Anda di halaman 1dari 15

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peran penting


akuntansi dalam bidang UMKM khususnya pada produk halal. Penulisan ini
bertujuan untuk menegtahui bagaimana penerapan dari akuntansi tersebut dan
apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan ilmu akuntansi dalam bidang
UMKM. Karena masih banyak yang belum menerapkan ilmu akuntansi dalam
kegiatan ekonomi UMKM. Padahal akuntansi sendiri sangat efektif jika
digunakan dalam usaha tersebut. Bisa digunakan untuk mengetahui kondisi
usaha, bagaimana kondisi keuangannya, serta kemajuan dari usaha yang sudah
dibangun. Laporan keuangannya juga bisa tertata dengan rapi mulai dari
pengeluaran, pemasukan, serta hasil yang didapatkan dari penjualan suatu
produk yang telah diproduksi.

Kata kunci: Akuntansi Syariah, UMKM, Produk Halal

Abstract

The purpose of writing this article is to find out the important role of
accounting in the MSME sector, especially in halal products. This writing aims
to find out how the application of accounting is and what are the obstacles faced
in the application of accounting science in the field of SMEs. Because there are
still many who have not applied accounting knowledge in MSME economic
activities. Though accounting itself is very effective if used in the business. Can
be used to find out the condition of the business, how is its financial condition,
and the progress of the business that has been built. The financial reports can
also be neatly arranged starting from expenses, income, and results obtained
from the sale of a product that has been produced.

Keywords: Halal Products, MSMEs, Sharia Accounting


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang
menyediakan laporan keuangan sebagai gambaran terhadap kondisi keuangan
untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi. Sistem
akuntansi merupakan salah satu aspek yang harus dilakukan dalam suatu usaha,
karena pencatatan keuangan merupakan suatu prasyarat pengajuan penambahan
modal usaha dari lembaga keuangan bank maupun non bank.1
Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi kepada para
pengguna yang berkepentingan.2 Menurut American Acounting Association
(AAA), akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaianpenilaian, dan
keputusan yang jelas, dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut.3
Islam mewajibkan setiap orang untuk bekerja atau berniaga, dan
menghindari kegiatan meminta-minta dalam mencari harta, karena manusia
memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan termasuk
untuk memenuhi perintah Allah SWT.4
Harta yang paling baik menurut Rasulullah SAW adalah yang diperoleh
dari hasil kerja atau perniagaan dengan cara yang baik, serta dipergunakan untuk
hal-hal di jalan Allah SWT, maka sudah saatnya bagi para pencari kerja
menciptakan sendiri lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri maupun bagi
masyarakat, dan harus pandai melihat peluang usaha di sekitarnya.
Di Indonesia ternyata usaha mikro, kecil, dan menengah telah banyak
dipilih oleh sebagian masyarakat untuk keluar dari permasalahan sosial yang

1
James M. Reeve, Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia Buku 1 (Jakarta: Salemba Empat,
2011), 09.
2
Jerry J. Weygandt, Accounting Principles (Jakarta: Salemba Empat, 2007), 04.
3
Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1 (Jakarta: Salemba Empat, 2009), 03.
4
Sri Nurhayati, Akuntansi Syari’ah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2013), 52
ada. Secara sederhana, UMKM adalah usaha produktif milik perorangan dengan
teknologi dan pengelolaan yang masih sederhana.5
Pada umumnya, UMKM bersifat usaha keluarga. Dalam artian usaha ini
dijalankan dan dikembangkan sendiri oleh pemilik usaha bersama keluarganya.
Setelah berkembang cukup besar, pemilik UMKM akan mempekerjakan
penduduk disekitarnya, maka dengan demikian keberadaan UMKM tentunya
dapat meningkatkan perubahan struktur ekonomi di daerahnya.6
Eksistensi UMKM dalam menyokong perekonomian Indonesia tidak
dapat diragukan lagi. Hal ini telah terbukti pada tahun 1998 hingga tahun 2005,
usaha kecil menengah mampu bertahan dan menjadi roda penggerak utama
perekonomian di Indonesia selama terjadinya krisis.7
Melihat kontribusi yang begitu besar diberikan oleh UMKM, maka
diperlukan perhatian lebih untuk mengembangkan sekaligus mempertahankan
keberadaan UMKM di Indonesia, karena pada kenyataannya UMKM juga
memiliki kelemahan yang biasanya terjadi pada pengelolaan keuangan dan
manajemen yang belum tertata dengan baik. Banyak pelaku usaha yang
mengalami persoalan keuangan, akibatnya usaha akan terlilit hutang dan tidak
mampu membayarnya.
Permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan faktor kunci yang
dapat menyebabkan kegagalan pada UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang
mempengaruhi kegagalan dalam UMKM, akan tetapi lazimnya persoalan
muncul akibat minimnya pengetahuan dalam mengelola dana. Menurut Sony
Warsono, penyelesaian permasalahan pengelolaan dana pada suatu usaha adalah
dengan mempraktikkan akuntansi secara baik, dan benar.8
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan akuntansi pada UMKM di?
2. Bagaimana persepsi pelaku UMKM di ............... terhadap akuntansi?

5
Alfa Hartoko, 40 Tool Dahsyat untuk Mengelola Bisnis UKM (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2010), 03.
6
Akifa P. Nayla, Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba (Yogyakarta: Laksana, 2004),
19.
7
Sri Adiningsih, Satu Dekade Pasca-Krisis Indonesia: Badai Pasti Berlalu? (Yogyakarta:
Kanisius, 2008), 120.
8
Sony Warsono, Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan (Yogyakarta:
Asgard Chapter, 2010), 08.
3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya penerapan akuntansi pada
UMKM di ............?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan akuntansi pada UMKM di .....
2. Untuk mengetahui persepsi pelaku UMKM di ............... terhadap akuntansi.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penerapan
akuntansi pada UMKM di ...........
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Akuntansi Syariah
B. UMKM
UMKM singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah bentuk
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih
atau hasil penjualan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.9
Sehingga UMKM terdiri dari tiga bentuk usaha berdasarkan skalanya, yaitu
meliputi; Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah. Berikut adalah
pengertian dari ketiganya didasarkan dalam Undang-Undang;
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan maupun badan usaha
yang produktif yang telah memenuhi sebagai usaha mikro. memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria aset:
Maksimal 50 Juta, kriteria Omzet: Maksimal 300 juta rupiah.
b. Usaha Kecil adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaaan
bersih serta usaha ekonomi produktif berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria
asset: 50 juta - 500 juta, kriteria Omzet: 300 juta - 2,5 Miliar rupiah.
c. Usaha Menengah adalah usaha bersidat produktif yang memiliki kekayaan bersih
atau usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.

9
Hamdani, Mengenal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Lebih Dekat, Cet. Pertama,
(Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020), 1.
Kriteria aset: 500 juta - 10 Miliar, kriteria Omzet: >2,5 Miliar - 50 Miliar rupiah
(UU No. 20 Tahun 2008).10
1. Asas-Asas UMKM

Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah berasaskan:11

a. Kekeluargaan
Sebagai pelaku usaha dengan latar belakang yang hampir sama yakni
dalam tingkat rendah maka usaha kecil ini memproduksi barang semata-mata
hanya untuk kalangan sendiri sehingga prinsip kekeluargaan akan tumbuh
dalam hal tersebut.

b. Demokrasi ekonomi
Prinsip dalam demokrasi ekonomi dapat diartikan juga sebagai
pengendalian, yaitu pengendalian Usaha Kecil dan Menengah yang
dilakukan oleh pelaku usaha sendin secara demokratif.

c. Berkelanjutan
Suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesimambungan yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu Dalam hal pelaku
usaha mikro kecil dan menengah bebas dalam menjalankan usaha selagi
pelaku usaha mampu dalam hal memproduksi dan mengembangkan usaha,
tidak ada waktu yang membatasi.

d. Berwawasan lingkungan
Pelaku usaha dalam hal usaha kecil dan menengah dalam memproduksi
sebuah produk sangat berorientasi terhadap lingkungan hal ini terjadi
dikarenakan hasil produk pelaku usaha hanya akan beredar di wilayah sekitar
tempat pelaku usaha tinggal, dalam hal ini pelau usaha dalam memproduksi
produk harus berhati-hati karena mengingat konsumen adalah keluarga
sendiri dalam satu desa, selai itu untuk menjamin produknya tetap beredar
dalam desa maka dengan sebaik mungkin bahwa mereka memproduksi
10
OJK, “Undang-undang nomor 20 Tahun 2008, Usaha Mikro Kecil dan Menengah”,
https://www.ojk.go.id, Pasal 1. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2021, pukul 09.54 WIB.
11
Wiratna Sujarweni, Akuntansi UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH), (Yogyakarta: PT
Pustaka Baru, 2019), 13.
semata mata untuk keluarganya sendiri yakm selalu berwawasan akan
lingkungan.12

e. Bemandirian
Suatu kegiatan yang dilakukan tanpa banyak tergantung kepada pihak
lain, baik dari aspek sumber daya manusia maupun permodalan Dalam hal
im usaha mikro kecil dan menengah para pelaku usaha dalam memproduksi
produknya murni dari kreatifitas dari dalam duri pelaku usaha selain satu
dalam hal pemodalan pelaku usaha hampir semua menggunakan modal
pribadi yang seringkali modal untuk kegiatan usaha bercampur dengan
modal atau uang pribadi, adapun beberapa pelaku usaha melakukan
pinjaman kepada pihak bank kecil dengan maksud untuk usaha sendiri bukan
berdasarkan kolektif atau instansi.

f. Keseimbangan kemajuan
Suatu usaha yang dilakukan fleksibel dapat mengikuti kemajuan yang
ada. Pelaku usaha dalam usaha kecil dan menengah dapat terus mengikuti
kemajuan selagi pelaku usaha mampu.

g. Kesatuan ekonomi nasional


Merupakan asas pemberdayaan usaha Mikro Kecil dan menengah yang
dalam hal ini usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran yang sangat
penting untuk perekonomian nasional Dengan banyaknya pelaku usaha
mikro kecil dan menengah maka kemandirian sebuah masyarakat akan lebih
baik. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian
nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.13

2. Klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM dapat dikelompokkan menjadi:14

1. Usaha Dagang

12
Sujarweni, Akuntansi, 13.
13
Sujarweni, Akuntansi, 13.
14
Sujarweni, Akuntansi, 10.
Usaha dagang merupakan suatu usaha yang kegiatan utamanya membeli
produk atau barang dari pemasok (suppher) dan menjualnya kembali kepada
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Contohnya:

a. Keagenan: agen koran/majalah, sepatu, pakaian, kosmetik.


b. Pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan.
c. Sektor Informal: pengumpul barang bekas, pedagang kaki lima.
2. Usaha Pertanian dan Perikanan
Usaha pertanian dan perikanan merupakan suatu usaha yang kegiatannya
melakukan pemeliharaan tanaman atau hewan sampai dengan tanaman dan
hewan tersebut mendatangkan keuntungan. Contohnya:

a. Perkebunan: pembibitan, sayur-sayuran.


b. Peternakan: ternak ayam petelur, susu.
c. Perikanan: tambang udang, kolam ikan.
3. Usaha Industri
Usaha manufaktur merupakan suatu usaha yang kegiatannya mengelola
bahan mentah (bahan baku) menyediakan produk atau barang jadi yang siap
dijual kepada konsumen. Contohnya:

a. Industri makanan/minuman
b. Pertambangan
c. Pertambangan
d. Konveksi
4. Usaha Jasa
Usaha jasa (Service Business) merupakan suatu usaha yang kegiatannya
dilakukan dengan cara memberikan jasa kepada konsumen dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan.

a. Jasa Konsultan
b. Jasa Advokat
c. Perbengkelan
d. Restoran
e. Jasa Konstruksi
f. Jasa Transportasi
g. Jasa Telekomunikasi
h. Jasa Pendidikan
i. Jasa Simpan Pinjaman15
3. Ciri - Ciri Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Adapun ciri-ciri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) antara


lain:16

a. Jenis produk yang dihasilkan merupakan produk yang dibutuhkan oleh


customer.
b. Tempat usaha yang didirikan pada umumnya menetap dan tidak
berpindahpindah.
c. Memiliki izin usaha atau syarat legalitas lainnya, contohnya Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan lain sebagainya.
d. Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki jiwa entrepreuner,
sehingga mampu mengola usahanya untuk lebih maju.
e. Memiliki perencanaan bisnis (business planning) yang baik sehingga
perusahaan dapat merealisasikan tujuan bisnisnya.
f. Membuat laporan keuangan, suatu usaha setidaknya telah memilik
pembukuan sederhana, yang memisahkan antara Aset, Kewajiban, maupun
Modal milik usaha dengan milik pribadi (keluarga).17
C. Produk Halal
Produk adalah segala sesuatu yang dapat dijual belikan dan juga ditawarkan
kepada pasar untuk memuaskan sesuatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang,
jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi dan ide. Dari pengertian
tersebut dapat di simpulkan bahwa produk adalah segala al yang ditawarkan pasar
baik itu benda yang berwujud atau tidak dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Menurut UUD nomer 33 tahun 2014 produk adalah barang atau jasa yang
terkait dengan kebutuhan hidup baik kebutuhan pokok atau kebutuhan yang lain.

15
Sujarweni, Akuntansi, 10.
16
Sujarweni, Akuntansi, 12.
17
Sujarweni, Akuntansi, 12.
Dari pengertian itu yang dimaksud produk adalah segala sesuatu hal yang berwujud
maupun tidak, dapat dipasarkan serta dapat digunakan dan memiliki nilai manfaat
bagi konsumen.
Halal adalah segala sesuatu yang diizinkan agama islam, sedangkan halal
dalam bahasa arab berasal dari kata halla yang artinya lepas atau tidak terikat.
Secara istilah halal berarti hal-hal yang boleh yang dilakukakan karena tidak terikat
dengan ketentuan yang melarangya. Dalam konteks pangan halal adalah makanan
yang boleh dikonsumsi, diproduksi, dipasarakan.
Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa regulasi kebijakan produk makanan halal adalah peraturan-
peraturan yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan leh Lembaga
dalam hal ini pemerintah yang bertujuan untuk melindungi masyarakat terutama
umat muslim dari mengknsumsi zat-zat yang tidak memenuhi syarat-syarat makanan
halal sesuai ajaran islam.
Berikut macam-macam aturan tentang kehalalan dan keharaman suatu
produk ;
1. segala sesuatu pada dasarnya adalah diperbolehkan, dengan beberapa
pengecualian yang di larang secara khusus
2. mengahalalkan dan mengahramkan suatu produk apapun merupakan hak
Allah SWT semata.
3. mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram serupa dengan
syrik.
4. alasan mendasar diharamkanya segala sesuatu adalah timbulnya
keburukan dan bahaya.
5. pada yang halal terdapat sesuatu yang bisa menghindarkan dari yang
haram. Allah SWT hanya melarang segala sesuatu yang di perlukan
dengan menggantinya dengan sesuatu pilihan yang lebih baik.
6. apapun yang membawa ke produk non-halal adalah tidak diperbolehkan.
7. bersiasat atas produk yang non-halal adalah tidak dibenarkan
8. niat yang baik tidak dapat membenrakan yang haram.
9. Tidak ada memilah-milah terhadap suatu produk nonhalal.
Sedangkan menurut UU JPH, produk halal adalah produk yang telah
dinyatakan halal sesuai dengan syariat islam dan jaminan produk halal adalah
kepastian kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal. Dalam Al-
Qur’an disebutkan bahwa makanan dan minuman yang di haramkan adalah bangkai
binatang kecuali ikan dan belalang, darah, babi, dan daging hewan yang disembelih
tidak menyebut nama Allah SWT, serta khamr atau minuman yang memabukkan.
Jadi secara umum di artikan bahwa produk halal adalah produk yang
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syarat islam yaitu ;
1. Tidak mengandung daging babi
2. Tidak mengandung bahan-bahan yang di haramkan seperti bahan-
bahan yang berhasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran, dan
lain-lain.
3. Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang di sembelih
menurut tata cara syarat islam.
4. Semua tempat seprti pasar , transportasi, pabrik tidak boleh
digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang
yang haram harus dibesirkan dengan cara yang di atur syariat islam.
5. Semua makanan yang tidak mengandung minuman khamr.
Namun perkembangan teknologi semakin canggih bisa menciptakan aneka
produk olahan yang kehalalanya yang diragukan. Banyak bahan haram tambahan
yang di manfaatkan sebagai bahan baku, bahan produk, atau bahan tambahan pada
berbgai produk olahan. Akibatnya kehalalan dan keharaman sebuah produk
seringkali tidak jelas kehalalanya karena tercampur bahan yang di ragukan
kehalalanya. Hal ini menyebabkan berbgai macam produk olahan menjadi
meragukan dan tidak jelas status kehalalnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, Fatwa MUI menyimpulkan bahwa semua
produk olahan pada dasarnya adalah barang yang diragukan. Oleh karena itu di
perlakukan kajiandan penelahahan sebelum menetapkan status halal atau haramnya
suatu produk. Hal ini dilakukan untuk melindungi umat islam dalam mengkonsumsi
suatu produk.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. jfgsjd
B. Gsss
C. dhfsl
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Peran El Rumi Farm taman edukasi peternakan dalam menguatkan ekonomi
islam melalui pendekatan sosiopreneur berbasis Edupark di Era Pandemi Covid-
19
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
El Rumi farm memiliki
2. Saran
Diharapkan pemerintah meilirik dan meningkatkan pembiayaan untuk
taman edukasi dan peternakan supaya dalam mengembangkan unit kegiatan
ataupun keberlangsungan program ini dapat berjalan dan maju dengan pesat dan
juga untuk kestabilan perekonomian Indonesia di bidang taman edukasi dan
peternakan di Era Pandemi Covid 19.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2020. Mengenal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM Lebih Dekat.
Cet. Pertama. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.
OJK. “Undang-undang nomor 20 Tahun 2008, Usaha Mikro Kecil dan Menengah”.
https://www.ojk.go.id. Pasal 1. Diakses pada Tanggal 28 Oktober 2021. Pukul
09.54 WIB.
Wiratna Sujarweni. 2019. Akuntansi UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH).
Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai