Anda di halaman 1dari 8

ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075

e-ISSN 2615-2819

PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS KEMAMPUAN


BERPIKIR KREATIF DENGAN MENGGUNAKAN
KVISOFT FLIPBOOK MAKER
Cici Romayanti*1, Agus Sundaryono2, Dewi Handayani3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Bengkulu
*E-mail : ciciromayanti97@gmail.com

ABSTRACT
The aim of this research is to determining level of feasibility and response of students from the
development of e-modules in chemistry course based on creative thinking ability using the Kvisoft Flipbook
Maker on material electrolyte and non-electrolyte solution in SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. The type of
research used is R & D (Research & Development), which uses the ADDIE development model (analysis,
design, development, implementation, evaluation) with the limitation of stage until implementation. The
results of this research show that the chemistry-based E-Module based on creative very feasible and feasible
to use with the validation results from media experts was 97.7%, material expert validation was 90.2%,
readability the small group trials conducted by 9 students in class X MIPA 2 was 97.04% and student
responses in the large group trial conducted by 25 students in class X MIPA 1 was 86.4% (very feasible
category). This shows that e-modules in chemistry course based on the ability to think creatively by using
the kvisoft flipbook maker are very suitable to be used in the learning process.

Keywords: E-modules, Creative Thinking, Kvisoft Flipbook Maker

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan dan respon siswa dari pengembangan
e-modul kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan kvisoft flipbook maker pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah R&D
(Research & Development), yang menggunakan model pengembangan ADDIE (analysis, design,
development, implementation, evaluation) dengan batasan tahapan pada implementasi (implementation).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-Modul kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif yang
dikembangkan termasuk kategori sangat layak dan layak digunakan dengan hasil validasi dari ahli media
sebesar 97,7%, validasi ahli materi sebesar 90,2%, uji coba keterbacaan pada uji coba kelompok kecil yang
dilakukan oleh 9 siswa dikelas X MIPA 2 sebesar 97,04%, dan respon siswa pada uji coba kelompok besar
yang dilakukan oleh 25 siswa dikelas X MIPA 1 sebesar 86,4%. Hal ini menunjukkan bahwa e-modul kimia
berbasis kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan kvisoft flipbook maker sangat layak digunakan
dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: E-modul, Berpikir Kreatif, Kvisoft Flipbook Maker

PENDAHULUAN faktor yang ikut serta mempengaruhi perilaku siswa


Perkembangan teknologi informasi yang dalam belajar, terutama dalam pembelajaran kimia.
semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa Kimia merupakan pelajaran yang sangat penting yang
dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. beirisi konsep-konsep yang sulit diaplikasikan,
Tuntunan global menuntut dunia pendidikan selalu sehingga siswa sulit dalam menerima konsep-konsep
dan senantiasa menyesuaikan perkembangan dan menghambat dalam meningkatkan kemampuan
teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu berpikir tingkat tinggi salah satunya kemampuan
pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan berpikir kreatif yang ada pada pelajaran kimia.
teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia Kemampuan berpikir kreatif adalah
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran [1]. kemampuan menemukan banyak kemungkinan
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan jawaban terhadap suatu masalah dimana
51
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

