TUGAS 2
2. Analisis DNA untuk tes paternitas meliputi beberapa tahap yaitu tahap pengambilan spesimen,
tahap proses laboraturium, tahap perhitungan statistik dan pengambilan kesimpulan. Untuk
metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Intrepretasi
hasilnya adalah dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem
repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom
manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan
menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel
DNA terduga lainnya.
Ketika sampel DNA yang telah dimurnikan dimasukkan ke dalam mesin PCR) sebagai
tahapan amplifikasi, maka hasil akhirnya berupa copy urutan DNA lengkap dari DNA sampel.
Selanjutnya copy urutan DNA ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola
pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda, maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola
elektroforesis) setiap individu akan berbeda juga. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari
(DNA finger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada
dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan
membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-
gambar identifikasi DNA. Penetapan hasil tes DNA ini dilakukan mencocokkan tipe DNA
korban dengan tipe DNA pihak tercurigai atau dengan tipe DNA yang telah tersedia dalam
database. Jika dari pembacaan, diperoleh tingkat homolog melebihi ambang yang ditetapkan
(misal 90%), maka dapat dipastikan korban adalah kerabat pihak tercurigai.
3. Dampak di Bidang Sosial dan Ekonomi : Berbagai produk dari teknologi juga
berpengaruh terhadap bidang ekonomi dan sosial. Penggunaan hormon pertumbuhan
sapi (bovine growth hormone/BGH) yang merupakan produk bioteknologi dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%. Namun, penggunaannya dapat
merugikan peternak kecil dan menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dampak di Bidang politik Budaya hukum masyarakat baik secara internal maupun
eksternal masih rendah. Akibat rendahnya budaya hukum internal berdampak belum
adanya perangkat hukum yang memadai untuk mengatur mengenai dampak negatif
yang diakibatkan dari proses atau produk bioteknologi. Selain itu, budaya hukum yang
rendah membuat ketidakmampuan lembaga terkait berperan aktif dalam menegakkan
hukum untuk melindungi keamanan lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat
sebagai akibat dari proses maupun produk bioteknologi. Budaya hukum yang baik akan
meningkatkan kemampuan pemerintah bernegosiasi dengan negara industri. Sehingga
proses bioteknogi tetap dapat dilaksanakan, tetapi tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan dan Kesehatan manusia.
4. Fusi protoplas adalah salah satu metode persilangan atau hibridisasi tanaman dengan
memanfaatkan rekayasa genetika konvensional. Protoplas adalah sel tanaman tanpa
bagian dinding sel. Teknik fusi protoplas dapat digunakan untuk mencampur sifat
genetik dari spesies tanaman yang sama ataupun dari spesies yang berbeda. Selain itu,
teknik ini menguntungkan untuk diterapkan dalam persilangan tanaman steril ataupun
tanaman dengan siklus hidup yang panjang. Untuk menginduksi atau mendukung
terjadinya fusi protoplas dapat dilakukan dengan pemakaian senyawa kimia
seperti polietilen glikol (PEG) ataupun penggunaan arus listrik untuk membantu fusi
(elektrofusi). Ketika dua protoplas bersatu, dapat terjadi pemisahana atau
penggabungan dua inti sel (nukleus) sehingga menghasilkan tanaman dengan sifat baru
hasil pencampuran kedua tetua. Apabila salah satu inti sel hilang selama
terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang disebut sitoplasmik hibrid (cybrid).
5. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing
dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen
asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,
misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu
rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas
dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau
modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk
dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan
kekurangan gizi manusiasehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian
dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi
masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan
mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia,
dan memengaruhi perekonomian global.