PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis yang berasal dari bahasa yunani.
Hipoberarti dibawah, kurang atau lemah dan tesis berarti teori atau proporsi. Jadi secara
umum hipotesis dapat didefinisikan sebagai atau dugaan atau pernyataan sementara
yang masih lemah kebenarannya tentang karakteristik populasi. Oleh karena itu
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil penelitian pada sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Berikut definisi hipotesis yang disampaikan oleh beberapa ahli
diantaranya :
1. Hipotesis adalah pernyataan formal dari hubungan yang diharapkan antara dua atau
lebih variabel pada populasi tertentu (Burns and Grove, 2010)
2. Hipotesis adalah sebuah pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang memberikan jawaban terhadap pernyataan penelitian (Elliot et al., 2003)
3. Hipotesis adalah pernyataan formal peneliti tentang prediksi atau penjelasan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel pada populasi tertentu. Hipotesis juga
merupakan terjemahan dari pernyataan masalah ke dalam sebuah prediksi hasil yang
diharapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoritis. (Brink et al., 2006)
Untuk dapat membuat hipotesis, peneliti perlu memahami terlebih dahulu beberapa
karakteristik dari hipotesis diantaranya :
2
3. Sebuah hipotesis sebaiknya konsisten dengan temuan hasil penelitian sebelumnya
dan memiliki alasan yang logis (logical reasoning).
4. Sebuah hipotesis seharusnya dapat diuji (testable) tehnik yang ada atau relevan.
5. Hipotesis terkait dengan masalah yang secara empiris dapat didefinisikan secara
jelas.
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan kepada hasil
penelitian ini maka dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari
penelitian ini. Jawaban sementara dari suatu penelitian ini biasanya disebut Hipotesis. Jadi,
Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau
dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah
melalui pembuktian dari hasil penelitian maka Hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
diterima atau ditolak. Bila diterima atau terbukti maka Hipotesis tersebut menjadi Tesis.
(Notoatmodjo, 2012: 105)
Kesimpulan yang diperoleh dari pembuktian atau analisis data dalam menguji rumusan
jawaban sementara atau Hipotesis itulah, hasil akhir suatu penelitian. Hasil akhir penelitian
ini disebut juga kesimpulan penelitian, generalisasi atau dalil yang berlaku umum,
walaupun pada taraf tertentu hal tersebut mempunyai perbedaan tingkatan sesuai dengan
tingkat kebermaknaan (significantcy) dari hasil analisis statistik. Hasil pembuktian
Hipotesis atau hasil akhir penelitian ini juga sering disebut Tesis. Hipotesis ditarik dari
serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta
dirumuskan hubungan antara variabelsatu dengan variabel yang laindan membentuk suatu
konsep yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. (Notoatmodjo,
2012: 106)
Hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka
penelitian diarahkan. Hipotesis dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan
data. Secara garis besar Hipotesis dalam penelitian mempunyai peranan sebagai berikut:
3
c) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data
d) Membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel variabel yang akan diteliti
(diamati). (Notoatmodjo, 2012: 106)
Pada hakikatnya Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga
atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara
empiris. Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variables) dan variabel
terikat (dependent variable). Variabel bebas ini merupakan variabel penyebabnya atau
variabel pengaruh, sedang variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel
terpengaruh. (Notoatmodjo, 2012: 107)
Contoh:
Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru. Di dalam contoh ini
merokok adalah variabel independen (penyebabnya), sedangkan kanker
paru-paru
merupakan variabel dependen atau akibatnya. (Notoatmodjo, 2012: 107)
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau
jawaban sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis harus mempunyai
landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai landasan
ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu kesimpulan. Ciri-ciri dari suatu hipotesis
antara lain:
4
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berati bahwa suatu Hipotesis harus mengandung
atau terdiri dari variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit mencapai
hasil yang objektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis tidak akan menimbulkan
perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya.
(Notoatmodjo, 2012: 108)
Selanjutnya, ada empat hal yang dapat menjadi petunjuk dalam merumuskan Hipotesis
yang baik. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif atau pernyataan.
Kalimat pernyataan yang dimaksud tentu berkaitan, sinkron, atau sejalan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Atau dengan
perkataan lain mengandung pengertian jawaban terhadap suatu pertanyaan.
