Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

Disusun Oleh :
Nama : Aulia Sadeva
Nim : 1711113637
Kelas : A 2017 3

Fakultas Keperawatan

Universitas Riau

TA. 2019/2020
I. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Definisi Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti.
Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara
panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari
konsep ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan
dibab tinjauan pustaka. (Notoatmodjo, 2012).
Kerangka konseptual dalam suatu penelitian hendaknya jelas. Ketidak jelasan
konsep dalam suatu penelitian akan menimbulkan pengertian atau persepsi yang
berbeda dengan yang dimaksud oleh peneliti. Oleh karena itu perlu kejelasan
konsep yang dipakai dalam suatu penelitian. Konsep penelitian merupakan suatu
kesatuan pengertian tentang suatu ha1 atau persoalan yang perlu dirumuskan.
Dalam merumuskan suatu pengertian kita harus dapat menjelaskan sesuai dengan
maksud peneliti dalam memakainya. Hal ini perlu ada konsistensi dalam
penggunaan konsep itu. Artinya jika suatu bagian dikatakan A maka di bagian
manapun dalam penelitian yang dilakukan, konsep tersebut hendaknya tetap
dikatakan A sebagaimana pengertian konsep tersebut.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka
konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah
penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun
untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang harus dijawab oleh
penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat untuk
menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual
diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan
induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif,
diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.

B. Peranan teori dalam kerangka pemikiran


a. sebagai orientasi dari masalah yang diteliti
b. Sebagai konseptualisasi dan klasifikasi yang memberikan petunjuk tentang
kejelasan konsep, fenomena dan variabel atas dasar pengelompokan tertentu
c. Sebagai generalisasi; teori memberikan rangkuman terhadap generalisasi
empirik dan antar hubungan dari berbagai proposisi yang didasarkan pada asumsi-
asumsi tertentu baik yang akan diuji maupun yang telah diterima
d. Sebagai peramal fakta; teori dapat melakukan peramalan dengan membuat
ekstrapolasi dari yang sudah diketahui terhadap yang belum diketahui. (Iskandar,
2008)
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian
ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1. Landasan pertama berpikir deduktif;
Analisis teori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara
hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan
dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan
hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ;
Analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang mendahului yang
terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.

3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan


tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-
empat dengan cara berpikir kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori,
fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi
kerangka konseptual penelitian.

Kerangka konseptual yang baik menurut Iskandar (2008) sebagai berikut:

1. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.

2. Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara


variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada teori yang melandasi.

3. Kerangka konseptual tersebut lebih selanjutnya perlu dinyatakan


dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari
jawabannya mudah dipahami.
C. Tahap penyusunan kerangka konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara


konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-
langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :

a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan


atau atribut dari masalah yang akan diteliti)

b. Mengembangkan pernyataan hubungan.

c. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :

- Disesuaikan dengan pernyataan masalah.

- penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain,


yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka
sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan
konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang
diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus,
serta buat panah untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk
bagian yang tidak ada pengaruh

- Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.

Contoh :

Contoh kerangka konseptual :


II. VARIABEL PENELITIAN
A. Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013)
Pengertian variabel dapat pula dirumuskan sebagai variasi dari sesuatu yang
menjadi gejala penelitian. Gejala penelitian dimaksudkan adalah suatu yang
menjadi sasaran penelitian. Apabila gejala tersebut dapat diklasifikasikan,
dikelompokkan kedalam beberapa hal ataupun tingkat, maka gejala itu dikatakan
sebagai variabel penelitian. Jadi tidak semua gejala penelitian dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa hal atau tingkat (Sugiyono, 2013)
B. Jenis-jenis Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013), jenis-jenis variabel penelitian adalah :
1. Hubungan variabel non-kausalitas (simetri )Dalam hubungan simetris variabel
yang satu tidak disebabkan ataudipengaruhi oleh variabel yang lain
Contoh Hipotesis :Terdapat hubungan antara jumlah dosen Fakultas MIPA
dengan tingkat absensi mahasiswa .
Sebenarnya tidak ada hubungan antara banyaknya jumlah dosen
dengankerajinan mahasiswanya (kehadiran kuliah). Jadi jika terlihat
adahubungannya, itu adalah hubungan yang semata-mata kebetulan2.
2. Hubungan variabel kausalitas (asimetri)Pada hubungan variabel asimetri
terhadap hubungan variabel yang satudengan variabel yang lain, dimana
variabel yang satu mempenharuhivariabel yang lain.
Contoh Hipotesis: Terdapat pengaruh fasilitas ruang kelas terhadap
hasil belajar siswa.
Dari contoh di atas terdapat dua variaabel yaitu fasilitas ruang kelas
danvariabel hasil belajar, dimana fasilitas di dalam ruang kelas
dapatmempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
3. Hubungan kausalitas bolak-balik (resiprokal) Hubungan variabel dikatakan
bersifat bolak-balik jika variabel yang satumempengaruhi variabel lainnya
begitupun sebaliknya.
Contoh Hipotesis : Terdapat hubungan antara rasa percaya diri dengan prestasi
belajar siswa.
Variabel rasa percaya diri mempengaruhi prestasi belajar siswa,
begitupulasebaliknya prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi rasa percaya
dirisiswa.
4. Variabel Independen adalah variabel yang nilainya dapat mempengaruhi
variabel lain, yaitu variabel dependen.
Contoh Hipotesis: Terdapat pengaruh jumlah jam mengajar guru
dalam seminggu terhadap kualitas dalam mengajar.
Variabel Independen : Jumlah jam mengajar
Variabel dependen : kualitas mengajar
5. Variabel dependen adalah variabel uang nilainya dipengaruhi atau bergantung
pada nilai dari variabel lain.
Contoh Hipotesis : Terdapat pengaruh penggunaan buku teks berbahasainggris
terhadap pemahaman konsep fisika siswa
Variabel dependen : Pemahaman konsep fisika
Variabel Independen: penggunaan buku teks berbahasa inggris
6. Variabel Moderator merupakan variabel yang faktornya dikur,dimanipulasi
atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabeltersebut mengubah
hubungan antara variabel independen dan variabeldependen.
Contoh Hipotesis : Terdapat hubungan motivasi belajar dan hasil
belajar siswa yang positif bila peranan guru dalam menciptakan
lingkunganbelajar sangat baik.
Variabel Independen : motivasi belajar
Variabel dependen : hasil belajar
Variabel moderator : lingkungan belajar.
7. Variabel Kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol oleh penelitiuntuk
menetralisasi pengaruhnya.
Contoh Hipotesis : Terdapat pengaruh letak kampus terhadap
pemilihan jurusan pada saat pendaftaran di kalangan calon mahasiswi baru.
Variabel Independen : Letak kampus
Variabel dependen : Jurusan yang dipilih
Variabel kontrol : calon mahasiswi baru.
8. Variabel Intervening adalah variabel yang menghubungkan antara variabel
independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan, namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh Hipotesis : Terdapat pengaruh jumlah biaya pendidikan
yangdikeluarkan oleh orang tua terhadap gaya hidup mahasiswa dan
berimbas pada IPK mahasiswa tersebut.
Variabel Independen : Jumlah biaya pendidikan
Variabel dependen : IPK mahasiswa
Variabel intervening : gaya hidup

C. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL


Dalam membicarakan jenis variabel yang dilihat dari segi perannya telah
disinggung tentang hubungan atau pengaruh dari suatu variabel dengan variabel
lain yaitu variabel independent dengan dependent. Biasanya suatu penelitian
ilmiah intinya berupa mencari hubungan atau pengaruh suatu variabel dengan
variabel lain. Namun, perlu dipertegas istilah pengaruh atau hubungan disini tidak
selamanya harus mengandung makna hubungan klausal (sebab akibat) tetapi
mungkin berarti kecenderungan atau arah.
Untuk memperdalam tentang pola atau pengertian pengaruh/hubungan antara
variabel satu dengan variabel yang lain, maka perlu diketahui jenis atau bentuk
bentuk hubungan sebagai berikut:
1. Hubungan simetris
Suatu variabel tidak ada hubungan atau dipengaruhi oleh variabel lain,
tetapi antara dua variabel mempunyai kecenderungan atau arah yang sama.
Hubungan ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok:

a. Kedua variabel merupakan indicator sebuah konsep yang sama. Contohnya


jumlah buku/literature yang dimiliki dan jumlah waktu yang dipakai untuk
belajar. Keduanya tidak hubungan sebab akibat atau variabel yang lain tidak
berpengaruh kepada yang lain, tetapi keduanya merupakan indicator tentang
kerajinan murid dalam belajar.

b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. Contohnya


variabel prestasi belajar dan prestasi dalam olahraga. Meningkatnya prestasi
dalam belajar dibarengi dengan meningkatnya prestasi dalam olahraga.
Sebenarnya, kedua variabel tersebut tidak ada hubungan atau pengaruh tetapi
kedua variabel tersebut disebabkan oleh faktor yang sama yaitu tingkat
kualitas fisik atau keadaan ekonomi orang tua.

c. Kedua variabel saling berhubungan secara fungsional. Umpamanya semakin


banyak local murid semakin banyak guru atau terdapat hubungan antara
bidang studi dengan bukuk bacaan.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan secara kebetulan. Umpamanya
murid-murid yang orang tuanya guru sekolah tersebut memiliki prestasi yang
baik. Sebenarnya bukan karena karena orang tuanya menjadi guru lantas
prestasi murid tersebut baik, tetapi karena murid itu rajin dan pintar. Contoh
lain seorang anak yang didaftar pada suatu sekolah meninggal keesokan
harinya, sebenarnya meninggalnya bukan karena didaftarkan disekolah itu.

2. Hubungan timbal balik

Suatu variabel dapat menjadi sebab sekaligus akibat bagivariabel lain.


Contohnya, pengaruh tingkat pendidikan. Apabila tingkat pendidikan ekonomi
meningkat, maka akan meningkat pula tingkat pendidikan. Pada gilirannya dengan
meningkatnya tingkat pendidikan akan meningkat pula tingkat pertumbuhan ekonomi.
Dengan contoh di atas, dapa memperjelas pula bahwa hubungan timbal balik
dimaksudkan bukan hubungan yang kacau. Maksudnya dalam waktu yang sama
kedua variabel saling mempengaruhi, tetapi yang dimaksud adalah bahwa pada suatu
waktu pendidikan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Tetapi pada waktu yang
lain tingkat pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan pendidikan. Dengan
konsep hubungan yang demikian hubungan timbal balik ini pada waktu tertentu tidak
lebih juga merupakan hubungan asimetris.

3.Hubungan asimetris
Suatu hubungan yang menunjukkan adanya antara satu variabel dengan yang
lain atau suatu variabel dipengaruhi oleh variabel yang lain. (Riyanto, 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.


Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.
Notoatmodjo S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Riyanto A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabet

Anda mungkin juga menyukai