Anda di halaman 1dari 4

Andrea Prasetyo/130141804

Resume Metopen

I. Landasan Teori
A. Pengertian Teori

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
pelaksanaan penelitian adalah teori. Karena teori dengan unsur ilmiah inilah yang akan mencoba
menerangkan fenomena-fenomena sosial yang menjadi pusat perhatian peneliti ( Masri
Singarimbun & Sofyan Efendi, 1989:37). Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian
asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Berdasar pengertian tersebut,
definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-
konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori merangkan secara sistematis atau fenomena sosial
dengan sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan
fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan
konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.

Dalam menyusun kerangka teori menurut Prof. Noeng Muhadjir, dalam makalahnya yang
berjudul ”Proses Mengkonstruksi Teori dan Hipotesis”, bagian teori harus menampilkan bagian
yang bulat yang disajikan secara holistik, tetapi juga bukan sekedar penyajian konsep yang
terpilah dan terpecah-pecah, sehingga konsep tersebut akan lebih menarik untuk dikaji.

Tata fikir yang ditawarkan dalam penyusunan kerangka teori menggunakan logika
reflektif, yaitu logika yang mondar-mandir antara proses berfikir induktif dan proses berfikir
deduktif, dan tidak dipermasalahkan dari mana harus dimulai. Alat berfikir bukan hanya sekedar
mendasarkan pada generalisasi dari rerata keberagaman individul dan rerata frekuensi kejadian,
tetapi juga konteks, esensi, indikasi pragmatik, fungsional, atau yang lainnya.

Oleh karena itu suatu teori tampil sebagai abstraksi, simplifikasi atau idealitas dari
fenomena, mungkin merupakan eksplanasi dan mungkin pula merupakan penafsiran atas empiri.
Pada dasarnya teori mengandung beberapa hal antara lain: asumsi, postulat, tesis, hipotesis,
proposisi dan sejumlah konsep. Dalam teori juga terdapat idealisasi tentang tata hidup
kemasyarakatan atau tata hidup alam semesta. Validasi suatu teori diuji atas kemampuannya
memberikan evidensi empirik.

B. Fungsi dan Peranan Teori

Sesuai dengan definisi Kerlinger (1973), bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proporsi yang menyajikan gejala-gejala sistematis, merinci hubungan antar variabel-
variabel, dengan tujuan meramalkan dan menerangkan gejala tersebut, maka teori memiliki
fungsi antara lain:

a. Menyediakan kerangka konsepsi penelitian, dan memberikan pertimbangan


perlunya penyelidikan

b. Melalui teori kita dapat membuat pertanyaan yang terinci untuk penyidikan.

c. Menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti.

d. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan


analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian.

C. Teknik Penyusunan Landasan/Kerangka Teori

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kerangka/ landasan
teori, antara lain:

a. Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan


permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian
terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri).

b. Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai
keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.

c. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi
prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila
menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku
dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah
terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi
pembatasan tahun terbitan tidak berlaku

d. Semakin banyak sumber bacaan, maka kualitas penelitian yang akan dilakukan
semakin baik, terutama sumber bacaan yang terdiri dari teks book atau sumber
lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran, internet dan lain-lain..

Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di
BUKU). Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model
konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian
studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan
kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa
kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung
yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika
dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.
II. Hipotesis
A. Pengertian Hipotesis

Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan


dari hubungan antara dua atau lebih variable. Dari arti katanya, hipotesis memang dari
dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “DI BAWAH” dan “THESA” yang artinya
“KEBENARAN” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan
ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan
fakta. Oleh karena itu, setiap penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau
jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar
adanya atau tidak benar. Atau bisa dikatakan bahwa Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya.

Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua


hipotesis yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menguji
hipostesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara itu apakah betul-betul
terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Kalau terjadi berarti hipotesis penelitian
terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis
statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak
terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.

B. Kegunaan Hipotesis

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian,
tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau
tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya
yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak
mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan
penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya
membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi
ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis.
Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-
variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

Perumusan yang kita lakukan sebenarnya sudah memiliki jawaban dari


pertanyaan yang dibuat di perumusan masalah. Namun jawaban tersebut belum disertai
data dilapangan sehingga harus diverivikasi dilapangan ketika melakukan penelitian. Dari
perumusan masalah tersebut maka akan muncul hipotesis yang memberikan jawaban
sementara yang cepat dengan berpatokan pada fakta-fakta, teori, dan penelitian-penelitian
sebelumnya di landasan teori. Kegunaan hipotesis antara lain :

a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta


memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji


dalam penelitian.

c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.

d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

C. Macam Macam Hipotesis

1. Hipotesis Deskriptif

Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel


dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.

2. Hipotesis Komparatif

Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan


nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari
macam macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam,
yaitu :

(1) Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel).

(2) Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).

3. Hipotesis Asosiatif

Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara


dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam
macam hipotesis.

Sumber :

Wasmari, Ahmad. 2017. Kerangka Teori atau Landasan Teori. STAIN. Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai