Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah proses biokimia pembentukan karbohidrat dari zat anorganik yang dilakukan oleh
tumbuhan, terutama yang mengandung zat hijau daun yaitu klorofil. Selain organisme yang
mengandung daun hijau, ada juga organisme seperti alga dan berbagai bakteri yang menggunakan
nutrisi, karbon dioksida, dan air untuk fotosintesis, serta membutuhkan bantuan energi matahari.
Fotosintesis sangatlah penting bagi makhluk hidup. Terkhusus untuk tumbuh-tumbuhan fotosintesis
menjadi landasan mereka untuk berkembang. Dengan kata lain fotosintesis akan mempengaruhi rantai
makanan. Dengan mengkonsumsi CO2 fotosintesis menjadi pemeran utama untuk mengurangi global
warming dan pencemaran udara. Untuk mengetahui fotosintesis lebih lanjut, berikut

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis Keberhasilan tumbuhan dan autotrof dalam
menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis dipengaruhi dan memerlukan beberapa faktor.
1. Cahaya
Cahaya adalah faktor kunci untuk berfungsinya fotosintesis.
a. Intensitas Cahaya Semua tanaman memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda. Tanaman C3
(kacang, kapas, kedelai, kentang, gandum) kurang toleran terhadap cahaya, sehingga intensitas
cahaya yang tinggi tidak meningkatkan intensitas fotosintesis. Di sisi lain, jenis tanaman C4 (tebu,
jagung, sorgum) lebih ringan. Intensitas cahaya yang tinggi meningkatkan intensitas fotosintesis.
b. Panjang Gelombang Cahaya Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-
beda. Namun, klorofil sangat efektif pada panjang gelombang cahaya, sehingga dapat menyerap
lebih banyak warna merah dan biru.
2. Suhu
Semua tumbuhan membutuhkan suhu yang berbeda. Untuk tanaman C3, suhu optimum yang
dibutuhkan adalah sekitar 20-26°C. Untuk tanaman C4, suhu optimum yang diperlukan untuk
fotosintesis adalah sekitar 35-40 °C.

3. Umur Tanaman
Saat tanaman dewasa, jaringan mereka menjadi lebih lengkap, meningkatkan efisiensi dan kecepatan
proses fotosintesis.

4. Konsentrasi karbon dioksida


(CO2) dan oksigen (O2) Karbondioksida memiliki pengaruh besar pada fotosintesis. Semakin tinggi
konsentrasi karbon dioksida di udara, semakin tinggi laju fotosintesis. Berbeda dengan karbon dioksida,
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi mengurangi intensitas fotosintesis.

5. Air dan Nutrisi


Ketika tanaman kekurangan air, proses fotosintesis terganggu. Seperti air dalam jumlah besar, ini juga
mengganggu proses fotosintesis. Klorofil membutuhkan unsur Mg (magnesium) dan N (nitrogen).
Kurangnya kedua elemen ini memperlambat fotosintesis.

B. Proses fotosintesis
Proses Fotosintesis Empat elemen kunci yang diperlukan untuk fotosintesis adalah air atau H2O,
karbon dioksida atau CO2, klorofil, dan sinar matahari. Fotosintesis adalah proses reaksi kimia yang
terjadi pada tumbuhan berklorofil hijau dengan bantuan sinar matahari. Proses fotosintesis terjadi
ketika sinar matahari mengalami perubahan energi kimia yang membantu mengubah air, karbon
dioksida, dan mineral menjadi oksigen dan senyawa organik. Tanaman menyerap air dari tanah, yang
diserap oleh akar dan didistribusikan ke seluruh bagian tanaman, termasuk daun. Baca juga:
Mengapa fotosintesis merupakan proses penting di Bumi? Karbon dioksida kemudian diambil
dari udara yang masuk melalui stomata di bagian bawah daun. Proses fotosintesis terjadi ketika klorofil
daun menangkap sinar matahari dan menggunakannya untuk mengubah air dan karbon dioksida
menjadi gula dan oksigen. Gula yang dihasilkan baik digunakan langsung oleh tanaman atau disimpan di
bagian lain seperti buah-buahan yang biasa kita makan. Selain gula, fotosintesis juga menghasilkan
oksigen melalui stomata yang kita gunakan untuk respirasi.

C. Reaksi fotosintesis
Reaksi fotosintesis Proses fotosintesis berfokus pada klorofil, yang membutuhkan sinar matahari untuk
membuat glukosa. Fotosintesis biasanya terjadi pada pagi dan sore hari. Namun, ada juga proses
fotosintesis yang tidak membutuhkan cahaya. Reaksi ini memiliki dua komponen.
1. Reaksi Terang
Naiknya kadar CO2 global, berdampak pada tanaman Fotoreaksi merupakan reaksi fotosintesis yang
terjadi pada pagi dan siang hari karena membutuhkan sinar matahari langsung. Sinar matahari
mengubah molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap tidak memerlukan sinar matahari, tetapi reaksi ini tidak terjadi tanpa reaksi terang awal.
Tujuan dari reaksi gelap adalah untuk mengubah karbon dioksida menjadi glukosa.

D. Manfaat Fotosintesis
Manfaat Fotosintesis Bagi Makhluk Hidup Fotosintesis terjadi pada tumbuhan, tetapi memberikan
banyak manfaat bagi semua organisme hidup: tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut beberapa
penjelasannya.
a. Menghasilkan oksigen Oksigen merupakan salah satu produk fotosintesis. Oksigen diperlukan
organisme untuk mempertahankan metabolismenya. Misalnya, hewan dan manusia membutuhkan
oksigen untuk bernafas.
b. Perolehan Buah Fotosintesis juga menghasilkan cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk
buah-buahan dan umbi-umbian. Cadangan makanan ini tidak hanya dibutuhkan oleh tumbuhan
tersebut, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan hewan.
c. Produksi Gula Glukosa dapat digunakan sebagai bahan penyusun Vahak untuk membangun zat
makanan lain seperti protein dan lemak. Zat ini juga dapat digunakan dalam makanan hewan dan
manusia.
d. Mengeluarkan Racun Reaksi fotosintesis juga membantu membuang racun berbahaya. Hal ini karena
tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap racun yang berbahaya bagi organisme lain.
e. Meningkatkan Kelembaban Fotosintesis berperan dalam melembabkan udara. Ini meningkatkan
kualitas udara dan menguntungkan organisme lain. Demikian uraian singkat tentang proses
fotosintesis dari asal mula istilah hingga manfaatnya bagi lingkungan.Proses fotosintesis menjadi
penting karena membantu melindungi ozon dari efek pemanasan global.

E. Langkah-langkah fotosintesis
1) Tumbuhan menyerap air melalui akarnya dan mendistribusikannya ke seluruh tumbuhan.
2) Karbon dioksida diserap dari udara melalui pori-pori.
3) Proses perubahan kimia ini terjadi pada daun ketika klorofil pada daun terkena sinar matahari.
4) Energi cahaya digunakan untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi glukosa dan
oksigen.
5)
F. Rumus proses fotosintesis
6CO2 + 6H2O + Cahaya Matahari —-> C6H12O6 + 6O2
CO2 = karbon dioksida
H2O = air
C6H12O6 = glukosa
O2 = oksigen

Pengertian Fotorespirasi

Fotorespirasi atau respirasi cahaya merupakan respirasi pada tumbuhan yang dibangun oleh
penerimaan cahaya yang diterima dengan daun. Diketahui pula bahwa kebutuhan tenaga dan
ketersediaan oksigen dalam sel juga memengaruhi fotorespirasi.

Tahap ini sering dipandang sebagai bentuk inefisiensi dalam metabolisme tumbuhan karena
mengoksidasi terus produk fotosintesis (glukosa). Akibat dari fotorespirasi, fotosintesis bersih dibentuk
sebagai jauh bertambah rendah dibandingkan seharusnya. Namun demikian, fotorespirasi diketahui juga
dibentuk sebagai pemasok beberapa komponen landasan tahap fotosintesis pula. Selain itu, dengan
fotorespirasi jaringan tumbuhan bertambah terjaga kesetimbangannya.
Proses Fotorespirasi

Proses yang disebut juga “asimilasi cahaya oksidatif” ini berlangsung pada sel-sel mesofil daun dan
diketahui merupakan gejala umum pada tumbuhan C3, seperti kedelai dan padi. Lebih jauh, proses ini
hanya berlangsung pada stroma dari kloroplas serta didukung oleh peroksisom dan mitokondria.

Secara biokimia, proses fotorespirasi ialah cabang dari jalur glikolat. Enzim utama yang ikut serta yakni
enzim yang sama dalam proses reaksi gelap fotosintesis, Rubisco (ribulosa-bifosfat karboksilase-
oksigenase). Rubisco mempunyai 2 sisi aktif : sisi karboksilase yang aktif pada fotosintesis serta sisi
oksigenase yang aktif pada fotorespirasi.

Kedua proses yang terjadi pada stroma ini juga membutuhkan substrat yang sama, ribulosa bifosfat
(RuBP), dan juga dipengaruhi secara positif oleh konsentrasi ion Magnesium dan derajat keasaman (pH)
sel. Dengan demikian fotorespirasi menjadi pesaing bagi fotosintesis, suatu keadaan yang tidak disukai
kalangan pertanian, sebab mengurangi akumulasi energi.

Apabila kadar CO2 dalam sel rendah (misalnya sebab meningkatnya penyinaran dan suhu sehingga laju
produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), RuBP akan dipecah oleh Rubisco menjadi P-
glikolat dan P-gliserat (dengan menyertakan satu molekul air menjadi glikolat dan P-OH).

P-gliserat akan didefosforilasi oleh ADP maka membentuk ATP. P-glikolat memasuki proses sedikit rumit
mengarah peroksisoma, lalu mitokondria, kemudian kembali lagi ke peroksisoma untuk diubah menjadi
serin, lalu gliserat. Gliserat masuk kembali ke kloroplas guna diproses secara normal dengan siklus Calvin
menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P).

Faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi


1. Faktor Protoplasmik
Laju respirasi sangat dipengaruhi dengan kuantitas dan kualitas dari protoplasma yang ada di dalam sel.
Kuantitas serta kualitas protoplasma di dalam sel sangat bergantung pada usia sel
2. Ketersediaan Substrat
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang berada dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan
dengan kandungan substrat yang rendah akan mengerjakan respirasi dengan laju yang rendah juga.
Sebaliknya jika substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
3. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, akan tetapi besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC, tetapi hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
a. Temperatur
b. Cahaya
c. Tersedianya air
d. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan mempunyai perbedaan metabolisme, dengan begitu keperluan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
memperlihatkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Dan juga pada organ
tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Fungsi Fotorespirasi

a. Sebagai penghasil energi alternatif bagi pertumbuhan tanaman


b. Sebagai penghasil asam amino (serin dan gliserin) walaupun masih diperdebatkan kebenarannya
c. Menyiapkan Karbon dioksida (CO2) yang dibutuhkan untuk mengubah cahaya matahari atau
gelombang cahaya matahari sehingga bisa digunakan dalam fotorespirasi. Dengan adanya CO2
maka akan terjadinya ikatan-ikatan serta penguraian zat-zat yang membantu dalam fotorespirasi
untuk meproduksi energi
d. Mengasimilasi CO2 dan NH3 sebelum digunakan pada proses fotosintesis.
Fotorespirasi Pada Tumbuhan C3

Tumbuhan C3 memiliki laju fotorespirasi yang tinggi. Asam glikolat ialah substrat fotorespirasi yang
terbentuk dari asam posfoglikolat, yaitu asam yang terbentuk dari Ribulosa 1.5 diposfat (RuDP) yang ada
pada siklus calvin pada fotosintasis. Jika RuDP bereaksi dengan CO2 dengan bantuan ensim RuDP
karboksilase, akan memproduksi 2 molekul 3 PGA (asam 3 posfogliserat). Namun jika bereaksi dengan
O2 dengan bantuan ensim RuDP oksigenase akan menghasilkan satu molekul 3 PGA dan satu molekul
asam 2 posfoglikolat.

Kemudian asam 2 posfoglikolat akan mengalami defosforilasi menjadi asam glikolat, lalu asam glikolat
masuk ke peroksisom yang ada didalam mesofil. Pada peroksisom terdapat 2 enzim, yaitu asam glikolat
oksidase dan katalase, enzim ini berfungsi untuk mengoksidir asam glikolat

35 menjadi asam glioksilat lalu mengubahnya menjadi glisin.

Terbentuknya glisin di mitokondria, dan kombinasi 2 molekul glisin akan membangun satu molekul serin
dan CO2. Akhirnya serin keluar dari mitokondria dan diubah menjadi karbohidrat.

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya asam glikolat yakni konsentrasi CO2dan O2 di atmosfer. Asam
glikolat disintesis secara cepat pada konsentrasi CO2300 ppm (normal), namun apabila meningkat
sampai 1000 ppm mengakibatkan penurunan jumlah asam glikolat.

Sementara pengaruh konsentrasi O2berlawanan dengan CO2, dimana peningkatan O2di atmosfer akan
merangsang terbentuknya asam glikolat pada daun yang mendapat sinar. Asam glikolat akan disintesis
dengan cepat dan diakumulasikan dalam jumlah yang relatif banyak, Apabila tumbuhan C3 ditempatkan
dalam udara dengan kandungan yang O2 normal, yaitu 21%.

Fotorespirasi PadaTumbuhan C4

Tumbuhan C4 sangat rendah laju fotorespirasinya, dan untuk bisa dipahami maka perlu dipelajari proses
penyematan CO2 dalam tumbuhan tersebut. CO2 yang disemat oleh fotosintesis pada tumbuhan C4
bereaksi dengan asam posfoenol piruvat dalam selmesofil, maka terbentuklah asam malat, namun
beberapa tumbuhan C4 ada juga memproduksi asam aspartat. Asam malat atau asam aspartat diangkut
ke mesofil, dan masuk ke sel seludang pembuluh kemudian mengalami dekarboksilasi. CO2yang
diproduksi akibat dekarboksilasi akan disemat oleh RuDP 36karboksilase, kemudian diubah menjadi gula
dan produk lainnya melalui lintasan pentosa posfat reduktif.

Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi bagian-bagian tumbuhan mulai dari
organel hingga jaringan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan, perkembangan dan respon
terhadap perubahan lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan proses adalah urutan kejadian alamiah yang terjadi pada tumbuhan
secara kontinu. Contoh proses yang terjadi pada tumbuhan hidup adalah: fotosintesis, respirasi,
absorbsi ion, translokasi, pembungaan dan pembuahan dll.

Salah satu tugas dari fisiologi tumbuhan adalah menggambarkan dan menjelaskan proses-proses
alamiah yang terjadi pada tumbuhan.

Evaluasi Respirasi dan Pertumbuhan.

Faktor yang mempengaruhi respirasi pada tumbuhan adalah:

a. Ketersediaan substrat Ketersediaan substrat sebanding dengan laju respirasi. Apabila tumbuhan
memiliki kandungan substrat rendah maka laju respirasinya juga rendah. Sebaliknya bila substrat
yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akanmeningkat. Substrat respirasi terdiri dari:
Karbohidrat. Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat di dalam sel tumbuhan
tingkat tinggi. Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa Pati Lipid Asam-asam
Organik, dan Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu.
b. Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
c. Suhu. Suhu berbanding lurus dengan laju respirasi, yaitu apabila suhu udara meningkat, maka laju
respirasi akan meningkat. Suhu tinggi (diatas optimum) akan mengganggu aktivitas respirasi dan
absorbsi air. Dwijoseputro (1984), menyatakan bahwa temperatur yang tinggi berpengaruh terhadap
proses respirasi. Pada suhu 0 derajat C respirasi sangat sedikit dan pada suhu 30 o C sampai 40 o laju
respirasi lebih cepat.
d. Tipe dan umur tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolusme, dengandemikian kebutuhan


tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggidibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ
tumbuhan yang sedangdalam masa pertumbuhan.

hubungan antara aktivitas respirasi dengan pertumbuhan

Hubungan antara aktivitas respirasi dengan pertumbuhan tergantung pada bagiantumbuhan yang
diamati dan pada tahap apa pertumbuhan tersebut terjadi. Bagiantumbuhan yang aktif melakukan
respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti:

a. Kuncup bunga
b. Tunas
c. Biji yang berkecambah
d. Ujung batang, dan
e. Ujung akar

Sehingga dapat disimpulan bahwa biji yang sudah berkecambah lebih aktif melakukanrespirasi
dibandingkan pada bijinya. Hal tersebut dikarenakan biji yang berkecambahlebih banyak membutuhkan
energi dibandingkan biji yang belum berkecambahsehingga respirasi semakin giat dilakukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan energi pada tumbuhan yang berada pada masa pertumbuhan.

hubungan antara suhu lingkungan dan jenis kecambah terhadap laju respirasinya

Pada suhu yang lebih rendah kerja enzim tidak optimal. Akibatnya reaksi pengubahan glukosa menjadi
CO2 lebih lambat sehingga volume CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi lebih sedikit. Selain itu,
pada suhu yang lebih rendah, volume CO2 akan lebih sedikit diikat oleh KOH sehingga CO2 yang
dilepaskan dari proses respirasi lebih kecil (Suyitno, 2007). Menurut Dwidjoseputro (1984) pada suhu
inkubator, keadaan suhu cenderung dibuat konstan (stabil), dimana pada suhu yang konstan (stabil)
kerja enzim akan lebih optimal tanpa mengalami kerusakan. Seperti yang kita ketahui bahwa proses
respirasi melibatkan kerja berbagai enzim. Karena enzim tidak mengalami kerusakan maka enzim akan
mempercepat pengubahan glukosa menjadi karbon dioksida. Oleh karena itu, CO2 yang dilepaskan dari
respirasi kecambah lebih besar. Selain itu, pada suhu yang lebih tinggi volume CO2 akan lebih banyak
diikat oleh KOH sehingga kadar CO2 yang dilepaskan makin besar. Salisbury (1995) juga menyatakan
bahwa, Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35°C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih
lambat.

Apakah pertumbuhan terkait dengan pembelahan sel meristem

Pertumbuhan terkait dengan pembelahan sel meristem. Pertumbuhan dapat terjadi dikarenakan adanya
penambahan ukuran, baik volume maupun massa pada tumbuhan. Penambahan ukuran tersebut
dikarenakan adanya pembelahan sel. Pembelahan sel pada tumbuhan biasanya terjadi pada jaringan
meristem, yaitu jaringan muda yang aktif melakukan pembelahan. Macam pertumbuhan antara lain:
a. Pertumbuhan Primer. Pertumbuhan primer adalah proses pembelahan sel-sel meristem yang
menyebabkan tumbuhan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan primer, terdapat dua daerah
pertumbuhan, satu berada pada tunas dan yang lain berada pada ujung akar. Dalam daerah-daerah
ini pertumbuhan terjadi dengan cara yang berbeda.
1. Pada meristem apikal. Sel-sel pada meristem apikal senantiasa melakukan pembelahan
sepanjang kehidupan tumbuhan. Sel-sel tersebut membelah diri untuk memproduksi lebih
banyak sel-sel yang sama (mitosis). Aktivitas meristem apikal ini mengakibatkan akar dan batang
bertambah panjang.
2. Pada zona pemanjangan Pada daerah ini terjadi pemanjangan sel-sel pada garis yang sejajar
dengan panjang sumbu tunas atau akar. Ukuran panjang sel-sel tersebut dapat lebih dari
sepuluh kali panjang sel biasa. Sel-sel tersebut bertanggung jawab menekan ujung sel masuk ke
dalam tanah.
b. Pertumbuhan Sekunder. Pertumbuhan yang memungkinkan bertambahnya ukuran diameter batang
dan akar disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas sel-sel
meristem lateral (meristem yang terletak sejajar dengan keliling organ tempat jaringan tersebut
berada) yang terbagi menjadi dua, yaitu kambium vascular dan kambium gabus.

5.Apakah respirasi terkait dengan pembelahan sel tersebut?

Respirasi dan pembelahan sel saling terkait. Tumbuhan dalam siklus hidupnya membutuhkan energi
untuk berbagai aktivitas. Energi dari tumbuhan didapatkan dari proses respirasi yang terjadi dalam
beberapa tahapan. Dengan demikian, adanya respirasi pada tumbuhan akan menunjang pembelahan sel
pada jaringan-jaringan meristem.

UNSUR HARA
FUNGSI UNSUR HARA

a. Merangsang dan mengontrol mekanisme (Na+, K+,Ca++, Cl-), dengan mengontrol potensial
osmotik, permeabilitas membran, elektro potensial dan ketahanannya.
b. Mempengaruhi struktur sel (K+, Ca ²+, Mg²+, Mn²+)dengan mengikat (binding) dengan molekul
organik terutama molekul enzim dan ikut dalam proses pembentukan.
c. Membentuk asam Lewis (Mg ²+, Ca²+, Mn²+, Fe²+,Cu²+, Zn²+). Ion- ion ini dapat menerima
pasangan elektron oleh karena itu dapat mengkatalisis atau merangsang suatu reaksi. 4. Reaksi
redoks (Cu²+, Fe²+, Co²+, Mn²+). Ion- ion ini adalah komponen essensial dari group prostetik yang
bertanggung jawab terhadap transport elektron.

Tumbuhan dapat melakukan gerakan sebagai upaya tanggap terhadap kondisi lingkungannya.
TUMBUHAN merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Sama halnya dengan manusia, tumbuhan dapat
bergerak walaupun sulit untuk dilihat manusia. Terdapar tiga macam gerak pada tumbuhan, yakni gerak
endonom, gerak higroskopis, dan gerak esionom.

1. Gerak endonom - gerak yang disebabkan oleh adanya rangsangan yang berasal dari dalam.
Gerak endonom disebut juga gerak otonom atau gerak spontan. Contohnya adalah gerak
Hydrilla Verticillata, pecahnya buah polong-polongan, dan membukanya kotak-kotak sporangium
tumbuhan paku. Baca juga: Mengenal Kantong Semar, Tanaman Karnivora yang Dilindungi
2. Gerak higroskopis - gerak yang disebabkan perubahan kadar air. Contohnya adalah kacang-
kacangan yang telah lama matang, biasanya akan mengerut dan permukaannya menjadi tidak
rata. Hal itu disebabkan karena terjadi perubahan kadar air di dalam sel yang tidak merata.
3. Gerak esionom - gerak yang disebabkan oleh rangsangan dari luar tumbuhan. Terdapat 3 macam
gerak esionom yakni gerak tropisme, taksis, dan nasti. Gerak tropisme merupakan gerakan pada
sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi arah rangsangan dari luar. Jika tumbuhan
mendekati rangsangan disebut trofi positif, tetapi jika tumbuhan menjauhi rangsangan disebut
trofi negatif. Gerak nasti adalah gerak pada tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan
yang datang dari luar, tetapi arah gerak tidak ditentukan oleh datangnya rangsang. Sementara
gerak taksis adalah gerak seluruh tumbuhan karena adanya rangsang dari luar.

Gerak tropisme.

1) Fototropisme - gerakan pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa cahaya.
Contoh: pertumbuhan tanaman tunas biji-bijian.
2) Kemotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa zat kimia.
3) Geotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa gaya tarik bumi. Contoh:
pertumbuhan akar yang selalu menuju ke dalam tanah.
4) Hidrotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa air. Contoh: pertumbuhan
akar tanah yang selalu menuju sumber air.
5) Tigmotropisme - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa persinggungan. Contoh:
sulur markisa yang membelit dan batang mentimun yang membelit tanaman lain

Gerak Nasti
1) Seismonasti - gerak pada tumbuhan dengan rangsangan berupa sentuhan. Contoh: gerak
menutupnya daun putri malu karena disentuh.
2) Niktinasti - gerak tidur pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa gelap. Contoh:
menutupnya daun petai cina.
3) Fotonasti - gerak pada tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang berupa cahaya. Contoh:
bunga kembang sepatu yang mekar pada siang hari.
4) Termonasti - gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa suhu. Contoh: bunga tulip
mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
5) Haptonasi - gerak pada tumbuhan karena adanya rangsang berupa sentuhan. Contoh:
tumbuhan insektivora akan menutup jika ada serangga yang menyentuh sehingga serangga akan
tertutup daun kemudian dicerna dengan enzim.
6) Nastikompleks - gerak nasti yang dipengaruhi oleh banyak rangsang berupa cahaya, zat kimia,
panas, dan air. Contoh: proses membuka dan menutupnya stomata.

Gerak Taksis

1) Fototaksis - gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa cahaya. Contoh: gerak
Euglena sp yang mendekati cahaya.
2) Kemotaksis - gerak seluruh tubuh tumbuhan dengan rangsangan berupa zat kimia. Contoh:
gerak spermatozoid ke arkegonium pada tumbuhan lumut.

RESPIRASI HEWAN

Sistem Pernapasan Vertebrata

Hewan vertebrata adalah kelompok hewan bertulang belakang dan memiliki punggung. Terdapat lima
kelompok hewan vertebrata yaitu kelas pisces, ampfibi, reptilia, aves (burung), dan mamalia. Sistem
pernapasan hewan vertebrata ini menggunakan insang dan paru-paru.

Cara Kerja Sistem Pernapasan Vertebrata

Pada hewan vertebrata, sistem pernapasannya hanya menggunakan insang dan paru-paru, berikut ini
cara kerjanya:

1. Insang. Insang memiliki bentuk seperti lembaran-lembaran tipis dan posisinya berada di sisi kanan
dan kiri kepala ikan.
a. Ikan akan menarik napas dengan cara membuka mulut dan menutup insang;
b. Oksigen (O2) masuk lewat mulut dan melaju ke kapiler darah serta jaringan tubuh yang
membutuhkan;
c. Karbondioksida (CO2) dibawa oleh darah dan jaringan;
d. Saat katup insang terbuka, ikan mengeluarkan karbondioksida dan air.
2. Paru-paru

Paru-paru hewan vertebrata memiliki ukuran berbeda-beda. Ada yang kecil dan besar, letaknya di organ
dalam. Ketika hewan bernapas, paru-paru akan mengembang dan mengempis.

a. Semua hewan vertebrata akan menarik napas dan memasukkan udara lewat lubang hidung;
b. Udara yang masuk akan melewati jaringan tubuh lain seperti faring, laring, trakea, bronkus,
hingga bronkiolus.
c. Kemudian udara tersebut menuju alveolus untuk proses pertukaran antara O2 dan CO2 yang
dikeluarkan tubuh.

Jenis-Jenis Hewan Vertebrata

Masih tentang sistem pernapasan vertebrata dan invertebrata, di bawah ini terdapat jenis-jenis hewan
vertebrata yang bernapas dengan insang dan paru-paru yaitu:
a) Pisces: kelompok hewan dari air yang bernapas dengan insang, seperti ikan pari, hiu, gurami, dan
ikan-ikan lainnya.
b) Amphibia: kelompok hewan yang hidup di dua habitat yaitu air dan darat, serta bernapas dengan
paru-paru seperti katak, salamander, kadal air, dan lainnya.
c) Reptil: kelompok hewan melata dan memiliki kulit bersisik dan bernapas dengan paru-paru, seperti
kadal, buaya, ular, dan lainnya.
d) Aves: kelompok hewan memiliki bulu dan sayap dan bernapas dengan paru-paru, seperti burung,
bebek, pinguin, ayam, kasuari, angsa, dan lainnya.
e) Mamalia: kelompok hewan yang menyusui anak-anaknya dan berkembang biak dengan cara
melahirkan. Hewan ini bernapas dengan paru-paru, seperti beruang, sapi, domba, monyet, gajah,
kuda, dan lainnya. Sementara hewan mamalia air yaitu paus, lumba-lumba, dan ikan duyung.

Cara Kerja Sistem Pernapasan Invertebrata

Pada hewan invertebrata sistem pernapasannya tergolong sederhana, hanya menggunakan difusi dan
sistem trakea, berikut ini cara kerjanya:

1. Difusi

Difusi adalah proses pernapasan yang berlangsung pada permukaan tubuh, atau melalui kulit bagian
luar hewan invetebrata.

2. Sistem trakea

Sistem trakea adalah proses pernapasan pada hewan invertebrata sejenis insecta. Trakea ini terletak di
badan hewan berupa lubang-lubang halus untuk pertukaran udara.

SISTEM SARAF PADA HEWAN

Sistem saraf hewan adalah jaringan di dalam organ hewan yang terdiri dari jutaan serabut saraf dan
serabut saraf yang terdiri dari sel-sel saraf yang saling berhubungan. Fungsi jaringan saraf menerima
dan memindahkan rangsangan dari bagian tubuh yang satu kebagian yang lain. Jaringan saraf yang
terdiri dari neuron adalah unit atau bagian terkecil dari sistem saraf. Hewan vertebrata dan invertebrata
memiliki sistem saraf yang berbeda-beda.

Sistem saraf pada vertebrata

Otak vertebrata terdiri dari 5 bagian, yaitu otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan, pusat penglihatan,
dan pusat penciuman.

Berikut adalah sistem saraf pada lima kelompok hewan vertebrata!

a) Sistem saraf pada ikan (pisces). Ikan memiliki sistem saraf tepi dan saraf pusat yang terdiri dari
otak dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi terdiri dari serabut saraf otak dari sumsum tulang
belakang. Otak ikan terdiri dari otak depan, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Otak
depan berhubungan dengan saraf penciuman dan hidung. Otak tengah berhubungan
berhubungan dengan saraf penglihatan. Pada ikan, bagian yang paling berkembang adalah otak
kecil. Ukuran otak kecil pada ikan lebih besar dari otak besar. Hal tersebut menyebabkan ikan
mempunyai keseimbangan yang baik ketika bergerak di dalam air. Pada ikan terdapat guratan
sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan dalam air.

b) Sistem saraf pada amfibi. Amfibi memiliki bagian otak depan, otak tengah, otak belakang, dan
sumsum lanjutan yang membentuk sistem saraf pusat. Sedangkan, serabut saraf dan sela-sela
ruas tulang belakang membentuk sistem saraf tepi. Pada amfibi bagian yang paling berkembang
adalah otak tengah sebagai pusat penglihatan.
c) Sistem saraf pada reptilia. Reptilia memiliki sistem saraf tepi dan saraf pusat. Pada bagian otak
besar yaitu lobus olfaktorius adalah pusat pencium yang berkembang baik, sehingga membuat
indra penciuman menjadi lebih tajam. Namun perkembangan otak tengah pada hewan reptil
terhambat oleh otak besar, sehingga membuat otak tengah menjadi kurang berkembang.
Sehingga, menyebabkan indra penglihatan hewan reptil menjadi kurang tajam atau buram.
d) Sistem saraf pada burung (aves). Aves memiliki sistem saraf tepi dan saraf pusat yang terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri dari serabut-serabut saraf yang
berasal dari otak dan berasal dari sela-sela ruas tulang belakang. Otak burung (aves) terdiri dari
otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan. Otak tengah aves merupakan
pusat saraf penglihat yang berkembang baik dengan gelembung yang membuat indra
penglihatan aves berkembang dengan baik.
e) Sistem saraf pada hewan menyusui (mamalia) .Sistem saraf pada hewan mamalia terdiri atas
otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Hewan mamalia
memiliki sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).

Sistem saraf pada invertebrata

Sistem saraf invertebrata (tanpa tulang belakang) jelas berbeda dengan vertebrata (tulang belakang).
Invertebrata memiliki sistem saraf seperti tangga tali, bahkan ada beberapa invertebrata yang tidak
memiliki sistem saraf.

a) Sistem saraf pada hewan bersel satu (protozoa) Protozoa, misalnya amoeba, paramaecium
belum memiliki sistem saraf khusus, tetapi protozoa mempunyai kepekaan terhadap rangsangan
dari luar, misalnya berupa sentuhan, cahaya. Contohnya, jika amoeba mendapat rangsangan
cahaya yang kuat maka amoeba akan bergerak menjauh. Sedangkan, ketika amoeba mendapat
rangsangan cahaya lembut maka amoeba akan bergerak mendekat. Paramaecium merupakan
hewan berambut getar dan memiliki serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar
atau silia. Serabut tersebut berfungsi untuk mengatur gerakan silia.
b) Sistem saraf pada coelentera Coelentera, misalnya hydra memiliki sistem saraf disfus, artinya
saraf tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala. Sel-sel saraf motorik
berakhir pada serabut otot dan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh. Hubungan
sel-sel saraf dan otot memungkinkan hewan dapat memberikan reaksi terhadap berbagai
rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya ataupun keberadaan makanan.
c) Sistem saraf pada cacing (vermes) Sistem saraf pada cacing disebut sistem saraf tangga tali.
Bagian sistem saraf yang berfungsi untuk mengolah rangsangan diebut ganglion. Cacing tanah
memiliki sistem saraf yang terdiri ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan dan ganglion
ruas-ruas tubuh. Ganglion kepala adalah kumpulan badan sel saraf yang terletak di ujung depan
tubuh di ruas ketiga. Sedangkan, ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan berada
dibagian bawah saluran pencernaan. Setiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk
cabang-cabang halus. Sistem saraf pada ruas berfungsi untuk mengatur gerakan tubuh cacing
tanah. Contoh lain, seperti cacing pipih memiliki susunan saraf yaitu dua buah ganglion di
bagian kepala dan ditiap ganglion terdapat kumpulan saraf memanjang (longitudinal) ke bagian
ekor. Serta di setiap berkas saraf memiliki cabang-cabang lebih kecil sehingga mampu
menjangkau seluruh bagian tubuh.
d) Sistem saraf Serangga berupa tangga tali yang memiliki 3 ganglion. Ganglion bagian kepala,
ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas tubuh. Ganglion bagian kepala
merupakan ganglion yang terbesar. Pada serangga terdapat dua benang saraf yang membentang
sejajar sepanjang tubuhnya. Benang saraf menghubungkan ganglion satu dan ganglion lainnya,
sehingga terlihat seperti tangga dengan dua ibu tangga.

Anda mungkin juga menyukai