Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Artinya, tanpa teori berarti hanya
ada serangkaian fakta atau data saja, dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu
menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan
klasifikasi fakta-fakta, meramalkan gejala-gejala baru, mengisi kekosongan pengetahuan
tentang gejala-gejala yang telah ada atau sedang terjadi. Kerangka Teori dimaksudkan untuk
memberikan gambaran atau batasan – batasan tentang teori – teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian yang akan dilakukan.

Konsep adalah definisi yang dipergunakan untuk menggambarkan “secara abstrak


suatu fenomena sosial”. Kerangka Konsep adalah Suatu hubungan atau kaitan antara konsep
– konsep atau variable – variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilaksanakan.

Penelitian merupakan suatu kata yang berasal dari kata ‘teliti’, yang artinya sesuatu
yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono/gegabah dan hati-hati. Dalam pengertian
ini, penelitian merupakan suatu proses pekerjaan yang dilakukan dengan cermat, hati-hati
untuk memperoleh suatu hasil yang diinginkan. Di lain hal bahwa penelitian diterjemahkan
dari kata research yang berasal dari kata re artinya ‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.

Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu
gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey (1982) menyebutkan sebagai
persepsi (mental Image). Atau abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal
khusus. Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
pelaksanaan penelitian adalah teori dan konsep .

1.2 Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah kerangka teori
penelitian dan kerangka konsep penelitian ?

1.3 Tujuan
a. Umum
Mahasiswa mengetahui tentang kerangka teori penelitian dan kerangka konsep
penelitian.

b. Khusus

Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan kerangka teori penelitian yang
terdiri dari pengertian , peranan dan cara mengembangkan dan Mahasiswa dapat mengetahui
yang di maksud dengan kerangka konsep menelitian yang terdiri dari pengertian , peranan
dan cara mengembangkan .

1
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang kerangka teori


penelitian dan kerangka konsep penelitian .
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang kerangka teori
penelitian dan kerangka konsep penelitian .

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori Penelitian


2.1.1 Pengertian
Teori adalah sekumpulan interrelasi berbagai pernyataan (atau konsep) yang
terorganisasi dan sistematik yang secara khusus menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
variabel, yang bertujuan untuk memahami permasalahan atau latar belakang masalah.
Sementara itu “konsep” adalah pernyataan simbolis yang menjelaskan suatu fenomena atau
sub fenomena tertentu (Fain, 2004 dalam Green H)

2
(Punwadarminta (1976))mengartikan bahwa "teori sama dengan pendapat yang
dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa, dan asas- asas, hukum-
hukum umum yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai cara dan
aturan-aturan dalam melakukan sesuatu kegiatann.

Menurut pernyataan (1605), 2006), bahwa "teori pada dasarnya adalah berisi gambaran
hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel. Didalam teori terkandung keunggulan
untuk dapat menjelaskan suatu gejala dan berkekuatan untuk memprediksi suatu gejalan.

Dalam praktik penyusunan laporan penelitian, istilah kerangka teori sering diartikan
dengan istilah lain seperti model konseptual, paradigma, metapradigma, persepektif teori,
atau kerangka berfikir. Bahkan ada yang mempertukarkannnya dengan kerangka konsep.
(Brink, 2009) membedakan istilah kerangka teori dan kerangkan konsep sebagai berikut:

 Kerangka teori, disusun berdasarkan pernyataan-pernyataan yang berasal dari teori


yang ada
 Kerangka konsep, disusun melalui identifikasi dan penentuan konsep-konsep dan
hubungan antar konsep yang disarankan

Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan,
yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan
menspesifikkan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena (Wiersma, 1986).

Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:

1. Teori menunjuk pada sekelompok hokum yang tersusun secara logis. Hokum-hkum
ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hkum menunjukan hubungan antara
Variabel-Variabel empiris yang bersifat ejeg dan dapat diramal sebelumnya
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suat kelompok
hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Disini orang mulai
dari data yang diperoleh dan itu dating suatu konsep yang teoritis (induktif)
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yan menggeneralisasi.
Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang
teoritis.

