NIM : 175020301111045
Metodologi Penlitian- CF
Implikasi teori UTAUT dalam penelitian ini adalah sebagai landasan dalam menentukan faktor-faktor yang memengaruhi
behavior intention to use SAK EMKM. Faktor-faktor tersebut yaitu ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi
usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influences), dan kondisi pendukung (facilitating conditions).
6. Dalam model penelitian skripsi ini (dalam bab 2), berdasarkan pada teori apa saja dan berasal dari riset siapa saja?
Jelaskan!
A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)\
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan salah satu model penerimaan
teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk pada tahun 2003. UTAUT menggabungkan fitur-fitur
yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori terkemuka
yang disatukan di dalam UTAUT adalah theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model (TAM),
motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), combined TAM and TPB, model of PC utilization
(MPTU), innovation diffusion theory (IDT), dan social cognitive theory (SCT).
B. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Definisi UMKM
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM)
C. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
Pengertian SAK EMKM
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM) merupakan
standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang dapat digunakan oleh entitas ya ng
memenuhi definisi entitias tanpa akuntabilitas publik yang signifikan sebagaimana dengan SAK
ETAP dan definisi dan karakteristik dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM, 2016:1.1). Pada tahun 2016 DSAK IAI
mengesahkan SAK EMKM yang memiliki pengaturan akuntansi yang lebih sederhana dari SAK
ETAP dimana dasar pengukurannya murni menggunakan biaya historis (Pinnarwan, 2016).
Ruang Lingkup SAK EMKM
Konsep dan Prinsip Pervasif
Penyajian Laporan Keuangan SAK EMKM
Laporan Keuangan SAK EMKM
D. Penelitian Terdahulu
Nawaz & Sheham (2015) melakukan penelitian terhadap minat penggunaan sistem informasi pada
UMKM di Sri Lanka. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ekspektasi kinerja (performance
expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), kondisi yang mendukung (facilitating conditions),
dan pengaruh sosial (social influence) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi
akuntansi pada UMKM di Sri Lanka.
Penelitian yang dilakukan oleh Whetyningtyas (2016) bertujuan untuk menguji pengaruh ekspektasi
kinerja terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi UMKM.
Astutie & Fanani (2016) melakukan penelitian terhadap implementasi standar akuntansi keuangan pada
usaha kecil dan menengah di Jawa Tengah. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa ekspektasi
kinerja (performance expectancy), dan pengaruh sosial (social influence) berpengaruh terhadap minat
UMKM dalam menggunakan SAK ETAP.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyaga (2016) bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada
UMKM. Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang mendukung (facilitating conditions) dan pengaruh
sosial (social influence) SAK ETAP berpengaruh positif terhadap implementasi SAK ETAP pada
UMKM.
Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) meneliti faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di Australia. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), dan kondisi
yang mendukung (facilitating conditions) berpengaruh positif terhadap minat penggunaan sistem
informasi akuntansi, sedangkan variabel pengaruh sosial (social influence) tidak berpengaruh terhadap
minat penggunaan informasi akuntansi.
Tritunggal (2017) melakukan penelitian terhadap minat pemanfaatan sistem informasi akuntansi pada
perusahaan jasa ekspedisi di Yogyakarta. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa ekspektasi kinerja
dan kondisi yang mendukung pemakai berpengaruh positif terhadap minat pemanfaatan sistem informasi
akuntansi. Sementara itu, ekspektasi usaha berpengaruh negatif terhadap minat pemanfaatan sistem
informasi akuntansi. Sedangkan, faktor sosial tidak berpengaruh terhadap minat pemanfaatan sistem
informasi akuntansi.
Dalam melogikan Hipotesi 1 Peneliti ingin mencari bukti empiris dan menguji pengaruh ekspektasi kinerja.
Sedangkan dalam Hipotesis peneliti ingin mnecari bukti empiris pengaruh ekspektasi usaha.
