Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

Perumusan masalah, Kerangka Berpikir,


Hakikat, Teori, Kriteria Penyusunan dan Jenis
Hipotesis

1. Aditya Yudha Wicaksono 201901500786


2. Maryam Gurniti 201901500801
3. Siti Mutiah 201901500879
4. Prima Venta Oktora 201901500885
Perumusan Masalah
1. Pengertian rumusan masalah
Rumusan masalah adalah suatu kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut
dan akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian.

2. Fungsi Rumusan Masalah


a. Dijadikan sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian dalam perumusan suatu
masalah.
b. Dapat dilakukan untuk permudah dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.
c. Dijadikan sebagai pendorong suatu kegiatan dalam melakukan penelitian dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab terjadinya kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat diteliti.
d. Dijadikan sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
sehingga dapat memutuskan data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan
peneliti agar data yang didapat berupa data yang relevan.
3. Ciri Rumusan Masalah
a. Masalahnya mencerminkan kebutuhan yang dirasakan
b. Masalahnya adalah non hipotetis, yaitu harus didasarkan pada bukti faktual
c. Ini harus menyarankan hipotesis penelitian yang bermakna dan dapat diuji-untuk
menghindari jawaban yang sedikit atau tidak ada gunanya untuk mengurangi masalah
Masalahnya harus relevan dan dapat dikelola

4. Jenis Rumusan Masalah


a. Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berkaitan dengan pernyataan adanya
variabel independen, baik itu satu atau lebih variabel penelitian yang lebih. Jadi dalam rumusan
masalah peniliti tidak perlu membandingkan variabel pada sampel lain, dan juga mencari
hubungan variabel dengan variabel lainnya.
Contoh :
1) Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di Indonesia?
lanjutan..

b. Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan (komparasi)
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa
dinilai dari metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.
Contoh :
1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari sekolah negeri dan swasta?
Sebagai variabel penelitian adalah prestasi belajar berdasarkan perbandingan dua sampel yaitu status
sekolah yang berbeda: negeri dan swasta.

c. Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan
kausal, dan interaktif/timbal balik
• Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersamaan atau
diartikan sejajar
Contoh :
a) Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk sehat?

• Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Bentuk hubungan ini menunjukkan terdapat variabel
independen atau variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel
yang dipengaruhi).
Contoh :
a) Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan jajanan anak

• Hubungan Interaktif/ Timbal balik


Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Pada pola penelitian ini tidak diketahui mana
variabel independen maupun variabel dependen.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Interaktif:
a) Adakah hubungan antara harga, promosi dengan penjualan produk ‘X’?
(X1 adalah variabel harga dan X2 adalah variabel promosi sedangkan Y adalah variabel penjualan)
Kerangka Berpikir
1. Pengertian
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah penting ( sugiyono, 2009 ). Kerangka Berpikir adalah sebuah model atau
gambaran yang berupa konsep yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan
varibel yang lainnya.

2. Proses Kerangka Berfikir untuk merumuskan Hipotesis


Menurut Uma Sekaran ( 1993 ), kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan hubungan antar variabelyang diteliti
dan ada teori yang mendasarinya.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antaar variabel itu positif atau negatif,
berbentuk simetris, kausal atau interaktif ( imbal-balik ).

Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram ( paradigma penelitian ), sehingga
pihak lain dapat memahami kerangka berfikir yang dikemukakan dalam penelitian.
Langkah-langkah Kerangka Berpikir Penelitian

a. Menetapkan Variabel yang Diteliti. c. Deskripsi Teori dan Hasil


b. Membaca Buku dan Hasil Penelitian ( HP ).
Untuk menentukan kelompok teori apa
Penelitian. Dari buku dan hasil penelitian yang
yang perlu dikemukakan dalam
Setelah variabel ditentukan, maka dibaca akan dapat dikemukakan
menyusun kerangka berfikir untuk
langkah berikutnya adalah membaca teori yang berkenaan dengan
pengajuan hipotesis, maka harus
buku dan hasil penelitian yang variabel yang diteliti.
ditetapkan lebih dahulu variabel
relevan
penelitiannya.

e. Analisis Komparatif Terhadap f. Sintesa/Kesimpulan.


d. Analisis Kritis terhadap Melalui analisis kritis daan komparatif
Teori dan hasil Penelitian. Teori dan Hasil Penelitian.
Analisis komparatif dilakukan dengan terhadap teori dan hasil penelitian yang
Pada tahap ini peneliti melakukan relevan dengan semua variabel yang
analisis secara kritis terhadap cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil diteliti. Selanjutnya peneliti dapat
teori dan hasil penelitian yang melakukan sintesa atau kesimpulan
telah dikemukakan. penelitian satu dengan penelitian
yang lain. sementara.
Hakikat Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaaban
teoritis terhadap rumjusan masalah penelitian, belum jawaban tang empirik. ( sugiyono,
2009 ).

Hipotesis (hypo= sebelum ; thesis –pernyataan, pendapat) adalah suatu


pernyataan yang pada waktu diungkapakan belum diketahui kebenaranya, tetapi
memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita
menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori .
Teori-teori Hipotesis
1. HIPOTESIS NOL (H0)
a. Hipotesis yang memprediksi bahwa variabel independen (variabel bebas) tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen (variabel terikat)
b. Memprediksi bahwa tidak ada hubungan/perbedaan antara satu variabel dengan variabel lainnya
CONTOH HUBUNGAN ANTARA 2 VARIABEL:
1. Hubungan antara merokok dan sakit jantung
• HipotesisNol (H0) =
– Tidak ada hubungan antara merokok (Variabel Independen dan resiko sakit jantung (Variabel Dependen)

2. HIPOTESIS ALTERNATIF (H1)


a. Hipotesis yang memprediksi bahwa variabel independen (variabel bebas) mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (variabel terikat)
b. Memprediksi bahwa ada hubungan/perbedaan antara satu variable dengan variabel lainnya
CONTOH HUBUNGAN ANTARA 2 VARIABEL:
1. Hubungan antara merokok dan sakit jantung

• Hipotesis Alternatif (H1) =


Ada hubungan antara merokok dan resiko sakit jantung
3. HIPOTESIS TWO-WAY (2 Tail)
a. Disebut juga hipotesis sejajar
b. Hipotesis yang memprediksi bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi daripada variabel
yang lain
Contoh:
– Ada perbedaan resiko sakit jantung pada yang merokok dan yang tidak merokok

4. HIPOTESIS ONE-WAY (1 Tail)


a. Disebutjuga hipotesis lebih tinggi
b. Hipotesis yang memprediksi bahwa salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel yang
lain
Contoh:
– Orang perokok mempunyai resiko lebih tinggi terkena sakit jantung daripada orang yang tidak
merokok
Jenis-jenis Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (Ho)


Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam
rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi
(Y). Ex: “tidak ada hubungan antara warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.

2. Hipotesis Kerja (H1)


Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil
perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Macam-macam Hipotesis Menurut Bentuknya

1. Hipotesis Relasional atau Asosiatif


Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan antara dua variabel atau lebih. jadi, hipotesis ini
dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan..
contoh hipotesisnya adalah “orang yang telah menikah memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi ketimbang
orang yang belum menikah”.

2. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga hubungan tersebut cenderung
tersembunyi, tidak jelas, Jadi hipotesis deskriptif hanya memberi gambaran tentang sampel penelitian.
Contohnya, setengah penduduk pulau Jawa adalah petani, mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK yang tinggi.
pada contoh pertama variabel penelitian yang ditemukan yakni jumlah penduduk dan pekerjaan. Sementara itu, variabel
dari contoh kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK.

3. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif. Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sedangkan menurut Ridwan hipotesis komparatif dirumuskan untuk
memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. Secara ringkas, hipotesis komparatif adalah dugaan
tentatif dari rumusan masalah yang komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya saja populasi, sampel, atau keadaan yang
berbeda.
Kriteria Penyusunan
Hipotesis
Menurut Furchan, 2004 ada beberapa kriteria dalam penyusunan hipotesis antara lain:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan.
Hipotesis harus merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan-hubungan antarvariabel. Ini berarti
bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat diukur ataupun secara potensial dapat
diukur.

2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.


Hiptesis harus cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan variabel
harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung hal-hal yang metafisik.

3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan.
Hipotesis juga harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan yang berada dalam
bidang penelitian yang sedang dilakukan.
4. Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun
dengan menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat
deduktif.

5. Hipotesis harus sederhana.


Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk
mengurangi timbulnya kesalahpahaman pengertian.

6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.


Hipotesis juga harus dinyatakan daam bentuk yang dapat menerangkan hubungan
fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai.
Hipotesis harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan
menguji dari si peneliti.
TERIMA KASIH

CRÉDITOS: este modelo de apresentação foi criado pelo Slidesgo,


e inclui ícones da Flaticon e infográficos e imagens da Freepik

Anda mungkin juga menyukai