Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nancy Novita Theresia Pakpahan

Nim : 175020301111045
Mmetodologi Penelitian-CF

BAB 3
BIDANG MASALAH YANG LUAS DAN MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH

BIDANG MASALAH YANG LUAS


Sebuah “masalah” tidak harus berarti bahwa terdapat hal yang salah dengan situasi saat ini yang
segera diperbaiki. Maslah dapat juga menunjukkan ketertarikan pada suatu isu diman dengan
menemukan jawaban yang tepat dapt membantu meningkatkan situasi saat ini.

PENGUMPULAN INFORMASI AWAL


Sifat Informasi yang Dikumpulkan
Pengumpulan Informasi awal melalui introspeksi, wawancara tisak teratur, wawancara terstruktur, dan
tinjauan melalui sumber informasi yang ada, seperti artikel berita, buku teks, penyelenggara
konferensi, dan internet, akan membantu peneliti untuk mempersempit bidang masalah yang luas dan
menentukan rumusan masallah yang spesifik. Meski sifat informasi yang diperlukan untuk tujuan ini
bergantug pada jenis maslaah yang dihadapi oleh seseorang., hal tersebut secara umum dapat
diklasifikasikan ke dalam dua hal :
1. Latar belakang informasi pad aorganisasi dan lingkungannya-yaitu, faktor kontekstual,
2. Literatur-jumlah informasi yang tersedia atau sudah diketahui dan ditulis bersifat relevan
dengan proyek penelitian.
Data berdasarkan sumber ada 2 :
1. Data Sekunder : yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti.
2. Data Primer : mrtujuk pada informasi yang dikumpulkan oleh peneliti melalui instrumen
seperti survei, wawancara, kelompok fokus, atau observasi.

Informasi Latar Belakang dalam Organisasi


Penting bagi peneliti untuk mengetahui informasi latar belaknag dari perusahaan atau organisasi
yang diteliti(dipelajari). Informasi latar belakang meliputi :
1. Asal usul dan asejarah perusahaan.
2. Ukuran dalah hal karyawan, aset, atau keduanya.
3. Piagam
4. Lokaso
5. Sumber daya
6. Hubungan salaing ketergantungan dengan institusi lain dan lingkungan eksternal.
7. Posisi keuangan selama 5-10 tahun terakhir
8. Informasi pada faktor struktural
9. Informasi pada filosofi manajemen

Literatur-jumlah Informasi yang Tersedia


Jumlah informasi yang tersedia bagi seorang peneliti dapat membantiu si peneliti dalam
memahami maslaah dengan baik. Jumlah informasi yang tersedia dapat membantu peneliti untuk :
 Menyusun penelitian anda pada penelitian yang sudah dilakukan, atau dengan kata lain
untuk melakukannya pada dasar informasi yang sudah ada;
 Membuat rumusan masalah dengan tepat dan jelas.

MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH


Membuat Rumusan Masalah yang Baik
Rumusan masalah yang baik melibatkan rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian.
Tujuan dari penelitian terapan adalah untuk menjelaskan maslah tertentu yang terjadi dalam lingkup
pekerjaan. Memberikan solusi pada lingkup pekerjaan adalah tujuan studi pada kebanyakan penelitian
terapan.
Ketika tujuan studi telah teridentifikasi, seseorang dapat merumuskan pertanyaan penelitian dari studi
tersebut. Cakupan dari pertanyaan penelitian atau lebih dalam rumusan masalah menjelaskan lebih
lanjut permasalahan yang akan diselesaikan. Pertanyaan penelitian memandu dan membentuk proses
pengumpulan dan analisis informasi untuk membantu peneliti dalam mencapai tujuan studi.
Rumusan masalah yang baik adalah yang relevan, namun juga yang dapat diteliti. Rumusan masalah
dapat diteliti jika anda dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut dalam keterbatasan proyek
penelitian. Ketika sudah menentukan masalah penelitian maka anda siap untuk memulai penelitian.
PROPOSAL PENELITIAN
Sebelum memulai penelitian, harus ada kesepakatan antara ornag yang mengesahkan studi dengan
penelitian tentang masalah yang akan diteliti, metodologi yang akan digunakan, lama(waktu) studi,
dan biayanya. Proposal Penelitian yang disusun oleh peneliti merupakan hasil dari usaha yang
terencana, terorganisasi, teliti, dan pada dasarnya meliputi hal-hal berikut:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang
3. Rumusan masalah:
a. Tujuan studi
b. Pertayaan penelitian
4. Cakupan studi
5. Relevansi studi
6. Desain penelitian, memberikan rincian tentang : jenis studi, metode pengumpulan data, desain
pengambilan sampel, analisis data.
7. Kerangka waktu studi
8. Anggaran yang merinci biaya
9. Bibliografi yang dipilih.
BAB 5
KERANGKA TEORETIS DAN PENYUSUNAN HIPOTESIS

Setelah melakukan wawancara, menyelesaikan survei literatur, dan mendefinisikan masalah,


kemudian membuat kerangka teoretis. Kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalah.
Penyusunan kerangka konseptual tersebut membantu kita untuk menghipotesiskan dan
menguji hubungan tertentu, dan dengan demikian, meningkatkan pemahaman kita mengenai
dinamika situasi. Dengan demikian, dari kerangka teoretis bisa disusun hipotesis yang dapat
diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. Hubungan yang
dihipotesiskan tersebut kemudian dapat diuji dengan analisis statistik yang te pat. Jadi, seluruh
penelitian bergantungpada dasar kerangka teoretis. Bahkan, jika hipotesis yang dapat diuji tidak
perlu disusun (seperti dalam sejumlah proyek penelitian terapan), penyusunan kerangka teoretis
yang baik adalah hal utama untuk mendalami masalah yang sedang
diteliti.
Karena kerangka teoretis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan karena
kerangka teoretis tidak lain adalah mengidentifikasi jaringan hubunganantarvariabel yang dianggap
penting bagi studi terhadap situasi masalah apa pun,sangat penting untuk memahami apa arti variabel
dan apa saja jenis Variabel yang ada. Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau
membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang
sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Jenis Variabel
Empat jenis variabel utama dibahas dalam bab
1. Variabel terikat (dependent variablel disebut juga variabel kriteriacriterion variable).
Merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah
memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya.
Dengan kata lain, variabel terikat merupakanvariabel utama yang menjadi faktor yang berlaku
dalam investigasi. Melalui analisisterhadap variabel terikat (yaitu, menemukan variabel
yang memengaruhinya),adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas
masalah.

2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel predictor/predictor variable)


Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau
negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir.
3. Variabel moder ator (moderating variable).
Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyaipengaruh
ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variableterikat dan variabel
bebas. Yaitu, kehadiran variabel ketiga (variabel moderator)mengubah hubungan awal
antara variabel bebas dan terikat.

4. Variabel antar a (intervening variable).


Variabel antara (intervening variable) adalah variabel yang mengemukaantara waktu
variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktupengaruh variabel bebas
terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapatkualitas temporal atau dimensi waktu pada
variabel antara. Variabel antara.mengemuka sebagai sebuah fungsi variabel bebas yang berlaku
dalam situasi apapun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh variabel
bebasterhadap variabel terikat.

PENYUSUNAN HIPOTESIS

Definisi Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua
atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pemyataan yangdapat diuji. Hubungan tersebut
diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yangditetapkan dalam kerangka teoretis yang
dirumuskan untuk studi penelitian.Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan,
diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Pernyataan Hipotesis : Format


Pertanyaan jika-maka : hipotesis untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua kelompok
(atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel atau variabel -variabel.

Hipotesis Direksional dan Nondireksional


Jika menyatakan hubungan antara 2 variabel atu membandingkan dua kelompok digunakan
istilah-istilah seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari atau semacamnya. Hipotesis
dirkesional adlah hipotesis yang juga menyatakan hubungan atau perbedaan, tetapi tid ak
memberikan indikasi mengenai arah hubungan atau perbedaan tersebut.

Hipotesis Nol dan Alternatif


Hipotesis nol adlah hipotesis yang dibuat untuk ditolak dengan tujuan guna mendukung hipotesis
alternatif yang dilambangkan dengan Ha. Ketika digunakan, hiotesis nol dianggap benar hingga
bukti statistik, dalam bentuk uji hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai