Anda di halaman 1dari 5

2.

CIRI – CIRI MASALAH YANG BAIK

Sebelum seorang peneliti dapat merumuskan suatu masalah untuk penelitiannya, maka ia
lebih dulu harus mengidentifikasi dan memilih masalah itu. Wallaupun masalah yang ada dan yang
tersedia cukup banyak, tetapi cukup sulit bagi si peneliti untuk memilih masalah mana yang
mempunyai ciri – ciri yang baik, dan si peneliti mengetahui sumber serta tempat mencari masalah
tersebut.

Ada bebrapa ciri – ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi rumusan
masalah, maupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang
telah dipilih. Ciri – ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut.

2.1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian


2.2. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas
2.3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti

2.1 Masalah Harus Ada Nilai Penelitian

Masalah untuk suatu penelitian tidaklah dipilih seadanya saja. Asalah harus mempunyai isi
yang mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk
keperluan. Dalam memilih masalah maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal – hal
berikut diperhatikan.

2.1.1 Masalah harusah mempunyai keaslian

Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal – hal yang terbaru. Hindarkan masalah yang sudah
banyak sekali dirumuskan orang dan sifatnya sudah using. Masalh harus mempunyai nilai ilmiah
atau aplikasi ilmiah dan janganlah berisi hal – hal yang sepele untuk dijadikan suatu masalah yang
akan dipilih untuk penilitian. Satu syarat dari masalah yang dipilih adalah masalah haruslah
mengenai pertanyaan – pertanyaan yang signifikan, dimana hal tersebut kurang memperoleh
perhatian di masa lampau. Jika hal – hal yang lama yang ingin dibuat menjadi masalah ilimiah,
maka ini dapat diperkenankan jika hal tersebut ingin dihubungkan dengan tehnik, atau percobaan,
atau teori baru; sehingga topik – topik lama menjadi dihargai.
2.1.2 Masalah harus menyatakan suatu hubungan.

Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variable. Sebagai konsekuensi
dari hal diatas, maka rumusan masalah akan merupakan pernyataan seperti : “Apakah konflik
menambah atau mengurangi efisiensi organisasi ?” Masalah harus padat, definitive dan dapat
dinyatakan dalam beberapa hipotesis alternative. Masalah dapat saja mengenai hubungan anatara
fenomena – fenomena alam, atau lebih khas lagi mengenai kondisi – kondisi yang mengontrol
fakta – fakta yang diamati. Selanjutnya, pemecahan masalah tersebut dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk mengetahui dan mengontrol fenomena – fenomena yang sedang diteliti.

2.1.3 Masalah harus merupakan hal yang penting

Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai dan arto, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun
dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan. Bacon sendiri misalnya, dalam memilih masalah
tidak hanya untuk tujuan ilmiha saja, tetapi juga hal – hal yang mempunyai adaptasi hasil untuk
fenomena – fenomena social. Masalah harus ditujukan lebih utama untuk memperoleh fakta serta
kesimpulan dalam suatu bidang tertentu. Pemecahan masalah tersebut seyogyanya dapat
diterbitkan oleh jurnal ilmu pengetahuan dan digunakan sebagai referensi dalam buku – buku teks.

2.1.4 Masalah harus dapat diuji

Masalah harus dapat diuji, dengan perlakuan – perlakuan serta data dan fasilitas yang ada.
Sekurang – kurangnya masalah yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga memberikan
implikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris. Suatu masalah yang tidak berisi implikasi
untuk diuji hubungan – hubungan yang diformulasikan, bukanlah suatu masalah ilmiah. Hal – hal
yang terakhir ini memberikan implikasi bahwa bukan saja hubungan – hubungan yang harus
dinyatakan secara jelas, tetapi juga harus mengandung pengertian bahwa hubunagn – hubungan
tersebut harus dinyatakan dalam variable – variable yang dapat diukur.

2.1.5 Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan.
Misalnya daripada mengatakan “Masalahnya adalah…” maka nyatakan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa bukan semua pertanyaan yang menarik dapat
dijadikan masalah atau pertanyaan ilmiah, karena masalah tersebut tidak dapat diuji. Misalnya
pertanyaan : “ Bagaimana kita tahu ?” ataupun pertanyaan, “Apakah Pendidikan memperbaiki
pengajaran anak – anak ?” . Masalah tetsebut sangat menarik tetapi tidak dapat dipakai untuk suatu
pengujian.

2.2 Masalah Harus Fisibel

Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan. Ini
berarti :

2.2.1 Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia

Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk memecahkannya dan harus ada data – data
untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang pemecahan pula harus mempunyai
kebenaran yang standar, dan dapat dijelaskan. Misalnya, jika masalah yang kita pilih berkenaan
dengan jatuhnya kerajaan Romawi, maka masalah tersebut sukar dipecahkan karena kompleksnya
masalah dan terdapat kekaburan data mengenai hal itu. Misalkan masalah yang kita pilih
berkenaan dengan tanda bahaya pada ibu hamil, maka data yang kita peroleh harus meliputi
kehamilan fisiologis itu bagaimana, kondisi fisiknya, psikisnya, dan dikatakan patologis itu yang
bagaimana sehingga dapat diketahui tanda bahaya pada ibu hamil. Jadi, data merupakan hal
penting sebelum merumuskan masalah

2.2.2 Equipment dan kondisi harus mengizinkan

Masalah yang dipilih harus sesuai dengan equipment dan alat yang tersedia. Masalah yang dipilih
harus mempunyai equipment untuk control kondisi ataupun untuk mencatat ketepatan. Alat yang
paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran manusia itu sendiri (the mind of man).
Banyak penemuan ahli – ahli tidak menggunakan equipment dan laboratorium yang komplit.
Laboratorium Pasteur adalah kamar yang menyerupai gua. Goodyear menemukan vulkanisasi
dalam dapurnya di New England, sendangkan Mozart menemukan sajak kuartet magio Flute di
rumah bola ketika sedang main bilyard. Dalam hal ini, yang menentukan pemilihan masalah adalah
kondisi yang cukup mendukung untuk pemecahan masalah. Dengan suasana yang tenang, masalah
serta penulisan Sejarah India telah dikerjakan oleh James Mill pada satu sudut meja.
2.2.3 Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang

Biaya untuk pemecahan masalah harus dipikirkan. Jika pemecahan masalah diluar jangkauan
biaya, maka masalah yang dipilih tidak fisibel sama sekali. Mencocokkan masalah dengan biaya
merupakan seni serta keterampilan peneliti.

Masalah yang dipilih janganlah sekali – kali dikaitkan dengan kepentingan sendiri, dalam artian
untuk memperoleh keuntungan pribadi. Kata Pasteur: “Saya tidak akan bekerja untuk uang, tetapi
saya akan selalu bekerja untuk ilmu pengetahuan.”

2.2.4 Masalah harus didukung dengan sponsor yan kuat

Masalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta administras yang kuat. Lebih – lebih lagi
bagi penelitian mahasiswa, maka masalah yang dipilih harus diperkuat dengan adviser,
pembimbing ataupun tenaga ahi yang sesuai dengan bidangnya. Dalam penelitian – penelitian
besar, masalah harus didukung kuat keuangannya oleh sponsor .

2.2.5 Tidak bertentangan dengan hukum dan adat .

Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adat – istiadat, hukum yang berlaku,
maupun kebiasaan. Pilhlah masalah yang tidak akan menimbulkan kebencian pada orang lain.
Karena, masalah yang menimbulkan kesulitan, pertentangan, baik secara individu maupun
kelompok haruslah dihindarkan, demi menjaga kesinambungan profesionalisme dalam meneliti.

2.3 Masalah Harus Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti

Selain mempunyai nilai ilmiah serta fisibel, masalah yang dipilih juga harus sesuai dengan
kualifikasi si peneliti sendiri.

2.3.1 Menarik Bagi si Peneliti

Masalah harus menarik bagi si peneliti dan cocok dengan bidang kemampuannya. Seorang ahli
kebidanan harusnya memilih judul mengenai kebidanan, seorang ahli pertanian memilih judul
yang berhubungan dengan pertanian. Tidaklah wajar misalkan seorang sarjana kebidanan memilih
masalah penelitian : apakah factor – factor yang menghambat pertumbungan kacang kedelai ?
Masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan si peneliti dan memberi harapan kepada peneliti
untuk menemukan jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih
menarik.

2.3.2 Masalah harus sesuai dengan kualifikasi

Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti. Dengan kata lain, sukar mudahnya
masalah yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah yang dipunyai peneliti. Sudah
jelas, seorang peneliti yang mempunyai derajat ilmiah doctor akan memilih masalah penelitian
yang berbeda dengan insinyur atau sarjana hukum. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan
derajat daya nalar, sensitivitas terhdap data, serta kemampuan peneliti dalam menghasilkan
orisinalitas.

Anda mungkin juga menyukai