Pengaruh Ekspektasi Kinerja Terhadap Penerapan SAK EMKM
Berangkat dari teori UTAUT yang mengasumsikan bahwa secara garis besar menjelaskan tentang hubungan
ekspektasi kinerja (performance expectancy) dalam memengaruhi individu untuk menggunakan sistem baru
guna meningkatkan keuntungan dari kinerjanya. Kemudian berdasarkan hasi penelitian Nawaz & Sheham
(2015) menyatakan bahwa ekspektasi kinerja (performance expectancy) berpengaruh terhadap minat
penggunaan sistem informasi akuntansi pada UMKM di Sri Lanka. Kemudian dalam penelitian Aoun,
Vatanasakdakul, & Li (2010) yang meneliti faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) oleh praktisi akuntansi di Australia. Penelitian Tritunggal (2017) terhadap minat
pemanfaatan sistem informasi akuntansi pada perusahaan jasa ekspedisi di Yogyakarta. Penlitian Mursalin
(2012) terhadap minat adopsi dan penggunaan sistem informasi pada UMKM di Bangladesh. Hasil penelitian
Rosita (2013) dan Whetyningtyas (2016), menyatakan bahwa ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Semua Penelitian-penelitian tersebut memberikan
bukti empiris bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap minat penggunaan. Berdasarkan uraian
diatas Peneliti memprediksi hubungan ekspektasi kinerja dan minat penggunaan SAK EMKM dikatakan
positif, apabila ekspektasi kinerja penggunaan SAK EMKM bagi para pelaku UMKM itu tinggi, maka akan
tinggi pula minat pemanfaatan SAK EMKM pada pelaku UMKM. Berdasarkan uraian di atas hipotesis
pertama yang diajukan adalah:
H1 : Ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap penerapan SAK EMKM
Pengaruh Ekspektasi Usaha Terhadap Penerapan SAK EMKM
Ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan penggunaan sistem atau teknologi yang akan mengurangi
upaya (tenaga dan waktu) dalam melakukan pekerjaannya (Venkatesh et. al. 2003). Berdasrkan penelitian
Penelitian Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ekspektasi usaha
(effort expectancy) berpengaruh positif terhadap minat penggunaan sistem informasi akuntansi. Hasil
penelitian Nawaz & Sheham (2015) menyatakan bahwa ekspektasi usaha (effort expectancy berpengaruh
terhadap minat penggunaan sistem informasi akuntansi pada UMKM di Sri Lanka. Hasil penelitian Mursalin
(2012) yang menyimpulkan bahwa ekspektasi usaha memiliki pengaruh positif yang kuat dalam minat
penggunaan sistem informasi. Penelitian lain yang juga mendukung hasil penelitian Mursalin (2012) adalah
penelitian Chang et al. (2007) dan Phichitchaisopa & Naenna (2013). Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti
menguraikan hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Ekspektasi usaha berpengaruh positif terhadap penerapan SAK EMKM
10. Indicator dari setiap variable (dalam model penelitian) berdasarkan penelitiannya siapa saja?
Konstruk Indikator Berdasarkan Penelitian
Variabel
Mampu meningkatkan kinerja (enhance job
performance) Venkatesh et. al. 2003
Ekspektasi Kinerja
(EK) Memiliki manfaat (usefulness)
Kesesuaian untuk pekerjaan (job- fit)
Kemudahan penggunaan (ease of use)
Ekspektasi Usaha Venkatesh et. al. 2003
(EU)
Tingkat kesulitan (complexity)
Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease
of use)
11. Jelaskan bagaimana peneliti menyatakan bahwa instrument (kuisioner) yg digunakan Valid dan reliabel!, baik dalam
pilot test (bab 3 akahir) maupun hasil penelitian sesungguhnya (bab 4)!
Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas dari sebuah model penelitian.
Pengujian outer model dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengujian validitas konvergen, uji validitas diskriminan,
dan pengujian terhadap reliabilitas.
Uji Validitas Konvergen
Uji validitas konvergen menggunakan parameter nilai AVE dan communality harus lebih dari 0,5 dan nilai
outer loading lebih dari 0,7 (Sholihin dan Ratmono, 2013:67). Berdasarkan tabel 4.8 (hal 81) dapat diketahui
bahwa nilai AVE dan communality semua konstruk dalam penelitian ini lebih dari 0,5. Berdasarkan tabel 4.9
(hal 82) diketahui bahwa tidak terdapat indikator dengan nilai outer loading kurang dari 0,7. Data yang lebih
valid memerlukan nilai outer loading lebih dari 0,7 (Wijanto, 2008), sehingga dapat disimpulkan data telah
valid.
Uji Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda
seharusnya tidak berkorelasi tinggi. Terdapat dua parameter dalam uji validitas diskriminan, yaitu nilai akar
AVE harus lebih tinggi dari korelasi variabel laten dan nilai cross loading lebih dari 0,7 dalam satu variabel.
Berdasarkan tabel 4.10 (hal 84) diatas dapat diketahui bahwa semua konstruk memiliki nilai akar AVE lebih
dari nilai korelasi variabel laten. Tabel 4.11 (hal 85) menunjukkan bahwa nilai cross loading seluruh
indikator dalam penelitian ini lebih dari 0,7. Berdasarkan pada tabel 4.10 dan 4.11 dapat disimpulkan bahwa
konstruk dan indikator yang digunakan pada penelitian ini telah memenuhi uji validitas diskriminan.
Uji Reliabilitas
Pengukuran dalam uji reliabilitas menggunakan dua parameter yaitu nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,7 dan
nilai composite reliability lebih dari 0,7. Tabel 4.12 (hal 86) menunjukkan bahwa seluruh konstruk dalam
penelitian ini memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability lebih dari 0,7.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa data peneltiian ini telah reliabel.
Setelah melakukan pengujian validitas konvergen, validitas diskriminan dan reliabilitas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa seluruh indikator dan konstruk yang digunakan dalam studi ini sudah valid dan reliabel karena
hasil pengujiannya telah memenuhi batas nilai minimal setiap pengujiannya.
12. Bagaimana hasil uji hipotesis riset ini?
Pengujian model struktural (inner model) dilakukan untuk mengukur variasi perubahan variabel independen terhadap
variabel dependen dan mengetahui tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis.
Nilai Path Coefficient
Nilai path koefisien menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis (Abdillah dan Hartono,
2015:197). Pada pengujian hipotesisnya dilakukan dengan melihat estimasi path koefisien dan nilai t-statistic
dengan signifikansi pada α=5%. Jika nilai t-statistic lebih tinggi dibandingkan t-table sebesar 1,64 untuk
hipotesis satu ekor (one-tailed) dan nilai dari p-values kurang dari 0,05 artinya hipotess diterima.
Berdasarkan tabel 4.15 (hal 93), berikut ringkasan pengujian hipotesis:
P-
Hipotesis T-statistics Hasil
values
H Ekspektasi kinerja berpengaruh positif
2.5290 0.0059 Diterima
1 terhadap penerapan SAK EMKM
H Ekspektasi usaha berpengaruh positif
2.5766 0.0051 Diterima
2 terhadap penerapan SAK EMKM
H Pengaruh sosial berpengaruh positif Tidak
0.1545 0.4386
3 terhadap penerapan SAK EMKM Diterima
Kondisi yang mendukung berpengaruh
H
positif terhadap penerapan SAK 2.4804 0.0067 Diterima
4
EMKM
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini diterima,
kecuali hipotesis 3.
13. Jelaskan bagaimana peneliti menjelaskan tentang hasil pengujian hiposetsis 1 dan hipotesis 3 (lihat dalam sub bab
diskusi hasil pengujian hipotesis)!
Diskusi Pengaruh dari Ekspektasi Kinerja Terhadap Minat Penggunaan SAK EMKM (Hipotesis 1)
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) menyatakan bahwa penentu pengguna
teknologi informasi salah satunya adalah ekspektasi kinerja, yaitu tingkat dimana seorang individu meyakini
bahwa dengan menggunakan teknologi atau sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya.
Ekspektasi kinerja berkaitan dengan minat penggunaan teknologi atau sistem baru, termasuk diantaranya
SAK EMKM. Jika seseorang percaya bahwa dengan menggunakan SAK EMKM dapat membantu usahanya,
maka seseorang tersebut akan menggunakannya. Sebaliknya jika sesorang tidak percaya bahwa dengan
menggunakan SAK EMKM membantu usahanya, maka seseorang tersebut tidak akan menggunakannya.
Hipotesis pertama dalam studi ini menyatakan bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap
penerapan SAK EMKM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai T-statistic sebesar 2,5290, nilai tersebut
lebih besar dari nilai T-table (>1,64) dengan nilai β positif sebesar 0,3290. Berdasarkan hasil tersebut maka
ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap penerapan SAK EMKM. Oleh karena itu hipotesis 1
diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik ekspektasi kinerja dari pemilik UMKM terhadap
SAK EMKM, maka akan semakin tinggi juga minat pemilik UMKM dalam menerapkan SAK EMKM.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Astutie & Fanani (2016); Nawaz dan
Sheham (2015); Whetyningtyas (2016); dan Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) yang menyatakan bahwa
ekspektasi kinerja berpengaruh positif terhadap minat penggunaan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ekspektasi kinerja merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi keinginan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM.
Diskusi Pengaruh dari Pengaruh Sosial Terhadap Minat Penggunaan SAK EMKM (Hipotesis 3)
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) menyatakan bahwa penentu pengguna
teknologi informasi salah satunya adalah pengaruh sosial (social influnce) yaitu sejauh mana suatu individu
meyakini orang lain dalam menggunakan sistem baru (Vanketesh dkk., 2003). Hipotesis ketiga dalam studi
ini menyatakan bahwa pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap penerapan SAK EMKM. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa nilai T-statistic pengaruh sosial terhadap minat penggunaan sebesar 0,1545,
nilai tersebut jauh lebih kecil dari nilai T-table (<1,6 4) dengan nilai β negatif sebesar -0,0133. Berdasarkan
pada hasil tersebut maka hipotesis 3 dinyatakan ditolak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nawaz & Sheham (2015), dan Astutie & Fanani (2016) yang menyatakan bahwa
pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat penggunaan. Namun demikian, hasil penelitian ini masih
konsisten terhadap penelitian yang dilakukan oleh Aoun, Vatanasakdakul, & Li (2010) dan Tritunggal (2017)
yang menyatakan bahwa pengaruh sosial tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial bukan merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi keinginan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM.
16. Bagaimana menurut pendapat saudara tentang riset skripsi ini?.. uraikan opini saudara!
Masalah yang diangkat peneliti sangat relevan dengan permasalahan yang terjadi pada saat ini dalam dunia UMKM
di indonesia. Dengan adanya penelitian ini, menurut saya nantinya akan dapat menjawab harapan ASEAN dalam
pernyataan Dalam dua tahun ke depan, ekonomi ASEAN siap untuk melakukan ekspansi yang kuat dengan didorong
oleh konsumsi swasta dan investasi public. Dengan pendekatan UTAUT yang digunakan dalam menganalisis faktor-
faktor yang memengaruhi keinginan UMKM dalam menerapkan SAK EMKM di Kota Malang akan membantu dalam
dunia UMKM terutama dalam pengambilan keputusan dan membantu mereka dalam menilai kinerja usaha di Kota
Malang. Dengan melakukan survei menggunakan instrumen kuesioner dan diuji tingkat validitas dan reabilitas
datanya maka hasil dalam penelitian ini dapat dikatakan valid dan reliabel. Dengan demikian maka hasil peneliitan
ini dapat diterapkan dalam dunia UMKM di indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dunia UMKM
E.