Berdasarkan data tersebut diatas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu
teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau system pengertian ini
dapat diperoleh melalui jalan yang sistematis, suatu teori dapat diuji kebenarannya, bila tidak
maka dia bukan teori.

Kerangka teori pada dasarnya adalah garis besar atau ringkasan dari berbagai konsep,
teori, dan literatur yang digunakan oleh peneiti3. Penentuan kerangka teori harus sesuai
dengan topik/permasalahan penelitian dan tujuan dari penelitian. Tidak terdapat perbedaan

3
yang khusus untuk menyusun kerangka teori pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Keduanya menggunakan pedoman dan aturan yang sama.

Kerangka teori sering kali diartikan senada dengan kerangka pikir, Kerangka pikir adalah
proses yang sangat penting dalam menyusun suatu penelitian, karena dalam proses ini
pembaca dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti, dan bagaimana urutan
penelitian itu dilakukan.

Kerangka pikir penelitian merupakan urut-urutan logis dari pemikiran peneliti untuk
memecahkan suatu masalah penelitian, yang dituangkan dalam bentuk bagan dengan
penjelasannya.

Selanjutnya kerangka berpikir yang baik adalah memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Variabel penelitian diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama


2. Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu dengan
lainnya
3. Jika sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan penemuan dari penelitian
sebelumnya, hal ini seharusnya menjadi dasar dalam uraian kerangka berfikir apakah
hubungan itu positif atau negatif
4. Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antara variabel
itu ada.
5. Digambarkan dalam bentuk diagram skematis, sehingga pembaca dapat jelas melihat
hubungan antar variabel
6. Pada analisis kuantitatif, kerangka pikir ini memuat latar belakang masalah, kemudian
masalah yang diteliti, dan dilanjutkan dengan metode serta variabel penelitian.
Terakhir kerangka ini biasanya memuat tujuan penelitian, saran atau kesimpulan
penelitian. Sebelum ataupun setelah dibuat bagan kerangka pikir penelitian, maka
biasanya peneliti membuat penjelasan runtut dan sistematis terkait dengan bagan
yang akan / telah dibuatnya tersebut.

Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan kerangka
teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap
penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk
kita mengetahui apa arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada (Sekaran, 2014.)
1. Variabel
a) Pengertian Variabel
Menurut ( Depdiknas (2008: 1605)) variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah;
faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.

Secara teoretis Hacth dan Farhady (Sugiyono, 2014: 89)menyatakan bahwa variabel
dapat difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

4
Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa diubah
dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan
menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih dibutuhkan.

b) Jenis Variabel

( Sugiyono (2014: 91)) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 4 macam:

1) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.

2) Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau
timbulnya variabel terikat.

Gambar 1) Contoh hubungan variabel bebas – terikat


3) Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, hubungan suami istri

akan semakin kuat dengan hadirnya anak dalam pernikahan mereka dan akan menjadi
renggang jika ada pihak ketiga yang mempengaruhi hubungan tersebut.

5
Gambar 2) Contoh hubungan variabel bebas, terikat moderator
4) Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur.

Contoh yang dapat kami berikan yaitu bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Hal
ini menjelaskan adanya variabel antara, yaitu berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel
pengahasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yang berupa budaya
lingkungan tempat tinggal.

Gambar 3) Contoh hubungan variabel bebas – moderator antara – terikat

2. Kerangka Teoritis dan Lima Ciri Dasarnya


Kerangka teoritis adalah dasar dari seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka
teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis
antarvariabel yang dianggap relevan dalam sebuah situasi dan diidentifikasi melalui proses
seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga dapat
memberikan informasi dalam penyajian sebuah kerangka teoretis.

Kerangka teoritis menjelaskan sangkut-paut hubungan antarvariabel tersebut. Disini


diuraikan tentang hubungan variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator serta variabel
antara. Jika terdapat variabel moderator, wajib kita jelaskan bagaimana dan hubungan
spesifik yang seperti apa yang terjadi dalam sebuah penelitian. Sebaiknya dijelaskan juga

6
mengapa variabel tersebut berperan sebagai moderator. Jika ada variabel antara, perlu
dijelaskan bagaimana dan mengapa variabel tersebut dibutuhkan. Serta saling ketergantungan
antara variabel bebas dan terikat sebaiknya juga diinformasikan dengan tepat dan dijelaskan
secara benar.

Secara singkat, (Sekaran (2014:129)) menyatakan ada lima hal mendasar yang
perlu diperhatikan dalam sebuah penyajian kerangka teoretis, sebagai berikut:

1. Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan dinamai
dengan jelas dalam pembahasannya.
2. Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling berkaitan satu
dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku
di antara variabel.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian
sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah
hubungannya akan positif atau negatif.
4. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan
hubungan tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat ditarik dari penelitian
sebelumnya.
5. Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar pembaca dapat
melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

2.1.2 Peranan

Peranan teori dalam penelitian adalah selain memahami konteks formal dan material
sebuah teori, juga dituntut memahami teori itu baik pada konteks sejarah maupun konteks
sosial dimana teori itu dilahirkan. Sehingga apabila teori itu digunakan peneliti akan
memahami struktur masing-masing teori itu, bahkan mampu menyusun sebuah skema
perkembangan teori dari masa lalu sampai pada konteks dimana seseorang seseorang
melakukan penelitian. Teori juga digunakan oleh peneliti untuk menemukan masalah
penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan
menemukan alat-alat analisis data. Hal ini sangat penting, dan merupakan sebuah keharusan
bagi peneliti untuk memahami teori dan kedudukannya dalam penelitian.

Peran teori dalam penelitian ialah memberi justifikasi pemilihan dan penggunaan variabel
dalam model penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian. Lebih jauh, fungsi dari teori
ialah menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Peranan Kerangka Teori dalam Penelitian :

1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian;


2. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian;
3. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan
fakta;
4. Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut;
5. Membantu dalam membangun ide-ide yg diperoleh dari hasil penelitian;

7
6. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka
pemikiran;
7. Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional;
8. Membantu mendudukkan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan
mengintegrasikan gagasannya

2.1.3 Cara mengembangkan


Cara-cara yang akan dilakukan dalam melakukan pengembangan, tergantung pada
referensi yang digunakan. Namun secara garis besar, pada tahapan ini dibagi ke dalam 3
tahapan, yaitu : tahap I : Studi Pendahuluan kajian puataka, Tahap II : Tahap Pengembangan
Model atau sintesa dan modifikasi antara teori satu dengan teori lainnya dan tahap III : Tahap
menyusun sendiri kerangka teori secara logis, runtut, dan rasional serta Evaluasi/Pengujian
Model.

Kedudukan asumsi dalam penelitian terutama dalam mengembangkan teori dan


menafsirkan hasil penelitian. Pengertian asumsi adalah kenyataan penting yang dianggap
benar tetapi belum terbukti kebenarannya. Asumsi inilah yang kemudian menjadi dasar dari
suatu penelitian. Sebab sebuah penelitian berangkat dari asumsi. Dari asumsi ini, kemudian
dibangun teori-teori penelitian. Dengan kata lain, asumsi dapat kita gunakan untuk untuk
membangun suatu konstruksi bangunan penelitian. Asumsi juga dapat digunakan sebagai alat
untuk menafsirkan kesimpulan setelah diperoleh sebuah hasil temuan dari penelitian yang
telah dilakukan tersebut.

Kaitan antara mengembangkan teori penelitian dan teori pengukuran dalam penelitian
kuantitatif sebagai berikut: Teori yang dibangun akan menjadi alat untuk pengukuran.
pengukuran dalam penelitian kuantitatif dimaksud untuk menentukan data apa yang ingin
diperoleh dari indikator variabel yang telah ditentukan. Dapat juga pengukuran berarti
bagaimana peneliti mengukur indikator variabel. Ada beberapa bentuk pengukuran yang bisa
digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran nominal, ordinal, rasio, dan
interval. Masing-masing pengukuran dikonsumsikan bagi bentuk penelitian yang di
kehendaki peneliti.

