Anda di halaman 1dari 6

Cjr peternakan

Identitas jurnal 1
Judul Jurnal : REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI
BIDANG PETERNAKAN
Penulis : Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D
Tahun : 2016
Volume : 13(1)
Halaman : 23-27
ISSN : 2528-5742

Identitas jurnal 2
Judul Jurnal : Penerapan Bioteknologi Dalam Produksi Ternak Untuk Meningkatkan Produk
Asal Hewan
Penulis : Ahmad Muchlis, Sema, Herry Sonjaya, Abdul Latief Toleng
Tahun : 2022
Volume : 2(1)
Halaman : 95-100
ISSN : 2798-5571

Ringkasan Jurnal 1
Bioteknologi dapat digunakan untuk meningkatkan produksi peternakan, melaui: 1).
Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya teknologi produksi, seperti inseminasi
buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun
embrio, cloning dan splitting. 2). rekayasa genetika, seperti genome maps, marker assisted
selection (MAS), transgenic, identifikasi gen, konservasi molekuler, dan 3). peningkatan
efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan bioteknologi yang
berkaitan dengan bidang veteriner.
Rekayasa genetika merupakan dasar dari bioteknologi yang di dalamnya meliputi
manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika
modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi
genetik dari sel, jaringan, maupun organ. Sebagian besar teknik yang dilakukan adalah
memanipulasi langsung DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu. Dalam skala yang
lebih luas, rekayasa genetik melibatkan penanda atau marker yang sering disebut sebagai
Marker-Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu organisme
berdasarkan informasi fenotipnya .Salah satu aplikasi dari rekayasa genetik adalah berupa
manipulasi genom hewan. Hewan yang sering digunakan menjadi uji coba adalah mamalia.
Mamalia memiliki ukuran genom yang lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan virus,
bakteri, dan tanaman. Sebagai konsekuensinya, untuk memodifikasi genetik dari hewan
mamalia harus menggunakan teknik genetika molekular dan teknologi rekombinan DNA.
Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi genetik dari
sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih
singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai
organisme maupun produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Teknologi khusus
yang digunakan dalam rekayasa genetik meliputi teknologi DNA Rekombinan yaitu
pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke
dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami
perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel inang.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetik ini sangat bermanfaat, dengan alasan: 1.
Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka. 2. Telur hewan langka
yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan bertahun tahun meskipun induknya sudah
mati. Telur yang sudah disimpan beku ini kemudian dapat ditransplantasi.
Contoh lain pemanfaatan rekayasa genetic pada hewan misalnya pemanfaatan
Hormon bST (bovine somatotrophine hormone). Dengan rekayasa genetik dihasilkan hormon
pertumbuhan hewan yaitu bST, melalui teknik:
1. Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease.
2. Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
3. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
4. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophine ditumbuhkan dalam tangki fermentasi
5. bovine somatotrophine diambil dari bakteri dan dimurnikan
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi
pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening, serta
analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi (1)
Identifikasi gen yang diharapkan; (2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan (4) Pemantauan transmisi gen
terhadap keturunannya.
Unsur-unsur yang esensial diperlukan dalam kloning DNA adalah: 1. Enzim retraksi
(enzim pemotong DNA) 2. Kloning vektor (pembawa) 3. Enzim ligase yang berfungsi
menyambung rantai DNA Adapun proses-proses dasar dalam kloning DNA meliputi : 1.
Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA vektor) 2. Penyambungan
potongan-potongan (fragmen) DNA organisme dengan DNA vektor menggunakan enzim
ligase 3. Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke dalam sel bakteri
Eschericia coli. 4. Seleksi (screening) untuk mendapatkan klon DNA yang diinginkan.
Transfer gen (transgenik) artinya penyatuan stabil dari suatu gen dari spesies lain atau
bangsa ternak lain dalam satu spesies, sehingga gen itu berfungsi pada ternak penerima dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ternak transgenic adalah seekor ternak
yang DNA keturunannya telah ditingkatkan melalui penambahan atau penggantian DNA dari
sumber lain melalui rekombinan DNA. Para ilmuwan telah menggunakan teknologi tersebut
untuk mengembangkan ternak transgenik misalnya sapi transgenik yang mempunyai laju
pertumbuhan yang tinggi dan kualitas daging yang baik dan juga telah menghasilkan domba
transgenik yang mempunyai bulu yang tebal dll. Hewan transgenik dapat dijadikan andalan
sebagai hean yang potensial dalam memajukan dunia peternakan. Berawal dari mencit sampai
pengembangan ke ternak-ternak seperti domba, sapi, kelinci dan babi.
Kemampuan untuk mengintroduksi gen-gen fungsional ke dalam hewan menjadi
terobosan berharga untuk memecahkan proses dan sistem biologi yang kompleks. Transgenik
mengatasi kekurangan dari praktek pembiakan satwa secara klasik yang membutuhkan waktu
lama untuk modifikasinya, dan dapat pula digunakan untuk menghilangkan barrier/
keterbatasan lintas taksonomik.

Ringkasan Jurnal 2
Teknologi transplantasi nukleus, lebih dikenal sebagai teknologi kloning, adalah
teknologi yang digunakan untuk menciptakan individu duplikasi (mirip dengan induknya).
Teknologi ini telah berhasil digunakan pada beberapa jenis hewan, salah satunya adalah
Domba Dolly yang pengkloningannya dikenal secara luas. Melalui kloning hewan, beberapa
organ manusia yang dibutuhkan untuk transplantasi dan penyembuhan suatu penyakit telah
berhasil dibentuk .
Embrio transfer dalam dunia peternakan adalah proses pemindahan embrio hasil dari
sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma secara in vitro yang dicampurkan dalam media
tertentu dan diproses di dalam laboratorium khusus. Embrio yang didapat dari proses
fertilisasi ini bisa langsung ditransfer ke sapi penerima, atau disimpan dan ditransfer pada
waktu lain. Dengan menggunakan suntikan sperma jantan, potensi bukan hanya dari jantan
tetapi juga dari betina unggul dapat dimanfaatkan secara maksimal. Teknik ini juga berarti
bahwa betina unggul tidak perlu digunakan untuk bunting, namun hanya untuk menghasilkan
embrio yang bisa ditransfer pada sapi induk titipan yang kualitasnya tidak harus bagus, tetapi
yang memiliki kemampuan untuk bunting.
Teknik Fertilisasi In Vitro (IVF) merupakan usaha pembuahan sperma dengan ovum
di bawah kondisi laboratorium atau luar organ reproduksi. Dalam bidang peternakan,
fertilisasi in vitro merupakan salah satu cara memanfaatkan ovari sisa dari sapi betina setelah
dipotong di rumah potong hewan (RPH). Teknik ini diharapkan dapat meningkatkan produksi
sapi secara masif dan memperluas populasi ternak di Indonesia. Fertilisasi in vitro (IVF)
adalah proses di mana oosit yang diambil dari tubuh wanita dibuahi oleh sperma di luar tubuh
(in vitro). Pada hewan, IVF telah memberikan alat yang sangat berguna untuk meneliti
fertilisasi mamalia dan perkembangan embrio awal. Pada sapi Bali menunjukkan bahwa
embrio beku hasil sexing spermatozoa yang disuntikkan pada sapi Bali dan sapi FH positif
hamil, dan kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa fertilisasi in vitro dapat berkembang
dan tumbuh menjadi anak sapi.
Sexing spermatozoa di bidang bioteknologi merupakan strategi pemilihan yang
bertujuan untuk menghasilkan spesies dengan jenis kelamin tertentu. Teknik pemisahan
spermatozoa X dan Y dapat dilakukan melalui observasi perbedaan densitas atau mobilitas
sperma. Manfaat pemisahan spermatozoa adalah, peternak dapat memproduksi jenis yang
berbeda, termasuk betina yang dapat memberikan produk-produk seperti susu, daging, bulu
dan kulit serta jantan yang akan berfungsi sebagai keturunannya
Metode Flow Cytometry digunakan untuk menyortir kromosom spermatozoa secara
akurat dengan tingkat akurasi sekitar 90%. Teknik ini melibatkan pembagian sperma ke
dalam 3 kategori: Sperma X, Sperma Y, dan Sperma yang tidak dapat dipisahkan atau sperma
mati. Sexing sperma, yang dipraktikkan pada tahun 2013, diklaim dapat meningkatkan
kesuburan antara 4 dan 6 poin persentase atau sekitar 10%. Metode Flow Cytometry
menggunakan fluoresen untuk menge-warnai kromosom X sperma dan sperma yang
mengandung kromosom Y, memisahkan mereka berdasarkan kandungan DNA, dan
mengefreeze mereka.
Kriopreservasi adalah salah satu teknik di bidang bioteknologi yang diterapkan untuk
menyimpan sel atau materi genetik lain dalam suhu yang sangat rendah (hingga – 196oC)
sehingga sel tidak mengalami metabolisme. Teknik ini adalah salah satu upaya untuk
menjaga keragaman hayati. Proses pembekuan dan metode pengenceran pada semen hewan
ternak sangat memengaruhi kualitas sperma, sehingga berbagai upaya untuk mendapatkan
formulasi pengencer yang tepat, hal ini yang terus dilakukan dan dikembangkan oleh peneliti
di bidang peternakan.
Rekayasa genetik atau rekombinan DNA menyediakan kumpulan teknik
eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengekstrak, mengidentifikasi, dan
menduplikasi fragmen materi genetika (DNA) secara langsung. Penggunaan teknik genetik
dalam bidang pertanian dan peternakan diharapkan akan memberikan kontribusi, baik dalam
memahami mekanisme dasar metabolisme maupun dalam implementasi aplikasinya, seperti
pengembangan tanaman pertanian dan hewan ternak dengan sifat unggul. Hal ini dapat
dilakukan melalui klon atau penyalinan gen-gen yang menyandi sifat-sifat ekonomis penting
pada hewan atau tanaman, dan penggunaan klon-klon DNA sebagai marker untuk membantu
meningkatkan efisiensi seleksi dalam program pemuliaan.
Rekayasa genetik adalah teknik mengontrol dengan ketepatan tinggi dengan waktu
yang singkat untuk memindahkan materi genetik dari berbagai sumber. Teknologi yang
digunakan di dalam rekayasa genetik adalah teknologi DNA rekombinan, yaitu cara
membentuk kombinasi materi genetik baru dengan menyisipkan molekul DNA ke dalam
vektor untuk mengintegrasikannya dan mengalami pembagian di dalam sel organisme lain
yang berfungsi sebagai sel inang.

