KELOMPOK A3
KUPANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman sangat berguna bagi kebutuhan hewan yang merupakan komponen penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan tersebut. Tanaman yang ada dialam sangat
banyak jenisnya. Meskipun demikian, beberapa jenis tanaman dapat mengandung racun yang
dapat membahayakan kesehatan hewan. Hal ini karena pada tanaman yang mengandung
racun tersebut apabila dikonsumsi ternak dapat memacu terjadinya keracunan bahkan
berujung pada kematian. Racun dalam tanaman sebenarnya merupakan salah satu mekanisme
dari tanaman tersebut untuk melawan serangan serangga ataupun predator lain.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Mekanisme fotosensitisasi
b. Fotosesitisasi sekunder atau hepatogenus (Tipe II) akibat dari metabolit racun.
Fotosensitisasi sekunder atau hepatogenus. Kebanyakan fotosensitisasi pada hewan
domestik bukan fotosensitisasi primer tetapi bersifat sekunder terhadap kerusakan hati.
Banyak tanaman dapat menimbulkan kerusakan jaringan hati dan sebagai akibatnya
fotosensitisasi merupakan gejala klinis dari keracunan tanaman. Senyawaan fotosensitisasi
tersebut adalah phylloerythrin. Phylloerythrin berasal dari chlorophyll melalui proses
mikroba di dalam saluran pencernaan. Pigmennya merupakan porphyrin fluorescent.
Senyawa ini diserab kedalam darah portal dan dikeluarkan oleh hati untuk diekskresikan ke
dalam empedu, yang merupakan sirkulasi enterohepatik. Salah satu gambaran kerusakan sel
hati adalah ketidak mampuan dalam mengambil phylloerythrin dari darah sinusoid dan
mengeluarkannya ke dalam empedu. Phylloerythrin yang beredar di dalam darah perifer
secara tidak langsung diekskresikan melalui urin sebagai porphyrin endogenous yang
mengandung berbagai kelompok hydrofilik, dan hal ini juga meningkatkan potensi
fotosensitisasinya. Tanaman-tanaman tersebut adalah:
Cengkeh
Leguminosa
Sapi Bali adalah ras pilihan untuk kegiatan peternakan sapi di daerah dengan
produktivitas pakan hijauan yang rendah (daerah kering), terdapat beberapa kelemahan yang
ditemukan pada sapi Bali, seperti : perlu waktu yang lama untuk berahi kembali setelah
melahirkan, penyakit Jembrana, penyakit Baliziekte dan penyakit Coryza. Penyakit Baliziekte
selalu terjadi pada musim kemarau, paling tidak terjadi selama 9 bulan di daerah-daerah
kering, penyakit ini menunjukkan gejala reaksi hipersensitivitas kulit terhadap sinar matahari
(fotosensitisasi) yang disebabkan oleh konsumsi tanaman yang bersifat meracuni hati, seperti
Lantana camara. Lantana camara mengandung Lantadene-A yang bersifat meracuni hati
(hepatotoksik), sehingga hati akan melepaskan beberapa zat yang akan menimbulkan reaksi
peningkatan kepekaan kulit terhadap sinar matahari (fotosensitisasi). Tanaman sangat mudah
tumbuh dan mampu bertahan dalam situasi kering sehingga terkadang menjadi pilihan
makanan oleh ternak sapi yang dipelihara dengan pola penggembalaan.
2. Tanaman Sianogenik
Tanaman sianogenik adalah tanaman yang mengandung glikosida sianogenik yang
merupakan senyawa yang menghasilkan sianida. Glikosida sianogenik tersebut dapat diubah
menjadi sianida oleh enzim-enzim yang terdapat pada tumbuhan hanya apabila tanaman
tersebut rusak, mengalami perlukaan atau dipotong. Sianida adalah salah satu toksin alami
yang sangat poten.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S., Tarmudji. 1994. Wartazoa Vol.11 No.3 Januari 1994 : Keracunan Sianida pada
Ternak dan Cara Mengatasinya. Bogor : Balai Penelitian Peyakit Hewan
Meredith, T.J., 1993. Antidots for Poisoning by Cyanide. Philadelphia : Elsevier
Utomo, R., Budhi, SPS., Agus, A., Noviandi, C.T. 2008. Bahan Pakan Dan Formulasi
Ransum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak. Malanag : UMM PRESS.