Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SAFIRA MADANIYAH

NIM : 161229199

SOAL UJIAN ONE HEALTH


SEMESTER GENAP 2022/2023
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nama MK : BNE HEALTH

Tipe Soal : Esai

Dosen : Dr. Kadek Rachmawati, M.Kes., Drh

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas

1. Jelaskan bagaimana kondisi implementasi konsep one health di Indonesia jika dikaitkan
dengan situasi human-animal-environmental interconnection di Indonesia?

Suatu konsep dimana kesehatan lingkungan, manusia, dan hewan saling berkaitan
merupakan definisi One Health. Dalam konteks ini terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan untuk dapat mengimplementasi one health dalam situasi human-animal-
environmental interconnection

Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya pendekatan one health hendaknya


dilakukan dengan baik. Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan dengan memberikan
edukasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya interaksi antara manusia-hewan-dan
lingkungan. Kedua, Konsep one health tidak akan terimplementasi apabila tidak ada
kerjasama dan kolaborasi dari beberapa sektor. Peran utama dalam sistem kolaborasi ini
dipegang oleh pemerintah, dimana menjadi tonggak utama dalam mendukung
terimplementasinya one health. Kemudian, kapasitas tenaga kesehatan dan profesional terkait
dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan mengenai one health. Hal ini ditujukan
agar mereka dapat bekerja sama untuk dapat mengimplementasikan one health. Terakhir
adalah pengawasan dan pengendalian penyakit yang harus ditingkatkan guna dapat
mendeteksi dan merespon akan ancaman penyakit secara cepat
Implementasi one health di Indonesia telah dilakukan dengan cukup baik. Hal ini
dibuktikan dengan adanya sistem pemantauan penyakit, sebagai contoh adalah adanya pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit. Kedua adalah terbentuknya kolaborasi antar sektor
yang cukup baik, yakni dengan adanya kolaborasi antar kementerian di Indonesia. Adanya
program vaksinasi dan pengendalian penyakit, seperti contoh pada saat terjadi kasus COVID
19 kemarin, pemerintah sudah menggerakkan untuk diadakannya vaksinasi secara luas.
Terakhir adalah adanya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini dibuktikan
dengan langkah-langkah pemerintah untuk mengurangi deforestasi, melindungi
keanekaragaman hayati, pengatasan perubahan iklim, dan meminimalkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan hewan.

2. Bagaimanakah konsep one health di Indonesia yang baik jika melihat kondisi munculnya
emerging dan reemerging infectious diseases yang sebagian besar (70%) berasal dari hewan
(penyakit zoonosis)?

Menanggapi menanggapi maraknya penyakit zoonosis pada dekade terakhir


seharusnya Indonesia mengimplementasikan konsep one health dengan melakukan kolaborasi
multisektoral. Melalui kolaborasi tersebut akan tercipta manajemen yang baik dalam
menanggapi penyakit zoonosis yang murai merebak. Melihat 5 tahun terakhir kerja
pemerintah Indonesia sudah cukup baik, dibuktikan dengan keberhasilan Indonesia mengatasi
salah satu penyakit zoonosis yakni COVID-19.

Kolaborasi multisektoral menghadirkan berbagai stakeholder yang nantinya bekerja


bersama dalam menyelesaikan masalah yang ditimbulkan akibat outbreak penyakit zoonosis.
Namun, sebaiknya pemerintah terus melakukan perbaikan sistem dengan selalu mengevaluasi
kerja masing-masing sektor. Misalnya, meningkatkan sistem surveilans dengan baik, karena
sejauh ini masalah yang masih belum terpecahkan di Indonesia adalah kurangnya
surveillance pada kasus-kasus zoonosis sehingga kurangnya data tracking yang ditampung
menyebabkan kesulitan dalam manajemen penyelesaian rantai penularan kasus zoonosis.
Rabies misalnya, padahal seharusnya kasus ini sudah bisa diakhiri jika surveillance dapat
tertangani dengan baik. Sehingga kunci keberhasilan dalam menanggapi kasus EID maupun
REID selain deteksi dini adalah dengan membangun sistem advanced surveillance.
Kerjasama multisektoral hendaknya dilakukan bersama untuk meningkatkan mutu
kerja masing-masing stakeholder sehingga segala permasalahan terkait penyakit zoonosis
dapat tertangani dengan baik.

3. Menurut saudara bagaimana konsep one health yang seharusnya diterapkan jika melihat
situasi resistensi antimicrobial situasi terkini baik di Indonesia maupun di dunia?

AMR merupakan salah satu ancaman kesehatan bagi berbagai negara. Tingginya
resistensi antimikroba berasal dari berbagai faktor, seperti penggunaan antibiotik yang
berlebihan pada bidang kesehatan manusia, hewan, maupun pertanian dan tersedianya
antibiotik generik yang murah sehingga membuat masyarakat membeli dan menggunakannya
secara tidak tepat tanpa panduan atau resep dari dokter. Hal ini menyebabkan tingkat
efektivitas obat terhadap suatu penyakit atau infeksi menjadi berkurang, memperpanjang
lamanya waktu penyembuhan penyakit, membuat tingginya angka kematian dan juga
kesakitan, serta dalam ekonomi membuat biaya pengobatan menjadi lebih mahal.