penekanannya pada keberagaman jawaban [2]. Siswa tentang materi pembelajaran, karena kurangnya
kurang berminat dan kurang memiliki rasa ingin tahu informasi yang didapat oleh siswa menyebabkan
dalam belajar, sehingga membuat kemampuan kurangnya tingkat pemahaman siswa. Permasalahan
berpikir kreatifnya tidak terasah. Kemampuan berpikir ini dapat diatasi dengan dilakukannya inovasi
kreatif pada siswa dapat terhambat dalam lingkungan pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa dalam
pendidikan formal karena dalam proses pembelajaran belajar mandiri. Salah satunya adalah dengan
guru masih menggunakan sistem pembelajaran mengembangkan bahan ajar yang dapat meningkatkan
konvensional, yang umumnya masih berpusat pada minat belajar siswa dengan aplikasi tertentu berupa e-
guru. Guru menjelaskan materi dengan ceramah dan modul (modul elektronik).
memberi latihan, sedangkan siswa penerima informasi E-modul dapat membantu proses pembelajaran
yang baik [3]. lebih menarik sebab dapat menyisipkan gambar
Sistem pembelajaran yang saat ini diterapkan maupun video didalamnya. Hal ini dapat membantu
tidak hanya berupa sistem pembelajaran konvensional siswa dalam memahami materi ajar karena terdapat
dimana proses belajar mengajar dilakukan secara tatap petunjuk belajar dan pemahaman konsep secara
muka antara guru dengan siswanya tetapi telah runtut. Siswa dapat mengulang atau mempelajari
berkembang sistem pembelajaran jarak jauh dengan kembali materi tersebut sesuai kebutuhannya karena
memanfaatkan dukungan teknologi sebagai media modul dapat dipelajari secara mandiri dirumah [5].
komunikasi. Sistem pembelajaran yang berkembang Keunggulannya dari e-modul yakni mudah dibawa
dengan pemanfaatan teknologi adalah e-learning. E- kemana saja, tidak membutuhkan kertas dan tinta
learning semakin berkembang karena teknologi sehingga lebih murah serta penerapannya lebih mudah
membuat proses pembelajaran dapat dilakukan lebih [6]. E-modul akan dibuat menggunakan aplikasi
efisien dilihat dari segi waktu, jarak, dan biaya. E- kvisoft flipbook maker dan dapat diakses
learning juga dapat melatih kemandirian siswa dalam menggunakan laptop atau smartphone.
belajar dan tidak mengganggu pihak lain dalam proses Penggunaan bahan ajar berupa e-modul
pembelajaran, hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 digunakan sebagai pengganti buku atau modul
[4]. cetakkan (hardcopy) tanpa mengurangi fungsinya
Kurikulum 2013 sangat menuntut terjadinya sebagai sumber informasi. Penggunaan e-modul juga
pembelajaran secara mandiri. Kegiatan pembelajaran dapat digunakan di luar kelas maupun di dalam kelas
pada kurikulum 2013 juga harus memanfaatkan peran melalui berbagai model, salah satunya model flipped
teknologi informasi dan komunikasi untuk classroom. Flipped classroom adalah model dimana
meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. siswa dapat mempelajari materi atau teori diluar kelas,
Berdasarkan hasil wawancara guru yang diperoleh di dan berlatih didalam kelas dengan bimbingan guru
SMA Negeri 9 Kota Bengkulu menunjukkan bahwa [7]. Berdasarkan penelitian sebelumnya menyatakan
guru masih sering menggunakan metode pembelajaran bahwa penggunaan flipped classroom mampu
konvensional sehingga belum merangsang anak untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena melalui
memiliki kemampuan dalam berpikir salah satunya pembelajaran ini siswa fokus mengkaji ulang materi
kemampuan berpikir kreatif. Guru juga tidak selama yang mereka butuhkan [8], dan waktu di kelas
memanfaatkan peran teknologi informasi dan dapat dimaksimalkan untuk memecahkan masalah-
komunikasi dalam menyampaikan materi sehingga masalah aktual yang ditemui siswa [9].
mempengaruhi minat belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka
Berdasarkan hasil angket kebutuhan siswa, peneliti mengembangkan bahan ajar yang menarik dan
sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga sangat merangsang siswa untuk memiliki kemampuan
terbatas misalnya seperti buku paket kimia. Buku berpikir kreatif agar siswa merasa senang dan mudah
paket kimia yang ada di SMA Negeri 9 Kota memahami materi saat pembelajaran berlangsung,
Bengkulu terbatas, dengan adanya kurikulum 2013 maka di lakukanlah penelitian yang berjudul
siswa hanya menggunakan buku paket kimia saat jam pengembangan e-modul kimia berbasis kemampuan
pelajaran saja tidak diperbolehkan untuk dibawa berpikir kreatif dengan menggunakan kvisoft flipbook
pulang, sehingga siswa tidak memiliki buku pegangan maker.
di rumah. Buku paket kimia yang digunakan di
sekolah kurang menarik dan siswa masih sulit METODE PENELITIAN
memahami apa yang ada di buku paket kimia. Siswa Penelitian ini adalah penelitian dan
merasa bosan dengan buku paket kimia yang tersedia pengembangan (Research and Development). Dalam
karena tergolong sangat monoton dan sulit dipahami penelitian ini produk yang dikembangkan adalah e-
karena tidak banyak terdapat gambar atau foto. Oleh modul kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif
karena itu, siswa kurang mendapatkan informasi dengan menggunakan kvisoft flipbook maker.

52
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Penelitian pengembangan pada penelitian ini Pengembangan modul awal diorientasikan


menggunakan model pengembangan ADDIE yang dengan model guided inquiry. Modul yang
dimodifikasi. dikembangkan pada penelitian ini berupa e-modul
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa
November 2018 s/d 31 Januari 2019 di SMAN 9 Kota yang dikembangkan menggunakan softwere kvisoft
Bengkulu. Populasi dalam penelitian ini adalah flipbook maker. Hasil akhir e-modul dibuat dalam
seluruh siswa kelas X MIPA tahun ajaran 2018/2019 bentuk offline dan online. Bentuk offline dapat
di SMAN 9 Kota Bengkulu dengan jumlah 76 siswa. berupa format EXE dan bentuk online dapat
Subjek penelitian diambil dari populasi normal berupa link http://ciciry.azurewebsites.net yang
dengan teknik random sampling dan didapatkan dapat diakses secara gratis.
subjek penilitian yaitu subjek uji coba kelompok kecil b. Uji Validasi Ahli
di kelas X MIPA 2 yang berjumlah 9 siswa dan uji Pada langkah ini, peneliti menyerahkan e-
coba kelompok besar di kelas X MIPA 1 yang modul awal yang telah peneliti kembangkan
berjumlah 25 siswa. Adapun prosedur penelitian kepada ahli materi, ahli media, dan guru bidang
adalah sebagai berikut [10]: studi kimia untuk di uji kelayakannya
1. Tahap Analisis (Analysis) menggunakan angket. Peneliti melakukan uji
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis validasi pada bulan januari 2019.
kebutuhan, seperti: a) analisis kurikulum untuk c. Revisi Tahap I
menghasilkan kompetensi yang diharapkan dan Revisi tahap I dilakukan berdasarkan hasil
indikator yang ingin dicapai, b) analisis bahan ajar validasi dari para ahli yang berupa penilaian,
bertujuan untuk menentukan jenis bahan ajar apa komentar, dan saran-saran para ahli dan guru
yang tepat untuk di kembangkan, dan c) analisis kimia. Apabila e-modul dinyatakan valid dan layak
materi betujuan untuk menentukan materi yang digunakan maka tidak perlu direvisi.
akan dikembangkan sesuai dengan kurikulu 2013. 4. Tahap Implementasi (implementation)
Peneliti mengumpulkan beberapa informasi ini a. Uji Coba Kelompok Kecil
pada bulan November 2018. Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk
2. Tahap Desain (Design) mengetahui tingkat keterbacaan siswa terhadap e-
Pada langkah ini, peneliti membuat rencana modul dengan jumlah siswa yang telah ditentukan.
desain pengembangan produk yang terdiri dari: (1) Siswa diminta untuk mengisi teks rumpang seputar
sampul, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4) wacana yang terdapat dalam e-modul. Pada uji
petunjuk penggunaan modul, (5) kompetensi, coba kelompok kecil dalam satu kelas tersebut
indikator, dan tujuan pembelajaran (6) peta konsep peneliti hanya mengambil 9 siswa secara
(7) Ayo Mengamati, (8) Ayo Merumuskan, (9) heterogen. Peneliti melakukan uji coba kelompok
Ayo Bereksperimen, (10) Ayo Membaca, (11) Ayo kecil pada tanggal 10 Januari 2019.
Menyimpulkan, (12) Rangkuman, (13) Uji b. Revisi Tahap II
Pemahaman, (14) Kunci Jawaban, (15) Glosarium, Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil
(16) Daftar Pustaka yang didapatkan dari tes keterbacaan modul oleh
3. Tahap Pengembangan (Development) siswa. Hasil revisi produk ini dilakukan untuk
a. Pengembangan Modul memperbaiki e-modul yang lebih baik sebelum uji
Pada langkah ini, peneliti membuat format coba kelompok besar (uji coba lapangan).
modul awal pada bulan November-Desember c. Uji Coba Kelompok Besar
2018. Adapun bagian-bagian modul yang peneliti Uji coba kelompok besar bertujuan untuk
kembangkan adalah: a) bagian sampul, b) bagian mengetahui respon siswa terhadap e-modul. Siswa
pendahuluan yang terdiri dari kata pengantar, diminta memberikan penilaian terhadap e-modul
daftar isi, petunjuk penggunaan modul, kompetensi yang peneliti kembangkan menggunakan angket.
(KI dan KD), indikator dan tujuan pembelajaran, Peneliti melakukan uji coba kelompok kecil pada
dan peta konsep, c) bagian utama terdiri dari: ayo tanggal 25 dan 31 Januari 2019 dengan dua kali
mengamati (identifikasi masalah), ayo pertemuan.
merumuskan (membuat hipotesis), ayo Instrumen pada penelitian ini berupa angket
bereksperimen (membuktikan hipotesis/ validasi perangkat pembelajaran, tes keterbacaan e-
melakukan percobaan), ayo membaca modul, dan angket respon siswa terhadap e-modul.
(mengumpukan data), menyimpulkan, dan d) Teknik analisis data terdiri dari uji normalitas, uji
bagian penutup terdiri dari: rangkuman, uji validasi tim ahli, analisis keterbacaan e-modul. Uji
pemahaman, kunci jawaban, glosarium, dan daftar normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pustaka. bahwa subjek yang diambil dari populasi berdistribusi

53
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

normal dengan menggunakan program SPSS versi 23. dengan mandiri


Hasil perhiyungan menyatakan subjek berdistribusi
normal jika signifikan >0,05 [11].
Uji validasi tim ahli dilihat dari aspek isi/materi Instruksional Direvisi/ perlu instruksi
41%-
dan aspek media terhadap e-modul yang dinilai dari guru sebagai
60 %
kelayakannya menggunakan angket berdasarkan skala fasilitator
Likert, seperti yang terlihat pada tabel 1. Frustasi/ Direvisi/ wacana
≤40%
Tabel 1. Skala Likert Gagal susah dipahami
Kriteria Skor Analisis angket respon siswa terhadap modul
Sangat Setuju (SS) 5 menggunakan angket berdasarkan skala Likert. Data
Setuju (S) 4 uraian tersebut direkap dan setiap aspek tanggapan dari
Kurang Setuju (KS) 3 keseluruhan siswa dipersentasekan. Rumus yang
Tidak Setuju (TS) 2 digunakan untuk menghitung persentase adalah
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 sebagai berikut:
Skor tersebut dianalisis dengan rumus
perhitungan sebagai berikut:

P= x 100% Skor (%) yang sudah dihasilkan dikonversikan dalam


bentuk tabel kriteria. Tabel kriteria disajikan pada tabel
4.
Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan
Tabel 4. Interprestasi Skala Likert
pengambilan keputusan hasil perhitungan di atas dapat
Skor Persentase Kategori
ditafsirkan dengan rentang seperti pada tebel 2
P > 80% Sangat Layak
berikut.
Tabel 2. Interprestasi Skala Likert [12] 61% < P 80% Layak
Skor Persentase Kategori 41% < P 60% Cukup Layak
P > 80% Sangat Layak 21% < P 40% Kurang Layak
61% < P 80% Layak P 20% Sangat Kurang Layak
41% < P 60% Cukup Layak
21% < P 40% Kurang Layak HASIL DAN PEMBAHASAN
P 20% Sangat Kurang Layak Pengembangan modul dalam penelitian ini
Analisis keterbacaan e-modul diketahui menggunakan model pengembangan ADDIE yang
berdasarkan hasil tes rupang yang telah dikerjakan dimodifikasi, dimana melalui empat tahap yakni tahap
analisis (analysis), desain (design), pengembangan
oleh siswa. Hasil dari teks keterbacaan e-modul
(development), implementasi (implementation). Pada
dianilis menggunakan rumus:
tahapan pertama, peneliti melakukan tahap analisis
yang terdiri dari analisis kurikulum, analisis bahan
ajar, dan analisis materi. Hasil analisis kurikulum
Keterangan: pada penelitian ini diketahui bahwa kurikulum di
a. Isian yang tepat adalah yang sama atau bersinonim SMA Negeri 9 Kota Bengkulu menggunakan
dengan kata asli yang dilepaskan dan sesuai kurikulum 2013.
dengan konteks Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
b. Isian tidak tepat adalah isian yang tidak sesuai peneliti dengan guru kimia di SMA Negeri 9 Kota
dengan kata asli, tidak sesuai konteks, dan isian Bengkulu, bahan ajar yang digunakan dalam
yang tidak dijawab pembelajaran masih sangat terbatas dan juga masih
Hasil penilaian dari lembar tes isian rumpang kurang merangsang anak dalam memiliki kemampuan
yang telah diisi oleh siswa kemudian disajikan dalam berpikir kreatif. Berdasarkan hasil angket kebutuhan
persentase skor dan selanjutnya dideskripsikan. siswa, buku paket kimia yang digunakan di sekolah
Adapun deskripsi yang digunakan untuk menafsirkan kurang menarik dan siswa masih sulit memahami apa
presentase tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut: yang ada di buku paket kimia. Siswa merasa bosan
Tabel 3. Penilaian Hasil Uji Tes Isian Rumpang dengan buku paket kimia yang tersedia karena
[13] tergolong sangat monoton dan sulit dipahami karena
Skor Penafsiran Keterangan tidak banyak terdapat gambar atau foto dan juga
Independen/B Tidak perlu video. Sarana dan prasarana berupa teknologi seperti
≥ 60% ebas direvisi/ smartphone dan laptop juga tidak dimanfaatkan.
wacana mudah dipahami Siswa mengharapkan pada pengembangan bahan ajar
54
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

ini dibuat secara menarik dan didalamnya memuat serta meruntutkan komponen-komponen yang ada
seperti gambar maupun video serta isi materi mudah pada modul. Setelah terbentuknya kerangka modul,
dipahami. Berdasarkan analisis bahan ajar tersebut, langkah selanjutnya adalah pengembangan modul.
maka peneliti merasa perlu untuk mengembangkan Modul yang telah peneliti kembangkan menggunakan
bahan ajar kimia yang menarik berupa e-modul kimia program ms.word selanjutnya di convert menjadi pdf
di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. dan diaplikasikan melalui aplikasi kvisoft flipbook
Pada tahap analisis materi ini, dilakukan maker sehingga didapatkan e-modul berbasis
identifikasi materi yang sesuai untuk dikembangkan kemampuan berpikir kreatif. E-modul berbasis
pada e-modul berbasis kemampuan berpikir kreatif kemampuan berpikir kreatif ini dapat berupa offline
dengan pendekatan model guided inquiry. E-modul dan online. Bentuk offline dapat berupa format EXE
berbasis kemampuan berpikir kreatif dengan dan bentuk online dapat berupa link yaitu
pendekatan guided inquiry ini dapat membangun http://ciciry.azurewebsites.net yang dapat diakses
pemahaman siswa, kemampuan untuk menghasilkan secara gratis. Adapun bentuk tampilan e-modul
banyak gagasan, kemampuan untuk mengemukakan menggunakan kvisoft flipbook maker seperti pada
bermacam-macam pemecahan, kemampuan gambar 1 berikut:
memberikan gagasan yang relatif baru dan
kemampuan memperinci secara detail jawaban yang
dibuat dengan memperkenalkan materi diawal dari
pemberian suatu fenomena sehingga siswa dapat
menarik kesimpulan berdasarkan fenomena yang telah
diberikan. Fenomena yang dibuat berdasarkan pada
kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan dengan
mudah oleh siswa. Berdasarakan hasil wawancara
dengan guru, bahwa keterbatasan alat dan bahan
pratikum yang ada di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu
membuat keterampilan dalam melakukan pratikum
masih sangat rendah, siswa juga masih sulit dalam
membedakan larutan elektrolit dan non elektektrolit
serta masih sulit dalam menggolongkan larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.
Dalam hal ini, pada proses pembelajaran siswa
dilibatkan melakukan suatu percobaan ilmiah yang Gambar 1.Tampilan e-Modul pada aplikasi Kvisoft
dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa Flipbook Maker
terutama dalam merumuskan masalah, membuat
hipotesis, membuktikan hipotesis, mengumpulkan E-modul yang dikembangkan oleh peneliti
data, dan membuat kesimpulan. Berdasarkan hal pada penelitian ini menghasilkan e-modul kiia yang
tersebut maka materi larutan eletrolit dan non didalamnya berisi materi tentang larutan elektrolit dan
elektrolit merupakan materi yang sesuai untuk non elektrolit yang berbasis kemampuan berpikir
dikembangkan pada e-modul berbasis kemampuan kreatif. Aspek keterampilan berpikir kreatif yang
berpikir kreatif dengan pendekatan model guided digunakan peneliti meliputi 4 aspek kemampuan
inquiry. berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
Pada tahap desain, peneliti membuat desain (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi
rancangan dari modul. Modul yang akan (elaboration) yang diintegrasikan pada materi
dikembangkan berupa e-modul kimia SMA berbasis pembelajaran, aktivitas dan soal uji pemahaman [14].
kemampuan berpikir kreatif dengan pendekatan model Aktivitas pembelajaran meliputi ayo mengamati, ayo
guided inquiry pada pokok bahasan larutan elektrolit merumuskan, ayo bereksperimen, ayo membaca, dan
dan non elektrolit. Hasil tahap desain draft modul ayo menyimpulkan yang menggunakan model guided
kimia adalah sebagai berikut: sampul, kata pengantar, inquiry. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
daftar isi, petunjuk penggunaan modul, kompetensi, bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing
indikator dan tujuan pembelajaran, peta konsep, ayo merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
mengamati, ayo merumuskan, ayo bereksperimen, ayo mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa.
membaca, ayo menyimpulkan, rangkuman, uji Melalui inkuiri terbimbing siswa dapat mengalami
pemahaman, kunci jawaban, glosarium, daftar sendiri proses pencarian fakta-fakta yang kemudian
pustaka. Pendesainan draft kerangka penulisan modul diuji, dievaluasi, dan dipergunakan untuk
ditentukan guna memudahkan penyusunan isi modul memecahkan masalah, dengan memberikan

55
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

pertanyaan dan permasalahan siswa dapat menemukan indikator berpikir kreatif yaitu keterampilan
kemungkinan-kemungkinan jawaban dari permasalah, memperinci (elaboration) pada sub indikator
yang tidak lain adalah meningkatkan keterampilan kemampuan memperinci secara detail jawaban yang
berpikir kreatif [15]. di buat berdasarkan pengumpulan data.
Pada bagian ayo mengamati juga disesuaikan Selanjutnya pada tahap ayo menyimpulkan
dengan model guided inquiry yaitu pada tahapan 1 disesuaikan dengan model guided inquiry yaitu pada
meliputi mengajukan pertanyaan atau permasalahan. tahapan 4 meliputi merumuskan kesimpulan. Pada ayo
Pada tahap ayo mengamati ini berisi fenomena dan menyimpulkan ini Ayo menyimpulkan disini berisi
video mengenai pemanfaatan belimbing wuluh dan tentang membuat kesimpulan yang telah tersedia pada
jeruk nipis sebagai alternatif tenaga listrik. Pada modul. Membuat kesimpulan ini termasuk kedalam
bagian ayo mengamati siswa diminta untuk indikator berpikir kreatif yaitu keterampilan
merumuskan masalah atau merumuskan pertanyaan memperinci (elaboration) pada sub indikator
yang terkait pada fenomena dan video yang ada pada kemampuan memperinci secara detail jawaban yang
modul. Keterkaitan dalam merumuskan masalah di buat berdasarkan pengumpulan data.
termasuk kedalam indikator berpikir kreatif yaitu Setelah peneliti mengembangkan format produk
keterampilan berpikir lancar (fluency) pada sub awal modul, selanjutnya e-modul yang dikembangkan
indikator kemampuan untuk menghasilkan banyak dinilai tingkat kelayakannya pada saat uji validasi
gagasan. aspek materi dan aspek media. Uji kelayakan e-modul
Selanjutnya bagian ayo merumuskan pada aspek materi dilakukan oleh 2 orang ahli materi
diorientasikan dengan model guided inquiry yaitu dan uji kelayakan pada aspek media dilakukan oleh 1
pada tahapan 2 meliputi merumuskan hipotesis. Pada orang ahli media. Adapun penelian tingkat kelayakan
tahap ayo merumuskan ini berisi tentang membuat hasil pengembangan e-modul adalah sebagai berikut:
hipotesis berdasarkan tabel yang tersedia pada modul Tabel 5. Hasil Penilaian Validasi e-modul
yang berkaitan dengan fenomena dan video. No Penilai Persentase Kategori
Keterkaitan dalam membuat hipotesis termasuk 1 Ahli 97,7 % Sangat layak
kedalam indikator berpikir kreatif yaitu keterampilan Media dan
berpikir luwes (flexibility) pada sub indikator tidak perlu
kemampuan untuk mengemukakan beracam-macam direvisi
pemecahan. 2 Ahli 90,2 % Sangat layak
Pada bagian ayo bereksperimen diorientasikan Materi dan
dengan model guided inquiry yaitu pada tahapan 3 tidak perlu
meliputi mengumuplkan data. Pada tahap ayo direvisi
bereksperimen ini berisi mengenai pembuktian dari Berdasarkan tabel 5. Penilain validasi e-modul
hipotesis yang telah dibuat. Pada bagian ayo oleh ahli media memiliki persentase 97,7% sehingga
bereksperimen siswa melakukan pembuktian hipotesis memiliki kategori Sangat layak dan tidak perlu
dengan cara melakukan pratikum langsung dan direvisi. Hal ini menunjukkan bahwa e-modul kimia
mengisi hasil pengamatan pada tabel yang telah yang dikembangkan telah layak dalam aspek
tersedia pada modul. Pembuktian hipotesis ini penyajian dan tampilan. Sedangkan, penilaian validasi
termasuk kedalam indikator berpikir kreatif yaitu e-modul oleh ahli materi memiliki persentase 90,2%
berpikir orisinil (originality) pada sub indikator yang memiliki kategori Sangat layak dan tidak
kemampuan memberikan gagasan yang relatif baru perlu direvisi. Hal ini menunjukkan bahwa e-modul
dan jarang di berikan kebanyakan orang. kimia yang dikembangkan telah layak digunakan pada
Pada tahap ayo membaca juga diorientasikan proses pembelajaran ditinjau dari aspek materi,
dengan model guided inquiry yaitu pada tahapan 3 sehingga cakupan materi pada e-modul sudah berbasis
meliputi mengumuplkan data. Pada ayo membaca kemampuan berpikir kreatif. Hal ini sesuai dengan
berisi mengenai mengumpulkan data-data yang ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
pada modul untuk memperkuat hipotesis dan bahan ajar berupa e-modul yang dikembangkan sangat
pembuktian dari hipotesis. Data-data yang ada pada layak digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan
bagian ayo membaca yaitu tentang sub bab materi belajar mengajar [16].
yang berhubungan dengan larutan elektrolit dan non Selanjutnya, setelah e-modul divalidasi oleh
elektrolit seperti larutan, larutan elektrolit dan beberapa ahli, proses penilaian e-modul dilanjutkan
nonelektrolit, penyebab larutan elektrolit dapat dengan uji coba kelompok kecil yang melibatkan 9
menghantarkan arus listrik, sifat daya hantar larutan siswa dengan melakukan tes keterbacaan e-modul.
elektrolit dan non elektrolit, dan kekuatan larutan Kelayakan modul tidak hanya dinilai dari para ahli,
elektrolit. Mengumpulkan data ini termasuk kedalam tetapi juga dapat dinilai dari tingkat keterbacaan
56
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

modul dalam arti sejauh mana modul yang dihasilkan modul kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif
dapat dipahami pengguna. Keterbacaan yang dibuat dapat membuat siswa memiliki kemampuan berpikir
pada modul ini yaitu wacana yang dihilangkan dan tingkat tinggi dengan penilaian oleh ahli materi dan
disajikan pada subjek untuk diisi kembali [17]. Hasil jawaban-jawaban pertanyaan dari setiap masing-
tes keterbacaan e-modul pada uji coba kelompok kecil masing siswa. E-modul kimia berbasis kemampuan
yang mengisi teks rumpang didapatkan persentase berpikir kreatif ini dinilai efektif dan layak untuk
rata-rata dari 9 siswa sebesar 97,04%, maka e-modul diterapkan di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu pada
kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif ini dalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit, hal ini
kategori “tidak perlu direvisi” sehingga layak untuk dapat dilihat dari penilaian oleh beberapa validator.
digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan pada uji coba kelompok KESIMPULAN
kecil dengan analisis keterbacaan e-modul, ada Tingkat kelayakan e-modul kimia berbasis
sebagian siswa terlihat tidak mengalami kesulitan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan
dalam mengisi kata yang dihilangkan pada wacana. kvisoft flipbook maker yaitu hasil validasi dari ahli
Hal tersebut dikarenakan, sebelumnya siswa diminta media sebesar 97,7%, hasil penilaian oleh kedua
untuk mempelajari terlebih dahulu e-modul berbasis validasi dari ahli materi sebesar 90,2%, serta uji coba
kemampuan berpikir kreatif. keterbacaan pada uji coba kelompok kecil sebesar
Uji coba kelompok besar dilakukan pada satu 97,04% dan dapat dikategorikan sangat layak
kelas yang berjumlah 25 siswa untuk dua kali Respon siswa setelah diterapkan e-modul kimia
pertemuan pada materi larutan elektrolit dan non berbasis kemampuan berpikir kreatif dengan
elektrolit. Pada tahap ini, siswa memberi penilaian menggunakan kvisoft flipbook maker yaitu memiliki
terhadap e-modul dengan menggunakan angket. respon dengan persentase rata-rata (̅) sebesar 86,4%
Analisis hasil respon siswa terhadap e-modul kimia dan dapat dikategorikan sangat layak. Respon yang
berbasis kemampuan berpikir kreatif ditinjau dari dberikan oleh siswa sangat positif terhadap produk
empat aspek, yaitu aspek pembelajaran, aspek yang telah dikembangkan seperti e-modul yang telah
tampilan, aspek pemrograman, dan aspek diberikan memudahkan dalam proses pembelajaran,
kemanfaatan. Hasil respon siswa terhadap e-modul materinya jelas dan mudah dipahami, adanya video
memiliki persentase sebesar 86,4%, maka e-modul pratikum yang sangat membantu, e-modul menarik
kimia berbasis kemampuan berpikir kreatif ini untuk dipelajari, dan e-modul yang diberikan dapat
memiliki kategori sangat layak, sehingga layak membuat belajar secara mandiri baik didalam kelas
digunakan untuk pembelajaran. maupun diluar kelas.
Respon yang diberikan oleh siswa sangat positif
terhadap produk yang telah dikembangkan, dimana SARAN
terlihat dari rata-rata komentar yang diberikan oleh E-modul kimia berbasis kemampuan berpikir
siswa yaitu e-modul yang telah diberikan kreatif dengan menggunakan kvisoft flipbook maker
memudahkan dalam proses pembelajaran, materinya dapat dimanfaatkan bagi guru atau pengajar untuk
jelas dan mudah dipahami, adanya video pratikum memperkaya bahan ajar yang digunakan dikelas,
yang sangat membantu, e-modul menarik untuk terutama untuk materi larutan elektrolit dan non
dipelajari, dan e-modul yang diberikan dapat membuat elektrolit . Pendidik dapat mengaplikasikan e-modul
belajar secara mandiri baik didalam kelas maupun pembelajaran yang telah dikembangkan untuk
diluar kelas. Siswa merasa termotivasi oleh e-modul mengatasi kesulitan dalam penyampaian materi yang
ini, karena memudahkan mereka dalam memahami padat sehingga peserta didik dapat melakukan
materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Dengan pembelajaran dengan mandiri.
demikian, e-modul yang dikembangkan sangat layak Hendaknya dilakukan pada uji coba dalam skala
diterapkan di sekolah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang lebih luas dan penelitian lebih lanjut untuk
sebelumnya yang menujukkan bahwa respon siswa mengetahui hasil belajar dari penggunaan e-modul ini
terhadap pengembangan e-modul yang digunakan dalam pembelajaranUntuk penelitian lebih lanjut lebih
sangat menarik dan sangat layak digunakan dalam melengkapi tahapan dalam pengembangan dari
proses pembelajaran [18]. ADDIE yaitu pada tahap evaluation (evaluasi) .
Pada proses pembelajaran berlangsung, dimana DAFTAR PUSTAKA
guru membimbing dan mengarahkan setiap
perwakilan kelompok dalam merumuskan pertanyaan, [1] Budiman , Haris. 2017. Peran Teknologi
sehingga setiap perwakilan kelompok dapat menjawab Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.
semua indikator dan sub indikator dari kemampuan Jurnal Pendidikan Islam. 8 (1) : 31-43
berpikir kreatif secara bergantian. Dalam hal ini, e- [2] Purwaningrum, Jayanti Putri. 2016.
57
ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(1): 51- 58 (2020) p-ISSN 2252-8075
e-ISSN 2615-2819

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Buku Teks Kelas IV dan V SD dalam


Kreatif Matematis Melalui Discovery Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan:
Learning Berbasis Scientific Approach. Jurnal Teori, Penelitian, dan Pengembangan.1 (2) :
Refleksi Edukatif. 6 (2) : 145-157 165-170
[3] Pujianti, Anik. 2015. Pengaruh Model [14] Rahmazatullaili, Cut Morina Zubir dan Said
Pembelajaran (Berbatuan Laboratorium Munzir. 2017. Kemampuan Berpikir
Virtual) dan Minat Belajar Terhadap Kreatif dan Pemecahan Masalah Siswa
Kemampuan Berpikir Kreatif Kimia. Jurnal Melalui Penerapan Model Project Basic
Ilmiah Pendidikan MIPA. 2 (3) :182-189 Learning. Jurnal Tadris Matematika.
[4] Putri, Rahmi Eka. 2013. Model Interaksi 2(10): 166-183
Dalam E-Learning. 5 (2) : 209- 214 [15] Sintya, W. K., Purwanto, A., & Sakti, I. 2018.
[5] Fuadah, Mir’atul. 2016. Pengembangan E- Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Modul Struktur Kontrol Percabangan untuk Terbimbing Untuk Meningkatkan
Siswa Kelas X RPL Di SMK N 2 Surabaya. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa di
Jurnal IT-Edu 1 (1) : 57 – 63 SMAN 2 Kota Bengkulu. Jurnal Kumparan
[6] Satriawati, Helena. 2015. Pengembangan E- Fisika. 1(3) : 7-12
Modul Interaktif sebagai Sumber Belajar [16] Winaya, I. Kadek Adi, I. Gede Mahendra
Elektronika Dasar Kelas X SMKN 3 Darmawiguna, dan I. Gede Partha Sindu.
Yogyakarta. E-journal Universitas Negeri 2016. Pengembangan E-Modul Berbasis
Yogyakarta. 6 (3): 188-196 Project Based Learning pada Mata Pelajaran
[7] Herala A, Vanhala E, Knutas A, and Ikonen J. Pemrograman Web Kelas X di SMK
2016. Teaching programming With Flipped Negeri 3 Singaraja. Jurnal Pendidikan
Classroom Method: A Study From Two teknologi dan kejuruan. 13 (2): 198-
Programming Courses. In Proceedings of the 211
15th Koli Calling Conference on Computing [17] Ayriza, Y. (2008). Penyusunan dan validasi
EducationResearch:ACM. ISBN: modul “social life skill” bagi pendidik
9781450340205 anak-anak prasekolah. Jurnal Penelitian
[8] Knutas A, Antti H, Erno V, and Jouni I. 2016. dan Evaluasi Pendidikan. 12 (2) : 214-
The Flipped Classroom Method: Lessons 231
Learned from Flipping Two Programming [18] Wibowo, E., dan Pratiwi, D. D. 2018.
Courses. Proceedings of the 17th International Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan
Conference on Computer Systems and Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Materi
Technologies 2016. 16 (4 ): 28-37 Himpunan. Desimal: Jurnal Matematika.
[9] Nouri J. 2016. The Flipped Classroom: for 1(2): 147-156.
Active, Effective and Increased Learning–
Especially for Low Achievers.
International Journal of Educational
Technology in Higher Education.
13 (1) : 33-43
[10] Gita, Sari Damara, Annisa Musinah, dan Nana
A. Wilda Indra. 2018. Pengembangangan
Modul IPA Materi Hubungan Mahluk
Hidup dan Lingkungannya Berbasis
Pendekatan Konseptual. Jurnal
Pendidikan IPA. 8 (1) : 28-37
[11] Winarsunu, Tulus. 2006. Statistik dalam
Penelitian Psikologi dan pendidikan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
ISBN: 9789793021355
[12] Ernawati, Iis dan Totok Sukardiyono. 2017.
Uji Kelayakan Media Pembelajaran
Interaktif pada Mata Pelajaran
Administrasi Server. 2 (2): 205-210
[13] Humairoh, Zuni, Nurchasanah Nurchasanah,
dan Alif Mudiono. 2016. Keterbacaan
58

Anda mungkin juga menyukai