I. PENDAHULUAN
Proposal Penelitian adalah: pedoman yang beisikan kegiiatan-
kegiatan dan langkah-langkah sistematis yang akan diikuti oleh peneliti untuk
melakukan penelitiannya (Sugiyono, 2013:313).
Suatu penelitian pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-
induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-
pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi)
dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Lebih lanjut ditegaskan oleh Sugiyono(2013:313) bahwa penelitian
kuantitatif dilakukan berangkat dari adanya suatu masalah. Masalah
merupakanpenyimpangandari apa seharusnya dengan apa yang terjadi,
penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara
teori dan praktek dan penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan.
Rancangan Proposal Penelitian Kuantitatif harus dibuat secara
sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul
mudah untuk diikuti dan sekurang-kurangnya berisi 3 komponen utama yaitu
: Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metodologi
Penelitian ( Darmawan Deni,2013:221 )
1. Latar Belakang Masalah
Menurut Kasmadi dkk (2013:16), banyak penulisan latar belakang
masalah diawali dengan kalimat-kalimat absurd, melambung setinggi
tower dan tidak substansial pada inti yang akan dikemukan yang pada
akhirnya mengaburkan makna yang sebenarnya dari sesuatu yang
melatarbelakangi mengapa penelitian ini dilakukan.
Kasus yang diungkapkan berikut ini seorang peneliti memilih judul
yang berhubungan dengan kinerja pegawai negeri sipil disebuah instansi
yaitu Analisis Pengaruh Kinerja dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas
Kerja pada Iinstansi X. Untuk menulis latar belakang masalah, peneliti
X1
X2
b. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang
manfaat dari penelitian itu sendiri. Untuk lebih memberi arti pada hasil
penelitian, perlu dijelaskan kegunaan penelitian secara teoritis dan
praktis. Kegunaan penelitian secara teoritis akan membuka peluang
bagi lokus penelitian dalam mengidentifikasi temuan-temuan guna
dijadikan rujukan untuk pengembangan yang akan datang.
II. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
1. Kajian Pustaka / Kajian Teori
Teori dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara
terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah
(ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum
mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan
dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka.
3. Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian.
Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak
membutuhkan hipotesis (Sugiyono,2013:134).
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti
melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman
dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang
masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan
dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional.
Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya
1. Penyusunan Proposal
2. Penyusunan Instrument
6. Pengumpulan Data
7. Analisis Data
Sumber : Sugiyono,2013:327
e. Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus
sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya
digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks
tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan
pustaka yang disebutkan dalam skripsi harus dicantumkan dalam
daftar pustaka. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis
secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan:
nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2.
tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. nama penerbitan,
dan 5. nama kota penerbit.