Anda di halaman 1dari 3

Pemuliaan Ternak

Ilmu pemulian adalah ilmu yang mempelajari suatu teknik untuk meningkatkan produksi
ternak melalui genetika atau dengan kata lain waktu Pemuliaan ternak adalah bertalian dengan
manipulasi perbedaan biologi diantara ternak untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
baik dalam jangka waktu pendak maupun lama.

Jadi, dapat disimpulkan ilmu Pemuliaan Ternak itu sendiri Tujuananya untuk
meningkatkan produktivitas (sifat produksi atau reprooduksi) suatu ternak melalui
peningkatan mutu genetiknya dengan jalan melakukan seleksi dan perkawinan (breeding)

Cara memanipulasi dalam Pemuliaan Ternak ada 2 cara yaitu:

1. Seleksi
2. Breeding

1.Seleksi

Seleksi dilakukan untuk meningkatkan rataan dalam suatu sifat kearah yang lebih baik
dan diikuti oleh penngkatan keseragaman atau dengan katalain mengalami penurunan
keseragaman atau simpangan baku.

2.Breeding

Breeding dapat kita ketahui perbaikan genetic ternak yang telah dikawinkan, baik yang
nampak Homozigot Dominan atau Homozigot Resesif, Secara umum, ilmu ini berusaha
menjelaskan dan menerapkan prnsip-prinsip genetika (dengan bantuan cabang-cabang biologi
lain) dalam kegiatan pemulian

Proses reproduksi adalah awal terjadinya perkembangbiakkan pada hewan atau ternak.
Proses reproduksi alamiah terjadi dengan sendirinya antara ternak jantan dan betina dalam suatu
populasi ternak. Namun proses reproduksi secara alamiah tidak dapat diharapkanmenghasilkan
perkembangbiakkan ternak yang besar, terutama pada ternak besar seperti sapi atau kuda. Untuk
meningkatkan jumlah kelahiran ternak setiap tahunnya dalam suatu populasi, serta meningkatkan
kualitas bibit ternak yang dihasilkan, para pemuliabiakkan menggunakan teknologi reproduksi.
Teknologi reproduksi ini adalah proses reproduksi yang dilaksanakan melalui campur tangan
teknologi yang dilakukan oleh manusia.

A. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan (IB) memungkinkan peternak untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan dari masing-masing pejantan yang terpilih (unggul) dibandingkan dengan persilangan
secara alami. Pada dasarnya arti genetis dari IB adalah seleksi dari hasil seleksi untuk sifat sifat
yang diinginkan untuk ditingkatkan secara maksimal sehingga kecepatan perubahan genetik
meningkat. IB telah banyak dikembangkan pada sapi. Pada spesies ini sperma dapat diawetkan
untuk waktu yang tak tentu dan ditransportasi keseluruh dunia untuk digunakan. Angka
kebuntingan hasil IB dengan persilangan alami relatif sama, namun bagaimanapun masih lebih
tinggi pada persilangan alami. Pada spesies lain IB belum begitu berkembang, karena
perbandingan angka kebuntingan yang jauh lebih rendah dibanding persilangan alamiah.

B. Embryo Transfer (ET)


Teknologi ini pada prinsipnya merekayasa pemindahan janin dari satu induk keinduk lain
melalui proses bertahap.

1. Pemilihan betina unggul untuk diambil telurnya dengan cara disuntik hormon bersamaan
waktunya pada penyerentakkan birahi.
2. Betina yang terpilih tersebut, disilangkan secara alamiah atau IB dengan pejantan unggul.
3. Setelah 8 hari, telur-telur biasanya telah bertunas, atau telah membentuk zygot. Telur diambil
dari uterus ternak dengan memasukkan suatu medium pencuci dan kemudian digunakan
foleycatheter (semacam pipa plastik)
4. Telur yang tertunas diperiksa di bawah mikroskop
5. Jika dinyatakan baik, zygot dipindahkan kedalam uterus ternak, baik dengan pembedahan
ataupun tidak. Zygot tersebut juga dapat disimpan dalam bentuk frozen embryo.

C. Kloning
Kloning atau klonasi adalah teknik pembuatan keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun manusia.
Pembuahan yang alamiah pada ternak tidak dapat berlangsung tanpa adanya jantan dan betina
dengan bantuan sel-sel kelamin. Namun pada kloning dapat terjadi hanya melalui sel-sel tubuh
dari hewan jantan atau hewan betina saja. Proses ini dapat terlaksana dengan mengambil sel-sel
somatis hewan, baik jantan atau betina yang kemudian diambil inti selnya yang mengandung
kromosom sebagai pembawa sifat-sifat yang akan diturunkan. Inti sel ini kemudian ditanamkan
dalam sel telur hewan betina yang telah dibuang inti selnya. Selanjutnya setelah terjadi
penggabungan antara inti sel somatis dengan sel kelamin (gamet) dengan bantuan zat kimia dan
kejutan listrikl, sel dipindahkan ke dalam uterus. Sel yang telah ditanamkan dalam uterusa
tersebut akan memperbanyak diri, berkembang, dan berdiferensiasi, sehingga akan berkemabnag
menajdi embryo yang sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara
alami, yang berkode genetik sama dengan induknya atau tetuanya. Kloning juga dapat dilakukan
setelah terjadi embryo dalam uterus betina yang terjadi secara alami. Sel embryo yang telah
terbentuk tadi diambil, kemudian dibagi dengan teknik perbanyakan menjadi beberapa sel
embryo yang berpotensi untuk berkembang dan membelah. Sel-sel embryo ini kemudian
dipisahkan agar menjadi sumber pengambilan sel. Kemudian baru ditanamkan kembali ke dalam
uterus betina. Proses ini mirip dengan embyo transfer, namun pada ET belum dikenal teknik
perbanyak sel yang dapat menghasilkan sel-sel baru yang persis sama dengan asalnya, yang
kemudian dikembangbiakkan menjadi embryo-embryo.

D. Rekayasa Genetik
Penerapan rekayasa genetika molekuler mencakup empat tahap utama:

1. Mendapatkan gen, atau ranatai DNA dengan tata urut basa, yang sesuai dengan keinginan.
2. Menyisipkan gen ke dalam DNA sel sasaran,
3. Menumbuhkan sel sasaran menjadi individu baru,
4. Mengamati ekspresi gen rekayasa pada tanaman baru tersebut.

Rekayasa genetik memperoleh bahan-bahan dari alam, menggunakan pengetahuan


khusus dan sarana tertentu untuk memodifikasi bahan dengan cara tertentu, dan menyusunnya
sehingga menghasilkan suatu produk akhir. Hambatan khusus yang dihadapi para ahli rekayas
adalah, kenyataan bahwa mereka tidak dapat melihat bahan yang mereka manipulasi. Sehingga
harus banyak digunakan trik atau cara untuk mengungkapkan apa yang terjadi di dalam sel dan
pengaruh apa yang bakal ditimbulkan dari manipulasi yang dilakukan. Sampai saat ini, satu-
satunya molekul DNA yang paling intensif dipelajari adalah DNA yang diisolasi dari virus,
setiap virus mengandung satu molekul DNA. Virus memiliki sifat yang agak berbeda dari
makhluk lainnya. Virus memiliki ukuran jauh lebih kacil dari bakteri, dan tidak dapat dianggap
sebagai makhluk hidup yang sesungguhnya, karena tidak mampu berdiri sendiri. Virus hanya
terdiri atas bahan genetik yang terbungkus di dalam kulit protein.

Anda mungkin juga menyukai