaiamana-teknik-penyusunan-hipotesis-penelitian.html. Retrieved
June 6, 2020, from https://www.eurekapendidikan.com/
Supomoo, I. d. (2002). makalah-hipotesis-penelitian.html. Retrieved June 6, 2020,
from https://idaauliamawaddah.blogspot.com/
Wagiran. (2010). A-pengertian-hipotesis-penelitian.html. Retrieved June 6, 2020,
from https://docplayer.info/
prof.Dr.S.Nasution. (2020, mei 24). fungsi hipotesis. Retrieved juni 7, 2020, from
pengertian hipotesis adalah: jenis , kegunaan, ciri, manfaat:
https://fungsi.co.id/hipotesis-adalah/

14

Anda mungkin juga menyukai