Anda di halaman 1dari 14

Pengertian, Fungsi, Proses Fotosintesis

A. PENGERTIAN FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembuatan molekul makanan berenergi tinggi dari
komponen yang lebih sederhana, yang dilakukan oleh tumbuhan autotrof (tumbuhan
yang dapat membuat makanan sendiri). Fotosintesis berasal dari kata foton yang
artinya cahaya dan sintesis yang artinya penyusun, jadi fotosintesis juga diartikan
dengan proses biokimiawi yang dilakukan oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Daun merupakan komponen utama pada tumbuhan yang berperan dalam
fotosintesis ini, pada daun terdapat klorofil (zat hijau daun), nah klorofil inilah yang
akan menyerap energi matahari sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi (nutrisi).

Fotosintesis berperan sangat penting bagi seluruh kehidupan organik di bumi.


Karena selain menghasilkan energi, proses fotosintesis juga akan menghasilkan
oksigen untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

B. FUNGSI FOTOSINTESIS

Fungsi utama fotosintesis adalah untuk memproduksi glukosa sebagai


sumber energi utama bagi tumbuhan, dengan adanya glukosa ini akan
terbentuk sumber energi lemak dan protein pula. Nah zat-zat ini akan menjadi
sumber makanan bagi manusia dan hewan, oleh karena itu proses
fotosintesis ini sangat penting dalam kehidupan kita.
Prose Fotosintesis dapat membersihkan udara. Udara dibersihkan dengan
diserapnya karbondioksida dan dihasilkannya oksigen. Sehingga sering kita
dengar penanaman pohon untuk membersihkan lingkungan, karena ada
proses fotosintesis inilah pohon bisa berguna untuk membersihkan udara
kita.
Kemampuan fotosintesis tumbuhan pada masa hidupnya akan membuat sisa
sisa tumbuhan tersebut tertimbun di dalam tanah. Timbunan dari tumbuhan
dalam waktu yang lama akan membuatnya menjadi batu bara yang
merupakan bahan baku dan sumber energi pada kehidupan modern.

C. PROSES FOTOSINTESIS
Sebelum memulai penjelasan, silahkan diperhatikan bagan di bawah terlebih
dahulu.

Berdasarkan bagan tersebut maka secara singkat proses fotosintesis dapat


dijelaskan sebagai berikut :
Dalam proses fotosintesis ada 4 bahan yang harus dimiliki, yaitu :

Karbondikoksida (CO2)
Air
Cahaya Matahari
Klorofil

Karbondikosida akan diambil oleh Stomata (mulut daun) pada daun tumbuhan dari
udara bebas, kemudian air diambil melalui akar tumbuhan dan diangkut komponen
pengangkut pada tumbuhan, kemudian Cahaya matahari akan diambil dalam bentuk
energi oleh klorofil (zat hijau daun). Semua proses ini akan berlangsung membentuk
suatu reaksi dan menghasilkan Oksigen serta Glukosa.
Setelah terdapat glukosa pada tumbuhan, nutrisi ini akan diubah menjadi lemak,
protein, dan nutrisi lainnya. Jadi pada fotosintesis terjadi reaksi yang sangat
kompleks, namun secara singkat reaksinya berlangsung seperti yang telah kami
jelaskan.

D. TAHAP-TAHAP REAKSI FOTOSINTESIS


Proses fotosintesis yang terjadi di Kloroplas terdiri atas 2 reaksi, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap.

1. Reaksi Terang
Dikatakan reaksi terang karena dalam prosesnya reaksi ini membutuhkan cahaya
matahari. Reaksi ini terjadi di salah satu ruang kosong pada kloroplas yang disebut
membran tilakoid. Dalam reaksi terang, klorofil akan menyerap cahaya dari
matahari, energi yang didapat dari cahaya matahari akan digunakan untuk memecah
molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen. Reaksi ini disebut sebagai
fotolisis, dan dapat digambarkan dengan reaksi berikut.

2. Reaksi Gelap
Sesuai dengan namanya reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak bergantung
pada cahaya. Inti dari proses reaksi gelap merupakan pengubahan Karbondioksida
(CO2) menjadi glukosa. Reaksi gelap ini terjadi pada bagian stroma kloroplas.
Reaksi gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi
gelap sangat kompleks, karena pengubahan Karbondioksida (CO2)

E.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS

1. Faktor Internal
Faktror internal adalah faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri. Artinya, setiap
tumbuhan yang berbeda jenis, walaupun hidup dalam keadaan lingkungan yang
sama akan berbeda pula reaksi fotosintesisnya, dapat kita katakan faktor internal
merupakan faktor hereditas (keturunan).

Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang tidak bisa membentuk klorofil (albino)
sehingga akan sangat berpengaruh terhadap raksi fotosintesisnya.

2. Faktor Eksternal
a. Kandungan Air dan Mineral dalam tanah
Seperti yang telah kami jelaskan tadi sahabat, air merupakan salah satu bahan baku
yang digunakan untuk reaksi fotosintesis jadi semakin banyak air dalam tanah
semakin bagus reaksi tersebut. Karena Fotosintesis sangat bergantung dari
penyerapan air oleh akar tumbuhan tersebut.

b. Temperatur
Fotosintesis merupakan reaksi yang tergantung kepada enzim, sedangkan kerja
enzim ini dipengaruhi oleh suhu. Enzim tidak bisa bekerja pada suhu kurang dari 5
derajat Celcius dan diatar 50 derajat celcius, jika suhu tidak sesuai maka fotosintesis
tidak akan terjadi. Suhu terbaik untuk proses fotosintesis adalah diantara 28 30
derajat celcius.

c. Kandungan CO2 di udara


Kandungan CO2 di udara sekitar 0.03 persen, semakin banyak CO2 akan semakin
baik rekasi yang terjadi.

d. Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah akan menghambat respirasi
tumbuhan. Remdajmua respirasi ini juga akan menghambat pembentukan energi
oleh tumbuhan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA :
Setiowati, Tetty; Furqonita, Deswati. 2007. Biologi Interaktif untuk SMA/MA. Jakarta :
Azka Press.
Fried, George H, dkk. 2006. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Karmana, Oman. 2006. Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama.
http://www.softilmu.com/2014/11/selamat-datang-di-softilmu.html
Pengertian dan Definisi Respirasi pada Tumbuhan
https://fistum07.wordpress.com/respirasi-tumbuhan/

Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.

Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul


gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury, 1995).
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya
adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang
diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak, pertumbuhan.

Respirasi sudah diketahui sejak abad XVIII :

1772 J.Priestley : Tumbuhan dapat memurnikan udara kotorkotor

Lavoisier : RespirasiO2CO2+ H2O

Ingenhousz : Tumbuhan dan hewan terjadi pertukaranO2danCO2dengan atmosfir.

Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi


Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi
dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan
respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan
karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan
rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh
enzim yang berbeda.

Substrat Respirasi:
Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam
respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara
relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam
reaksi-reaksi respirasi.

Substrat respirasi terdiri dari:

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel


tumbuhan tinggi.
Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
Pati
Lipid
Asam-asam Organik
Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang
tumbuh seperti:
Kuncup bunga
Tunas
Biji yang berkecambah
Ujung batang
Ujung akar
Penggolongan Respirasi
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di
udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.

1. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2 dari


udara.
Prosesnya meliputi :

Absorbsi oksigen,
Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (CO2 & H2O),
Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses
kehidupan,sebagian hilang sebagai panas.
Membebaskan CO2 dan H2O
Pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria.

1. Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa


membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama
fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada tanaman tinggi hanya
terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum., pada biji-bijian yang
tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang
berdaging seperti buah apel & peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam
penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah terus menghasilkan
CO2. Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat,
asam malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar
& batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar
O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.

Kuosien Respirasi (KR)


Kuosien Respirasi (KR) : angka perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan
dengan volume O2 yang diabsorpsi secara simultan oleh jaringan dalamperiode
waktu tertentu pada suhu & tekanan tertentu.

KR = Vol CO2 : Vol O2

KR : Glukosa = 1, Lemak = 0,7, Protein = 0,7 < KR < 1

Titik kompensasi : titik yang menunjukkan kecepatan Fotosintesis yang dilakukan


tumbuhan sama dengan kecepatan respirasinya

Contoh Perhitungan Nilai Kuosien Respirasi(KR):

1. Gula : C6H12O6 + 6O2 6CO2 +H2O, KR = 6 mol CO2 = 1.06 mol O2


2. Asam lemak (asam palmitat): C16H32O2 + 11O2 C12H22O11 + 4CO2 +
5H2O
KR = 4 mol CO2 = 0.36, 11 mol O2

KR memberi petunjuk tentang jenis substrat yang dioksidasikan & jenis metabolisme
yang sedang berlangsung.

KR > 1 : sel kekurangan O2, repirasi aerob dibantu respirasi anaerob agar
menambah energy

KR < 1 : sebagian / semua CO2 yang dihasilkan dalam respirasi digunakan langsung
oleh organisme ybs, misal untuk fotosintesis.
Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat
dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari
proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang
penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino
untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen
profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.

Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk
mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan
jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2 (Salisbury, 1995)
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

2. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ
pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak
banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

3. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.

4. Tipe dan umur tumbuhan


Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing
spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa
pertumbuhan.

Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses
transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan
dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran
sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke
luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan
protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi
dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
siklus asam sitrat, dan transpor elektron.

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :

1. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam


piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang
dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif.
Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2
molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap
transport elektron.Dalamkeadaan anaerob, As. Piruvat hasil glikoisis akan
diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah
ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa,
hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan
respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa perubahan :

Glukosa berubah menjadi Glukosa 6 fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6


difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.

Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang berfungsi
sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul
glukosa.

Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase,


Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat dehidrogenase,
fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.
Manfaat glikolisis:
1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa
yang dirombak.
2. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika
substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan
dihasilkan 3 molekul ATP.
3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat
menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam
tumbuhan.
1. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3)
menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini
berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam
siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam
transpor elektron.
1. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta
energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan
membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan
senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk.
Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu
molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH
yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Fungsi utama Siklus Krebs adalah:

1. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian
dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
2. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul
piruvat yang dioksidasi
3. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam-
asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk
senyawa yang lebih besar.
1. Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier
elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam
mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi
redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein.
Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan
adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan
elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi.
Lintasan Pentosa Fosfat
Lintasan reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini disebut Lintasan
Pentosa fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon.
Lintasan ini juga disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat. Berlangsung di sitosol.

Rangkaian reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil


penguraian pati oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase
pada glikolisis atau hasil penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil
langsung reaksi fotosintesis). Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi) oleh
enzim dehidrogenase untuk membentuk senyawa 6-fosfogluko-nonlakton, yang
kemudian dihidrolisis menjadi 6-fosfoglukonat oleh suatu enzim laktonase. Senyawa
6-fosfoglukonat kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif untuk menghasilkan
ribulosa-5-P oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.

Reaksi-reaksi selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat. Reaksi-


reaksi ini dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan transaldolase

Fungsi LPF:

1. Produksi NADPH, dimana senyawa ini kemudian dapat dioksidasi untuk


menghasilkan ATP
2. Terbentuknya senyawa erithrosa-4-P, dimana senyawa ini merupakan
bahan baku esensial untuk pembentukan senyawa fenolik seperti sianin dan
lignin
3. Menghasilkan ribulosa-5-P yang merupakan bahan baku unit ribosa dan
deoksiribosa pada nukleotida pada RNA dan DNA.
Zat penghambat respirasi
Zat yang dapat menghambat proses respirasi yaitu

1. sianida,
2. fluoride,
3. Iodo asetat,
4. CO diberikan pd jaringan
5. Eter, kloroform, aseton, formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu
pendek.
Transpirasi dan Gutasi Pada Tumbuhan
http://www.pintarbiologi.com/2016/07/transpirasi-dan-gutasi-pada-tumbuhan.html

Sejak awal tumbuhan menyerap air melalui akar dan kehilangan air lewat daun.
Proses penguapan dari tumbuhan ke udara disebut Transpirasi. Benih kecil hanya
menguapkan beberapa tetes air dalam seminggu, namun pohon dewasa
menguapkan lebih dari 1000 liter per hari. Selama transpirasi berlangsung air
menguap dari daun melalui celah kecil yang disebut stomata.

Hanya sebagian kecil, biasanya kurang dari 1% dari air yang diabsorpsi tumbuhan
dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar dari air yang
diabsorpsi akar tanaman akan ditranspirasikan melalui daun.

Transpirasi ialah hilangknya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan melalui
penguapan. Penguapan air menciptakan gaya isap sehingga tumbuhan dapat
menyerap mineral dan nutrient penting dari tanah.

Ratio antara hilangnya air oleh transpirasi dengan produksi bahan kering selama
pertumbuhan merupakan ukuran efisiensi penggunaan air oleh tumbuhan.
Semakin besar rationya, semakin kurang efisien jenis tumbuhan tersebut dalam
penggunaan airnya. Ratio transpirasi dari sebagian besar tanaman budidaya
berkisar antara 100 sampai 500 atau lebih, yang berarti memerlukan 100-500 gram
air untuk menghasilkan 1 gram bahan kering tumbuhan. Dengan demikian jenis
tumbuhan tinggi yang hidup di darat sangat tidak efisien dalam penggunaan airnya.
Walaupun demikian ada beberapa tumbuhan yang lebih efisian daripada yang
lainnya.
Tumbuhan C4 per unit air yang digunakan dapat menghasilkan bahan kering 3-4 kali
lebih banyak dari tumbuhan C3.
Kehilangan air oleh transpirasi dapat berlangsung dari setiap bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan atmosfir. Namun demikian sebagian besar berlangsung
melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel terhap air,
transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil. Seperti telah
diuraikan dalam bab terdahulu, untuk menguapkan 1 gram air diperlukan energi
panas sebanyak 500 kal. Dengan demikian transpirasi menimbulkan pengaruh
pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar matahari
disalurkan melalui tiga cara : (1) sebagai cahaya langsung, difusi atau pantulan, (2)
sebagai radiasi panas (dari atmosfir, tanah, atau benda-benda sekelilingnya) dan (3)
oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari jumlah panas yang
diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterimanya sebagai panas
penghantaran (koduksi) dari bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya.
Laju transpirasi daun biasanya menunjukkan siklus harian. Pada hari yang cerah,
terjadi peningkatan tranpirasi yang cepat di pagi hari, dan mencapai puncaknya
pada lewat tengah hari. Kemudian diikuti penurunan pada sore dan malam harinya.
Panas sensibel (konveksi) atau mungkin juga panas laten (dari tranpirasi) yang
keluar pada siang hari mengalami pendinginan oleh radiasi yang kembali ke udara.
Keadaan ini sering menghasilkan pembentukan embun.
Suhu daun pada malam hari biasanya beberapa derajat di bawah suhu udara karena
kehilangan panas oleh radiasi kembali ke langit dan penerimaan panas yang relatif
sedikit dari udara di sekelilingnya. Di pagi hari setelah matahari terbit, daun yang
kena sinar matahari akan cepat menjadi panans dan suhunya meningkat seiring
dengan suhu udara. Pada waktu yang sama, stomata yang menutup di malam hari
akan terbuka. Dengan demikian daun akan bertranspirasi dan kehilangan panas. Hal
tersebut biasanya akan menyebabkan daun yang terkena sinar matahari hanya
mempunyai suhu sedikit lebih tinggi dari udara.
Walaupun kehilangan air oleh transpirasi biasanya sangat besar sehingga dapat
merusak, namun transpirasi mempunyai pengaruh baik tertentu bagi pertumbuhan
tumbuhan. Selain dapat mempertahankan suhu di bawah tingkat yang mematikan,
transpirasi dapat meningkatkan absorpsi air oleh akar sehingga juga berpengaruh
terhadap peningkatan laju absorpsi hara mineral.
Peran Transpirasi bagi Tumbuhan
Transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan karena :

1. Menyebabkan terbentuknya daya isap daun, hingga terjadi transport air di batang.
2. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3. Mengurangi air yang terserap berlebihan.
4. Dapat mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun.
5. Berperan pada fotosintesis dan respirasi karena membuka / menutupnya stomata.

Dari peran yang ada terlihat bahwa yang terpenting adalah untuk melepas energi
yang diterima dari radiasi matahari. Energi radiasi matahari yang digunakan
untuk proses fotosintesis hanya 2 % atau kurang, sehingga selebihnya harus
dilepaskan ke lingkungan, baik dengan pancaran, hantaran secara fisik dan
sebagian besar untuk menguapkan air.

Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan tumbuhan


karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat
kekurangan air. Bila melampaui batas minimum dapat menyebabkan kematian.
Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuha mengadakan penyerapan besar, itu
memerlukan energi besar pula.

Gutasi
Gutasi adalah peristiwa menetesnya air dari pinggiran dan ujung daun. Air gutasi
keluar dari sel-sel daun yang disebut hidatoda. Hidatoda merupakan lubang daun
(stoma) yang tidak berdiferensiasi sempurna, sehingga tidak bisa membuka dan
menutup.

Air gutasi mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik, senyawa-


senyawa organik dapat berasal dari bocoran sel-sel yang berdampingan
dengan jaringan xilem, sedangkan senyawa-senyawa anorganik berasal dari larutan
tanah yang diabsorpsi oleh akar yang secara pasif terbawa dalam cairan xilem ke
atas, ke daun. Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan
transpirasi.Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi.

Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan
sebagai embun. Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi akibat adanya tekanan
positif akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus menyerap air dan
mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang dilepaskan
keluar. Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin
dan tanah yang kering menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan mineral juga
diketahui memengaruhi proses gutasi.

Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus
bernama hidatoda. Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air. Hidatoda
terletak di ujung dan sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air akan
terlihat di ujung dan tepi daun. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun
terjadi juga pada pagi hari.

Laju gutasi paling tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia nymphefolia. Gutasi
paling banyak terjadi pada tumbuhan air, herba, dan rumput-rumputan. Titik-titik air
yang keluar dari jaringan daun melalui proses gutasi bukanlah air murni. Berbagai
senyawa diketahui terlarut di dalamnya. Beberapa senyawa yang ditemukan terlarut
dalam titik-titik air tersebut adalah enzim, gula, asam amino, vitamin, serta mineral
seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.

Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:

Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup


tumbuhan. Namun kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada
daun. Hal ini diakibatkan oleh penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi
daun telah menguap. Kondisi tersebut membuat patogen seperti bakteri dan fungi
dapat menyerang jaringan daun.

Anda mungkin juga menyukai