Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : NORIANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 020628756

Kode/Nama Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan


Kode/Nama UPBJJ : PEBI4313
Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di dalam sitoplasma atau
sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Hasil penguraian molekul glukosa pada glikolisis berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam
piruvat, dan 2 molekul NADH. Untuk lebih lengkapnya, perhatikan bagan berikut.
 Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat disertai pemecahan ATP menjadi ADP. ATP harus
dipecah menjadi ADP karena dibutuhkan sumber energi.
 Glukosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 6-fosfat.
 Fruktosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 1,6-bifosfat disertai pemecahan ATP menjadi
ADP.
 Fruktosa, 1,6-bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi 1 molekul gliseraldehid 3-fosfat atau PGAL
(3 atom C) dan 1 molekul dihidroksiaseton fosfat atau DHAP (3 atom C). Molekul DHAP
diubah menjadi senyawa PGAL, sehingga terbentuk 2 molekul PGAL.
 Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat dengan cara mengikat Pi (fosfat
organik). Setiap 1 molekul PGAL menghasilkan 1 NADH. 
 1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini, dihasilkan ATP sebagai
sumber energi.
 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
 2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
 Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai pembentukan ATP.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya digunakan untuk transpor
aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul NADH yang dihasilkan akan ditransfer ke tahap
transpor elektron. Berikut ini ringkasan tahap glikolisis.

2. . Faktor Yang Mempengaruhi Laju Respirasi

Laju respirasi dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :


1. Ketersediaan substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

3. Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya,
morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan
fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan
mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan
sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif
adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi
aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan
aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Hsiao et al. dalam Gardner et al. 1991).

4. Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal sebagai
suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan suhu maksimum.Suhu
kardinal berbeda-beda tergantung pada jenis tanamannya. Suhu di bawah batas maksimum
atau di atas optimum tidak baik untuk tanaman, keadaan ini disebut suhu ekstrim.Suhu tinggi
pada tanaman dapat merusakkan enzim sehingga metabolisme tidak berjalan baik. Sedangkan,
suhu rendah pun menyebabkan enzim tidak aktif dan metabolisme terhenti.Suhu di atas
Maksimum berpengaruh terhadap :

 Respirasi yaitu terjadinya proses respirasi dan absobsi air yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses perombakan protein dan terhambatnya kinerja enzim (denaturasi).
 Terganggunya pembentukan sel generatif yang  terjadi karena rusaknya pembelahan sel
secara mitosis sehingga biji akan mandul atau kosong.
 Terjadinya translokasi yaitu terganggunya proses pengangkutan dan penyebarann
assimilat (hasil fotosintesis) dari sumber fotosintesis ke bagian-bagian tanaman yang
menggunakan atau menyimpan cadangan makanan seperti : buah, batang dan umbi.
 Terjadinya mutasi gen akibat adanaya suhu yang terlalu tinggi yang menyebabkan
berubahnya susunan genetik tanaman atau adanya sinar gamma.
 Tanaman kekurangan unsur hara, karena suhu tinggi dapat mengganggu perombakan-
perombakan senyawa-senyawa penting bagi tanaman.
 Tanaman menjadi layu akibat suhu yang tinggi sehingga absorbsi air yang rendah dan
tingginya evapotranspirasi.

Anda mungkin juga menyukai