Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

KELOMPOK 6
MASRUHI
ACHMAD SYARIF
A. Pengertian Teori
Setiap penelitian selalu menggunakan teori.
Neuman (2003) “Researchers use theory differently in various types of
research, but some type of theory is present in most social research.”

Kerlinger (1978) “Theory is a set of interrelated construct (concepts),


definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena
by specifing relations among variables, with purpose of explanning and
predicting the phenomena”.

Jadi teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi


yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena.
A. Pengertian Teori
Cooper and Schindler (2003) “A theory is a set of sysetematically
interrelated concepts, definition, and proposition that are advanced to
explain and predict phenomena (fact)”. Teori adalah seperangkat konsep ,
difinisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomen.

Mark (1963) membedakan ada 3 macam teori, yaitu teori yang :


1. Deduktif : memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Induktif : cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim
titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Fungsional : tampak interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis,
yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data.
A. Pengertian Teori
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun
secara sistematik.

Jadi suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum.


Konseptualisasi atau sistem diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila
tidak dia bukan teori.
Secara umum teori mempunyai tiga fungsi :
1. Menjelaskan (explanation)
2. Meramalkan (prediction)
3. Pengendalian (control) suatu gejala.
B. Tingkatan dan Fokus Teori
Numan (2003) mengemukakan 3 level of theory :
a. Micro level theory : small slices of time, space, or a number of
people. The concept are usually not very abstract.
b. Meso-level theory : attempts to link macro and micro levels or to
operate at an intermediate level.
c. Macro level theory : concerns the operation of larger aggregates such
as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It
uses more concepts that are abstract.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan


diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif, karena
teori ini lebih fokus berlaku untuk objek yang akan diteliti.
B. Tingkatan dan Fokus Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua


peneliti harus berbekal teori.

Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah


jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas
masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen
penelitian .

Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian


kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
B. Tingkatan dan Fokus Teori

Sesunguhnya teori sangat luas dan dapat disusun dalam pohon


teori pendidikan.

Teori pendidikan dapat tersusun dalam bentuk pohon ilmu


pendidikan. Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari :
ilmu-ilmu tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi,
antropologi, ekonomi.

Selain itu dikembangkan dari pengalaman empiris praktik


pendidikan disekolah dan luar sekolah. Cita-cita hidup, agama,
hukum, konstitusi, sejarah dan adat istiadat juga digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pendidikan.
B. Tingkatan dan Fokus Teori

Teori-teori khusus pendidikan dibagi menjadi :


1. Teknologi pendidikan : managemen pendidikan, pengembangan
kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan.
2. Ilmu pendidikan. Terbagi menjadi ilmu pendidikan Makro dan Mikro.
 Ilmu pendidikan Makro : Ilmu pendidikan administrasi, komparatif,
historis dan kependudukan.
 Ilmu pendidikan Mikro, terbagi menjadi :
 Ilmu mendidik khusus : ilmu persekolahan, ilmu pendidikan luar
sekolah, ilmu pendidikan luar biasa.
 Ilmu mendidik umum : pedagogik teroritis, ilmu pendidikan
psikologis, ilmu pendidikan sosiologi, ilmu pendidikan
antropologi/etnografis dan ilmu pendidikan ekonomik.
B. Tingkatan dan Fokus Teori

Redja Mudyahardjo (2002) : sebuah teori pendidikan adalah


sebuah sistem konsep yang terpadu, menerapkan dan prediktif
tentang peristiwa-peristwa pendidikan.

Sebuah teori ada yang berperan sebagai asumsi atau titik tolak
pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan sebagai
definisi atau keterangan yang menyatakan makna.
C. Diskripsi Teori
Dalam penelitian, diskripsi teori merupakan uraian sistematis
tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti.

Diskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabel-


variabel yang diteliti, melalui pendifinisian dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
C. Diskripsi Teori
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendiskripsian teori :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyaknya dan relevan dengan variabel yang
diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan variabel yang
diteliti (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalah, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
D. Kerangka Berfikir

Kerangkan berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis


pertautan antara variabel yang akan diteliti. Apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.

Peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi


argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara


terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan
(Suriasumantri, 1986).
E. Kerangka Berfikir

Variabel Y Variabel Y
Membaca buku dan hasil Membaca buku dan hasil
penelitian (HP) penelitian (HP)

Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP

Analisis kritis thdp teori dan Analisis kritis thdp teori dan
HP HP
Analisis komparatif thdp teori- Analisis komparatif thdp teori-
teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil

Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan
teori dan HP Kerangka
teori dan HP
Berfikir

Perumusan
Hipotesis
F. Hipotesis

Hipotesis = jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.


Sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Pada


penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis.

Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis


statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak
ada hipotesis statistik. (Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan
terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik).
F. Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dinamakan Hipotesis Kerja (H1). Sebagai
lawannya adalah Hipotesis Nol (H0).

Hipotesis kerja (H1) disusun atas teori yang dipandang handal dan
dinyatakan dalam kalimat positif.

Hipotesis nol (H0) dirumuskan karena teori yang digunakan masih


diragukan kehandalannya dan dinyatakan dalam kalimat negatif.

Dalam hipotesis statistik yang diuji adlh (H0), hipotesis yang


menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data populasi.
Yang diuji (H0) karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara
sampel dan populasi.
F. Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Dilihat dari tingkat eksplanasinya rumusan masalah ada 3 :
1. Deskriptif (variabel mandiri)
2. Komparatif (perbandingan)
3. Asosiatif (hubungan)
F. Hipotesis Diskripsi
Hipotesis Deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah diskripsi,
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh :
 Rumusan Masalah Diskripsi
Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK ?
 Hipotesis Diskriptif
H0 : Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari. (angka 6
jam/hari merupakan angka hasil pengamatan sementara).

H1 : Daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 600jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berarti
lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
 Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
Ho : µ = 6 jam/hari
H1 : µ ≠ 6 jam/hari
µ = nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
F. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Artinya variabelnya sama, populasi dan sampel berbeda serta waktu
yang berbeda.
Contoh :
 Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X bila dibandingkan
dengan Perguruan Tinggi Y ?
 Hipotesis penelitian Komparatif 1
Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X dengan
Perguruan Tinggi Y
Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X dengan
Perguruan Tinggi Y
 Hipotesis Statistik
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Lanjutan F. Hipotesis Komparatif
Hipotesis penelitian komparatif 2:
Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil atau sama dengan Perguruan Tinggi Y
H1 : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar dari pada Perguruan Tinggi Y.
Hipotesis Statistik
Ho : µ1 ≤ µ2
Ho : µ1 > µ2

Hipotesis penelitian komparatif 3:


Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar atau sama dengan Perguruan Tinggi Y
Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil daripada Perguruan Tinggi Y.
Hipotesis Statistik
Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
F. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang bersifat
inferensial. Artinya apakah ada atau tidak pengaruh serta hubungan diantara dua atau
lebih variabel penelitian, yang berasal dari data sampel untuk mengeneralisasikan
populasi penelitian.
Contoh :
 Rumusan Masalah Asosiatif
Apakah ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap kemampuan
berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera?
 Hipotesis penelitian
Ho : Tidak ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap kemampuan
berbicara bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera.
Ha : Ada pengaruh penguasaan kosakata bahasa Inggris terhadap kemampuan berbicara
bahasa Inggris siswa kelas X SMA Putera
 Hipotesis Statistik
Ho : ρ ≠ 0
Ha : ρ > 0

Anda mungkin juga menyukai