2. Menyatakan hubungan atau keterkaitan antara dua variabel atau lebih. Hali ini
terkait dengan variabel-variabel penelitian yang akan diamati atau diukur dalam
penelitian.
3. Harus dapat diukur dan diuji. Sebab, suatu hipotesis adalah jawaban sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya.
4. Dirumuskan secara ringkas, padat, dan jelas. Harus ringkas, karena hipotesis
merupakan pernyataan, dan bukan uraian atau penjelasan. Harus padat, dalam arti
benar-benar dinyatakan sesuai dengan keperluan pertanyaan.harus pula jelas, dalam
arti mengungkap hubungan atau keterkaitan antar variabel.(Mamik, 2011: 109)
Sejalan dengan petunjuk perumusan hipotesis yang baik tersebut diatas, maka
merumuskan hipotesis dalam suatu penelitian sesungguhnya merupakan tahap yang
sederhana. Sebab, sekali lagi pada dasarnya rumusan hipotesis hanyalah jawaban atas
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Hipotesis yang tidak dapat diukur,
5
diuji, tidak menyatakan hubungan antar variabel, sudah dapat dipastikan merupakan
hipotesis yang tidak sejalan dengan rumusan masalah. (Mamik, 2011: 109-110)
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara atas rumusan masalah. Sebagai suatu jawaban atas rumusan masalah,suatu
hipotesis tentu didasarkan pada pertimbangan logis dan teoritik, sehingga jawaban atau
hipotesis tersebut pastilah logis atau masuk akal dan juga sejalan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
Contoh kedua, ada perbedaan status gizi antara balita yang diberi ASI eksklusif dan
tidak eksklusif. Mungkin juga hipotesisnya menyatakan, tidak ada perbedaan status gizi
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif. Perbedaan bentuk jawaban
dari hipotesis itulah yang selanjutnya menciptakan macam atau jenis-jenis hipotesis.
Jenis hipotesis itu sendiri, secara garis besar ada dua, yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
nihil, yang masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan
adanya suatu hubungan antar variabel dalam penelitian, menyatakan adanya suatu
6
perbedaan antara dua kelompokatau menyatakan adanya pengaruh pemberian musik
klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi, dan sebagainya.
Hipotesis Nol atau Nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antar variabel dalam penelitian, menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua kelompok, atau menyatakan tidak adanya pengaruh suatu terhadap sesuatu yang
lain. Misalnya, tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang makanan
pendamping ASI dengan status gizi, tidak ada perbedaan status gizi antara bayi yang
diberi ASI eksklusif dan tidak eksklusif, tidak ada pengaruh pemberian musik klasik
terhadap penurunan tingkat kecemasan menjelang operasi.
Dari kedua hipotesis tersebut di atas, masih ada beberapa hal yang dapat
dikelompokkan sebagai bentuk hipotesis, yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor,
hipotesis hubungan, dan hipotesis perbedaan, dan bahkan hipotesis pengaruh.
Penjelasan dari masing-masing hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
7
pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita. Perlu dipahami
bahwa tentu saja tidak harus dan tidak semua penelitian menyatakan hipotesis
mayor dan hipotesis minor. Hal itu tergantung dari seberapa luas cakupan yang akan
diteliti. Namun, pada prinsipnya dari suatu hipotesis mayor dapat dirumuskan
beberapa hipotesis minor.
1) Directional Hypothesis
Hipotesis jenis ini memprediksi sebuah hasil (outcome) pada arah yang spesifik.
Beberapa kata yang mengindikasikan direction diantaranya more .. than, greater
than, less than, positively,negatively.
8
Contoh: Pasien tuberculosis yang mendapatkan dukungan emosional keluarga akan
lebih patuh dalam mengkonsumsi obat TB dibandingkan dengan pasien yang tidak
mendapatkan dukungan emosional keluarga.
Hipotesis simple sering disebut sebagai bivariate, memiliki 2 variabel yang dikenal
sebagai variable independen dan dependen. Hipotesis ini merupakan hipotesis
asosiatif yang sederhana, terdapat variable X dan variable Y yang berhubungan atau
berasosiasi antara yang satu dengan yang lainnya seperti gambar berikut
Y
Contoh: Terdapat hubungan antara frekuensi minum kopi dengan frekuensi
merokok pada penduduk laki-laki di desa x.
Selain itu, hipotesis simple ini juga dapat digambarkan bahwa X sebagai penyebab
(cause) dari Y seperti gambar berikut.
X Y
Contoh: Dukungan finansial keluarga berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat
pada penderita TB di kota Denpasar.
9
dimungkinkan terdapat dua atau lebih variable independen serta dua atau lebih
variable dependen.
X1
X2
X1
X2 Y
X3
a. Hipotesis ini di kenal dengan juga sebagai statistical hypotesis atau hipotesis nol
dan merupakan kebalikan dari hipotesis alternatif (H)
b. Null hypotesis adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan (bila
penelitian tentang hubungan dan korelasi) dan juga menyatakan tidak ada
perbedaan (jika penelitian tentang perbedaan),serta tidak adanya pengaruh (bila
penelitiab tentang pengaruh atau efek)
c. Hipotesis ini dinyatakan bila peneliti memang tidak yakin bahwa tidak ada
hubungan di antara dua variabel atau lebih
d. Selain itu hipotesis ini juga dinyatakan apabila tidak ada teori yang adekuat
(inadequate theoritichal) atau informasi empiris (emphirical information)
10
e. Null hypotesis ini dapat berupa hipotesis sederhana atau simpel
(sinplehypothesis), hipotesis kompleks (complex hypothesis) atau hipotesis
asosiasi (axsosiasi hypothesis) atau hipotesis kasual (casual hypothesis)
f. Contoh
1. Tidak ada hubungan antara dukungan saran keluarga dengan kepatuhan
minum obat pada penderita TH.
2. Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah tidak berpengaruh terhadap
perubahan perilaku masyarakat dalam membuang sampah di sungai.
11
A. Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat diramal dari realitas
social, objektif, dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan pendeklatan kuantitatif
dengan instrumen yang valid dan reliable serta analisis statistic yang sesuai dan tepat
menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi masalah
pembatasan dan perumusan masalah yang akurat serta dibarengi dengan penetapan
populasi dan sampel yang benar.
Penelitian kuantitatif, seperti juga penelitian kualitatif terdiri dari berbagai jenis.
Tiap jenis mempunyai maksud tersendiri. Oleh karena itu, pemilihan tipe yang tepat
sesuai dengan tujuan penelitian sangat diharapkan dan menentukan percapaian hasil
yang telah dirumuskan. Beberapa tipe penlitian kuantitatif sebagai berikut :
1. Penelitian Eksploratif
12
2. Penelitian Deskriptif Kuantitatif
Oleh karena itu penelitian deskriptif dapat berupa penelitian dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian desktiptif kuantitatif
merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu
maslaah dan/atau mendapat informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu
fenomena dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendkatan kuantitatif
3. Penelitian Korelasional
13
Contoh : Bagaimanakah hubungan tingkat kesmiskinan dan pendidikan?
Tipe penelitian ini seperti juga tipe penelitian yang bersifat expost-facto. Ini berarti
bahwa data dikumpulka setelah semua fenomena/kejadian yang diteliti berlangsung,
atau tentang hal-hal yang telah terjadi sehingga tidak ada yang dikontrol. Dalam
penelitian jenis ini tidak ada intervensi langsung, karena kejadian telah berlangsung.
Pengaruh atau efek variabel bebas dapat diketahui dengan jalan membandingkan kedua
kelompok. Penelitian kausal komparatif peneliti “menjajaki ke belakang, ke masa
peristiwa itu terjadi; apa-apa yang menjadi penyebab suatu peristiwa yang menjadi
objek penelitian, dengan membandingkan fenomena pada kelompok yang ada
peristiwa dan pada kelompok yang tidak terjadi peristiwa itu. Penelitian jenis ini dapat
menentukan penyebab, efek, atau konsekuensi yang ada diantara dua kelompok atau
beberapa kelompok. Kadang-kadang peneltian kausal komparatif ini digunakan
sebagai alternative untuk mengadakan suatu eksperimen.
5. Penelitian Tindakan
14
6.Penelitian Eksperimen
7. Penelitian Pengembangan
B. Penelitian Kualitatif
Menurut Jonathan Sarwono, perbedaan dari kedua pendekatan tersebut, yang paling
mendasar dan umum, adalah sebagai berikut:
15
Adapun pendekatan kuantitatif lebih mementingkan adanya variabel-variabel
sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam
bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan
syaratmutlak karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian
dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggnaan model penelitian sejenis.
Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya,
yang kemudian akan menentukan tahap-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
2. Dasar teori
Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah
adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan
berdasarkan budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantic universal
dari gejala yang sedang diteliti. Adapun pendekatan kuantitatif berpijak pada apa yang
disebut dengan fungsionalisme structural, realism, positivism, behaviourisme, dan
empirisme, yang intinya menekankan hal-hal yang bersifat konkret, uji empiris, dan
fakta-fakta yang nyata.
3. Tujuan
4. Desain
16
sebelumnya. Selain itu, desainnya bersifat spesifik dan detail karena desain merupakan
suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya.
5. Data
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif. Maksudnya, data dapat berupa
gejala-gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto,
dokumen, artefak, dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan.
Sebaliknya, penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, datanya bersifat
kuantitatif, atau angka-angka statistic atau koding-koding yang dapat dikuantifikasi.
Data tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran
tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval, dan ratio.
6. Sampel
Sampel kecil merupakan cirri pendekatan kualitatif. Hal ini karena pada pendekatan
kualitatif, penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya, bukan jumlahnya.
Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang
sebagai sampel teoritis dan tidak representative.
Adapun pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampelnya besar karena aturan statistic
mengatakan bahwa semakin besar sampelnya, semakin merepresentasikan koddisi real.
Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar,
stratifikasi sampel sangat diperlukan.
7. Teknik
17
Jika pendekatan kuantitatif digunakan, teknik yang dipakai akan berbentuk observasi
terstruktur, survey dengan menggunakan kuisioner, eksperimen, dan eksperimen seru.
Dalam melakukan interviu, biasanya diberlakukan interviu terstruktur untuk
mendapatkan seperangkat data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian
dan jenis data yang diperlukan.
9. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuab
akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep, dan oembangunan suatu
teori baru. Contoh model analisis kualitatif ialah anlaisis domain, analisis taksonomi,
analisis komponensial , analisis tema cultural, dan analisis koraparasi konstan (grounded
theory research).
Adapun analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif. Uji empiris teori yang
dipakai diakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan
sarana statistic,seperti korelasi, analisis varian dan co-varian, analisis factor, regresi
linear, dan sebagainya.
18
berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan
subjektivitas peneliti.
19
b) Penelitian Terapan (Applied Research)
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menkankan pada jumlah data yang
dikumpulkan. Penelitian ini hanya melihat data pada lapisan permukaan, seperti
data tingkat pendidikan karyawan, jenis pekerjaan, dna besarnya penghasilan. Data
yang diperoleh akan dianalisis secara statistik. Penelitian ini menggunakan teknik
survei
b. Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data atau
kedalaman data yang dapat diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara.
Data untuk jenis penelitian ini tidak dianalisis dengan statistik
Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intevensi
terhadap subjek penelitian (masyarakat) sehingga disebut penelitian nonexperimen. Dalam
survey,penelitian tidak di lakukan terhadap seluruh objek yang di teliti atau populasi tetapi
hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sample).
Sampel adalah bagian dari populasi tersebut populasinya dalam penelitian survey hasil
dari penelitian merupakan hasil keseluruhan dengan kata lain hasil dari sample tersebut di
generalisasikan sebagai hasil populasi.
20
a. Potong Silang
Dalam penelitian seksional silang atau potong silang ,variabel sebab atau resiko atau
akibat kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur dan di kumpulkan secara
simultan dalam waktu yang bersamaan
b. Studi Retrospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang artinya
mengumpulkan data di mulai dari efek tersebut di telusuri ke belakang tentang
penyebab atau variabel yang mempengaruhi akibat tersebut
c. Studi Prospektif
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat ke depan artinya penelitian
dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko,kemudian diikuti akibatnya pada
waktu yang akan datang.
a) Penelitian Dasar
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul
pada suatu ikhwal atau kejadian kemudian dari gejala yang terjadi pada ikhwal
tersebut dianalisis dan kesimpulanya merupan teori baru.
b) Penelitian Terapan
Penelitian ini di lakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem
atau program dengan menerapkan teori-teori kesehatan yang ada.
c) Penelitian Tindakan
Penelitian ini di lakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis
guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan,masyarakat yang di lakukan
secara terbatas.
d) Penelitian Evaluasi
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan atau program yang sedang di lakukan dalam rangka mencari umpan balik
yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
23