PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Penelitian merupakan proses yang panjang, berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi sebuah
gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan
seterusnya. Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui
masalah sosial atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut dapat timbul dan
berkembang karena rangsangan, bacaaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran
semuanya itu.
Penelitian Ilmiah secara filosofis, seperti yang dinyatakan oleh Kerlinger (1993)
adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proporsisi-
proporsisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antargejala alam.
Menurut Lincoln dan Guba (1988), asumsi filosofis penelitian pada umunya berkaitan
dengan empat keyakinan yaitu ontologi (watak dari realitas), epistemologi (apa yang
dianggap sebagai pengetahuan dan bagaimana klaim pengetahuan itu diafirmasi),
aksiologi (peran dari nilai dalam penelitian) dan metodologi (proses penelitian)
(Batubara, Juliana, 2017:99).
Pelaksanaan penelitian menurut tahapannya dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu
prapenelitian, pelaksanaan penelitian, dan penulisan laporan penelitian. Tahapan
prapenelitian ditujukan untuk membantu peneliti dalam merumuskan masalah yang
hendak dipecahkan melalui penelitian. Rumusan secara jelas tersebut mencakup latar
belakang munculnya masalah, rumusan masalah secara spesifik dan operasional,
hubungan masalah yang hendak diteliti dengan penelitian-penelitian terdahulu (dalam
hal ini berkaitan dengan kajian pustaka) dan teori-teori tertentu (berkaitan dengan
kerangka teori yang akan digunakan), dan metode–metode termasuk (teknik –
tekniknya) yang hendak digunakan (Mahsun, 2017:37).
Kajian tahapan prapenelitian di atas, terkhusus pada teori-teori tertentu yang
berkaitan dengan kerangka teori dapat dijelaskan apabila peneliti menemukan tinjauan
pustaka yang berhubungan dengan penelitiannya. Tinjauan pustaka pada penelitian
yang sebelumnya dapat membantu peneliti untuk menyusun kerangka acuan dalam
memecahkan masalah. Selain itu, kerangka teori mempermudah peneliti dalam
menyusun rumusan hipotesis dari masalah-masalah yang muncul dalam sebuah
penelitian.
Realitas dalam sebuah penelitian tentunya tidak dapat hadir apabila belum ada
rumusan hipotesis dari peneliti. Hipotesis yang merupakan jawaban bersifat tentatif
dapat membantu peneliti untuk fokus dalam masalah yang hendak dipecahkan melalui
penelitiannya. Hipotesis dapat dirumuskan dengan dasar pengetahuan yang bersifat ada
dan logis. Hal ini merupakan langkah lanjut dalam pengujian kebenaran melalui
penelitian yang hendak dilakukan.
Dalam penyusunan karya ilmiah diperlukan adanya sebuah proses penelitian
yang dimana mengaharuskan seorang Penulis membuat Hipotesis Penelitian yang
dimana menurut Sugiyono (2014: 99), Merupakan sebuah jawaban sementara terhadap
sebuah rumusan masalah penelitian, dimana sebuah rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk sebuah pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sebelum menyusun sebuah hipotesis, Penulis harus mengidentifikasi sebuah
variabel yang penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel
melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis. Disini kita berada dalam posisi untuk
menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan
menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik secara tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan variable dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana menentukan hubungan antar variable?
3. Bagaimana cara menyusun kerangka teori?
4. Bagaimana hubungan antara kerangka teori dengan hipotesis?
5. Bagaimana cara membuat hipotesis?
PEMBAHASAN
A. Kerangka Teoritis
Definisi dari kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalah. Secara singkat, kerangka teoritis adalah
membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi
situasi yang akan diteliti. Penyusunan kerangka yang berkonsep akan membantu kita
untuk menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu.
Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan
kerangka teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antar variabel yang
dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat
penting untuk kita mengetahui apa arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada
(Sekaran, 2014).
1. Variabel
a. Pengertian Variabel
Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat
berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.
Secara teoretis Hacth dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan
bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah besaran yang bisa diubah dan
selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan
menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih
dibutuhkan.
b. Jenis Variabel
Sugiyono (2014: 91) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut :
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable bebas.
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Peran
Gambar 3) Contoh Orang Tua
hubungan variabel bebas – moderator antara – terikat
(Variabel Moderator
5. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contohnya : “Pengaruh
model pembelajaran discovery terhadap prestasi belajar”
Variabel bebas : model pembelajaran (discovery)
Variabel terikat : prestasi belajar
Variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya : kemampuan
awal siswa
Model Pembelajaran
Prestasi Belajar
Discovery
(Variabel Terikat)
(Variabel Bebas)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dalam membuat suatu penelitian kuantitatif, maka yang pertama dilakukan
adalah membuat kerangka teoretis kemudian menentukan variabel apa yang akan
digunakan. Kerangka terori merupakan jantung dari sebuah penelitian. Ada 5 jenis
variabel yang dapat kita pilih untuk membuat penelitian kuantitatif, Kerangka teoritis
menjelaskan sangkut-paut hubungan atau arah hubungan dan kondisi antar variabel.
menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya,
dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik secara
tepat. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji semacam ini disebut dengan
hipotesis, hasil pengujian tersebut memberikan kita beberapa solusi mengenai apa
yang dapat diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah.
Kemudian setelah itu baru bisa kita menarik hipotesis dari hasil penelitian tersebut.
Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai
jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu
jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih
variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah
diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini diturunkan atau bersumber dari
teori dan ditinjau literstur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis,
merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan
yangtelah dijelaskan dalam kerangka teoriyang digunakan untuk menjelaskan masalah
penelitian. Sebab teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk
digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam
penelitian.
Merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang
menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas
tentang masalah penelitian atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori
yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji
adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi
suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkatketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis. Karena itu baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan
relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis
penelitian atau hipotesis kerja.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Semoga dapat menambah
wawasan para pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, diksi, maupun kekurangan materi. Maka
dari itu, kritik dan saran anda sangat kami butuhkan. Karena kritik dan saran tersebut
sangat berguna bagi kami untuk menjadi bahan koreksi, agar makalah kedepan yang
kami sajikan menjadi lebih baik. Karena kesalahn itu pula, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat