Anda di halaman 1dari 15

HIPOTESIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Logika
Dosen Pengampu:
Khikmatun Amalia S.H.I., M.H.

Oleh:
ABDUL MUKTI (20230212002)
NINA HASANATURRUWINA (20230212008)

FAKULTAS SOSEKHUM PROGRAM STUDI HUKUM SYARIAH


UNIVERSITAS NAHDAHATUL ULAMA
PURWOKERTO
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Sang pemilik cinta yang sejati dan
yang telah memberikan segala ridho serta karunia-Nya kepada semua umat
manusia untuk beraktifitas di muka bumi ini. Dan shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita kepada
suatu arah dan tujuan yang jelas dan terang benderang bagaiakan matahari
menyinari dunia.

Makalah ini hanyalah sekilas ulasan tentang materi Dasar Logika yang
lebih menitik beratkan apa itu hipotesis yang semuanya jauh dari kesempurnaan.
Penulis turut berterima kasih kepada Khikmatun Amalia S.H.I., M.H. yang
senantiasa membimbing dalam mempelajari Dasar Logika dan tak lupa motivasi
dari rekan-rekan penulis.

Tentunya segala sesuatu tidak ada yang sempurna dalam segala aspeknya,
tak terkecuali makalah ini. Akan tetapi penulis tetap berusaha untuk
menyelesaikannya dengan sebaik mungkin. Jadi mohon maaf jika ada kesalahan
secara teknis penulisan maupun subtansi. Saran dan komentar yang membangun
dari para pembaca, sangatlah penulis butuhkan demi perbaikan makalah ini.

Purwokerto, 10 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis................................................................................3
B. Jenis Jenis Hipotesis................................................................................4
C. Fungsi Hipotesis......................................................................................5
D. Cara Menguji Hipotesis...........................................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja
salah. Hipotesis akan di tolak jika salah atau palsu dan akan di terima jika
fakta fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan
begitu sangat tergantung pada hasil hasil penyelidikan terhadap fakta fakta
yang di kumpulkan. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai konklusi,
suatu konklusi yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis
tidak di buat dengan semena mena, melainkan atas dasar pengetahuan
pegetahuan tertentu.
Hipotesis-hipotesis selalu merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan
kegiatan dalam perencanaan pola pola pencariannya. Dimana data akan di
kumpulkan, Teknik analisis, dan arah peyimpulannya. Pengetahuan ini
Sebagian di ambil dari hasil hasil serta problematika yang timbul dari
penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renunga-renungan atas
dasar petimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-
hasil penyelidikan eksploratif yang di lakukan sendiri. Hipotesis kerja
harus dinyatakan dalam bentuk statemen, tidak boleh dalam bentuk
pernyataan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hipotesis?
2. Apa jenis jenis Hipotesis?
3. Apa fungsi Hipotesis?
4. Bagaimana cara menguji Hipotesis?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian Hipotesis
2. Agar mengetahui jenis jenis Hipotesis
3. Agar mengetahui fungsi Hipotesis
4. Agar mengetahui cara menguji Hipotesis

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah”
dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa
dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang
pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan
permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan
diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui
penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan
atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teor-
etik, dicapai melalui membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf prak-
tik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan
terhadap data.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan
seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran).
Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk
membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan
menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa,

6
atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan.

peneliti dapat bersikap dua hal:

1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya


tidak terbukti (pada akhir penelitian).

2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data


yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada
saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:

1. Perlu di uji apakah ada dta yang menunjuk hubungan antara


variable penyebab dan variable akibat.
2. Adakah data yang menunjukan bahwa akibat yang ada, memang
di timbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukan bahwa tidak ada penyebab lain
yang bisa menimbulkan akibat tersebut.

Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan,maka hipotesis yang di


rumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun
tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun
hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis
penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development
biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan
untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala
sebanyak-banyaknya.
G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting
dilakukan bagi:
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude).
2. Penelitian tentang perbedaan (differencies).

7
3. Penelitian hubungan (relationship)

Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter relationship


studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu:
a. Case studies
b. Causal comparative studies
c. Correlation studies

B. Jenis Jenis Hipotesis


Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan
dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif
(Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika…maka..
b. Ada perbedaan antara..dan..dalam..
c. Ada pengaruh…terhadap…

2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga


disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis ke-
mukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara…dengan…dalam…
b. Tidak ada pengaruh..terhadap...

8
Contoh Hipotesa yang di ajukan dalam penulisan penelitian

1. Hipotesis Kerja (H1) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan


Model Sinektiks lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Bela-
jar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear
”.
2. Hipotesis Nihil (H0) ” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan
Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran
matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Bela-
jar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear
”.

Berdasarkan tiga macam masalah penelitian tadi,maka ada tiga macam


hipotesis penelitian (Hipotesis Alternatif),yaitu:

a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan


dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang
dirumuskan untuk menentukan titik peluang,hipotesis yang diru-
muskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif).
Contoh: gaya mengajar dosen statistic mencapai 70% dari krite-
ria rata rata nilai ideal.
Hipotesis deskriptif untuk keperluan pengujian dengan
statistik,bentuk rumusan hipotesis deskriptif lengkap ialah
”Terdapat perbedaan antara titk taksiran (yang diperkirakan 5
ton/ha)”.
b. Hipotesis Komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban
pada permasalahan yang bersifat membedakan.

9
Contoh: ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara
lulusan pondok pesantren X dengan lulusan SMU Y,yaitu lulusan
pondok pesantren X lebih baik dari pada lulusan SMU Y.

c. Hipotesis Asosiatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada


permasalahan yang bersifat hubungan.Sedangkan menurut sifat
hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis
yaitu:
1. Hipotesis hubungan simentris ialah hipotesis yang menyatakan
hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau
lebih,tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
Contoh: ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampi-
lan.
2. Hipotesis hubungan sebab-akibat (kausal) ialah hipotesis yang
menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua vari-
abel atau lebih.
Contoh: pergaulan bebas mempengaruhi antara dua variable atau
lebih.
3. Hipotesis hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara
hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling
mempengaruhi.
Contoh: terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara
status sosial ekonomi dengan terpenuhi gizi keluarga.

Fungsi penting hipotesis didalam penelitian, yaitu:

1. Untuk mrnguji teori


2. Mendorong munculnya teori
3. Menerangkan fenomena sosial
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian

10
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan di
hasilkan.

C. Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana
penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala
serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar
mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan
antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan
dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting untuk
memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama
pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana
dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan.
Karena hipotesis tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian
kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu
kita untuk memperluas pengetahuan.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung
dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang
dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara
variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji
pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan
peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti menguji

11
hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru terhadap
hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid
secara nyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor hasil belajar siswa yang
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih
tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan
penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut,
yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan
tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para
peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati
adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu.
Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat
memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang
harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang
diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik
yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan
mencegahnya menjadi terlalu sarat.

D. Cara Menguji Hipotesis


Pengujian hipotesis pada dasarnya adalah menaksir parameter
populasi berdasarkan data sampel. Ada dua cara menaksir parameter,
yaitu:
1. Penaksiran titik (a point estimate), suatu taksiran parameter popu-
lasi berdasarkan satu nilai dari rara-rata data sampel. Sebagai contoh
hipotesis yang berbunyi:
 Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan S1.
 Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah 6 jam sehari.

12
2. Penaksiran interval (interval estimate), suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Sebagai con-
toh hipotesis yang berbunyi:
 Rata-rata pegawai PT ABC adalah lulusan D3 - lulusan S2.
 Rata-rata lama tidur orang dewasa adalah antara 4 - 8 jam.

Menaksir populasi dengan nilai tunggal akan memiliki resiko kesala-


han lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan interval. Makin besar
interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya. Sebagai con-
toh di atas, menaksir lama tidur orang dewasa adalah antara 3 - 9 jam akan
lebih kecil kesalahannya jika interval lama tidur orang dewasa adalah 5 - 7
jam.
Dalam penelitian, biasanya interval taksiran ditetapkan terlebih
dahulu. Seperti 1%, 5%, atau 10%. Nilai ini disebut taraf signifikansi /
tingkat signifikansi / level of significant.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah”
dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa
dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan
dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha).
Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara varia-bel X dan Y,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika…maka..

13
b. Ada perbedaan antara..dan..dalam..
c. Ada pengaruh…terhadap…
2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga
disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada
pemikiran diatas dapat penulis kemuka-kan bahwa dalam penelitian ini
penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara…dengan…dalam…
b. Tidak ada pengaruh..terhadap...
DAFTAR PUSTAKA

W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.


Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,
Indeks, Jakarta 2008. Hal.10
M.B.A,Riduan.2006.Dasar-dasar Statistik.Bandung:ALFABETA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

14
15

Anda mungkin juga menyukai