Kerjasama dan pendekatan dari berbagai lintas sector sangat diperlukan guna
menyelesaikan permasalahan ini, baik bersifat nasional maupun internasional yang
melibatkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Konsep one health dapat dilakukan
dengan meningkatkan pengawasan dan pemantauan untuk mendeteksi kasus resistensi
antimikroba yang kemudian datanya dikumpulkan dan dianalisis secara terarah antar sektor
terkait untuk memahami pola resistensi dan penyebarannya. Penyuluhan mengenai edukasi
penggunaan antibiotik yang bijaksana kepada tenaga medis, peternak, dan pemilik hewan
juga dapat dilakukan serta perlu dirancang sebuah policy dengan ketat agar penggunaan
antibiotik yang berlebihan dapat tertangani. Pengetahuan mengenai pentingnya menjaga
kebersihan dan sanitasi juga harus dilakukan untuk menghindari adanya penyebaran infeksi
sehingga penggunaan antibiotik dapat terhindari. Penelitian dan pengembangan oleh tenaga
medis mengenai pengembangan antimikroba baru juga sangat penting untuk mencari
alternatif dari pengobatan infeksi dengan menggunakan non-antibiotik.

4. Bagaimana konsep one health dikaitkan dengan profesi kita sebagai seorang dokter hewan
di Indonesia dengan segala tantangan yang dihadapi terkait dengan keamanan dan ketahanan
pangan (safe food and fair food)?
Profesi Dokter hewan sangat erat kaitannya dengan konsep one health, dikarenakan
hal ini sudah menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang dokter hewan, terutama dalam
menjaga keamanan dan ketahanan pangan di Indoensia. Seorang Dokter hewan wajib
hukumnya untuk membatu dalam menjaga kesehatan hewan, mencegah penyakit, dam
memastikan kualitas pangan yang aman dan adil bagi konsumen. Terdapat beberapa kaitan
antara konsep one health dengan peran dokter hewan dalam menjaga kesehatan dan
ketahanan pangan

Implementasi konsep one health oleh dokter hewan adalah dengan melakukan
pemantauan dan pengendalian penyakit. Seorang dokter hewan wajib terlibat dalam hal
tersebut dikarenakan dokter hewan dapat mengidentifikasi, mencegah, dan mengendalikan
penyakit hewan. Kedua adalah melakukan vaksinasi dan pengobatan hewan, dimana seorang
dokter hewan berperan dalam melaksanakan kedua tugas ini. Ketiga adalah, seorang dokter
hewan wajib untuk patuh terhadap standar keamanan pangan. Dokter hewan dalam kondisi
ini bertugas untuk memastikan bahwa peternakan dan industri pangan hewan memenuhi
standar keamanan pangan. Keempat adalah pengawasan dan pemeliharaan hewan dan
kesejahteraan hewan. Konsep animal welfare wajib hukumnya untuk dipatuhi, terutama
dalam menjaga keamanan dan ketahanan pangan. Terakhir, yakni sekorang dokter hewan
wajib memberikan edukasi kepada publik terakit pentingnya keamanan pangan

5. Profesi kita sebagai seorang dokter hewan juga dapat berkiprah di bidang riset (penelitian).
Bagaimana penerapan konsep one health jika dikaitkan dengan riset yang berbasis pada
emerging dan reemerging infectious diseases?

Dokter hewan merupakan seorang leader dalam menuntaskan segala permasalahan


yang berkaitan dengan one health. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, 70% penyakit
berasal dari hewan. Hanya seorang dokter hewan yang memahami secara mendetail akan
kesehatan hewan. Sebagai dokter hewan yang berkecimpung di ranah penelitian khususnya
berkaitan dengan EID dan REID seharusnya mengimplementasikan konsep one health
dengan merujuk kembali pada One Health Core Competencies yakni melakukan kolaborasi
interdisipliner.

Ketika terjadi outbreak akibat penyakit zoonosis, maka sebagai dokter hewan
sebaiknya kita melakukan kolaborasi dengan berbagai ahli dari banyak disiplin ilmu. Dokter
hewan dalam hal ini tentu memegang kendali dalam bidang kesehatan hewan, meneliti
mengapa spillover pathogens terjadi. Sebuah permasalahan dapat dianaolgikan dengan
sebuah pohon yang utuh, dimana terdapat gejala, penyebab, dan masalah itu sendiri. Saat
memecahkan masalah sistemik, kita tidak dapat menyembuhkan satu bagian saja tanpa
merawat bagian yang lainnya. Sebagai dokter hewan hendaknya kita mengetahui dari mana
proses spillover agen infeksius itu berasal dan bagaimana agen patogen tersebut bisa
menginfeksi manusia. Salah satu upaya dokter hewan di bidang riset adalah melakukan
penelitian terkait diagnosa penyakit. Diagnostik merupakan tonggak keberhasilan penyakit-
penyakit EID maupun REID, dengan mengetahui agen penyebab selanjutnya kita akan
mengetahui langkah apa yang dapat dilakukan agar permasalahan dapat terselesaikan dengan
cara yang efektif dan efisien.

Tiga sektor utama dalam one health melibatkan stakeholder di bidang kesehatan
hewan, kesehatan manusia, dan lingkungan. Akar permasalahan pada kasus outbreak adalah
agen penyebab penyakit atau patogen. Melalui penelitian dokter hewan akan agen patogen
akan memudahkan kerja stakeholder lainnya yang melanjutkan penyelesaian permasalahan
yang ditimbulkan oleh agen patogen ini. Agen patogen khususnya yang bersifat zoonosis
akan berdampak pada kesehatan manusia yang dalam hal ini akan ditangani oleh dokter
manusia. Kemudian sektor yang terdampak lainnya adalah sektor lingkungan dan ekonomi.
Sehingga jika kolaborasi ini dapat tercipta dengan baik maka permasalahan akan
terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai