Anda di halaman 1dari 29

MODUL

USAHA MIKRO KECIL MENENGAH


(UMKM)

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah selesai mengikuti modul ini mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami definisi,
ciri-ciri, klasifikasi, kriteria, syarat mendirikan, peranan, jenis-jenis, kelebihan kekurangan,
soluai mengatasi permasalahan UMKM, contoh UMKM dan contoh kasus umkm yang ada di
Indonesia serta mampu menerapkannya dalam mengawali usaha baik dalam usaha mikro,
kecil dan menengah.

Deskripsi Materi
Materi yang disampaikan dalam modul ini adalah :
1. Definisi Usaha Kecil Menengah (UMKM).
2. Ciri-ciri Usaha Kecil Menengah (UMKM).
3. Klasifikasi dari (UMKM).
4. Kriteria Usaha Kecil Menengah (UMKM).
5. Syarat mendirikan Usaha Kecil Menengah (UMKM).
6. Peranan dari (UMKM).
7. Jenis-jenis Usaha Kecil Menengah (UMKM).
8. Kelebihan dan kekurangan Usaha Kecil Menengah (UMKM).
9. Solusi Dalam Mengatasi Permasalahan (UMKM)
10. Contoh kegiatan Usaha Kecil Menengah (UMKM).
11. Contoh kasus Usaha Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia.

Materi Isi
A. Definisi UMKM
Secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha kecil menengah
merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu jenis usaha yang didirikan oleh
pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (belum
termasuk tanah dan bangunan). Dari pengertian tersebut, ada beberapa definisi-definisi
UKM yang lain.

1
Usaha atau bisa disebut dengan kewirausahaan. Istilah kewirausahaan menurut
Peggy A.Lambing dan Charles R. Kuel dalam bukunya Entrepreneurship adalah
tindakan kreatif yang membangun suatu value dari sesuatu yang tidak ada.
Entrepreneurship merupakan proses untuk menangkap dan mewujudkan suatu peluang
terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil
risiko yang telah diperhitungkan.
Menurut The American Heritage Dictionary, wirausahawan (entrepreneur),
didefinisikan dengan, seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan dan
memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Dalam pengertian
ini terdapat kata mengorganisasikan, apakah yang diorganisasikan tersebut. Demikian
juga terdapat kata mengoperasikan dan memperhitungkan risiko. Seorang pelaku usaha
dalam skala yang kecil sekalipun dalam menjalankan kegiatannya akan selalu
menggunakan berbagai sumber daya. Sumber daya organisasi usaha meliputi, sumber
daya manusia, finansial, peralatan fisik, informasi dan waktu. Dengan demikian seoarng
pelaku usaha telah melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya yang dimiliknya
dalam ruang dan dimensi yang terbatas dan berusaha mengoperasikan sebagai kegiatan
usaha guna mencapai laba. Dalam mengorganisasikan dan mengoperasikan usahanya
tersebut ia berhadapan dengan sejumlah risiko, utamanya risiko kegagalan. Mengapa
demikian? Jawabannya tidak lain karena berbagai sumber daya yang dimiliki
keterbatasan, jelas mengandung sejumlah risiko. Itulah hal yang dilakukan oleh seorang
pelaku usaha yang memiliki jiwa kewirausahaan.
Termasuk usaha kecil dan menengah adalah semua pedagang kecil dan menengah,
penyedia jasa kecil dan menengah, petani dan peternak kecil dan menengah, kerajinan
rakyat dan industri kecil, dan lain sebagainya, misalnya warung di kampung-kampung,
toko kelontong, koperasi serba usaha. Koperasi Unit Desa (KUD), toko serba ada wartel,
ternak ayam, sebagainya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, pengertian Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) adalah:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
2
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
3. Yang dimaksud usaha kecil dan menengah adalah kegiatan usaha dengan skala
aktivitas yang tidak terlalu besar, manajaemen masih sangat sederhana, modal yang
tersedia terbatas, pasar yang dijangkau juga belum luas.
4. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini. Dunia usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah, dan usaha besar.
5. Kata lain dari pelaku usaha adalah wirausahawan (entrepreneuship). Secara
sederhana, wirausahawan (entrepreneuship) dapat diartikan sebagai pengusaha
yang mampu meliat peluang dengan mencari dana serta sumber daya lain yang
diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, berani menanggung risiko yang
berkaitan dengan pelaksanaan bisnis yang ditekuninya, serta menjalankan usaha
tersebut dengan rencana pertumbuhan dan ekspansi.

Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, mendefinisikan


UMKM sebagai usaha kecil yang memiliki aset di luar tanah dan bangunan sama atau
lebih kecil dari Rp 200 juta dengan omset tahunan hingga Rp 1 miliar. Sedangkan
pengertian usaha menengah ialah badan usaha resmi yang memiliki aset antara Rp 200
juta sd Rp 10 miliar.

Sedangkan kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU


Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omset yang
dimiliki oleh sebuah usaha.

B. Ciri-ciri UMKM
1. Ciri-Ciri Usaha Mikro
Berikut ini adalah ciri-ciri usaha mikro:
1. Jenis barang yang dijual itu tidak selalu tetap atau sama, artinya dapat berubah
kapanpun.

3
2. Tempat usahanya juga tidak menetap, artinya dapat berpindah tempat sewaktu-
waktu.
3. Belum pernah melakukan dalam hal administrasi keuangan, serta juga
menggabungkan kekayaan keluarga dengan keuangan usaha. Tetap dapat
berkembang meski negara mengalami krisis ekonomi.
4. Tidak sensitif terhadap suku bunga.
5. Pemilik usaha mikro ini biasanya jujur serta ulet dan juga mau untuk dibimbing
apabila menerima pendekatan yang tepat.
6. Sulit untuk mendapat bantuan kredit dari perbankan

7. Tenaga kerja yang dimiliki tidak banyak, sekitar 1 sampai 5 orang saja, termasuk
juga anggota keluarganya.

8. Usahanya juga relatif kecil.

9. Lokasi usaha itu berada di lingkungan rumah.

10. Jarang terlibat dalam kegiatan atau aktivitas ekspor-impor.

11. Manajemen usaha juga dilakukan sendiri dengan secara sederhana.

2. Ciri-Ciri Usaha Kecil


Berikut ini merupakan beberapa hal yang membedakan usaha kecil dengan jenis usaha
lainnya :

1. Tidak mempunyai sistem pembukuan. Hal tersebut mengakibatkan pengusaha


kecil tidak dapat atau sulit mendapat bantuan kredit dari perbankan.

2. Sulit untuk dalammeningkatkan atau juga memperbesar skala usahanya. Hal


tersebut terjadi disebabkan karena biasanya teknologi yang digunakan memiliki
sifat semi modern, bahkan juga ada yang mengerjakan usaha kecil dengan secara
tradisional (tanpa teknologi).

3. Tidak terlibat dalam aktivitas / kegiatan ekspor-impor.

4. Modal yang dimiliki jumlahnya terbatas.

5. Pemilik usaha kecil tidak dapat membayar gaji pegawai dalam jumlah besar.

4
6. Biaya produksi per unit lebih tinggi disebabkan karena pemilik usaha kecil ini
tidak mendapat diskon pembelian seperti yang didapat dari perusahaan besar.

7. Jenis produk yang dijual juga tidak banyak. Apabila produk baru mereka tidak
laku di pasaran, atau juga produk lamanya itu ketinggalan zaman, usaha kecil
tersebut bisa saja mengalami kebangkrutan.

8. Kurang dapat dipercaya oleh masyarakat. Usaha kecil tersebut harus berusaha dan
juga memberikan bukti saat menawarkan produk baru. Disebabkan, apabila
reputasinya dulu itu kurang akan diperhitungkan oleh masyarakat. Masyarakat
akan cenderung menerima serta juga menyukai produk dari perusahaan besar
dikarenakan sudah memiliki namanya sudah dikenal banyak orang.

3. Ciri-Ciri Usaha Menengah


Berikut ini adalah beberapa ciri usaha menengah yang membedakannya dengan jenis
usaha lain:

1. Memiliki manajemen usaha yang lebih baik dan lebih modern. Adanya
pembagian tugas yang jelas antara bagian produksi, bagian pemasaran, bagian
keuangan, dsb.

2. Pernah melakukan administrasi keuangan dengan cara menerapkan sistem


akuntansi secara teratur. Hal ini akan mempermudah pihak tertentu dalam
melakukan pemeriksaan dan juga penilaian.

3. Memberikan jaminan sosial kepada para pekerja, seperti jamsostek, jaminan


kesehatan, dsb.

4. Telah mengurus segala persyaratan legalitas, seperti izin tetangga, izin usaha,
NPWP, izin tempat, dan lain sebagainya.

4. Ciri-ciri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)


UMKM didalam pelaksanaannya itu memiliki karakteristik yang berbeda.
Karakteristik ini bertujuan untuk dapat membedakan UMKM dengan jenis usaha
lainnya. Disebabkan karena UMKM sendiri merupakan bentuk usaha yang berbeda
dengan jenis usaha biasanya. Nah dibawah ini merupakan ciri-ciri dari UMKM
diantaranya sebagai berikut:

5
a. Barangnya Dapat Berganti-ganti
Barang yang diperjual belikan dalam aktivitas atau kegiatan UMKM dapat
berganti-ganti. Hal tersebut dikarenakan UMKM merupakan usaha mikro kecil
serta menengah yang jumlah barang dagangannya itu belum terlalu banyak. Untuk
itu tidak akan ada masalah jikaberganti barang dagangan.
b. Lokasi Dapat Berpindah-pindah
Lokasi didalam penerapan UMKM tersebut dapat berpindah-pindah. Perpindahan
itu disebabkana ijin badan usaha yang didapatkan oleh pengelola UMKM tersebut
tidak termasuk tanah dan jugaa bangunan. Maka akan dapata sangat mudah
apabila ingin berpindah lokasi pekerjaan.
c. Belum Mempunyai Administrasi Organisasi
Didalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas perdagangan, suatu UMKM
menjalankan bisnisnya itu tidak atas dasar administrasi organisasi. Hal tersebut
disebabkan karena belum adanya pengaturan kebijakan dari badan usaha itu
sendiri.

C. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini
terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi
keharusan penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan
banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).

1. Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa
disebut sektor informal. Contohnya pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan
subkontrak dan ekspor. 4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil

6
dan Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).

D. Kriteria dari usaha kecil (UMKM)

Tabel 1.1 Kriteria UMKM

No Usaha Kriteria Asset Kriteria Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar

Sumber : Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2012

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria


sebagai berikut:
1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria yakni:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

7
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta`rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).

E. Syarat mendirikan usaha kecil (UMKM)


Adapun beberapa syarat-syarat dan cara Mendirikan Usaha Mikro Kecil Menengah:
1. SIUP (Surat Izin Usah perdagangan) Mikro
Jenis izin usaha ini merupakan surat izin yang diberikan pada pengusaha yang
usahanya masuk dalam kategori sangat kecil atau mikro. Jadi, SIUP ini diperuntukkan
bagi mereka yang memiliki usaha dengan modal dan kekayaan bersih tidak lebih dari
Rp50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. SIUP (Surat Izin Usah perdagangan) Kecil
Sesuai dengan namanya, izin usaha ini diberikan kepada pelaku usaha tergolong kecil.
Kelompok usaha ini berada di atas pengusaha mikro, karena modal dan kekayaan
bersih untuk usaha ini sekitar Rp50 juta hingga Rp500 juta, tidak termasuk tanah dan
tempat usaha. Surat izin usaha kelompok usaha kecil ini adalah SIUP Kecil.
3. SIUP (Surat Izin Usah perdagangan) Kecil
Sesuai dengan namanya, izin usaha ini diberikan kepada pelaku usaha tergolong kecil.
Kelompok usaha ini berada di atas pengusaha mikro, karena modal dan kekayaan
bersih untuk usaha ini sekitar Rp50 juta hingga Rp500 juta, tidak termasuk tanah dan
tempat usaha. Surat izin usaha kelompok usaha kecil ini adalah SIUP Kecil.
4. SIUP (Surat Izin Usah perdagangan) Besar

8
untuk jenis usaha skala besar, sudah pasti wajib mengantongi yang namanya surat izin
usaha perdagangan. Usaha jenis ini merupakan usaha dengan modal dan kekayaan
bersih lebih dari Rp10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
5. Buat Manajemen dengan Jelas
Langkah awal yang harus betul-betul Anda perhatikan adalah manajemen usaha,
sesederhana apa pun kegiatan bisnis yang Anda lakoni. Merekrut karyawan,
mengelola keuangan perusahaan dengan baik, serta melakukan pembukuan, harus
diatur serapi mungkin. Manajemen yang jelas akan berdampak positif terhadap
kelangsungan usaha itu sendiri.
6. Jeli Melihat Peluang
Salah satu kunci sukses tidaknya usaha adalah kejelian pelaku bisnis dalam melihat
peluang. Oleh karena itu, coba perhatikan lingkungan sekitar Anda, kira-kira jenis
usaha apa yang paling cocok untuk dikembangkan di situ. Misal lokasi Anda dekat
dengan kampus, maka usaha kuliner, fotokopi, atau bahkan toko buku sangat cocok
dikembangkan. Ingat, tetap perhatikan selera dan kemauan pasar agar Anda terus bisa
berinovasi.
7. Unggulkan Keunikan Produk
Kelarisan suatu produk di pasaran salah satunya ikut ditentukan oleh unik tidaknya
produk tersebut. Produk yang unik bukan berarti yang tidak pernah ada sebelumnya.
Di sini, Anda dituntut untuk berpikir kreatif, misalnya dengan mengemas produk
dengan kemasan yang tak biasa, strategi promosi yang berbeda, dan sebagainya.
Kuncinya, buat produk Anda semenarik mungkin dan lain daripada yang lain.
8. Urus Administrasinya
Setelah persiapan manajemen dan produk sudah diatur dan dijalankan dengan baik,
saatnya Anda mulai serius mengurus administrasinya. Meskipun usaha yang Anda
jalankan tergolong kecil, aspek administrasi juga sangat perlu diperhatikan. Selain
menandakan bahwa Anda serius berbisnis, administrasi semacam ini juga akan sangat
diperlukan suatu hari, misalnya ketika Anda hendak mengikuti seminar atau workshop
kewirausahaan.
9. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Pada dasarnya, usaha yang masih bertaraf UKM tidak perlu mengajukan permintaan
pembuatan TDP, tapi dokumen ini tetap bisa diurus jika memang diperlukan.
10. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

9
Nomor Pokok Wajib Pajak wajib dimiliki dengan memakai nama pemilik/
penanggung jawab perusahaan.
11. Izin Gangguan
Izin gangguan dikeluarkan sebagai bentuk izin pendirian usaha di lokasi tertentu
yang bisa jadi menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerugian.

F. Peranan UMKM
Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran
penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara
sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di negara maju,
UMKM sangat penting, tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak
tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang
berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk
domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.

G. Jenis-jenis usaha kecil (UMKM)


1. Jenis-Jenis Usaha Mikro
Jenis usaha mikro antara lain warung kelontong, warung nasi, tukang cukur, tambal
ban, peternak lele, peternak ayam, dsb.
2. Jenis-Jenis Usaha Kecil
Pada hakikatnya, usaha kecil digolongkan menjadi tiga jenis:
Industri kecil, contohnya: industri kerajinan tangan, industri logam, industri
rumahan, dan lain sebagainya.
Perusahaan berskala kecil, contohnya: toserba, koperasi, mini market, dan lain-lain.
Usaha informal, contohnya: pedagang kaki lima yang menjual sayur, daging, dsb.
3. Jenis-Jenis Usaha Menengah
Berikut ini adalah beberapa jenis usaha menengah:

Usaha pertanian, perkebunan, perternakan, kehutanan skala menengah.

Usaha perdagangan skala besar yang melibatkan kegiatan ekspor-impor.

Usaha ekspedisi muatan kapal laut, garmen, dan jasa transportasi seperti bus yang
bepergian antar propinsi.

10
Usaha industri makanan, minuman, elektronik, dan logam.

Usaha pertambangan.

H. Kelebihan dan kekurangan dari usaha kecil (UMKM)


UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi
basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah:
Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja
patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan 50% tenaga
kerja yang tersedia.
Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti
dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.
Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen sederhana dan
fleksibel terhadap perubahan pasar.
Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang
lainnya.
Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang dilaksanakan
menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri kecil mampu untuk
dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk mengembangkan sektor lain yang
terkait.
Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan permasalahan dari Usaha
Mikro terdiri dari 2 faktor:
1. Faktor Internal
Faktor internal, merupakan masalah klasik dari UMKM yaitu diantaranya:
Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri Kecil lebih
memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran
kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam informasi pasar
dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang
saja.
Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk Industri
Kecil.

11
Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil memanfaatkan modal
sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak pengembang dan
pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran tidak
adanya monitoring dan program yang tumpang tindih.

I. Solusi dalam mengatasi Permasalahan UKM

Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UMKM dan langkah-langkah


yang selama ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai
berikut:

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif.

Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain


dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta
penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang
tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu peningkatan permodalannya,
baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema
penjaminan, leasing dan dana modal ventura.

2. Perlindungan Usaha.
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan
usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari
pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang
bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
3. Pengembangan Kemitraan.
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UMKM, atau
antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri,
untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk
memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien.
4. Pelatihan.

12
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam aspek
kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya
dalam pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk
menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui
pengembangan kemitraan rintisan.
5. Membentuk Lembaga Khusus.
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya
penumbuhkembangan UMKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam
rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi
oleh UMKM.
6. Mengembangkan Sarana dan Prasarana.
Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UMKM di tempat-tempat yang
strategis sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UMKM tersebut.

J. Contoh dari badan usaha kecil (UMKM) di Indonesia


1. Contoh Usaha Mikro
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya;
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,
industri pandai besi pembuat alat-alat;
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit
(konveksi).
2. Contoh Usaha Kecil
Pada hakikatnya, usaha kecil ini digolongkan menjadi tiga (3) macam jenis
diantaranya:
Industri kecil, contohnya seperti: industri logam, industri rumahan, industri
kerajinan tangan, dan lain sebagainya.

Perusahaan berskala kecil, contohnya seperti: koperasi, mini market, toserba, dan
lain-lain.

13
Usaha informal, contohnya seperti: pedagang kaki lima dengan menjual sayur,
daging, dsb.

3. Contoh Usaha Menengah


Berikut ini adalah beberapa jenis usaha menengah:
Usaha perkebunan, perternakan, pertanian, kehutanan skala menengah.
Usaha perdagangan skala besar yang melibatkan aktivitas atau kegiatan ekspor-
impor.
Usaha ekspedisi muatan kapal laut, garmen, serta juga jasa transportasi seperti
bus dengan jalur propinsi.
Usaha industri makanan, minuman, elektronik, serta juga logam.
Usaha pertambangan

K. Contoh Kasus UMKM yang ada di Indonesia


Contoh Kasus 1
Jangan Remehkan UMKM, Kecil-Kecil Cabe Rawit
Mikhael Gewati Kompas.com - 07/12/2018, 11:36 WIB
PT PGN (Persero) Tbk mengklaim pelaku UMKM di Jawa Timur mempu
meningkatkan efisiensi dengan pemakaian gas bumi PT PGN (Persero) Tbk mengklaim
pelaku UMKM di Jawa Timur mempu meningkatkan efisiensi dengan pemakaian gas
bumi KOMPAS.com –
Kecil-kecil cabe rawit. Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan peranan
sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) bagi perekonomian Nasional. Meski
skala usaha para pelaku UMKM kalah mentereng dibandingkan perusahaan besar, tetapi
sektor ini berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini diamini Direktur
Jenderal Pajak (DJP) Robert Pakpahan.
"UMKM menjadi tulang punggung perekonomian. Ini karena UMKM
merepresentasikan 98,8 persen unit usaha yang ada di ekonomi," kata Robert seperti
dimuat Kontan.co.id Rabu (10/10/2018).
Lebih dari itu, lanjut Robert, penyerapan tenaga kerja di UMKM juga terhitung
tinggi, yakni sekitar 96,99 persen dari total tenaga kerja. Sektor ini juga menyumbang
60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

14
Hal senada diutarakan Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia
(HIPPI) Suryani Motik. Seperti diwartakan Kompas.com, Rabu (10/7/2018) Suryani
mengatakan, UMKM bisa membantu pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan
ekonomi Nasional.
Menurut dia, ini terjadi lantaran UMKM tersebar di seluruh penjuru negeri dan
menguasai sekitar 99 persen aktivitas bisnis dengan lebih dari 98 persen berstatus usaha
mikro.
Dia menambahkan, kuatnya UMKM dalam membangun perekonomian nasional
karena keunggulannya di beberapa faktor. Di antaranya adalah punya kemampuan fokus
yang spesifik, fleksibilitas nasional, biaya rendah, dan kecepatan inovasi. Pelaku UMKM
memamerkan produknya di Pameran Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention
Center, Jakarta. Pelaku UMKM memamerkan produknya di Pameran Karya Kreatif
Indonesia di Jakarta Convention Center, Jakarta. (KOMPAS.com/AMBARANIE
NADIA)
Sayang potensi UMKM untuk benar-benar menopang perekonomian belum
diberdayakan maksimal. Sebab banyak pelaku UMKM yang tidak mendapatkan akses
pembiayaan bank untuk mengembangkan usahanya. Mereka dianggap tidak memenuhi
persyaratan perbankan.
Data Kementerian Koperasi dan UKM sampai akhir tahun 2015 menyebutkan,
jumlah UMKM yang tidak mendapat pembiayaan bank melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) sebesar 71,5 persen atau sekitar 44,2 juta UMKM. Sementara yang sudah
mendapat pinjaman dari perbankan hanya 28,5 persen dari 61,6 juta UMKM.
Makanya tak heran, kalau banyak dari mereka yang mencari pinjaman dari sumber
informal. Diwartakan Kompas.com, Senin (14/11/2018), sebanyak 43 persen UMKM
lokal meminjam dari sumber informal, seperti rentenir dan sejenisnya.
Kondisi ini sungguh ironi karena merugikan pelaku UMKM. Sebab meminjam ke
pihak informal dikenakan biaya bunga cukup tinggi, sehingga bila tidak mampu
membayar maka usaha mereka terancam tutup dan terjerat hutang.

15
Pembiayaan Ultra Mikro
Melihat permasalahan tersebut, pemerintah pun tidak tinggal diam. Dengan
bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Kementerian Keuangan
meluncurkan Pembiayaan Ultra Mikro ( UMi) pada 2017.
APBN sendiri adalah #UangKita, yaitu uang rakyat Indonesia yang digunakan
sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembiayaan dengan maksimal pinjaman Rp 10 juta ini ditujukan untuk pelaku usaha
mikro yang berada di lapisan terbawah dan belum mendapat fasilitas perbankan. Menteri
Keuangan Sri Mulyani (tengah) berpose bersama penerima Pembiayaan Ultra Mikro
(UMi). Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) berpose bersama penerima Pembiayaan
Ultra Mikro (UMi).(Dok. Kementerian Keuangan RI)
Dengan memperoleh UMi diharapkan mereka bisa mandiri berusaha dan naik kelas.
Arti naik kelas berarti usaha mereka berkembang terus dan meningkatkan aset, sehingga
bisa mendapatkan KUR karena dianggap memenuhi syarat perbankan.
Karena ditujukan untuk pelaku UMKM yang tidak mendapatkan akses perbankan,
syarat mendapatkan Pembiayaan Ultra Miktro juga mudah. Hanya tinggal menyerahkan
fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK), setelah itu menunggu tim survei datang untuk
menilai kelayakan.
Meski begitu, ada beberapa persyarakat utama yang harus dipenuhi untuk
mengajukan Pembiayaan UMi. Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 22
Tahun 2017, mereka yang ingin mengajukan UMi tidak sedang menerima pembiayaan
lain dan memiliki NIK elektronik yang dibuktikan dengan e-KTP atau Surat Keterangan
NIK.
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
peminjam harus memiliki nilai kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha), dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300
juta.
Walau tergolong program baru, per 20 Juli 2018, Pembiayaan UMi sudah disalurkan
ke pelosok nusantara. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sudah Rp 2,5 miliar
yang digelontorkan untuk program ini. Total ada 404.829 debitur yang mendapatkan
kucuran dana tersebut.

16
Lalu, seberapa besar manfaat program ini untuk membantu UMKM? Kompas.com
bertemu dengan tiga pelaku UMKM yang mendapatkan pembiayaan UMi. Mereka
adalah Siti Khadijah, Yuyun, dan Nini Komalasari.
Ketiga ibu rumah tangga itu merasakan betul manfaat Pembiayaan UMi bagi
kemajuan usaha mereka. Kompas.com pun menyajikan secara lengkap kisah sukses
mereka memanfaatkan Pembiayaan UMi dalam sajian Visual Interaktif Kompas (VIP)
"Uang Kita Berdayakan Mereka."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Remehkan UMKM, Kecil-
kecil Cabe Rawit",
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/07/113631626/jangan-remehkan-umkm-
kecil-kecil-cabe-rawit.
Penulis : Mikhael Gewati
Editor : Sri Noviyanti

17
Contoh Kasus 2

Kasus UKM

Contoh kasus UKM yang memiliki Resiko Dalam suatu usaha saat mengelola suatu
produk yang akan dihasilkan dari barang itu belum jadi atau belum siap dipakai menjadi
siap jadi atau siap dipakai. Sebagai salah satu contoh dari banyaknya jenis usaha kecil
menengah (UKM) di Indonesia yang memiliki resiko adalah usaha pembuatan kerupuk.
Sebut saja pabrik ini "irma krupuk". Pabrik ini menjual kerupuk dalam jumlah besar tiap
harinya. Sudah banyak distributor dari kerupuk ini. Pabrik ini awalnya hanya sedikit
memproduksi kerupuk namun karena semakin hari permintaan akan krupuk meningkat
maka produksi kerupuk ini akhirnya semakin pesat.

Namun saat permintaan akan kerupuk semakin banyak makan resiko yang dihadapi
pabrik ini juga semakin besar. Dulunya pembuatan kerupuk pada pabrik ini dengan cara
dijemur saat adonan kerupuk sudah mulai dibentuk melingkar-lingkar namun karena
permintaan akan kerupuk semakin banyak pabrik ini sekarang menggunakan oven
khusus untuk mengeringkan kerupuknya sehingga produksinya semakin cepat dan
semakin rendah pula resikonya. Jika pabrik ini memakai cara pengeringgannya dengan
menjemur adonan kerupuk yang sudah jadi dibawah sinar matahari makan UKM ini akan
menghadapi resiko yang cukup besar. Bicara soal cuaca, pabrik ini harus menyesuaikan
cuaca saat menjemur kerupuk karna itu resiko yang akan dihadapi UKM ini termasuk
dalam resiko tidak disengaja karena UKM ini tidak dapat memprediksi cuaca yang akan
datang tersebut. Syukur saat cuaca sedang terik maka kerupuk tersebut dapat dijemur
namun saat cuaca mendung dan hujan maka penjemuran kerupuk tersebut harus di
hentikan sejenak. Maka timbul lah ide untuk menjemur kerupuk tersebut di oven maka
resiko yang dialami UKM tersebut akan terminimalis.

18
Pendapat dari kasus yang di atas :

Menurut Pendapat saya, Kasus UKM beserta Resikonya Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, karena
selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan
dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di
negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang
mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman
yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini
seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum
mampu bersaing dengan unit usaha lainnya. Instrument kebijakan yang biasanya
diadopsi untuk mengurangi tingkat pengangguran adalah ekspansi permintaan agregat
(aggregate demand) dan kebijakan industrialisasi, baik dalam skala modal besar maupun
skala menengah. Bagaimana pun juga, kebijakan ini akan menjadi lebih efektif bila
perspektif yang digunakan adalah dalam konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah). Hal ini akan memberikan manfaat
yang lebih besar pada sebagian besar masyarakat. Kondisi makroekonomi dan
ketidakseimbangan eksternal, dimana tidak memungkinkan adanya perluasan permintaan
agregat domestik secara signifikan, juga akan memperkuat kebijakan tersebut.

Di Indonesia terdapat sekitar 39 juta usaha mikro, usaha kecil 900.000. Usaha
menengah hanya sekitar 57.000, serta perusahaan besar 2000-an. Namun dalam
menjalankan usahanya yang tetap survive dalam menghadapi krisis ekonomi nasional,
kebanyakan di sektor UKM ( Usaha Kecil Menengah ). Sektor ini terbukti mampu
menggerakkan perekonomian nasional lewat modalnya yang sangat terbatas dimana
tidak jarang para pengusaha di sektor ini menambah modalnya tidak lewat bank ,akan
tetapi menggunakan modal yang berasal dari rentenir. Salah satu hal klasik yang
dihadapi oleh pengusaha di sektor UKM adalah terbatasnya modal yang diberikan oleh

19
pihak bank serta peluang untuk mendapatkannya. Sebagai contoh , peluang konglomerat
lebih besar dibandingkan UKM. Sampai kini tercatat, konglomerat sudah memperoleh
kesempatan. Sementara, pengusaha kecil dan menengah hanya mampu diberi peluang
sekitar Rp 50 trilyun, serta Kredit Usaha.

Namun dibalik kesulitan terutama dalam mendapatkan modal dan resiko dalam
produksi banyak sektor UKM ternyata mampu bertahan menghadapi terjangan krisis
yang menimpa ekonomi Indonesia. Salah satu contoh dari sektor UKM yang dapat
menjalankan usahanya di tengah resiko dalam produksi ialah di bidang pabrik kerupuk .
Namun ada satu hal yang menghambat pengusaha yang bergerak di bidang pabrik
kerupuk, yakni masalah pembuatan kerupuk pada pabrik ini dengan cara dijemur.

20
LATIHAN SOAL

A. PILIHAN GANDA

1. Berikut ini merupakan contoh usaha kecil tradisional adalah……………….


a. Usaha dibidang seni dan budaya
b. Petani
c. Penggarap industri rumah tangga
d. Pedagang keliling

2. Perkembangan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besar
ditunjukkan oleh.....

a. Jumlah tenaga kerja dan kontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja


b. Jumlah unit usaha dan pengusaha, serta kontribusinya terhadap pendapatan
nasional, dan penyediaan lapangan kerja
c. Jumlah pengusaha dan kontribusi pendapatan nasional
d. Semua salah

3. Perkembangan UKM didalam suatu ekonomi selalu diukur dengan tiga indikator
yakni .......
a. Jumlah L
b. NO atau NT
c. Nilai X dari kelompok usaha tersebut baik secara absolute maupun relative
terhadap usaha besar (UB)
d. Nilai X dari kelompok usaha tersebut baik secara absolute maupun relative
terhadap usaha kecil (UK)

4. Aspek yang harus dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut
adalah :
a. Membangun system promosi untuk penetrasi pasar
b. Mengurangi sisem promosi
c. Menurunkan pangsa pasar
d. Tidak merawat jaringan pasar

21
5. Membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah adalah….

a. UB
a. UKM
b. UK
c. UM

6. UKM merupakan perusahaan yang mempunyai kekayaan bersih maksimal Rp. 400
juta. merupakan definisi dari ...
a. Departemen penidustrian dan perdagangan
b. Keppres No. 16/1994
c. Keprres No. 16/1997
d. Bank Indonesia (BI)

7. Dibawah ini aspek yang menjadi hambatan eksternal bagi UKM dalam kegiatan
ekspor yaitu ...
a. Tidak stabilnya pasokan dan harga bahan baku serta bahan pendukung lainnya
b. Masih rendahnya komitmen UKM dalam memenuhi pesanan pelanggan, baik lokal
maupun mancanegara (on time delivery).
c. Masih minimnya sistem managemen yang diterapkan UKM, khususnya dalam
aspek produksi, administrasi, dan keuangan.
d. Rendahnya kualitas SDM, sehingga dalam mengelola usahanya tidak didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang sangat rasional.

8. Dibawah ini aspek yang menjadi hambatan internal bagi UKM dalam kegiatan ekspor
yaitu ...
a. Rendahnya akses UKM terhadap pasar, antara lain meliputi permintaan produk,
standar kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman, dan persaingan harga.
b. Kesulitan memenuhi prosedur dan jangka waktu yang relatif lama untuk
mematenkan produk bagi UKM.
c. Masih munculnya biaya-biaya siluman yang berkaitan dengan ransportasi,
kepabeanan, dan keamanan.

22
d. Terbatasnya modal yang dimiliki UKM, khususnya modal kerja.

9. dibawah ini yang merupakan dua faktor yang mempengaruhi UKM berorientasi
ekspor tidak dapat melakukan ekspor secara langsung adalah ...
a. Export trading problem dan financing problem
b. Export mark properity dan finance trading problem
c. Export trading properity dan financing trading problem
d. Export of mark up dan financing mark properity

10. UKM merupakan usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang serta pendapatan per
tahun 1-2 juta Euro, atau bila kurang dari 10 orang, dimasukan sebagai usaha rumah
tangga. merupakan definisi dari negara ....
a. Amerika Serikat
b. Eropa
c. Korea Selatan
d. Jepang

11. Hukum dagang adalah hukum perdata karena mengatur …


a. Kepentingan publik
b. Kepentingan umum
c. Kepentingan subyek hukum khususnya dalam lingkup pribadi
d. Kepentingan keluarga

12. UKM merupakan perusahaan yang mempunyai kekayaan bersih maksimal Rp 400
juta. Merupaka definisi dari …
a. Departemen perindustrian dan perdagangan.
b. Keppres No. 16/1994
c. Keppres No. 16/1997
d. Bank Indonesia (BI)

13. Apa saja syarat untuk mendirikan usaha kecil (UMKM) …

23
a. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) mikro
b. Tidak izin gangguan
c. Modal besar
d. A dan B benar
14. Apa saja contoh dari UMKM di Indonesia …
a. Perkebunan
b. Peternakan
c. Ekspor-impor
d. Koperasi dan mini market

15. Ada beberapa ciri usaha menengah yang membedakan dengan yang lain, salah
satunya yakni telah mengurus segala persyaratan legalitas. Manakah yang termasuk
dalam ciri usaha dengan kriteria tersebut …
a. Izin usaha
b. Izin tempat
c. NPWP
d. Semua benar

16. Mengembangkan suatu UMKM diperlukan secara matang yaitu, kecuali …


a. Profil pribadi
b. Paket pinjaman
c. A dan B salah
d. A dan B benar

17. Faktor – faktor pokok penentu pemilihan lokasi industri atau UMKM, kecuali …
a. Ketersediaan tenaga kerja
b. Kelengkapan data
c. Ketersediaan alat transportasi
d. Ketersediaan energy

18. Contoh dari badan usaha kecil di Indonesia bermacam-macam salah satunya yakni
usaha kecil, apa saja contoh dari usaha kecil terutama usaha informal …
a. Pedagang kaki lima
b. Toko klontong
24
c. pedagang di pasar
d. Tukang kredit
e. Semua benar

19. “Jenis barang yang dijual itu tidak selalu tetap atau sama” kata tersebut merupakan …
a. Pengertian UMKM
b. Ciri UMKM
c. Syarat pendirian UMKM
d. Jenis-jenis UMKM

20. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM, salah satunya yakni …
a. Penyediaan lapangan kerja
b. Terbatasnya kemampuan SDM
c. Memiliki potensi untuk berkembang
d. A dan C benar

21. Berikut adalah ciri-ciri dari UMKM, kecuali :


a. Barangnya Dapat Berganti-ganti
b. Lokasi Dapat Berpindah-pindah
c. Belum Mempunyai Administrasi Organisasi
d. a, b, c semuanya benar

22. Kriteria UMKM aset yang harus dimiliki oleh usaha mikro adalah :
a. Maksimal 150 juta
b. Maksimal 100 juta
c. Maksimal 100 juta
d. Maksimah 50 juta

23. Kriteria UMKM omset yang harus dimiliki oleh usaha menengah adalah :
a. Maks. 150 juta
b. Maks. 300 Juta
c. > 300 Juta – 2,5 Miliar
d. > 2,5 Miliar – 50 Miliar

25
24. A. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
B. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
C. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
D. Tidak memiliki produk yang akan dijual dan unik
Dari beberapa syarat terbentuknya UMKM diatas yang benar adalah :
a. a, b, c dan d
b. a, c, dan d
c. b dan d
d. a, b dan c

25. A. Industri kecil


B. Perusahaan berskala kecil
C. Usaha informal
D. Usaha perdagangan skala besar
Dari beberapa jenis-jenis usaha kecil diatas yang benar adalah :
a. a dan c
b. b dan d
c. a, b dan c
d. a, b, c dan d benar

26. Yang termasuk kedalam kelebihan UMKM adalah, kecuali :


a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga
kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan 50%
tenaga kerja yang tersedia.
b. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
c. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti
dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.
d. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen sederhana dan
fleksibel terhadap perubahan pasar.

27. Ada 2 kelemahan yang sering terjadi dalam UMKM yaitu :


a. Faktor makro dan mikro
b. Faktor internal dan eksternal
c. Faktor diri sendiri
26
d. Faktor lingkungan

28. Salah satu kelemahan faktor internal dari UMKM adalah :


a. Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk Industri
Kecil.
b. Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil memanfaatkan modal
sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen sederhana dan
fleksibel terhadap perubahan pasar.
d. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia

29. A. Industri kecil, contohnya seperti: industri logam, industri rumahan, industri
kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
B. Perusahaan berskala kecil, contohnya seperti: koperasi, mini market, toserba, dll.
C. Usaha informal, contohnya seperti: pedagang kaki lima dengan menjual sayur,
daging, dsb.
D. Usaha pertambangan
Dari beberapa contoh Usaha kecil diatas manakah yang paling benar :
a. a dan d
b. b dan c
c. a, b dan d
d. a, b, dan c

30. yang termasuk dalam contoh usaha menengah adalah kecuali :


a. Usaha ekspedisi muatan kapal laut, garmen, serta juga jasa transportasi seperti bus
dengan jalur propinsi.
b. Usaha industri makanan, minuman, elektronik, serta juga logam.
c. Usaha pertambangan
d. Perusahaan berskala kecil

27
B. ESSAY

1. Apa yang anda ketahui tentang hubungan dagang dan hukum perdata?
2. Bolehkah Memakai Satu SIUP untuk Dua Kegiatan Usaha yang Berbeda?
3. Apa saja perlindungan hukum bagi usaha mikro, kecil, dan menengah?
4. Jelaskan syarat-syarat dalam mendirikan UMKM ?
5. Jelaskan kriteria asset dan omset dalam UMKM ?
6. Jelaskan kelebihan dan kelemahan UMKM ?
7. Terangkan Model Bisnis e-commerce dan kira-kira bagaimana penerapannya untuk
UKM-UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia !.Apa yang harus dipersiapkan!
8. Apakah UKM mampu menjadi mesin pertumbuhan di masa krisis, jelaskan!
9. Apakah UKM mampu menjadi instrumen utama bagi pemulihan perekonomian ?

10. Apa yang menjadi tantangan bagi UKM dlm mengembangkan usahanya?

DAFTAR PUSTAKA

28
Masriani, Yulies Tienaa, S.H., M. Hum. 2004. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta : Ikrar
Mandiriabadi.

Goesniadhie, Kusnu, Dr. S., S.H., M. Hum 2010. Tata hukum Indonesia Suatu Pengantar.
Malang : Nasa Media.

Aprianti, Diana. 2013. Contoh kasus Usaha Kecil Menengah (UKM)

https://www.kata.co.id/Pengertian/UMKM/1635 diakses tanggal 16 Maret 2019

https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/mau-bisnis-UMKM-jangan-
lupakan-pentingnya-siapkan-siup diakses tanggal 16 Maret 2019

http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/11/pengertian-usaha-mikro-serta-tujuan-dan-
contoh.html diakses tanggal 19 Maret 2019

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/07/113631626/jangan-remehkan-umkm-kecil-
kecil-cabe-rawit diakses tanggal 26 Maret 2019

29

Anda mungkin juga menyukai