PENDAHULUAN
untuk memenuhi kebutuhan hidup secara tidak langsung dituntut untuk mencari
adanya pemasukan. Di zaman ini sudah banyak dijumpai proses untuk mendapatkan
pemasukan yaitu dengan membuka usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang
sumber pemasukan. Badan Usaha Mikro adalah usaha ekonomi manufaktur yang
dimiliki oleh perseorangan dan/ atau perseorangan yang memenuhi kriteria usaha
menjadi sangat tepat, karena memiliki potensi besar untuk menggerakkan kegaitan
ekonomi masyarakat dan juga bisa menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian
besar masyarakat. UMKM memiliki kelebihan yaitu mampu bertahan dalam kondisi
krisis. Menurut (Ester Meryana, 2012) di Indonesia, pada tahun 1997 krisis ekonomi
dan tahun 2008 krisis global UMKM sudah terbukti bisa bertahan dalam
menghadapi
goncangan ekonomi dan menjadi penyelamat perekonomian pada saat itu. Dengan
krisis ekonomi bisa dinilai untuk penopang pada proses pemulihan perekonomian
UMKM merupakan salah satu bentuk usaha yang memiliki potensi yang
besar dalam proses pengembangan yang dilakukan. Usaha ini pada dasarnya
evaluasi kinerja UMKM. Proses penyusunan laporan keuangan pada usaha memiliki
anggapan bahwa laporan keuangan bukanlah hal yang penting bagi UMKM untuk
perbankan. Selama ini UMKM telah mencatat berbagai transaksi keuangan mereka.
Namun untuk membuat laporan keuangan seperti pencatatan hutang, piutang atau
bahkan laba rugi, pelaku usaha kecil masih kesulitan (TribunJogja.com, 2017).
Masih banyaknya pelaku UMKM yang belum menyadari pentingnya pencatatan
keuangan dan pembukuan yang rapi. Padahal dengan adanya pembukuan setiap
pelaku usaha dapat mengetahui sehat atau tidaknya usaha mereka. Akibatnya wajar
jika banyak di antara mereka tidak memiliki pembukuan pada bisnisnya yang
penjualan dari produk atau jasanya, tapi juga karena strategi marketing yang mereka
pelaporan keuangan (SAK ETAP) karena dinilai terlalu kompleks dan beberapa hal
tidak memenuhi pelaporan UMKM sehingga diaturnya SAK EMKM yang lebih
sederhana dan sesuai. Maka dari itu kerangka pelaporan SAK EMKM diharapkan
dapat membantu usaha mikro kecil menegah (UMKM) sembako Chafilah dalam
menyusun dan melaporkan keuangan UMKM dengan berbasis kas. Selain itu SAK
EMKM dapat membantu implementasi SAK lain yang lebih luas sesuai dengan
yang disusun meliputi 1) Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode, 2) Laporan
Laba Rugi selama periode/ Laporan Kinerja, 3) Catatan Atas Laporan Keuangan,
terjadi yaitu “ Bagaimana penerapan SAK EMKM pada usaha sembako di toko
Chafilah”
Sebagai bahan masukan dan koreksi dalam melakukan pencatatan pada usahanya
Sebagai bahan acuan dan sumber ter-update mengenai pencatatan dan pelaporan
KAJIAN PUSTAKA
A. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
B. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
C. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana
prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh entitas
1. Jika SAK EMKM secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas suatu
akuntansi sesuai dengan pengaturan yang ada dalam SAK EMKM ini.
2. Jika SAK EMKM tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas suatu
transaksi, peristiwa, atau keadaan lainnya, maka entitas hanya mengacu pada dan
aset, liabilitas, penghasilan, dan beban, serta prinsip pervasif (SAK EMKM,2018,
BAB 7)
SAK EMKM memuat pengaturan akuntansi yang lebih sederhana dari
SAK ETAP karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh EMKM dan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa jika UMKM dalam mencatat
UMKM belum mencatat sama sekali laporan keuangan atau sudah mencatat
laporan keuangan namun berbasis kas maka UMKM tersebut dinyatakan belum
Menurut Melati Natalia (2021:24) dikutip dari Sri Ernawati, dkk (2016)
dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-
Kecil, dan Menengah (UMKM) menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM,
2018):
masa depannya dapat dipastikan mengalir ke dalam entitas dan aset tersebut
memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal. Sebaliknya, aset tidak diakui
dalam laporan posisi keuangan jika dimanfaat ekonominya tidak mengalir dalam
entitas walaupun pengeluaran telah terjadi. Entitas membagi 2 jenis aset yaitu,
unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis. Biaya historis
suatu aset adalah sebesar jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh aset tersebut saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah
sebesar jumlah kas dan setara kas yang diterima atau jumlah kas diperkirakan atau
keuangan sesuai persyaratan SAK EMKM dan pengertian laporan keuangan yang
dari pelaporan keuangan dan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu
keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah yang lengkap berdasarkan SAK
EMKM terdiri atas 3 laporan, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang nantinya akan
laporan keuangan dapat membantu pihak entitas dalam mencari tambahan modal
entitas tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan apakah layak atau tidak
Menengah (SAK EMKM) laporan keuangan minimum terdiri dari 3 unsur, yaitu :
Laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi selama periode,
informasi mengenai aset, utang dan ekuitas dari suatu perusahaan pada akhir
berikut:
b. Piutang
c. Persediaan
d. Aset tetap
e. Utang usaha
f. Utang bank
g. Ekuitas
Suatu entitas dapat menyajikan pos dan bagian dari pos dalam laporan
posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan
entitas. SAK EMKM juga tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos
sesuai dengan urutan jatuh tempo pembayarannya (SAK EMKM, 2018 : 11)
ENTITAS
LAPORAN POSISI
KEUANGAN
31 Desember 2018
ASET Catatan 20X8 20X9
LIABILITAS
Utang usaha xxx xxx
Utang bank 8 xxx xxx
JUMLAH LIABILITAS xxx xxx
EKUITAS
Laporan laba rugi merupakan laporan yang akan menyajikan informasi mengenai
pendapatan dan biaya dari suatu entitas. Berdasarkan SAK EMKM (2018 : 13)
a. Pendapatan;
b. Beban keuangan;
c. Beban pajak.
Entitas dapat menyajikan pos dan bagian dari pos dalam laporan laba rugi jika
laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu
perlakuan atas dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi
yang disajikan sebagai penyesuaian retrospektif terhadap periode yang lalu dan
bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan
BEBAN
Beban usaha xxx xxx
Beban lain-lain 11 xxx xxx
tambahan dan rincian pos-pos tertentu yang relevan. Catatan atas laporan
keuangan yang disajikan memuat informasi sebagai berikut (SAK EMKM 2018 :
14)
SAK EMKM.
b) Ikhtisar kebijakan akuntansi.
Jenis informasi tambahan dan rincian yang akan disajikan pada catatan atas
laporan keuangan tergantung pada jenis kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu
entitas. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal
tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk silang ke informasi
ENTITAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 Desember 2018
1. UMUM
Entitas didirikan di Jakarta berdasarkan akta Nomor xx tanggal 1 Januari 20X7 yang dibuat
dihadapan Notaris, S.H., notaris di Jakarta dan mendaatkan persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia No. xx 2016 tanggal 31 Januari 2016. Entitas bergerak dalam bidang
usaha manufaktur. Entitas memenuhi kriteria sebagai entitas mikro, kecil, menengah sesuai
UU Nomor 20 Tahun 2008. Entitas berdomisili di Jalan xx, Jakarta Utara.
3. KAS
20X8 20X7
Kas kecil Jakarta-Rupiah xxx xxx
4. GIRO
20X8 20X7
PT Bank xxx-Rupiah xxx xxx
5. DEPOSITO
20X8 20X7
PT Bank xxx-Rupiah xxx xxx
Suku bunga-Rupiah 4,50% 5,00%
6. PIUTANG USAHA
20X8 20X7
Toko A xxx xxx 2.2
Toko B xxx xxx
Jumlah xxx Penelitian Terdahuluxxx
7. BEBAN DIBAYAR DIMUKA
20X8 20X7
Sewa xxx xxx
Asuransi xxx xxx
Lisensi dan perizinan xxx xxx
Jumlah xxx xxx
8. UTANG BANK
Pada tanggal 4 Maret 20X8, Entitas memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK) dari PT. Bank ABC
dengzn maksimum kredit RP xxx, suku bunga efektif 11% pertahun dengan jatuh tempo berakhir tanggal
19 April 20X8. Pinjaman dijamin dengan persediaan dan sebidang tanah milik entitas.
9. SALDO LABA
Saldo laba merupakan akumulasi selisish pengahsilan dan beban, setelah dikurangkan dnegan distribusi kepada
10. PENDAPATAN PENJUALAN
20X8 20X7
Penjualan xxx xxx
Retur Penjualan xxx xxx
Jumlah xxx xxx
11. BEBAN LAIN-LAIN
20X8 20X7
Bunga Pinjaman xxx xxx
Lain-lain xxx xxx
Jumlah xxx xxx
12. BEBAN PAJAK PENGHASILAN
20X8 20X7
Pajak penghasilan xxx xxx
Penelitian mengenai penerapan SAK EMKM dalam pelaporan keuangan
terdahulu sangat penting sebagai acuan dalam rangka penyusunan penelitian ini,
untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan, serta sebagai perbandingan dan
(Tahun) Penelitian
melakukan pencatatan
Pemilik hanya
melakukan pencatatan
memiliki kemampuan
keuangan.
keuangan yang
diperlukan.
kompeten. Sedangkan
SDM yang kompeten
dapat mendukung
diterapkannya laporan
Podho Bungahe
Tulungagung belum
menerapkan laporan
transaksi keuangan
dengan mencatat
pengeluaran dan
penerimaan kas
berdasarkan bukti
transaksi.
pencatatan yang
sederhana yang
transaksi. Sedangkan
berdasarkan SAK
harus menyajikan
laporan keuangan.
Pencatatan
Akuntansi
Penyusunan
Laporan
Keuangan SAK
EMKM
SAK EMKM merupakan standar yang disusun untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK EMKM harus membuat
suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh atas kepatuhan tersebut dalam catatan
keuangan UMKM, apakah laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan SAK
EMKM. laporan keuangan menurut SAK EMKM terdiri dari laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Kerangka konseptual
keuangan tersebut dengan berdasarkan SAK EMKM yang terdiri dari Laporan
Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
kemudian memberikan rekomendasi untuk keberlangsungan usaha tersebut. Dari
uraian tersebut, maka peneliti telah membuat kerangka berfikir seperti diatas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, dapat
melalui perilaku, persepsi, motivasi dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa yang berfokus pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dengan
penelitian ini dapat memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan segala
transaksi yang dilakukan oleh UMKM Toko Chafilah pada tahun 2023 untuk
yang merupakan kunci utama dalam menjalankan sebuah UMKM Toko Sembako,
organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi
lain atau individu lain. Karyawati (2008) menegaskan bahwa dampak dari tidak
menerapkan konsep kesatuan usaha terhadap laporan keuangan adalah aset dan
b) Dasar Akuntansi
Konsep dasar pemahaman akuntansi menurut (Munawir, 2004) terdiri dari
tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Aktiva merepresentasikan
maupun tidak berwujud. Hutang dan modal, yang sering dikenal sebagai pasiva,
dapat berupa pinjaman dari pihak kreditur maupun penyertaan modal dari pemilik
perusahaan.
ada dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam mencatat
transaksi yaitu
1) Dasar Kas (Cash Basic) Pendapatan dicatat ketika uangnya diterima dan
2) Dasar Akrual (Accrual Basic) Dalam akuntansi berbasis akrual, transaksi yang
sebagai suatu hal yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen
disamping itu kehadiran peneliti juga sebagai pengumpul data. Dalam proses
cermat dan teliti pada segala hal yang disampaikan oleh subjek penelitian.
Mulai dari awal penelitian, peneliti memberikan surat ijin melakukan
penelitian pada subjek penelitian yaitu pemilik atau owner UMKM Toko
sembako terkait variasi yang dijual di Toko Chafilah. Lalu peneliti mewawancarai
pemilik terkait unsur dasar pencatatan dan terkait laporan keuangan yang dibuat.
penyusunan laporan.
Objek penelitian pada penelitian ini adalah transaksi dan catatan laporan
keuangan UMKM Toko Sembako Chafilah selama tahun 2023 yang akan
EMKM. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Toko Sembako
yang berada di Jalan Ploso Baru No 104t, Kelurahan Pacar Kembang, Kecamatan
tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam proses
pencatatan.
terhadap data-data non angka seperti hasil wawancara atau catatan laporan dan
buku-buku. Data-data ini adalah data yang akan digunakan untuk pengembangan
analisis itu sendiri. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
1. Data Primer
yang berhubungan langsung dengan penelitian ini dan data diperoleh dengan
2. Data Sekunder
diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang
berkenaan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini sumber data sekunder
sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Untuk data primer metode
hubungan antara peneliti dengan subyek penelitian untuk memperoleh data dalam
metode survei, yaitu teknik wawancara dan teknik kuisioner. Namun disini
peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
teori.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Berikut ini merupakan tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti untuk analisis
1) Identifikasi Transaksi
transaksi yang selalu rutin terjadi dalam suatu entitas antara lain : transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi apa saja yang terjadi pada Toko Sembako
Chafilah kemudian peneliti mengidentifikasi dari transaksi tersebut apa saja yang
akun terkait dengan transaksi pada Toko Sembako Chafilah dan akan
pengeluaran.
Sesuai dengan siklus akuntansi, peneliti menyusun jurnal umum dari setiap
transaksi dan daftar akun yang telah dibuat, selanjutnya akan menyusun jurnal
umum dari setiap transaksi yang terjadi sesuai dengan data yang diperoleh
peneliti.
mengetahui keseimbangan saldo yang ada di buku besar untuk setiap akun
pada akhir periode supaya saldo akun sesuai dengan nilai fisik yang ada.
berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan
keuangan dengan nominal yang diperoleh dari nereca saldo setelah disesuaikan.
data hasil dari suatu penelitian. Dalam menguji data tersebut, peneliti
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal itu dapat dilakukan dengan cara
membandingkan data hasil pengamatan satu orang dengan orang lainnya, serta
sesungguhnya.
Triangulasi sumber data adalah untuk mendapatkan data dari sumber data yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam hal ini peneliti menggunakan