Anda di halaman 1dari 19

Teknik

Penulisan
Tesis
DR. SUNAR ABDUL WAHID
Pendahuluan
Tesis adalah karya ilmiah yang wajib diselesaikan oleh seorang mahasiswa yang akan menyelesaikan
studinya pada jenjang pendidikan S2. Sebagai karya ilmiah bobotnya lebih tinggi dari karya ilmiah pada
tingkatan S1. Tesis yang dibuat bukan ditentukan oleh tebal tipisnya laporan, tetapi tergantung pada
kedalaman analisis dan pembahasan masalah. Tesis kita harus dapat mengungkapkan mengapa hipotesis ho
diterima atau ditolak, buka sekedar menyampaikan hipotesisi diterima atau ditolak.

Sebagai karya ilmiah juga harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah atau metode ilmiah. Dalam metode ilmiah
yang pokok adalah konsistensi dalam penulisan tesis dimana harus terdapat benang merah atau
kesinambungan antara judul, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis, metode
penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan penelitian. Disamping itu, dalam penelitian tesis harus sudah
dapat ditentukan masalah yang diteliti. Hal inilah yang membedakan tesis sebagai karya ilmiah dengan
bentuk laporan lainnya
Daftar Isi Tesis
1. Metodelogi Penelitian
1. Pendahuluan
1. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Latar Belakang
2. Identifikasi Masalah
2. Metode Penelitian
3. Batasan Masalah 3. Instrumen Penelitian
4. Rumusan Masalah 4. Teknik Analisis Data
5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 2. Hasil dan Pembahasan
2. Landasan Teori dan Kerangka 1. Deskripsi hasil
Berpikir 2. Analisis Data
1. Landasan Teori 3. Interpretasi Data
2. Kerangka Berpikir
3. Hipotesis Penelitian
3. Kesimpulan dan Saran
Pendahuluan
Latar Belakang
Latar belakang penelitian mengemukan apa yang menjadi latar belakang memilih masalah atau judul
penelitian. Pada tahap ini, yang utama harus dapat ditemukan adalah masalah penelitian. Penentuan
masalah adalah unsur yang paling penting dalam suatu penelitian. Sering sekali orang menuliskan
pendahuluan/latar belakang serta menuliskan judul penelitian, tetapi ketika ditanyakan apa masalahnya tidak
bisa dijawab.
Masalah adalah kesenjangan/gap yang terjadi, sehingga masalah dapat dibedakan menjadi dua, yakni
pertama; masalah pemeliharaan adalah kesenjangan/gap antara kondisi saat ini dengan yang seharusnya
dicapai (standard/target yang telah ditetapkan). Kedua, masalah pencapaian adalah kesenjangan/gap yang
terjadi antara kondisi saat ini yang sudah memenuhi target dengan kondisi pada saat mendatang dengan
target yang lebih tinggi (standar/target dinaikkan)
Latar Belakang
Sesudah kita menentukan masalah apa yang akan diteliti dalam penelitian, maka dapat disimbolkan masalah
tersebut menjadi varibel Y. Untuk menuntun peneliti menuliskan latar belakang masalah maka beberapa
pertanyaan harus dijawab. Pertanyaan yang harus dijawab dalam latar belakang adalah apa dan kenapa
dengan variable Y (Kinerja atau Penjualan). Apa yang yang menyebabkan kita tertarik pada variable Y ?,
Apa fakta atau data yang terkait dengan variable Y. Apa hubungannya dengan fenomena atau fakta atau
variable lain. Apa latar belakang teoritikal dari masalah atau variabel Y. Selanjutnya kenapa kita tertarik
pada variable Y ? Dalam suatu penelitian biasanya kita tertarik pada variable Y, maka yang kita ungkap
dalam latar belakang adalah sejauhmana variable Y atau fenomena masalah telah dikupas dengan baik
dengan menyajikan informasi/data yang akurat
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah berupaya mengungkapkan/inventaris sejumlah factor penyebab atau
berhubungan atau berperan terhadap masalah yang ingin (variable Y) dipecahkan. Perlu informasi
yang cukup dan komprehensif dalam menjabarkan factor-faktor yang berpengaruh atau berperan.
Sejauhmana variable Y (kinerja guru atau prestasi siwa) berhubungan dan disebabkan oleh
berbagai factor atau fenomena. Semua factor atau fenomena yang berhubungan dengan variable Y
diperinci dalam bentuk pointer atau list (daftar). Diagram tulang ikan (dalam pikiran kita) dapat
digunakan untuk membantu mengidentifikasi masalah
Diagram sebab-akibat

Prestasi Siswa Rendah


Batasan Masalah
Batasan masalah adalah upaya untuk memisahkan mana factor-faktor yang
dianggap paling penting yang segera harus diselesaikan. Dalam menetapkan
factor apa yang perlu dipecahkan dapat mengacu pada diagram pareto; dimana
sedikit tetapi penting daripada banyak tetapi tidak penting. Untuk itu, perlu data
dan informasi awal yang kita miliki baik dari wawancara, pengamatan atau data
sekunder. Faktor-faktor yang saling terkait tersebut dapat disimbolkan sebagai
variable X1, X2, dst. Dalam kasus tersebut di atas, dapat dibatasi masalah yang
akan dipecahkan adalah
Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk mengkaitkan atau menghubungkan antara factor-faktor
yang berhubungan atau berperan (X1, X2 dst) terhadap permasalahan (Y) dalam pemecahan
masalah. Dalam perumusan masalah yang dungkapkan adalah batasan dari identifikasi masalah
atau factor atau fenomena. Biasanya perumusan masalah hanya mengambil beberapa factor atau
fenomena yang berasal dari identifikasi masalah. Perumusan masalah merupakan inti dari arah
penelitian yang akan dilakukan dan dibuktikan. Dalam perumusan masalah selalu dimulai dengan
bentuk pertanyaan; Sejauhmana, Bagaimana, Apa hubungan/kaitan/pengaruh dsb dari variable X
/fenomena dengan variable Y
1. Bagaimana/Sejauhmana hubungan X1 dengan Y ?
2. Bagaimana/Sejauhmana hubungan X2 dengan Y ?
3. Bagaimana/Sejauhmana hubungan X1 dan X2 dengan Y ?
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian didasarkan pada perumusan masalah, jika dalam perumusan
masalah disajikan 3 pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian juga terdiri dari
tiga pernyataan. Dalam tujuan penelitian yang ingin diungkap adalah
mengetahui, mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan/kaitan/pengaruh dari
variabel Y dan variabel Y. Sedangkan kegunaan penelitian mengungkapkan apa
manfaat penelitian ini bagi peneliti, organisasi/perusahaan dan masyarakat.
1. Mengetahui hubungan X1 dengan Y ?
2. Mengetahui hubungan X2 dengan Y ?
3. Mengetahui hubungan X1 dan X2 dengan Y ?
Landasan Teori dan Kerangka Berpikir
Dalam landasan teori berisi kajian teoritis mengenai variable Y dan X yang
berasal dari teks book, majalah (journal) ilmiah, hasil penelitian orang lain yang
relevan. Sedapat mungkin kita harus menggali informasi sebanyak-banyaknya
mengenai informasi semua yang berhubungan dengan variable Y dan Variabel X.
Landasan teori yang tidak terkait dengan penelitian kita, harus dihindari agar
penyajian terfokus pada bidang yang relevan dengan yang diteliti. Dalam
landasan teori perlu kita ungkapkan mengenai pengertian, cara melakukan
pengukuran, factor yang mempengaruhi, dan lain-lain dari variable Y dan X serta
bagaimana keterkaitan dari variable Y dan X
Kerangka Berpikir
Dalam kerangka berpikir dikemukakan berbagai factor yang berperan,
berhubungan atau berpengaruh atau keterkaitan variable Y dan X. Untuk
memperjelas hubungan tersebut biasanya digunakan pendekatan atau model
teoritis. Dalam model tersebut perlu juga diungkapkan variable atau faktor lain
yang mempengaruhi penelitian. Kerangka berpikir yang kita sajikan merupakan
cerminan seberapa besar wawasan kita dalam bidang yang sedang kita teliti. Kita
harus menjelaskan apa yang menjadi alasan kita meneliti variable Y dan X,
berdasarkan kajian teori atau pustaka.
Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua variable
atau lebih. Hipotesis selalu disajikan dalam bentuk pernyataan yang
menghubungkan secara eksplisit maupun implisit satu variable dengan satu atau
lebih variable lainnya. Hipotesis juga memberikan petunjuk bagaimana pengujian
hubungan tersebut. Seringkali hipotesis yang disusun tidak terkait dengan
perumusan masalah dan tujuan, padahal dalam suatu penelitian konsistensi judul,
perumusan masalah , tujuan dan hipotesis serta metode dan hasil dan kesimpulan
adalah inti dari penelitian
Metodelogi Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Objek penelitian meliputi informasi mengenai waktu dan tempat penelitian,
gambaran umum tempat/organisasi/ perusahaan yang diteliti; mencakup sejarah
singkat, manajemen, dan lain-lain yang terkait dengan judul penelitian
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui cara survei, eksperimen dan analisis data sekunder. Cara
survei berarti mengumpulkan informasi melalui bantuan kuisioner pada sample yang merupakan
sebagian dari populasi, sedangkan pengumpulan informasi pada seluruh populasi disebut sensus.
Penelitian eksperimen dilakukan pada suatu kondisi yang terkontrol, dimana variable yang diteliti
hanya dipengaruhi oleh factor atau lingkungan yang diinginkan peneliti. Penelitian eksperimen
mungkin dilakukan pada laboratorium, kelas, atau lapangan. Analisis data sekunder yakni
pemanfaatan data hasil survei atau sensus dll yang belum analisis lebih lanjut; biasanya data dari
BPS, Laporan Tahunan, dan lain-lain
Instrumen Penelitian
Salah satu unsur yang sangat membantu komunikasi antar peneliti adalah defenisi operasional
variable, yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variable diukur. Dengan membaca
defenisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu
variable, sehingga mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Defenisi operasional
melukiskan bagaimana sebuah variable abstrak diukur dengan melihat ciri-ciri yang dimiliki oleh
variable tersebut. Ciri-ciri ini kemudian diterjemahkan kedalam unsur yang terukur dan tampak
agar membentuk indeks pengukuran variable tersebut. Variabel-variabel kinerja, kompensasi dan
pendidikan dan latihan adalah tergolong pada variabel abstrak yang belum terukur, sehingga perlu
defenisi operasional variable
Teknik Pengukuran
Pengukuran data dilakukan dengan cara wawancara dengan bantuan kuesioner, observasi dan mengukur prilaku dan
sikap. Wawancara dengan kuesioner berarti harus mempersiapkan dahulu : informasi apa yang diperlukan, siapa
kelompok sasaran, apakah metode komunikasi dapat digunakan, selanjutnya menyusun pertanyaan yang
dibutuhkan, dapat dimengerti dan digunakan. Observasi adalah pengukuran data tanpa berhubungan langsung
dengan responden yakni dengan pengamatan prilaku, mencatat dan perhitungan. Mengukur prilaku dan sikap
yakni menggunakan skala rating dan skala sikap, skala rating yakni penilaian responden pada suatu objek yang
dituangkan dalam bentuk point atau angka pada kategori tertentu. Skala sikap yakni meminta responden untuk
memilih tingkat setuju atau ketidaksetujuan terhadap serangkaian pernyataan.
Instrumen yang digunakan sebagai alat ukur harus diuji reliabilitas dan kehandalannya. Reliabilitas adalah tingkat
kemantapan suatu alat ukur, yakni; suatu alat ukur dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulang
kali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama dengan syarat kondisi saat pengukuran tidak berubah. Selain
itu alat ukur tersebut memiliki ketepatan dan homogenitas. Kehandalan alat ukur mencakup isi dan kegunaan alat
ukur. Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam alat ukur, untuk apa diciptakan alat ukur, apakah alat ukur sesuai
dengan konsep dan variabel yang hendak diukur.
Penentuan Contoh
Dalam sub bab ini dijelaskan apa populasi dari penelitian ini dan apakah perlu sample (contoh).
Ada dua macam metode pengambilan contoh yaitu pengambilan contoh berpeluang dan tidak
berpeluang. Pengambilan contoh tidak berpeluang adalah penarikan contoh disengaja (purposive
sampling) dan quota sampling. Sedangkan pengambilan contoh berpeluang adalah acak
sederhana (simple random sampling), contoh sistematis (systematic sampling), contoh acak
berlapis (stratified random sampling) dan contoh acak bergerombol (cluster random sampling).

Selanjutnya berapa banyak sample yang kita ambil sangat tergantung pada keragaman data
(variance), taraf kepercayaan (significant level), toleransi kesalahan atau galat (margin of error,
MOE) dan biaya serta waktu penelitian
Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis data, data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan perlu diedit, verifikasi dan
tabulasi, diberi kode, entri dalam data base atau komputer. Pengolahan data atau analisis data, dapat
menggunakan berbagai macam perangkat lunak seperti : Excel, Minitab, SAS, SPSS dan lain-lain.

Proses analisis data tidak selalu merupakan proses pendugaan atau pengujian hipotesis atau dengan analisis
statistik inferensia, tetapi juga mengungkapkan perhitungan rataan, ragam, koefiesien korelasi dan regresi,
jumlah kuadrat dan analisis ragam. Dalam analisis data perlu juga penyajian data dalam bentuk deskriptif
berupa rata-rata, standar deviasi, varian, nilai minimum dan maksimum, dalam bentuk tabel, gambar dan
ukuran pemusatan.

Anda mungkin juga menyukai