LANJUT
Oleh:
SIGIT PERDANA
1781321002
Krimpenford et. al., 1991 menghasilkan duo sapi transgenik dari 2470
oosit yang dikoleksi. Hanya 1154 yang menunjukan pronukleus dan diinjeksi
dengan DNA. 287 embryo hatching (28%) don 129 embrio ditransfer pada 99
resipien, 19 ekor anak sapi lahir dan hanya 2 ekor sapi yang berhasil (1,55% dari
embryo yang ditransfer). Pinkert (1994) mengemukakan bahwa beberapa faktor
dapat mempengaruhi keberhasilan mekroinjeksi DNA pada pronukleus antara
lain:
1. Integrasi fragmen DNA linier lebih efisien dibandingkan DNA yang super
coil.
2. Buffer untuk mikroinjeksi terutama pH (disarankan 10 mM Tris, pH 7.4
dengan 0.1 0.3 mM EDTA.
3. Mikroinjeksi DNA pada pronukleus jantan lebih efisien dibandingkan
dengan pronukleus betina.
4. Mikroinjeksi DNA pada pronukleus lebih efisien dibandingkan dengan
injeksi pada sitoplasma.
3. Injeksi gen pada germinal vesikel
Visualisasi dari pronukleus pada sapi sangat sulit dan pertu pertakuan
khusus yaitu sentrifugasi. Pada metode ini penampakan germinal vesikel meski
agak sulit menentukan waktunya tapi penelitian di Polandia berhasil dilakukan
oleh Jura et. al. (1990) dengan dimana DNA dilarutkan dalam larutan buffer dan
diinjeksikan pada mature oesit. Gagne et. al., (1991) melaporkan bahwa injeksi
pada germinal vesikel bisa menjadi alternatif bila ditemukan waktu yang tepat
untuk injeksi dan ini spesifik untuk setiap spesies.
4. Injeksi gen pada sitoplama
Beberapa peneliti mengemukakan kemungkinan injeksi DNA kedalam
sitoplasma. Galli et. al., 1991 melakukan metode ini pada sapi, domba dan babi
yaitu injeksi DNA pada stadium berbeda yaitu pada oosit dan zygot, dan hasil
yang diperoleh sangat rendah persentsenya. Injeksi gen pada sitoplasma banyak
dilakukan pada ikan.
5. Particle gun
Metode ini banyak digunakan pada tanaman dengan cara DNA diikat pada
suatu mikropartikel. Metode ini pernah dicobakan pada sapi untuk menguji
viabilitas sperma dan pengaruhnya akibat adanya mikropartikel (Hough dan
Foote, 1990 dalam Gordon 1994). Transfer gen dengan metode ini mempunyai
banyak keuntungan yaitu mudah ditangani dengan satu kali tembakan akan
menghasilkan beberapa sasaran , partikel dapat mencapai sasaran yang lebih
dalam dan dapat digunakan pada berbagai macam jaringan (Potrykus, 1996).
6. Virus sebagai media
Seperti pada mikroinjeksi DNA, integrasi gen pada vieur lebih cepat
karena kemampuannnya mentranskripsi gen. Efektivitas penggunaan virus telah
dicoba pada embrio tikus pada sapi pertama sekali dilakukan oeh Kim et. al.,
(1993) dengan Murine Leukemia Virus (MLV). Infeksi tidak hanya pada
tryphectoderm tapi sampai ICM. Kubisch et. al., (1995) menginduksikan materi
DNA yang mengandung promotor SV40 atao pb ActinLacZ yang dikendalikan
oleh bakteri beta galatosidase. Pada sapi perah induksi gen bGH terbukti dapat
meningkatkan produksi susu sebanyak 18% (Kar1, 1989). Transkripsi jaringan
spesifik mammae dari Mouse Mammary Tumor Virus (MMTV) dapat
menghasilkan susunan Long Terminal Repeat (LTR) pada genom. Gen dengan
struktur c-myc yang berikatan dengan promotor MMTV dan diinduksikan pada
embrio tikus menghasilkan tikus transgenik yang mengalami adenocarcinoma
pada mammae.
IV. DETEKSI TERNAK TRANSGENIK
Integrasi dan ekspresi gen yang ditranfer dapat dilihat deteksi melalui 3 tahapan :
1. Deteksi konstruksi gem dengan Southern blot Analysis
Pada saat ternak lahir, DNA langsung diisolasi dari jaringan atau darah
spesimen. Sulit untuk mendeteksi DNA yang mempunyai berat molekul tinggi.
Isolasi DNA dilakukan dengan retriksi enzim endonuklease dengan elektroforesis
gel agarose untuk memisahkan fragment DNA. DNA ditransfer pada nitroselulosa
atau membran nilon. (Gambar 8). Penyaring dihibridisasi dengan probe yang
dilabel dengan radioaktif. Pelabelan fragment DNA dilakukan dengan dUTP.
Genome DNA dapat dibaca 10 -16 jam setelah ditansfer secara lengkap pada
nitroselulosa.
Bondioli, KR, M.E. Westhusin dan C.R Looney 1990. Production of identical
bovine offspring by nuclear transfer. Theriogenology. 33 : 165 - 174.
Bondioli,K.R, Biery, KA., Hill, KG., Jones, KB. and De Mayo, F.G., 1991.
Production of Transgenic Cattle by Pronuklear Injection in "Transgenic
Animals. pp. 265 -273.
Bonster, RL. , E. P. Sandgren, RD. Palmiter. 1989. No simple solution for making
transgenic mice. Cell. 59 : 239 - 241.
Gagne. M.B., F. Pother dan M.A. Sirard. 1991. Effect of microinjection in in vitro
matured bovine oocytes on in vitro development of embryos. Biol of
reproduction 44 : 76.
Gagne, M. and Sirard M., 1995. Nuclear Injection of Bovine Oocytes after In
Vitro Maturation. J. Report. Fertil. 4 1 : 211 - 212.
Galli.,C D.J. Powel dan RM. Moor. 1991. Stability of DNA injected in oocyte and
embryos of domestic animal. Proc. Abstr. 6: 24.
Goto, K., Iwai, N., Takuma, Y. and Nakanishi, Y., 1992. Co Culture of In Vitro
Fertilized Bovine Embryos with Different Cell Monolayers. J. Anim. Sci.
70: 1449 -1453.
Graham, F.L. dan A. J. van der B.E. 1973. A new technique for the assay of
inefectivity of human adenovirus 5 DNA. Virology. 52 : 456 - 467.
Han, Y.M.[et.al] 1996. Factors affecting in vivo viability of DNA injected Bovine
Blastocysts Produced in vitro. Theriogenology. 46 : 764 - 778.
Jura, J.[et.al] 1994. In vitro and in vivo development of bovine embryos from
zygotes 2 - cell embryos microinjected wilt exogenous DNA.
Kay, GW. HW. Hawk, RA. Watteman dan RJ. Wall. 1991. Identification of
pronuclei in in vitro fertilized cow embryos. Animal biotechnology. 2 : 45
- 59.
Krimperforf P.[et.al] 1991 Generation of: transgenic dairy cattle using in vitro
embryo production. Biotecnology. 9: 844 - 847.
Meade H., L. Gates, E. Lacy and N. Lonberg. 1990. Bovine αS1 Casein gene
sequens direct high level expression of active human urokinase in mouse
milk. Bio. Tech. 8 : 443.
Muligan, RC., B.H. Howard dan P. Berg. 1979. Synthesis of rabit α globin in
cultured monkey kidney cells following injection with a SV40 α globin
reconbinant genome. J. Biol. Chem. 277:108-111.
Pursel, V.G., RE, Hammer, D.J. Bold, RD. Palmiter dan RL Brinster. 1990.
Genetic engineering of swine: Integration, expression and germ line
transmission of growtg related genes. J. Reprod. Fertil. 41 : 77.
Pursel, V.G. dan Rexroad, C.E, 1993. Status of recearch with transgenik farm
animal. J. Anim. Sei. 71 : 10 -19.
Pursel V.G.[et.al] 1992. Transfer of cSKI gene into swine to enhance muscle
development. Theriogenology. 37 : 278.
Rexroad, C.E. [et.al] 1991. Transferin and albumin directed expression of growth
related peptides in transgenic sheep. J. Anim. Sci. 69: 2995.
Schnieke A.E., A.J. Kind, W.A. Ritchi, 1997. Human Factor Transgenic Sheep
Produced by Tranfer of Nuclei from Tranfected Fetal Fibroblast. Anim.
Sci. 278 : 2130 - 2132.
Sreenan J.M., dan Mc Evoy T.G., 1989 Methodology of gen tmasfer and farm
animal and fish Theriogenology. 41 : 7.
Su. N.Y.[et.al] 1998. Wool production in transgenic sheep: Result from first
generation adult and second generation lamb. Anim. Biotech. 9 :135-147.
Sutrave, P.A., M. Kelly dan S.H. Hughes 1990. SKI can cause selective growth of
sceletal muscle in transgenic mice. Gans and Development ,4: 1462.