Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nasriah Rizka Audina

NIM :20190310056
METODOLOGI RISET KESIMPULAN PERTEMUAN 1-6
1.Memilih Teori dan Menghindari Plagiarisme
Teori adalah sesuatu yang menggambarkan variable bebas dan variable terikat yang menjadi
landasan teori dalam penelitian.
Landasan teori yaitu teori teori relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variable yang akan
diteliti sebagai jawaban sementara terhadap masalah.
Tujuan Landasan teori :
 Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian
 Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasional
 Menghindari replikasi (pengulangan) yang tidak disengaja dan tidak perlu
 Menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada dan usulan untuk penelitian lebih
lanjut.
Langkah langkah dalam membuat landasan teori :
 Menentukan variable beserta jumlah variable yang akan diteliti
 Mencari referensi sebanyak-banyaknya
 Melihat daftar isi dan mencari topik yang relevan dengan variabel yang diteliti
 Mencari referensi definisi dari setiap variabel yang akan diteliti
Kutipan terbagi menjadi 2, yaitu : Kutipan langsung dan tidak langsung
 Kutipan Langsung : Penulis menulis ulang ide orang lain sesuai aslinya
 Kutipan Tidak Langsung : Penulis mengambil ide orang lain, lalu menuangkannya dengan
bahasanya sendiri
2.Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan dasar dari keseluruhan proyek penelitian. Di dalamnya
dikembangkan, diuraikan dan dielaborasi hubungan-hubungan di antara variabel-variabel yang telah
diidentifikasi melalui proses pengumpulan data awal, baik wawancara atau observasi, dan juga studi
literatur dalam kajian pustaka. Menurut Uma Sekaran (1984), yang dimaksud dengan “kerangka kerja
teoritis adalah model konseptual yang menggambarkan hubungan di antara berbagai macam faktor
yang telah diidentifikasikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi suatu masalah.” Dengan kata lain,
kerangka kerja teoritis membahas keterhubungan antar variabel yang dianggap terintegrasikan dalam
dinamika situasi yang akan diteliti. Melalui pengembangan kerangka kerja konseptual,
memungkinkan kita untuk menguji beberapa hubungan antar variabel, sehingga kita dapat mempunyai
pemahaman yang komprehensif atas masalah yang sedang kita teliti.
Ada komponen dasar yang seharusnya ditampakkan dalam kerangka teori:
1. Variabel-variabel yang dianggap relevan untuk diteliti harus diidentifikasi secara jelas dan
diberi label.
2. Penjelasan tentang bagaimana hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
3. Penjelasan sifat hubungan antar variable tersebut, positif atau negatif.
4. Penyertaan diagram sebagai visualisasi, agar pembaca lebih mempunyai gambaran.

Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan hasil-hasil studi
empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Konsep merupakan abstraksi yang
terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka
konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui
konstruk yang dikenal dengan istilah variabel.

Kerangka konsep dibuat berdasarkan pada kerangka teori yang dibentuk pada bab II. Kerangka teori
biasanya lebih kompleks dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel dalam kerangka teori
diangkat menjadi variabel penelitian di kerangka konsep.

Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai
variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di
dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah
disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan
bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap
pertanyaan tersebut.

Sama halnya dengan kerangka teori, kerangka konsep juga berbentuk visualisasi. Pada kerangka
konsep juga harus mendeskripsikan hubungan variabel yang akan kita teliti, sehingga pembaca tidak
akan sulit untuk mengartikan kerangka tersebut.

3. Etika Penelitian

Etika berasal dari Bahasa yunani yaitu ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis
memiliki makna kebiasaan dan peraturan prilaku yang berlaku dimasyarakat.

Menurut Sastrapratedjo (2004) etika dalam konteks filsafat merupakan Refleksi Filsafati atas
moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai Filsafat Moral.

Etika Penelitian dalam kesehatan :

 Moralitas bagi peneliti dibodang kesehatan


4 Isu Pokok:
1. Beficience :Kewajiban untuk menyeimbangkan antara keuntungan dan resiko yang
ditanggung
2. Non-Maleficience:Kewajiban untuk menghindari hal hal atau akibat yang tidak
menyenangkan
3. Menghargai otonomi subyek
4. Keadilan : Fairness bagi subyek

Pelanggaran Etik :

1. Pemalsuan : Penyampaian suatu temuan tentang informasi yang tidak pernah ada

2.Manipulasi desain atau metode : Secara sengaja merencanakan desain studi atau metode
pengumpulan data, sehingga hasil menjadi bisa terhadap hipotesis penelitian.

3. Menahan atau memanipulasi data secara selektif

Artinya hanya memilih data yang konsisten dengan hipotesis penelitian dan membuang hal yang
lainnya.

4.Plagiat:Secara sengaja menggunakan hasil atau ide orang lain sebagai miliknya

4.Definisi Operasional

Variabel
Variabel mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki seseorang atau
sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri antara yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya variabel umur, berat badan, pendidikan, motovasi, pengetahuan dan lain– lain. Umur
tiap orang berbeda, begitupula dengan berat badan tiap orang masing – masing
berbeda.Termasuk pendidikan, motivasi, dan pengetahuan juga bervariasi.Untuk mendapatkan
ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya juga harus dari kelompok data
atau obyek yang heterogen.

Contoh variabel di bawah ini berasal dari kerangka konsep penelitian pada bahasan
sebelumnya.
 Umur merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan diukur. Dapat
secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya 1 tahun, 5 tahun, 16 tahun, atau 76
tahun, atau dapat juga dikelompokkan menjadi kategori kelompok misalnya balita, anak,
remaja, dewasa dan lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalam kelompok tua atau muda,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
 Pendidikan merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang akan
diukur.Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti SD, SMP, SMA, perguruan
tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi pendidikannya tinggi atau rendah, disesuaikan
dengan tujuan penelitiannya.
Jenis Variabel Menurut Hubungan antara Variabel
1) Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain, apabila
variabel independen berubah maka dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari
variabel independen atau variabel bebas adalah prediktor, risiko, determinan, kausa.

Definisi Operasional
A. Pengertian Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi variabel – variabel yang akan diteliti secara
operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pada pelaksanaan
pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data. Pada saat akan melakukan
pengumpulan data, definisi operasional yang dibuat mengarahkan dalam pembuatan dan
pengembangan instrumen penelitian. Sementara pada saat pengolahan dan analisis data,
definisi operasional dapat memudahkan karena data yang dihasilkan sudah terukur dan siap
untuk diolah dan dianalisis. Dengan definisi operasional yang tepat maka batasan ruang
lingkup penelitian atau pengertian variabel – variabel yang akan diteliti akan lebih fokus.

B. Cara Penulisan Definisi Operasional


Dalam pembuatan definisi operasional selain memuat tentang pengertian variabel
secara operasional juga memuat tentang cara pengukuran, hasil ukur, dan skala pengukuran.
Selain itu agar mendapatkan hasil yang tepat maka penomoran atau pengkodean pilihan
jawaban dalam hasil ukur harus konsisten antara variabel independen dengan variabel
dependen pada setiap variabel yang akan diukur. Misalnya variabel dependen yang menjadi
pokok bahasan atau kasus diberi kode 1 dan non kasus atau kebalikannya diberi kode 0.
Selanjutnya pengkodean pada variabel independen harus konsisten dengan kode pilihan
jawaban pada variabel dependen; kelompok penyebab kasus diberi kode 1 dan bukan
penyebab kasus diberi kode 0.
Hubungan kepemimpinan dengan kinerja petugas p – care di puskesmas, maka kepemimpinan
merupakan variabel independen dan kinerja merupakan variabel dependen karena
kepemimpinan mempengaruhi kinerja petugas.

2) Variabel Dependen (variabel terikat/variabel tergantung)


Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, artinya
variabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel independen.

Contoh:
 Hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi, maka perilaku merokok
merupakan variabel independen dan hipertensi merupakan variabel dependen karena
perilaku merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
 Hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode kasus
thypoid, maka ketepatan penulisan diagnosis merupakan variabel independen dan
keakuratan kode merupakan variabel dependen.

Satu jenis variabel dapat berubah fungsi menjadi variabel independen atau menjadi
variabel dependen, tergantung dari konteks penelitiannya.Dalam salah satu contoh diatas
variabel hipertensi merupakan variabel dependen dari variabel perilaku merokok.Namun dapat
berbeda fungsi bila konteksnya dalam penelitian hubungan hipertensi dengan kejadian
stroke.Dalam konteks ini maka variabel hipertensi merupakan variabel independen dan stroke
merupakan variabel dependen.Walaupun namanya independen – dependen atau bebas –
terikat/tergantung, namun hubungan independen – dependen tersebut tidak selalu merupakan
hubungan sebab – akibat.

Anda mungkin juga menyukai