Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses
penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian. Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar coba-coa (trial and error). Adanya
landasan teoritis merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data.
Setiap penelitian selalu menggunakan teori, Neumen menyatakan: Teori adalah
seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Wiliam Wiersma menyatakan bahwa: Teori adalah generalisasi atau kumpulan
generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara statistik.
Cooper dan Schindler mengemukakan bahwa: Teori adalah seperangkat konsep, definisi
dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan utnuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Mark 1963, dalam membedakan adanya tiga macam teori yang berhubungan
dengan data empiris.
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang telah diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis: yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapat disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:
1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.
2. Suatu teori dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi, disini biasnya terdapat hubungan yang fungsional antara dat
dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori adalah suatu konseptualisasi
yang umum. Konseptualisai atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebebarannya, bila tidak dia bukan suatu teori.
Teori semacam ini mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat memandang gejala yang
dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat
pula menganalisa dan menginterpretasi secara kritis.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi
dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi
yaitu untuk menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala.

B. Kegunaan Teori dalam Penelitian


Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal
teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori
disini alan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa
yang akan dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel
yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan
fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena
pada dasarnya hipotesis itu merupakan pertanyaan yang bersifat prediktif. Selanjutnya
fungsi teori yang ketiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian
sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan
masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berfikir
sehingga selanjutnya dapat merumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

C. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan usulan sistematis tentang teori
dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah
kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti. Semakin banyak variabel yang diteliti, maka semakin banyak teori
yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti melalui pendefinfian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Secara teknis hasil penelitian yang relevan degan apa yang akan diteliti dapat
dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, sampel penelitian, metode
peneltian, analisis dan kesimpulan. Misalnya peneliti yang terdahulu melakukan
penelitian tentang tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di Jawa Timur, dan peneliti
kedua di Jawa barat dapat menggunakan referensi dari penelitian yang pertama.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber
data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi
setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

C. Kerangka Berfikir
Deskrptif teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori ( bukan
sekedar pendapat pakar dan penulis buku ), dan hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Luas masalah dan jumlah variabel menentukan banyaknya teori
yang akan digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian terdapat tiga variabel bebas
dan satu variabel terikat, maka kelompok teori yang harus dideskripsikan ada empat
kelompok yang masing-massing mendeskripsikan setiap variabel.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel yang diteliti,
melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi,
sehingga ruang lingkup, kedudukan daan prediksi terhadap hubungaan antar variabel yang
akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Seorang peneliti akan diketahui tingkat kapasitasnya melalui deskripsi teori didalam
proposal penelitian. Variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan singkat, jelas dan
orisinil, menunjukan peneliti menguasai teori dan konteks dari penelitiannya. Untuk
meningkatkan kapasitas sebagai peneliti profesional, tidak ada jalan lain, membaca dan
belajar secara terus-menerus.
Untuk efektivitas dan kualitas hasil penelitian, peneliti harus sadar dan memahami
bahwa tidak semua teori dan hasil penelitian patut dijadikan dasar dan referensi untuk
penelitian. Peneliti harus pandai mencari, memilih dan menggunakan teori dan hasil
penelitian yang berkualitas. Untuk itu, teori mutahir dan hasil penelitian para peneliti
ternama yang patut digunakan pada penelitiannya.

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting ( sugiyono,
2009 ).

Gambar 3.1. Proses Kerangka Berfikir untuk merumuskan Hipotesis


Variabel X Variabel Y

Membaca buku dan Membaca buku dan


Membaca buku dan hasil Membaca buku daan
hasil penelitian (HP ) hasil penelitian
penelitian hasil penelitian

Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi teori dan HP Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap Analisis kritis terhadap
teori dan HP teori dan HP teori dan HP teori dan HP

Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis komparasi thd Analisis kritis terhadap
teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil teori dan HP yang diambil

Sintesa/Kesimpulan Sintesa/Kesimpulan

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti perlu menjalaskan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Jika pada penelitian terdapat variabel moderator
dan intervening, maka harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan
dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian.
Oleh karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada
kerangka berpikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya mempunyai hipotesis
yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun
hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka
berfikir.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta yang
menjadi permasalah pada obyek penelitian ( Suriasumantri, 1986 ). Kriteria utama agar
suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa
yang berujung hipotesis ( lihat gammbar 3.1 ).
Penjelasan Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

• Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori apa


yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan
hipotesis, maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel penelitiannya. Berapa
jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik
tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan . Kalau variabel
penelitiannya lima, maka minimal akan menggunakan lima teori.
• Membaca Buku dan Hasil Penelitian. Setelah variabel ditentukan, maka
langkah berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang relevan
( buku, jurnal, laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus, skripsi, tesis dan
disertasi ).
• Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian ( HP ). Dari buku dan hasil penelitian
yang dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap
masingmasing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap
variabel, daan kedudukan antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks
penelitian.
• Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini peneliti
melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah
dikemukakan. Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu benar-benar sesuai dengan obyek penelitian
atau tidak, karena sering terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk
penelitian di dalam negeri.

• Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis


komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori
yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis
komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain,
atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
• Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap teori dan
hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti. Selanjutnya
peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa
antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka
berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
F. Hipotesis
Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat
eksploratif dan deskriftif sering tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara dalam rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan penelitian telah dinyatakan dalam pernyataan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belim jawaban
yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi diharapkan dapat
ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Pengertian hipotesis penelitian seperti yang telah diungkapkan di atas. Hipotesis statistik
ada bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel
maka tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi
mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada hipotesis statistik.
Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan
lawannya hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
kehandalannya.
Contoh hipotesis penelitiannya :
1. Kemampuan daya beli masyarakat (dalam populasi) itu rendah (hipotesis
deskriptif).
2. tidak terdapat perbedaan kemampuan daya beli antara kelompok masyarakat
Petani dan Nelayan (dalam populasi itu/hipotesis komparatif).
3. Ada hubungan positif antara penghasilan dengan kemampuan daya beli
masyarakat (dalam populasi itu/hipotesis asosiatif).

Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik :


1. Ada perberdaan yang signifikan antara penghasilan rata-rata masyarakat dalam
sampel dengan populasi. Penghasilan masyarakat itu paling tinggi hanya
Rp.500.000/bulan (hipotesis deskriptif).
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani dan nelayan
(hipotesis komparatif).
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara curah hujan dengan jumlah
payung yang terjual (hipotesis asosiatif/hubungan). Ada hubungan positif, artinya
bila curah hujan tunggi, maka akan semakin banyak payung yang terjual.

Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis
kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat
negatif.
Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis kerja dan hipotesis alternatif.
Dalam penelitian yang diuji lebih dulu hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan
membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikansi atau tidak, maka
diperlukan hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data populasi adalah statistik
deskriptif.
Dalam hipotesis statistik yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang
menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji
hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi
atau statistik dan parameter. Parameter adalah ukuran yang berkenaan dengan populasi,
dan statistik disini diartikan sebagai ukuranukuran yang berkenaan dengan sampel.

1. Bentuk-bentuk Hipotesis
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif,
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh :
1) Rumusan masalah deskriptif
a) Berapa daya tahan lampu pijar merk X ?
b) Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT.Y ?
2) Hipotesis deskriptif
Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho) ini merupakan hipotesis nol
karena daya tahan kampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda
secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi.
Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam
“tidak sama dengan” bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
3) Hipotesis statistik (hanya bila ada berdasarkan data sampel)
Ho : µ = 600 Ho : µ ≠ 600 µ : adalah nilai rata-rata populasi yang
dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
Untuk rumusan masalah no. 2) hipotesis nolnya bisa berbentuk demikian.
a) Semangat kerja karyawan di PT.X = 75% dari kriteria ideal yang
ditetapkan.
b) Semangat kerja karyawan di PT.X paling sedikit 60% dari kriteria ideal
yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti lebih besar atau sama dengan ≥).
c) Semangat kerja karyawan di PT.X paling banyak 60% dari kriteria ideal
yang ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan ≤).
Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis yang
dipilih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang
dilakukanpada obyek.
Hipotesis alternatifnya masing-masing adalah :
a) Semangat kerja karyawan di PT.X = 75%
b) Semangat kerja karyawan di PT.X < 75%
c) Semangat kerja karyawan di PT.X > 75%
Hipotesis Statistiknya adalah (hanya bila didasarkan data sampel)
a) Ho : ρ = 75% c) Ho : ρ ≤ 75%
Ha : ρ = 75% Ha : ρ > 75%
b) Ho : ρ ≥ 75%
Ha : ρ < 75% ρ = hipotesis berbentuk prosentase

b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya
yang berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh :
1) Rumusan masalah komparatif
Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT.X bila dibandingkan
dengan PT.Y ?:
2) Hipotesis komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dkemukakan tiga
model hipotesis nol, hipotesis alternatif dan hipotesis statistik
c. Hipotesis Assosiatf
Hipotesis assosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
assosiatif, yaitu yang menanyakan hubugan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
1) Rumusan masalah assosiatif
Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan
barang yang terjual.
2) Hipotesis penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan
toko dengan barang yang terjual.
3) Hipotesis statistik
Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : ρ ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol
berarti ada hubungan.
ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.

2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis


Contoh :
a. Judul penelitian
Hubungan antara gaya kepemimpinan manager perusahaan dengan prestasi kerja
karyawan (gaya kepemimpinan adalah variabel independen (X) dan prestasi kerja
adalah variabel dependen (Y)).

b. Paradigma penelitiannya adalah X Y


c. Perumusan masalah
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan manajer yang ditampilkan ? (bagaimana
X?)
2) Seberapa baik prestasi kerja karyawan ? (bagaimana Y)
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
manager dengan prestasi kerja karyawan ? (adakah hubugan antara X dan Y?).
butir ini merupakan masalah assosiatif.
4) Bila sampel penelitiannya Golongan I, II dan III, maka rumusan masalah
komparatifnya adalah :
a) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan Golongan I, II dan III tentang
gaya kepemimpinan manajer ?
b) Adakah perbedaan persepsi antara karyawan Golongan I, II dan III tentang
prestasi kerja karyawan ?
d. Rumusan Hipotesis Penelitian
1) Gaya kepemimpinan yang ditampilkan manajer (X) ditampilkan kurang baik,
dan nilainya pasling tinggi 60% dari kriteria yang diharapkan.
2) Prestasi kerja karyawan (Y) kurang memuaskan dan nilainya paling tinggi 65
3) Terdapat perbedaan persepsi tentang gaya kepemimpinan antara Gol I, II dan
III
4) Terdapat perbedaan persepsi tentang prestasi kerja antara Gol I, II dan III

Untuk bisa diuji dengan statistik, maka data yang didapatkan harus
diangkakan. Untuk bisa diangkakan, maka diperlukan instrumen yang memiliki skala
pengukuran. Untuk judul di atas ada dua instrumen yaitu instrumen gaya
kepemimpinan dan prestasi kerja pegawai. Untuk judul penelitian yang berisi dua
independen variabel atau lebih rumusan masalah penelitian dan hipotesisnya akan
lebih banyak.

3. Karateristik Hipotesis yang baik :


a. Merupakan dugaan terhadap variabel keadaan variabel mandiri, perbandingan
keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih. (pada umumnya hipotesis deskriptif tidak
dirumuskan).
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang diku,pulkan dengan metode ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai