Anda di halaman 1dari 12

MODUL

PEMBELAJARAN
pemeriksaan laboratorium

drh. Steffanie M. C. Noach, M.


Sc

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1
I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI RUANG LINGKUP KOMPETENSI DASAR SEMESTER GENAP


Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
(Pengetahuan) (Keterampilan)
3.20. Mengevaluasi pemeriksaan 4.20. Menyajikan hasil pemeriksaan
sampel laboratorium sampel laboratorium
3.21. Menerapkan prosedur bedah 4.21. Melakukan bedah bangkai
bangkai (nekropsi) pada unggas (nekropsi) pada unggas
3.22. Menerapkan prosedur bedah 4.22. Melakukan bedah bangkai
bangkai (nekropsi) pada mamalia (nekropsi) pada mamalia
3.23. Mengevaluasi bedah bangkai pada 4.23. Menyajikan hasil bedah bangkai
ternak pada ternak
3.24. Menerapkan prosedur 4.24. Melakukan pemeriksaan Patologi
pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) Anatomi (PA)

B. PETUNJUKPENGGUNAANMODUL
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh siswa dan siswi dalam menggunakan
modul pembelajaran sebagai berikut:
1. Membacamateripembelajaransecara keseluruhan denganseksama.
2. Mengetahui dan memahami mengenai berbagai hal penting yang
terdapat dalam modul pembelajaran juga mampu mengaplikasikannya
dalam kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan.
3. Mengerjakantugas pada lembaran kertas kerja secara rapi, lalu
kirimkan foto atau file ke email stefanynoach@gmail.com
sesegera mungkin setelah dibagikan
4. Jawaban pertangaan tugas dapat diketik ataupun ditulis tangan, hasil
pekerjaan diharapkan agar tidak sama dengan teman.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 2
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Nekropsi pada Unggas

A. Kompetensi Dasar
3.21. Menerapkan prosedur nekropsi pada unggas
4.21. Melakukan nekropsi pada unggas
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengetahui anatomi/struktur organ pada unggas.
2. Memahami prinsip dan tujuan dilakukannya nekropsi pada unggas.
3. Memahami prosedur nekropsi pada unggas.
4. Melakukan nekropsi pada unggas.
C. Glosarium
1. Anterior : lebih dekat kebagian depan
2. Dorso-ventral : diantara bagian punggung dan perut (bagian tengah)
3. Insisi : sayatan/irisan
4. Lateral : menjauhi bidang median/dalam
5. Medial : lebih dekat ke bagian median/dalam
6. Medioventral : lebih dekat ke bagian medial/dalam perut
7. Ventral : lebih dekat ke bagian perut
D. Kegiatan Belajar
Salam sejahterah dan salam sehat bagi kita sekalian. Puji dan syukur patut kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenanan dan penyertaan-Nya
kita masih berkesempatan ada sebagaimana kita ada saat ini. Modul pembelajaran
pemeriksaan laboratorium pertemuan 3pada semester genap ini akan
menjelaskanlebih lanjut mengenai pemeriksaan laboratorium untuk memenuhi
kompetensi dasar 3.21. dan 4.21. dalam hal ini adalah menerapkan prosedur nekropsi
pada unggas dan melakukan nekropsi pada unggas.
Materi yang akan kita bahas dalam pembelajaran kali ini merupakan lanjutan
dan pengembangan dari pembelajaran pada pertemuan sebelumnyasehingga
diharapkan dapat menguatkan kembali pemahaman siswa dan siswi mengenai hal
dimaksud sehingga dapat mendukung kelancaran pembahasan materi kali ini.
Nekropsi merupakan suatu tindakan pemeriksaan khusus dalam pemeriksaan
laboratoriumyang paling sering dilakukan pada unggas dengan tujuan menunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 3
anamnesa dan pemeriksaan fisik guna membantu menegakkan diagnosis. Hal
ini dilakukan untuk memastikan penyebab penyakit dan/atau kematian pada unggas
serta untuk mengetahui perubahan apa saja yamg terjadi pada organ yang disebabkan
oleh penyebab penyakit dimaksud. Materi ini menjadi penting untuk
dibahasdengan harapan setelah mengikuti pembelajaran ini siswa dan siswi
mampu memahami prinsip dan tujuan dilakukannya nekropsi, menerapkan prosedur
nekropsi secara baik serta dapat melakukan nekropsi pada unggas.
Diagnosis penyakit berdasarkan hasil nekropsi ini erat kaitannya dengan
tindakan medik veteriner yang akan dilakukan guna mengatasi dan mencegah
penyebab penyakit pada unggas. Siswa dan siswi dapat mengingat kembali dan
memahami pentingnya pemeriksaan laboratorium dalam diagnosis suatu penyakit
pada unggasmelalui materi yang akan dibahas dan direview dalam modul
pembelajaran pemeriksaan laboratorium pertemuan 3.Berikut ini merupakan uraian
materi dalam pertemuan kali ini :
1. Anatomi sistem organ pada unggas
a. Sistem Pencernaan
Ternak unggas seperti ayam memiliki anatomi sistem pencernaan makanan
yang berbeda dengan ternak ruminansia. Sistem pencernaan terdiri dari
saluran pencernaan dan organ asesori. Saluran pencernaan pada ternak
ayam merupakan organ yang menghubungkan antara dunia dalam tubuh
ternak dengan dunia luar, yaitu proses metabolik di dalam tubuh.
Adapun anatomi saluran pencernaan ayam dari bagian depan sampai ke
bagian belakang adalah sebagai berikut: paruh dan lidah (mulut),
kerongkongan (esophagus), tembolok (crop), perut kelenjar
(proventrikulus), ampela (ventrikulus), hati (hepar), kantung empedu,
pankreas, usus dua belad jari (duodenum) usus halus/kecil (small
intestine), usus besar (large intestine), usus buntu (caecum), dan kloaka.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 4
Gambar 1. Leher ayam tampak ventral; A. skematik; B. detail leher dan
tembolok

Gambar 2. Rongga perut ayam tampak ventral; A. skematik saluran


gastrointestinal; B. detail ventrikulus dan duodenum

b. Sistem Pernapasan
Pada unggas, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-
paru. Paru-paru unggas berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Anatomi pernapasan pada unggas
terdiri dari rongga hidung (sinus), batang tenggorok (trachea), cabang
batang tenggorok (bronkus), paru dan kantong udara. Pada bangsa unggas

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 5
udara dihirup masuk ke paru-paru, diteruskan ke dalam kantong udara.
Perubahan tekanan dalam kantong udara menyebabkan udara dapat keluar
masuk paru.

Gambar 3. Skematik paru-paru dan kantung udara bagian kanan tampak


medioventral

c. Sistem Reproduksi
 Reproduksi Jantan
Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis, duktus
epididimis, sepasang duktus deferens dan sebuah alat kopulasi
yang disebut phallus, yang seluruhnya terletak di dalam rongga
perut.

Gambar 4. Detail organ reproduksi ayam jantan tampak ventral

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 6
 Reproduksi Betina
Organ reproduksi betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium
terletak pada rongga tubuh sebelah kiri, pada saat perkembangan
embrio terdapat dua ovarium namun dalam tahap perkembangan
selanjutnya hanya ovarium sebelah kiri yang berkembang
sedangkan sebelah kanan rudimenter. Oviduk merupakan saluran
reproduksi yang terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus,
uterus dan vagina.

Gambar 5. Detail organ reproduksi ayam betina tampak ventral

2. Prinsip dan tujuan Nekropsi


Kejadian atau kasus penyakit di lapangan/peternakan saat ini semakin
meningkat baik penyakit infeksius (agen penyakit) maupun non infeksius
(keracunan atau kecelakaan). Beberapa penyakit yang seringkali menjadi ancaman
bagi peternakan unggas seperti avian influenza (AI), Newcastle disease (ND),
Infectious bronchitis (IN), Snot, Collibacillosis, Chorionic respiratoy disease
(CRD) dan lain sebaginya. Beberapa penyakit ini tentunya memiliki gejala klinis
yang hampir sama sehingga diperlukan kemampuan dalam mendiagnosa suatu
penyakit. Diagnosa merupakan hal utama yang akan menentukan tindakan
pengobatan pada kasus penyakit. Sehingga akan semakin efektif dan efisien dalam
melaksanakan penanganan dan pengobatan bagi ternak sakit secara optimal.
Harapannya mampu mengurangi kerugian yang cukup besar akibat serangan
penyakit yang dapat dihindari dan dicegah terlebih dahulu.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 7
Dalam pembelajaran sebelumnya telah diketahui bahwa diagnosa suatu
penyakit dapat dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik (gejala klinis) dan
pemeriksaan laboratorium, salah satu teknik pemeriksaan yang juga sering
dilakukan dalam menegakkan diagnose penyakit pada ternak adalah bedah bangkai
(nekropsi).Nekropsi adalah pemeriksaan bangkasi secara sistematis dengan maksud
untuk menemukan penyebab kematian, mengkonfirmasi diagnosis, dan menyelidiki
terapi yang gagal jika sebelumnya sudah pernah diobati (Bello et al., 2012).
Melalui nekropsi yang ditunjang dengan informasi mengenai sejarah penyakit
(anamnesa), sifat-sifat antigen penyebab, umur unggas dan karakteristik
epidemiologinya maka diagnosis dapat diarahkan ke suatu penyakit yang lebih
spesifik (Wiedosari dan Wahyuwardani, 2015).
Pelaksanaan nekropsi sebaiknya dilakukan pada ayam yang baru saja mati atau
dimatikan kurang dari 2 jam, mengapa?? Karena jika telah lewat dari batasa waktu
tersebut organ telah mengalami lisis, sehingga perubahan-perubahan yang
ditunjukkan bisa saja bukan karena penyakit/trauma/keracunan namun karena lisis.
Teknik untuk mematikan /membunuh ayam ada beberapa cara seperti
menyembelih, merusak otak, emboli (jantung, vena sayap, otak) dan dekapitasi
(memutuskan tulang leher pertama dengan tulang kepala). Segera setelah selesai
melakukan nekropsi atau bedah bangkai, singkirkan bangkai dari dalam kandang.
Buanglah dengan cara yang aman dilakukan pembakaran pada insenator (tempat
khusus untuk pembakaran) atau dikubur. Cara yang dilakukan yaitu menyediakan
lubang galian dengan kedalaman min. 1,5 meter dan disesuaikan dengan jumlah
ayam yang akan dikuburkan. Ditaburi dengan kapur aktif, masukkan bangkai ayam
kemudian semprot desinfektan. Ditutup dengan jerami kering selanjutnya dibakar,
tutup kembali kemudian ditaburi kapur aktif. Pemeriksaan bedah bangkai
dianjurkan untuk dilakukan jauh dari lokasi kandang, mengapa demikian?? Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar agen infeksius yang kemungkinan ada pada bangkai
unggas yang dinekripsi tidak menjangkiti unggas sehat yang ada di lokasi kandang
(Tabbu, 2000).
3. Prosedur nekropsi pada unggas
Adapun prosedur nekropsi pada ayam sebagai berikut (Butcher, 2003):
1. Bulu Ayam Sampel dibasahi dengan air yang mengandung detergen.
2. Mulut dipotong pada sudut lateral dan dilakukan inspeksi pada rongga mulut.
3. Dilanjutkan sayatan sepanjang leher sampai ke daerah pangkal dada.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 8
4. Sayatan memanjang dilakukan pada esophagus dan crop kemudian diinspeksi.
5. Dibuat sayatan memanjang pada laring dan trakea dan diinspeksi.
6. Paruh dipreparasi dengan potongan melintang di dekat mata. Hal ini akan
memungkinkan pemeriksaan rongga hidung dan akan mengekspos ujung anterior
sinus infraorbital.
7. Dilakukan sayatan lateral yang membujur melalui dinding setiap sinus dan
diperiksa.
8. Bagian kulit longgar antara permukaan medial dari bagian paha dan perut
dilakukan insisi, hal ini bertujuan untuk mengispeksi kaki bagian lateral dan
untuk mendisartikulasi sendi pinggul.
9. Dibuat sayatan memanjang melalui otot-otot dada di setiap sisi dan di atas
persimpangan costochondral. Ujung anterior setiap sayatan harus memotong
pada cerukan dada dan titik tengah dorsoventral. Dengan gunting tulang,
dilakukan pemotongan melalui coracoid dan klavikula.
10. Dibuat sayatan melintang melalui bagian posterior dari otot-otot abdomen.
Dilanjutkan dengan membuat insisi di bagian anterior melalui persimpangan
costochondral. Dinding perut ventral dan bagian dada dilepaskan, kemudian
diamati kantung udara yang terkuak.
11. Setiap organ dipreparasi menggunakan prosedur steril dan diamati kelainan yang
mungkin ditemukan.
E. Rangkuman
Nekropsi merupakan suatu tindakan pemeriksaan khusus dalam pemeriksaan
laboratoriumyang paling sering dilakukan pada unggas dengan tujuan menunjang
anamnesa dan pemeriksaan fisik guna membantu menegakkan diagnosis. Hal
ini dilakukan untuk memastikan penyebab penyakit dan/atau kematian pada unggas
serta untuk mengetahui perubahan apa saja yamg terjadi pada organ yang disebabkan
oleh penyebab penyakit dimaksud.
Selain persiapan alat dan bahan untuk melakukan nekropsi tentunya kita harus
memehami terlebih dahulu anatomi dan fisiologi hewan yang akan di nekropsi, dalam
hal ini unggas agar tidak terjadi terjadi kesalahan selama proses berlangsung dan
efisiensi waktu.
Pelaksanaan nekropsi sebaiknya dilakukan pada ayam yang baru saja mati atau
dimatikan kurang dari 2 jam karena jika telah lewat dari batasa waktu tersebut organ
telah mengalami lisis, sehingga perubahan-perubahan yang ditunjukkan bisa saja

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 9
bukan karena penyakit/trauma/keracunan namun karena lisis. Segera setelah selesai
melakukan nekropsi atau bedah bangkai, singkirkan bangkai dari dalam kandang.
Buanglah dengan cara yang aman dilakukan pembakaran pada insenator (tempat

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 10
khusus untuk pembakaran) atau dikubur. Pemeriksaan bedah bangkai dianjurkan
untuk dilakukan jauh dari lokasi kandang agar agen infeksius yang kemungkinan ada
pada bangkai unggas yang dinekripsi tidak menjangkiti unggas sehat yang ada di
lokasi kandang.

F. Pustaka
Bello., A. Umaru., M. A. Baraya., Y.S. Adamu., Y.A. Jibir., M. Garba., S. Hena.,
S.A, Raji., A.A, Saidu., B. Mahmuda., A. Abubakar., A.A. Umar., A. dan
Musa., D.
2012. Postmortem procedure and diagnostic avian pathology. Scientific Journal
of Zoology, 1(3): 37-41.
Butcher., G. D. Richard., D. M. 2003. Avian Necroppsy Techniques.
http://edis.ifas.ufl.edu/vm009.
Tabbu, C., R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Wiedosari, E. dan Wahyuwardani, S. 2015. Studi kasus penyakit ayam pedaging di
Kabupaten Sukabumi dan Bogor. Jurnal Kedokteran Hewan, 9(1): 9-13.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 11
III. PENUTUP

RefleksiDiri
Setelah mempelajari modul secara keseluruhan, berikut diberikan tabel untuk
mengukur pemahaman diri tehadap materi yang telah dipelajari. Jawablah dengan jujur
terkait dengan penguasaan materi pada kegiatan belajar pertemuan ketiga ini pada tabel
berikut (jawaban dikirim ke email (stefanynoach@gmail.com)
No Pertanyaan Jawaban
Hal-hal apa saja yang
dapat Anda lakukan
1
tekait dengan nekropsi
pada unggas?
Pengalaman baru apa
yang Anda peroleh dari
2
materi nekropsi pada
unggas?
Manfaat apa saja yang
3 Anda peroleh dari materi
nekropsi pada unggas?
Aspek menarik apa saja
yang Anda temukan
4
dalam materi nekropsi
pada unggas?

PEMERIKSAAN LABORATORIUM 12

Anda mungkin juga menyukai