2.1.4 Contoh penerapan kerangka teori


Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris. Kerangka teori
harus berdasarkan teori asal / grand theory. Sebagai contoh masalah perilaku ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya dapat menggunakan kerangka teori dari Green yang sering
digunakan mahasiswa, atau dapat juga menggunakan kerangka teori reason action, Health
Believe Model, atau teori lain yang sesuai dengan masalah penelitian yang dapat di temukan
dalam buku ajar Health Behavior Theory for Public Health dan buku ajar lainnya.

8
Jika masalah yang diteliti berhubungan dengan penyakit tetapi yang di dalami adalah
pengetahuan tentang penyakit tersebut, maka dapat menggunakan teori pengetahuan seperti
tacit knowledge dan explicit knowledge. Contoh PERCEDE teori Green dapat dilibat pada
gambar berikut ini.7

Gambar 1. PERCEDE Teori Green.

Gambar ke 2

2.2 Kerangka Konsep Penelitian

9
2.2.1 Pengertian

Konsep adalah definisi yang dipergunakan untuk menggambarkan “secara abstrak suatu
fenomena sosial”. (Bailey (1982)) menyebutkan sebagai persepsi (mental Image). Atau
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Konsep merupakan
suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu dirumuskan.

Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti
memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.
Dari uraian pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan dalam suatu penelitian
adalah : Kerangka Konsep adalah Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau
variable – variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.
Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau
menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu.

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep dalam hal ini adalah
suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian.
Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus
dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel.

2.2.2 Peranan

Peranan konsep, pada dasarnya untuk menghubungkan antara dunia teori dengan
dunia observasi, antara abstraksi dan realitas. Dalam bentuk yang lebih umum ada beberapa
konsep yang digunakan untuk menjelaskan realitas sosial politik: Misalnya kita kenal konsep:

1. Karl D. Jackson, yang mencoba menjelaskan birokrasi pada masa orde baru yang ia
sebut dengan dengan konsep “bureaucratic polity” yang berakar pada budaya.
2. Konsep Harold Crouch tentang “neo-patrimonialism” untuk menunjukkan bahwa
sistem politik pada waktu itu [Orba] lebih menyerupai negara patrimonial daripada
suatu polity yang moderen.demikian.
3. Konsep Richard Robinson tentang “bureacratic capitalism”.
4. Konsep Geertz, tentang “religiousness” dan “religious-mindedness” dalam upaya
penjelaskan gerakan radikalisasi keagamaan atau terjadinya proses sekularisasi dan
juga tentang politik aliran yang kini cair dengan adanya kualisi kebangsaan itu.
5. Konsep Religiusitas Glock dan Stark:
a.) Keterlibatan ritual [ritual involvement], yaitu tingkatan sejauhmana seseorang
mengerjakan kewajiban ritual di dalam agama mereka.
b.) Keterlibatan ideologis [ideological involvement], yaitu tingkatan sejauhmana
seseorang menerima hal-hal yang bersifat ”dogmatik terhadap agamanya”.
c.) Keterlibatan intelektual [intelectual involvement], yang menggambarkan seberapa
jauh seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya.
d.) Keterlibatan pengalaman [experiential involvement], yang menunjukkan apakah
seseorang pernah mengalami pengalaman spektakular yang merupakan keajaiban
yang datangnya dari Tuhan.

10
e.) Keterlibatan secara konsekuen [consequential involvement], yaitu tingkatan
sejauhmana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran agamanya.
2.2.3 Cara mengembangkan

Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konsep tentu saja harus
memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang digunakan.
Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum mengenai
suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau
data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan.

Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik lewat
observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses
mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu
rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.

2.2.4 Contoh penerapan kerangka konsep

Kerangka Konsep merupakan hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan


hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.6

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang
khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati
atau diukur. Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk yang dikenal dengan
istilah variabel.1

Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian adalah sesuatu yang
bervariasi yang dapat diukur. Contoh variabel dalam penelitian kesehatan adalah Hb darah,
tekanan darah, berat badan, kunjungan ANC, jenis tenaga kesehatan, dan lain sebagainya. 1

Kerangka Konsep dapat berpijak pada kerangka teori yang dibentuk pada bab II.
Kerangka teori biasanya lebih kompleks dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel
dalam kerangka teori diangkat menjadi variabel penelitian. Oleh karena itu pada BAB II
sebelum gambar kerangka konsep penelitian dipaparkan, peneliti wajib menjustifikasi
mengapa variabel lain tidak diteliti. Alasan yang disampaikan harus ilmiah, buka sekedar
keterbatasan waktu, dana, tenaga dan kemampuan penelitia saat itu. Contoh gambar kerangka
konsep dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Contohnya adalah pada penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


pemberian ASI. Berdasarkan judul tersebut maka penelitian harus memahami teori konsep
perilaku, variabelnya apa saja yang masuk dalam kategori faktor yang mempengaruhi

11
Gambar 3. Contoh Kerangka Konsep

Contoh Kerangka Konsep lain yang meneliti variabel perancu/confounding variables dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Kerangka Konsep dengan Variabel Perancu

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Artinya, tanpa teori berarti hanya
ada serangkaian fakta atau data saja, dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu
menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, memberi kerangka orientasi untuk analisis dan
klasifikasi fakta-fakta, meramalkan gejala-gejala baru, mengisi kekosongan pengetahuan
tentang gejala-gejala yang telah ada atau sedang terjadi. Kerangka Teori dimaksudkan untuk

12
memberikan gambaran atau batasan – batasan tentang teori – teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian yang akan dilakukan.

Peranan teori dalam penelitian adalah selain memahami konteks formal dan material
sebuah teori, juga dituntut memahami teori itu baik pada konteks sejarah maupun konteks
sosial dimana teori itu dilahirkan.

Cara-cara yang akan dilakukan dalam melakukan pengembangan, tergantung pada


referensi yang digunakan. Namun secara garis besar, pada tahapan ini dibagi ke dalam 3
tahapan, yaitu : tahap I : Studi Pendahuluan, Tahap II : Tahap Pengembangan Model dan
tahap III : Tahap Evaluasi/Pengujian Model.

Konsep adalah definisi yang dipergunakan untuk menggambarkan “secara abstrak


suatu fenomena sosial”. Bailey (1982) menyebutkan sebagai persepsi (mental Image). Atau
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Konsep merupakan
suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu dirumuskan.
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep dalam hal ini adalah
suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian.
Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus
dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel.

Peranan konsep, pada dasarnya untuk menghubungkan antara dunia teori dengan
dunia observasi, antara abstraksi dan realitas. Cara yang terbaik untuk mengembangkan
kerangka konsep tentu saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-
bahan referensi yang digunakan. Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar
dari kebenaran umum mengenai suatu fsenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran
tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang
bersangkutan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan gambaran bagi institusi dan untuk mahasiswa yang
lainya dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang kerangka teori penelitian dan
kerangka konsep penelitian

13
DAFTAR PUSTAKA

Novita, Jumat, 21 Januari 2011. Pengertian Kerangka Teori Dan Konsep Menurut Beberapa
Ahli.<http://pengertian kerangka teori dan konsep menurut beberapa ahli.htm> . 3 Mei 2013

Safa, Rabu, 25 Mei 2011. Kerangka Teoritis.<http://kerangka teoritis cara mengembangkan


konsep metodologi penelitian.htm>.3 Mei 2013

Dr. Suparyanto, M.Kes, Jumat, 27 November 2009. Tujuan, Kerangka Teori, Kerangka
Konseptual Dan Kerangka Operasional Penelitian (Objectives, Framework Theory,
Framework And Conceptual Framework Of Operational Research).<http:// dr. Suparyanto,
M.Kes tujuan, kerangka teori, kerangka konseptual dan kerangka operasional penelitian
(objectives, framework theory, framework and conceptual framework of operational
research).htm>.3 Mei 2013

14

Anda mungkin juga menyukai