Anda di halaman 1dari 4

PUTU CYNTHIA PUTRI ASTINA

175020301111067
METODOLOGI PENELITIAN/ CF

BAB 3
BIDANG MASALAH YANG LUAS DAN MENENTUKAN RUMUSAN MASALAH

Penelitian berawal dari sebuah masalah, dimana masalah tidak harus berarti bahwa terdapat
hal yang salah dengan situasi saat ini yang perlu segera diperbaiki. Masalah dapat juga
menunjukkan ketertarikan pada suatu isu dimana dengan menemukan jawaban yang tepat dapat
membantu meningkatkan situasi saat ini, sehingga masalah dapat didefinisikan sebagai situasi
dimana terdapat perbedaan antara keadaan aktual dan kemungkinan terbaik yang diinginkan.
Contoh masalah yang dimaksud seperti para karyawan yang masih muda dalamorganisasi
menunjukkan tingkat komitmenyang rendah kepada organisasi, sering dan lamanya keterlambatan
menyebabkan para penumpang maskapai penerbangan merasa sangat kecewa dan menyebabkan
adanya switching behavior, kelompok anggota minoritas dalam organisasi tidak mengalami
peningkatan dalam karier mereka, instrumen penilaian karyawan tidak sempurna, dan lain
sebagainya.
Ketika kita mengidentifikasikan suatu masalah, masalah tersebut perlu disederhanakan
menjadi topik yang dapat diteliti dalam studi Kita perlu mengubah masalah yang luas menjadi
topik yang diteliti dengan membuatnya lebih spesifik dan tepat. Masalah muncul setelah adanya
gejala masalah. Gejala masalah tidak didefinisikan sebagai masalah yang sebenarnya, sebagai
contohnya, manajer berusaha meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan jumlah produksi,
namun tidak begitu berhasil. Masalah sebenarnya mungkin adalah rendahnya semangat dan
motivasi para pekerja. Produktivitas yang rendah hanyalah gejala dari masalah semangat dan
motivasi sehingga tingkat jumlah produktivitas yang lebih tinggi tidak akan meningkatkan
produktivitas.Menemukan jawaban yang tepat untuk definisi masalah yang salah tidak akan
membantu, mengidentifikasi masalah dengan benar sangat penting untuk menemukan
solusi.identifikasi masalah yang baik adalah dengan melakukan survei atau wawancara secara
langsung, kemudian merumuskan pertanyaan tentang masalah tersebut.

Pengumpulan informasi awal


Pengumpulan informasi awal melalui instropeksi, wawancara tidak terstruktur, wawancara
terstruktur, tinjauan informasi yang ada. Dalam mengumpulkan informasi kita harus melihat latar
belakang informasi pada organisasi dan lingkungannya yaitu faktor kontekstual, serta literatur
jumlah informasi yang tersedia atau sudah diketahui dan ditulis bersifat relevan dengan proyek
penelitian. Saat mencari informasi, peneliti akan mendapatkan data. Adapun jenis data yang bias
didapatkan ialah:
1. Data primer
2. Data sekunder
Faktor kontekstual dalam menentukan latar belakang informasi adalah:
1. Asal usul dan sejarah perusahaan
2. Piagam
3. Sumber daya
4. Posisi keuangan
5. Ukuran dalam hal karyawan
6. Lokasi
7. Hubungan dengan institusi lainnya
8. Informasi daktor structural
9. Informasi pada informasi manajemen
Literatur jumlah informasi yangtersedia atau sudah diketahuidan ditulis bersifat relevan dengan
proyek penelitian jika:
1. Tinjauan pada buku teks, jurnal, penyelenggaran konferensi
2. Berguna untuk:
 Menyusun penelitian Anda pada penelitian yang sudah dilakukan atau dengan kata lain
melakukannya pada dasar informasi yang sudah ada
 Membuat rumusan masalah dengan tepat dan jelas
3. Berisikan teori yang baik dan tepat. Sehingga bisa menghasilkan informasi yang tepat
dengan tingkat bias yang minimal, memudahkan analisis yang tepat pada data.

Menentukan rumusan masalah


Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang tidak ambigu, spesifik, focus,
dan dibahas dalam perspektif akademik tertentu, serta melibatkan rumusan tujuan penelitian dan
penyataan penelitian. Contoh perumusan suatu masalah dalam bidang bisnis, yakni:
 Masalah: Marak terjadinya keterlambatan kedatangan pesawat menggambarkan bentuk
kekecewaan penumpang terhadap maskapai sehingga berimbas terhadap penyebaran
informasi negatif secara mouth to mouth dan berdampak pada penurunan pemakaian
maskapai tersebut dan mengalami penurunan dari kinerja dan profitabilitas perusahaan.
 Tujuan masalah:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman penumpang dalam
menunggu
b. Menyelidiki kemungkinan pengaruh keterlambatan terhadap kepuasan pelanggan dan
evaluasi pelayanan
 Pertanyaan yang muncul:
a. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman menunggu dari penumpang
maskapai penerbangan dan seberapa kuat mempengaruhi persepsi lama menunggunya?
b. Apakah konsekuensi afektif dari menunggu dan bagaiana hal tersebut mempengaruhi
hubungan antara menunggu dan evaluasi pelayanan?
c. Bagaimana variabel situasional mempengaruhi reaksi pelanggan terhadap pengalaman
menunggu?
Terdapat tiga kriteria utama yang dapat digunakan untuk menilai kualitas dari suatu rumusan
masalah, yaitu:
1. Relevan
2. Dapan dilakukan
3. Menarik
Proposal penelitian
Proposal penelitian berisikan:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang
3. Rumusan masalah
4. Cakupan studi
5. Relevan studi
6. Desain penelitian
7. Kerangka waktu studi
8. Anggaran
9. Bibliografi yang dipilih

Isu etika dalam tahap awal investigasi


Biasanya, peneliti mewawancarai pembuat keputusan, manajer, dan karyawan lain untuk
mendapatkan informasi terkait. Pada dasarnya seorang peneliti harus menilai kemampuan
penilitiannya.Jika peneliti memilih untuk melakukan penelitian, manajer harus menginformasikan
kepada karyawan yang terkait dengan penelitiannya, agar karyawan tidak meras terbebani dalam
memberikan informasi. Namun, karyawan tetap memiliki hak untuk menolak wawancara tersebut.
Jika mereka menerima, karyawan berhak mendapatkan hak untuk dilindungi dari ancaman fisik
dan psikologis.

BAB 5
PROSES PENELITIAN:
KERANGKA TEORETIS PENYUSUNAN HIPOTESIS

Kerangka teoritis merupakan tahap setelah melakukan wawancara, survei, srta


mendefinisikan suatu masalah. Kerangka teoritis merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk suatu masalah.
Kerangka teoritis juga dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam menyusun teori, dimana teori
tersebut berasal dari dokumentasi penelitian sebelumnya dalam suatu diang masalah. Kerangka
teoritis membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi
dinamika situasi yang sedang diteliti. Kerangka konseptual dapat membantu peneliti untuk
menghipotesisikan dan menguji hubungan tertentu, sehingga dapat meningkatkan pemahaman
mengenai hal yang sedang diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari kerangka teoretis bisa
disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau
tidak. Hubungan yang dihipotesisikan tersebut kemudian dapat diuji dengan analisis statistik yang
tepat.
Kerangka teoretis memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan dapat
mengidentifikasi hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi
masalah apa pun, sehingga sangat penting untuk memahami apa arti variabel dan apa saja jenis
Variabel yang ada. Variable merupakan hal yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai. Jenis jenis variable yakni:
1. Variable terikat
merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah
memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau
memprediksinya. Melalui analisis terhadap variabel terikat (yaitu, menemukan variabel
yang memengaruhinya) adalah untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah.

2. Variable bebas
adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Yaitu,
jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir.

3. Variable moderator
adalah variabel yang mempunyaipengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat
dengan hubungan variable terikat dan variabel bebas. Yaitu, kehadiran variabel ketiga
(variabel moderator) mengubah hubungan awal antara variabel bebas dan terikat.

4. Variable antara
adalah waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu
pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas
temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara sebagai sebuah fungsi
variabel bebas yang berlaku dalam situasi apapun, serta membantu mengonsepkan dan
menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Penyusunan Hipotesisis
Penyusunan hipotesis dilakukan setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu
situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis,
kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti
kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik yang
tepat, atau melalui analisis kasus negatif (negative case analysis) dalam penelitian kualitatif akan
diperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis di antara variabel yang
berlaku dalam situasi masalah. Hasil penelitian tersebut memberi kita beberapa solusi mengenai
apa yang dapat diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah.
Hipotesis merupakan hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih
variabel yang diungkapkan dalam bentuk pemyataan yangdapat diuji. Hubungan tersebut
diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoretis yang
dirumuskan untuk studi penelitian.Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan
hubungan, diharapkan bahwasolusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai