PERCOBAAN INGENHOUSZ
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Aafiansyah Su’daa (01)
2. Bakhitah Cinta Syahirah (10)
3. Muhammad Agil Tri Prasetyo (19)
4. Muhammad Rangga Ardi Firmansyah (20)
5. Salsabila Najmah Febriani (26)
A. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap proses fotosintesis
tumbuhan air Hydrilla (Hydrilla verticillata).
2. Mengetahui pengaruh pemberian NaHCO3 terhadap proses fotosintesis tumbuhan air
Hydrilla (Hydrilla verticillata).
3. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap proses fotosintesis tumbuhan air Hydrilla
(Hydrilla verticillata).
4. Mengetahui pengaruh jumlah tumbuhan air Hydrilla (Hydrilla verticillata) terhadap
proses fotosintesis
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap proses fotosintesis
tumbuhan air Hydrilla (Hydrilla verticillata)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian NaHCO3 terhadap proses fotosintesis tumbuhan air
Hydrilla (Hydrilla verticillata)?
3. Bagaimanakah pengaruh temperatur terhadap proses fotosintesis tumbuhan air
Hydrilla (Hydrilla verticillata)?
4. Bagaimana pengaruh jumlah tumbuhan air Hydrilla (Hydrilla verticillata) terhadap
proses fotosintesis
C. Landasan Teori
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO 2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme
untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang. (Wikipedia, 2013)
Fotosintesis terjadi di kloroplas. Membran dalam kloropas, membran tilakoid
ada penerusan dari lapisan fosfolipid bilayer yang diatur menjadi kantung-kantung
pipih yang ditumpuk jadi satu. Struktur tumpukan ini dinamakan grana. Stroma
adalah lingkungan di sekitar tilakoid berisi cairan semi-liquid. Grana dan membran
tilakoid mengandung klorofil sedangkan stroma mengandung banyak enzim untuk
reaksi pembentukan senyawa organik. Pada membran tilakoid, pigmen fotosintesis
dijajarkan bersama membentuk fotosistem.
Fotosintesis terbagi atas 2 reaksi yaitu reaksi terang atau reaksi bergantung
cahaya dan reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung cahaya.
Reaksi terang terjadi di grana, persisnya di membran tilakoid. Reaksi terang
menggunakan 2 fotosistem yang berhubungan. Fotosistem I menyerap cahaya dengan
panjang gelombang 700 nm maka disebut P700, berfungsi untuk menghasilkan
NADPH. Fotosistem II menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm maka
disebut P680, berfungsi untuk membuat potensial oksidasi cukup tinggi sehingga bisa
memecah air.
Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO 2 yang terjadi di stroma.
Berbeda dengan reaksi terang, reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung cahaya bisa
terjadi pada saat siang dan malam, namun pada siang hari laju reaksi gelap tentu lebih
rendah dari laju reaksi terang.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitascahaya
Laju fotosintesis berjalan maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransienzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida, sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasilfotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan
tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh
(wikipedia2, 2013).
Setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang
utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita
cermati, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi
di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme.
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak
sama. Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler
hingga organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik
untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut
disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar
adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya
pada jaringan tiang atau palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel
palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas.
Seperti yang telah diketahui, proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya.
Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam
cahaya tersebut terdapat sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya
mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu). Selain cahaya matahari,
proses fotosintesis juga membutuhkan karbon dioksida dan air.
Cahaya
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + H2O
Klorofil
Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan
oksigen. Untuk mengetahui kandungan glukosa sebenarnya dapat diketahui dengan
percobaan Sach sedang untuk mengetahui kandungan oksigen dapat diketahui dengan
menggunakan lidi yang membara seperti pada percobaan Ingenhouz. Akan tetapi pada
kesempatan ini, yang akan dilihat bukanlah kandungannya, akan tetapi kecepatan
proses tersebut bila diberi perlakuan yang berbeda – beda terkait suhu, intensitas
cahaya, dan NaHCO3.
D. Hipotesis
2. Bahan
•Tanaman Hydrila
•Es batu
•Air (aquades)
F. Langkah Kerja
Dari percobaan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh adalah gelembung paling banyak
ditemukan pada percobaan ke 8, yaitu gelas yang mendapat NaHCO3 yang
larut dalam air sebagai sumber CO2 dan diletakkan di tempat terang,
Sedangkan pada gelas B dengan perlakuan pada tempat gelap hanya
menghasilkan gelembung yang sangat sedikit. Begitu juga dengan gelas D
dengan perlakuan suhu rendah hanya menghasilkan sedikit gelembung.
Kesimpulan
Percobaan Ingenhousz adalah salah satu percobaan yang digunakan untuk membuktikan
bahwa proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan oksigen. Tokoh
yang mengenalkan percobaan Ingenhousz adalah Jan Ingenhousz.
Percobaan ingenhousz adalah salah satu percobaan yang dilakukan untuk
membuktikan bahwa proses fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan
oksigen. Percobaan ini ditemukan oleh Jan Ingenhousz yang bertujuan untuk
menyelidiki proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Dengan tujuan
membuktikan adanya gas oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis,
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.
Oksigen yang dihasilkan tempat gelap akan lebih sedikit daripada pada tempat terang lebih
banyak daripada oksigen pada tempat gelap. Energi cahaya yang mampu
diserap tumbuhan ketika fotosintesis bergantung pada intensitas dan panjang
gelombang cahaya. Semakin rendah intensitas cahayanya, maka semakin
lambat proses fotosintesisnya karena energi yang diserap tidak cukup.
Spektrum wama memiliki panjang gelombang berbeda-beda. Tapi klorofil
akan lebih banyak menyerap warna merah dan biru karena panjang
gelombang cahayanya sangat efektif.
Kadar 02 pada Hydrilla yang diberikan NaHCO3 banyak. Konsentrasi karbondioksida yang
rendah dapat mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatannya
sebanding dengan konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi
karbondioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira
pada konsentrasi 1 % dan diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan
konstan pada suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida. Kadar
CO2 tidak boleh melebihi 1000-1200 µmol kerena konsentrasi kadar CO2
tersebut sering menyebabkan keracunan atau penutupan stomata, kadang
kala bahkan dapat menurunkan laju fotosintesis
Kadar 02 pada Hydrilla yang diberikan es batu dengan suhu 5° sangat sedikit. Laju
fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5°C sampai
suhu 35°C, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas
35°C menyebabkan kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang
mengakibatkan memurunuya kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu
semakin cepat penurunan laju fotosintesis.
Percobaan Ingenhousz bermanfaat untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
oksigen (O2), membuktikan bahwa intensitas cahaya berpengaruh dalam
proses fotosintesis, membuktikan bahwa suhu berpengaruh dalam proses
fotosintesis, bahwa kadar CO; berpengaruh dalam proses fotosintesis, dan
melatih siswa konsentrasi dalam penelitian.
Saran
Dalam melakukan penelitian harus cermat, usahakan saat pada
perlakuan di tempat gelap harus dipastikan tidak ada
cahaya.