Anda di halaman 1dari 11

PAPER

TEKNIK PENULISAN SKRIPSI


CARA MENYUSUN KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik penulisan Skripsi yang
diampu oleh Bapak : Drs. H., Noor Aziz., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Muhamad Arif Adriansyah 2016010188
2. Sakinatun Nisa 2016010204
3. Fitri Amalia 2016010176

A. Latar Belakang

Tahap proses teorisasi adalah sebuah proses penyusunan kerangka teoritik


yang akan digunakan sebagai petunjuk, pedoman atau kompas dalam
membedah fenomena dan dalam melakukan penelitian selanjutnya. Sedangkan
tahap empirisasi adalah sebuah kegiatan dalam menumpulkan data empiris
yang terkait dengan menggunakan metodelogi penelitian yang sesuai dengan
kerangka teoritik yang digunakan.

Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja


salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika
fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan
begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta
yang dikumpulkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, suatu
konklusi yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis tidak
dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan
tertentu.

Dalam pembahasan kali ini, akan di terangkan bagaimana cara menyusun


kerangka berfikir serta cara menyusun hipotesis.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penyusunan kerangka berfikir ?
2. Bagaimana cara perumusan Hipotesis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyusunan kerangka berfikir
2. Untuk mengetahui cara perumusan Hipotesis

D. Pembahasan
1. Cara Menyusun Kerangka Berfikir

Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Definisi teori adalah satu


perangkat saling berhubungan antar konsep, konstruk, definisi atau
proposisi (pernyataan) yang menyajikan gambaran secara sistematis
dengan mengkhususkan hubungan antara variabel yang bertujuan untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena.1

Karena tujuan dari penggunaan teori itu sendiri untuk dijadikan


landasan perlunya ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang
kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya
landasan teori tersebut merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data. Menurut J. Supranto dalam bukunya
Metode Ramalan Kuantitatif data adalah sesuatu yang diketahui atau
dianggap, dalam bahasa inggris dibedakan datumsebagai tunggal
dan data sebagai jamak. Disamping penggunaan teori itu penting, ada juga
hal perlu dilakukan oleh peneliti yaitu menyusun kerangka berfikir.

1
Prof. Drs. H. Moh. Kasiram, M.Sc, Strategi Penelitian Tesis Program Magister
By Research (Malang: Program Pascasarjana, 2002), Hlm. 64.

2
Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang disusun secara singkat
untuk menjelaskan bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal,
proses pelaksanaan, hingga akhir. Selanjutnya Uma Sekaran dalam
bukunya Business Reseacrch (1992) mengemukakan bahwa, kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiamana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.2

Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan


ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu
berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Dua bentuk penyusunan kerangka pemikiran yaitu :

a. Kerangka pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang


Akan dijadikan dasar dalam penelitian. Variabel penelitian
dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan
penelitian, sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab
permasalahan penelitian.
b. Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat dalil-dalil teori dan
konsep-konsep tetapi hanya merupakan sintesis teori dalil dan
konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian dan digambarkan
dalam bentuk hubungan variabel yang di gunakan dalam

2
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&d (Bandung: Alfabeta, 2012), Hlm 91.

3
penelitian, namun variabelnya tidak dijelaskan secara
mendalam.

Kerangka pemikiran dikatakan baik apabila dapat mengidentifikasi


variabel yang penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan
secara logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel.3

Agar Kerangka Berfikir dapat dipahami dan diterima oleh pembaca,


maka kerangka berfikir sebaiknya harus dibuat sendiri oleh peneliti dan
bukan orang lain, yakni dengan memberikan argumentasi berdasarkan
teori dan penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan objek
yang diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka berfikir yaitu konsep,
proporsi, variabel, teori, hipotesa dan definisi operasional.

Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara ilmiah, maka


diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan konsep-konsep.
2. Merumuskan proporsi.
3. Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti.
4. Merelevasikan teori yang dipakai dengan objek masalah.
5. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang disusun.
6. Membuat devinisi operasional.

Terdapat beberapa kesalahan umum dalam menggunakan landasan


teori yaitu:

a. Peneliti melakukan penyajian ulang yang tergesa-gesa terhadap


kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
b. Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.

3
Usman Rianse, Metedologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (CV Alfabeta:2009)
, Hlm.85.

4
c. Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan
penelitian yang dibacanya dalam jurnal penelitian, hingga
mengabaikan informasi berharga seperti metode,
pengukurannya, dan sebagainya.
d. Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-teori yang
terdapat dalam surat kabar, majalah populer
e. Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam
menerapkan keputusan
f. Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat dipakai
sebagai referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
g. Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang sebenarnya
tidak relevan dengan masalah yang diteliti.4

2. Cara Perumusan Hipotesis

Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar)
dan tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang
ditentukan dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan
baru akan menjadi benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti.

Adapun jenis-jenis hipotesis, yaitu :

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung


pernyataan mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif
atau secara negatif antara dua variable atau lebih sesuai dengan
teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut sebagai hipotesis yang
dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.

4
Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian
Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hlm.36.

5
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang
hubungan dan (2) hipotesis tentang perbedaan.

Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan


tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu
ke penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.


b. hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c. hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak
timbal balik.

Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang


menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok
yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai
penelitian komparatif dan eksperimen.

2. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)

Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari


kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil
(null hypotheses) yang biasa disingkat dengan Ho, dan (2)
hipotesis alternative (alternative hypotheses) yang biasa disingkat
dengan Ha.

Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak


adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain.
Contohnya, Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang
tua dengan prestasi belajar siswa SD.

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang


menyatakan adanya hubungan antara suatu variabel dengan

6
variabel yang lain. Contohnya, Ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.

Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional


hipotheses (hipotesis terarah) dan non directional hipotheses
(hipotesis tak terarah). (Frankel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi
Arikunto, 1989 :57)

Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang


diajukan oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan
tegas yang menyatakan bahwa variabel independent memang
sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent.
Misalnya : siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi
prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat (diskusi).

Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah


hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak
belum tegas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap
variabel dependent. Frankel dan Wallen (1990: 42) menyatakan
bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian
yang akan dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh
penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap
prestasi belajar siswa.

3. Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel


yang diuji

Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan


menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor
adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan
seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor adalah

7
hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis
mayor (jabaran dari hipotesis mayor). Contoh hipotesis mayor :

1. Ada hubungan antara keadaan social ekonomi (KSE)


orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

Contoh hipotesis minor :

1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua


dengan prestasi belajar siswa SMA.
2. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMA,
3. Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan
prestasi belajar siswa SMA.5

Adapun penjelasan penyusunan hipotesis yaitu :

Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri.


peneliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-
hubungan yang terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti
harus:

a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin


dipecahkan dengan cara banyak membaca literature-literatur
yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang
dilaksanakan.
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempat-tempat, objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan
satu sama lain dalam masalah yang sedang diselidiki.

5
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Hlm.163-165.

8
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan
dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori
ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Perumusn hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut indrianto


dan supomo ( 2002: 77) antara lain dengan mempertimbangkan criteria
kreteria tertentu sebagai acuannya dan penjelasan sebagai berikut :

a. Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian.


Tujuan penekitian adalah memecahkan masalah atau utuk
menjawab pernyataan penelitian hipotesis dalam penelitian
kuantitaf, merupakan jawaban rasiional yang deduksi dari
konsef konsef dan teori teori yang sudah ada
b. Berupa pernyatan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji
secara empiris.
Tujujan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah menguji
teoritis dan hipotesis maka akar dapatt diuji , hiotesis harus
menyatakan secara jelas pariabel variabal yang di teliti atau
berupa duaaamn tettentu pada hubungan antar dua variable
c. Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan
teori-teori lebih kuat jika dibandingkan dengan hipotesis
lawannya.
Berapa teori kemungkinan saling bertentangan satu sama
lain, atau terdapat teori yang satu lebih kuat dengan teori
lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus
mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada
alternatif. Dapat terjadi hipotesis lainnya kemungkinan
dikembangakan melalui teori tgeori yang lainnya.

Pendapat lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis


itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:

9
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel
atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji.6

E. Kesimpulan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di


mana jawaban tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris.
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk
hipotesis yang diajukan, tetapi bertuan menemukan fakta yang ada dan terjadi
di lapangan. Jenis-jenis hipotesis:

a. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya.


b. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
c. Hipotesis dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.

Dalam merumuskan hipotesis tentunya peneliti juga harus mengetahui


terlebih dahulu karakteristik hipotesis yang baik dan bagaimana merumuskan
hipotesis dengan benar. Dalam hal ini sudah dijelaskan sebelumnya criteria
dan perumusan hipotesis yang baik dan benar, yang tentunya mempunyai
tahapan-tahapan.

Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian


hipotesis, pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis
yang diteliti terbukti kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya diterima atau
tidak.

Penyusunan kerangka berpikir memiliki delapan langkah yaitu:


menetapkan variabel yang diteliti, membaca buku dan hasil penelitian,

6
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) ,
Hlm.22.

10
deskripsi teori dan hasil penelitian, analisis kritis terhadap teori dan hasil
penelitian, analisis komparatif terhadap teori dan hasil peneltian. Sintesa
kesimpulan, kerangka berpikir dan hipotesis dan secara sederhana
penyusunan kerangka berpikir adalah Menentukan paradigma atau kerangka
teoretis yang akan digunakan, Memberikan penjelasan secara deduktif
mengenai hubungan antarvariabel penelitian, Memberikan argumen teoritis
mengenai hubungan antar variabel yang diteliti, Merumuskan model
penelitian.

F. Daftar Pustaka

Prof. Drs. H. Moh. Kasiram, M.Sc, Strategi Penelitian Tesis Program


Magister By Research (Malang: Program Pascasarjana, 2002)

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif,


kualitatif, dan R&d (Bandung: Alfabeta, 2012)

Usman Rianse, Metedologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (CV


Alfabeta:2009)

Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian


Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi


Aksara, 2009)

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

11

Anda mungkin juga menyukai