Kelebihan Jurnal 1
1. Pada jurnal pertama terdapat langkah kerja pelaksaan rekayasa genetik
2. Materi pada jurnal pertama ini lebih lengkap dibandingkan jurnal kedua pada
pembahasan tentang rekayasa genetik
Kelemahan Jurnal 1 :
1. Tidak terdapat abstrak jadi pembaca harus membaca seluruh jurnal untuk mengetahui
isinya
2. Tidak terdapat kesimpulan ataupun hasil penelitian yang dilakukan
Kelebihan Jurnal 2 :
1. Pada jurnal kedua ini terdapat abstrak yang dapat mempermudah pembaca dalam
mengetahui isi jurnal keseluruhan
2. Terdapat kesimpulan yang mempermudah pembaca mengetahui hasil dari penelitian
Kelemahan Jurnal 2 :
1. Materi rekayasa genetika pada jurnal kedua ini tidak lengkap, melainkan hanya
membahas sekedar saja.
2. Tidak terdapat prosedur penelitian ataupun Langkah kerja pada jurnal kedua ini.
Kesimpulan : Menurut kami, jurnal pertama lebih baik daripada jurnal kedua karena materi
yang dibahas lebih rinci dan detail serta metode penelitian dan Langkah kerja nya dijelaskan
secara rinci pula. Berbeda dengan jurnal kedua yang sama sekali tidak memiliki metode
penelitian dan Langkah kerja.

Anda mungkin juga menyukai