Anda di halaman 1dari 3

TRANSFER GENETIK

A.Pengertian Transfer Genetik


Transfer Genetik (TG) merupakan suatu teknik memasukkan embrio ke dalam alat reproduksi
ternak betina sehat (resepien) dengan alat tertentu dengan tujuan agar ternak bunting.
Program TG melalui beberapa tahapan, yaitu pemilihan sapi donor dan resipien, sinkronisasi
birahi, superovulasi, inseminasi, koleksi embrio, penanganan dan evaluasi embrio, transfer embrio ke
resipien sampai pada pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran.
TG memiliki kelebihan dibandingkan IB. Hanya diperlukan waktu satu generasi (9 bulan) untuk
menghasilkan bibit murni (pure breed) lewat TG. Inseminasi buatan atau IB  merupakan upaya karena
selain dapat diperoleh keturunan sifat dari kedua tetuanya juga dapat memperpendek interval generasi
sehingga perbaikan mutu genetik ternak lebih cepat diperoleh.

B. Proses Transfer Genetik Perlu dilakukan

Transfer embrio memiliki manfaat ganda karena selain dapat diperoleh keturunan sifat
dari kedua tetuanya juga dapat memperpendek interval generasi sehingga perbaikan mutu
genetik ternak lebih cepat diperoleh. Selain itu, dengan TG seekor betina unggul yang
disuperovulasi kemudian diinseminasi dengan sperma pejantan .
Embrio sebagai hasil pembuahan sel telur yang unggul dan dibuahi dengan sperma
dari pejantan yang juga memiliki mutu genetic unggul .Menurut beberapa ahli, yang
dimaksudkan dengan transfer embrio adalah suatu metode buatan dalam perkawinan dengan
cara membentuk embrio dari seekor betina induk unggul, yang disebut donor, kemudian
dipindahkan dan dicangkokkan kedalam saluran reproduksi induk betina lainnya dalam
spesies yang sama, yang disebut resipien. Melalui teknologi TG bukan hanya potensi
pejantan saja yang dioptimalkan, melaikan potesi dari betina berkualitas unggul juga dapat
dimanfaatkan secara optimal . Hasil dari betina unggul ini ternyata secara alamiah hanya
menghasilkan satu atau dua bibit unggul dalam jangka waktu sembilan bulan kelahitan.
Tetapi dengan teknik TE bisa menghasilkan lebih dari dua embrio yang di panen. Melalui
teknik TG, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hayan menghasilkan embrio – embrio
yang selanjutnya untuk dititpkan pada resipien yang tidak harus genetic unggul tetapi
mempunyai alat reproduksi yang normal hingga dapat memelihara anak sampai tahap patus.
Untuk melakukan transfer embrio (TG) diperlukan hewan betina donor yang relatis
unggul.  Penentuan donor dengan menyeleksi hewan betina yang memiliki genetic unggul,
sehat berumur empat sampai delapan tahun serta memperatikan siklus estrus yang normal .
 

KLONING HEWAN
1. .Pengertian Kloning
Kloning hewan adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari sel yang
diambil dari organisme induk secara aseksual sehingga menghasilkan keturunan yang
secara genetik identik. Ini berarti hewan kloning merupakan duplikat sama persis dari
induknya, yang berarti juga memiliki DNA yang sama. Dengan tujuan untuk
mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul. Hal yang serupa tentu saja dapat
juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba, kambing dan lain-lain.
Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota
kloningnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul tersebut
dapat lebih meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik transgenetik. Dan
untuk memperbanyak dan mengembangkan bibit unggul suatu organisme.
2. Teknik Kloning
Secara umum, kloning dapat dilakukan dengan teknik embryo
splitting, blastomere dispersal, dan nuclear transfer atau somatic cell nuclear
transfer.
1.Embryo splitting 
Pada teknik ini, kumpulan totipoten praembrio sebelum diletakkan ke dalam
resipien, dipilah menjadi dua, yang kemudian menghasilkan dua embrio
identik. Cara ini sering terjadi secara alamiah, yaitu dalam proses yang
menghasilkan kembar identik.
2. Blastomere dispersal 
Teknik ini dimulai dengan pemisahan secara mekanik sel-sel individual
sebelum pembentukan blastosit (sel-sel awal membentuk bola yang berisi
cairan).
3.Nuclear transfer atau Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) 
Pada teknik ini dibutuhkan dua sel, yaitu sel donor dan sel telur. Teknik ini
melibatkan beberapa tahap penting,yaitu: (1) penyediaan ovum yang sudah
matang, (2) pengeluaran kromosom yang terdapat dalam ovum (enucleation),
(3) transfer inti sel hewan yang dikloning ke dalam ovum enucleasi, (4)
aktivasi embrio yang baru terbentuk sehingga menginisiasi perkembangan
embrionik, (5) kultur embrio in vitro, dan (6) transfer embrio yang dikloning
ke induk resipien (Hine, 2004). Proses enukleasi sel telur dapat dilakukan
secara mekanik dengan menggunakan teknik mikromanipulasi. Sedangkan
proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik mikroinjeksi
(Setiawan, 2008).Pada kloning reproduktif, setelah sel kloning mengalami
pembelahan hingga tahap blastosit, embrio selanjutnya ditransfer ke induk
resipien (surrogate mother) untuk dilahirkan secara normal. Sedangkan pada
cloning terapeutik, setelah embrio mencapai tahapan blastosit, embrio dikultur
secara in vitro dalam medium spesifik untuk dideferensiasikan menjadi
berbagai jenis sel untuk kegunaan terapeutik.

3. Manfaat kloning
1.Untuk pengembangan ilmu pengetahuan Manfaat kloning terutama dalam rangka
pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2.Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul Seperti telah kita ketahui,
pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yangserupa tentu saja dapat juga
dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba, kambing dan lain-lain. Dalam
hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka anggota klonnya pun
akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih
meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik transgenik. Dalam hal ini ke
dalam nukleus zigot dimasukkan gen yang dikehendaki, sehingga anggota klonnya
akan mempunyai gen tambahan yang lebih unggul.

GRADING UP

A. Pengertian Grading Up
Perkawinan antara pejantan yang murni bangsanya dengan betina bangsa lokal
atau persilangan yang dilanjutkan dengan persilangan menggunakan bangsa yang
murni bangsanya.
B. Manfaat Grading Up
Sistem perkawinan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik ternak yang
diskrib (tidak jelas asal usulnya).  Ternak dan kemudian keturunannya tersebut
dikawinkan secara terus menerus dengan ternak yang memiliki galur murni dan sifat
yang jelas diharapkan.  Semakin sering dilakukan perkawinan maka keturunannya
akan semakin mendekati sifat yang diingatkan.

Anda mungkin juga menyukai