Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“FOTOSINTESIS (UJI SACHS)”

Oleh:

ILIS ARMELIA RESKITA


NIM. D1B1 17 159

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daun merupakan organ tubuh tanaman yang penting, karena daun


merupakan tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis. Stomata adalah
bagian terpenting dalam pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida) pada
tanaman. Stomata merupakan salah satu modifikasi epidermis biasanya berada
pada bagian abaksial daun. Struktur stomata mempengaruhi cara kerja atau
keefektifan stomata selama proses fotosintesis. Semakin rapat stomata, proses
buka-tutup stomata semakin terhambat. Kerapatan stomata diketahui berpengaruh
terhadap jumlah CO2 yang difiksasi tanaman, dimana nantinya CO2 tersebut akan
digunakan sebagai salah satu bahan mentah fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang diperlukan
tumbuhan, yang dibantu oleh cahaya matahariserta bahan-bahan pendukung
lainnya seperti air, CO2 dan unsure hara yang berguna untuk kelangsungan hidup
suatu tumbuhan. Fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan zat
karbohidrat dengan cahaya sebagai energinya. Hanya organisme yang mempunyai
pigmen fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah
yang mampu menangkap energi dari cahaya. Zat organik yang disusun dalam
fotosintesis ini adalah karbohidrat yang berasal dari molekul CO2 dan H2O.
Sebagai hasil sampingan adalah molekul O2.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
bagian utama reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi
pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik
yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap diperoleh dari reaksi terang. Pada
proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya Matahari. Reaksi gelap bertujuan
untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.
Fotosintesis berlangsung di kloroplas pada bagian ini mengandung banyak
pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu, klorofil a,
b, c, d dan tipe e. Pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai samping yang
mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk
sinar hijau biru, sementara klorofil b untuk sinar kuning hijau. Klorofil lain (jenis
c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a.
Uji Sachs adalah rancangan percobaan yang dilakukan Julius von Sachs
seorang ahli botani asal Jerman pada tahun 1860, dalam percobaannya ia berhasil
mengambil kesimpulan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung),
untuk mengetahui adanya amilum dapat diuji dengan menggunakan yodium.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilaksanakannya praktikum fotosintesis (uji
sachs).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai


fotosintesis (uji sachs) guna untuk mengetahui hasil sintesis fotosintesis berupa
karbohidrat.

1.2.Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum fotosintesis (Uji Sachs) yaitu untuk menguji hasil
sintesis fotosintesis berupa karbohidrat.
Kegunaan dari praktikum fotosintesis (Uji Sachs) yaitu agar praktikan
mampu mengetahui cara menguji hasil sintesis fotosintesis berupa karbohidrat.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan


proses biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam
persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui
respirasi seluler. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida,
air, dan energi kimia. Organ utama tumbuhan tempat berlangsungnya fotosintesis
adalah daun (Pratiwi, 2017).
Fotosintesis adalah proses fisiologis dasar yang penting bagi nutrisi
tanaman, salah satunya yaitu rumput laut. Secara teoritis untuk mengukur laju
produksi senyawa-senyawa organik dapat diukur dengan cara mengetahui laju
hilangnya atau munculnya beberapa komponen yang ada dalam reaksi tersebut.
Laju fotosintesis dapat diukur dengan laju hilangnya CO2 atau munculnya O2.
Pengukuran ini dalam prakteknya yang digunakan hanya dua komponen yaitu CO2
dan O2. Reaksi fotosintesis dapat terjadi dengan adanya cahaya matahari pada
semua tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil, seperti rumput laut yang
hanya terdapat di perairan tertentu saja, yakni pada pesisir yang dangkal
(Hasanah, 2018).
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat
anorganik (air, karbonsioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari.
Karena bahan baku yang dipergunakan adalah zat karbon (karbon dioksida) maka
dapat juga disebut asimilasi zat karbon. Proses fotosintesis mereaksikan
karbondioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya
matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya berlangsung pada tumbuhan yang
berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber cahaya. Fotosintesis terjadi
melalui 2 reaksi yaitu, reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang terjadi di
grana sedangkan rekasi felap terjadi di stroma. Grana dan stroma terdapat pada
kloroplas tumbuhan. Didalam kloroplas terdapat pigmen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk melakukan fotosintesis (Fatimah et al., 2017).
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
bagian utama, yaitu reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap
(tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang
adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut
klorofil yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplas, dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada
bagian stomata. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun (Ekayanti
et al., 2015).
Berdasarkan reaksi fotosintesis CO2 dan H2O merupakan substrat dalam
reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis
(berupa klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan
melepaskan oksigen. Cahaya matahari meliputi semua warna dari spektrum
tampak dari merah hingga ungu, tetapi tidak semua panjang gelombang dari
spektrum tampak diserap (diabsorpsi) oleh pigmen fotosintesis. Atom O pada
karbohidrat berasal dari CO2 dan atom H pada karbohidrat berasal dari H2O
(Rahmawati, 2015).
Kekurangan air dari tingkat paling ringan sampai paling berat
mempengaruhi proses-proses biokimia yang berlangsung dalam sel. Kekurangan
air mempengaruhi reaksi-reaksi biokimia fotosintesis, sehingga laju fotosintesis
menurun. Salah satu aspek fotosintesis yang sangat sensitif terhadap kekurangan
air adalah biosintesis klorofil dan pembentukan protoklorofil terhambat pada
potensial air sedikit dibawah 0 atm (Lideman, 2015).
Energi cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen fotosintesis yang
terdapat pada membran interna atau tilakoid. Pigmen fotosintesis yang utama ialah
klorofil dan karotenoid.Klorofil a dan b menunjukkan absorpsi yang sangat kuat
untuk panjang gelombang biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung) dan
menunjukkan absorpsi yang sangat kurang untuk panjang gelombang hijau dan
kuning hijau (500-600 nm) (Hasanuddin, 2014).
Cahaya merupakan usur terpenting dalam kehidupan.Tumbuhan
membutuhkan cahaya untuk berfotosntesis. Fotosintesis merupakan proses yang
terjadi dalam tumbuhan untuk menghasilkan makanan yang dapat membantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya akan mengganggu
proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada
jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau).
Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan
fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan
kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih
segar dan batang kecambah lebih kokoh (Wijayanti et al., 2017).
Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui
proses fotosintesis. Karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan oksigen
dilepas ke dalam air. Proses fotosintesis mempunyai manfaat penting dalam
akuakultur, di antaranya adalah menyediakan sumber bahan organik bagi
tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen yang digunakan oleh semua organisme
dalam ekosistem perairan. Pengendalian jenis dan jumlah tumbuhan akuatik
merupakan salah satu cara untuk mengelola ekosistem perairan (Arami et al.,
2016).
Faktor cahaya, suhu, CO2, air dan zat hara mempengaruhi laju fotosintesis
tanaman dan berpengaruh pada kepadatan kanopi, ukuran, bentuk daun serta sudut
letak daun. Apabila lingkungan subur, air tersedia dan suhu yang sesuai maka
radiasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman dan terdapat hubungan yang erat antara radiasi dengan fotosintesis bersih
(Roosyanti, 2017).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit


Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Pada hari Rabu, 31 Oktober
2018 pukul 08.00 Sampai 09.40 WITA.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah daun mawar (Rosa sp.),
daun ubi kayu (Manihot utilisima), daun belimbing (Averrhoa carambola), daun
jambu mete (Anacardium occidentale), daun kakao (Theobroma cacao), daun
sirsak (Annona muricata L.), lugol, alumeium foil, kertas, perekat, kertas saring,
aquades dan etanol 96%.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hot plate, beaker glass 250
ml, pipet tetes, pingset, erlenmeyer, cawan petri, mortal, kamera dan alat tulis.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum yaitu: mencari tanaman yang


mudah terpapar cahaya matahari. Mengambil potongan alumenium foil sebesar 3
cm x 3 cm, menempelkan pada permukaan daun selama 5 hari (lakukan pada 6
tanaman berbeda). Memotong daun kemudian melapisinya dengan kertas saring,
lalu dimemarkan menggunakan mortal secara perlahan. Merebus daun hingga
berwarna putih (bagian berwarna hijau hilang total). Mengangkat dan meniriskan
daun, lalu menetesi dengan larutan lugol. Mengamati perubahan warna yang
terjadi.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan daun Mawar (Rosa sp.)

Kondisi setelah Kondisi setelah


No Daun Perlakuan Keterangan
Dimemarkan DiLugol

Memakai
Daun
1. Aluminium Coklat
Ternaungi
Foil

Daun Tanpa
2. Coklat
Ternaungi Aluminium
Foil

Memakai
Daun tidak
3. Aluminium Coklat
Ternaungi
Foil

Tanpa
Daun tidak
4. Aluminium Coklat
Ternaungi
Foil

Tabel 2. Hasil pengamatan pada daun Ubi kayu (Manihot utilisima)

Kondisi setelah Kondidi setelah


No Daun Perlakuan Keterangan
Dimemarkan Dilugol

Coklat
Daun Memakai
1.
Ternaungi Aluminium Foil

Coklat
Daun Tanpa
2. kebiruan
Ternaungi Aluminium Foil

3. Daun tidak Memakai


Ternaungi Aluminium Foil

Coklat

Daun tidak Tanpa


4.
Ternaungi Aluminium Foil Coklat

Tabel 3. Hasil pengamatan daun Belimbing (Averrhoa carambola)

Kondisi setelah di Kondisi setelah di


No Daun Perlakuan Keterangan
memarkan tetesi lugol

1. Coklat
Memakai
Ternaungi Aluminium foil

2. Tidak Coklat
Memakai
Ternaungi Aluminium Foil
Tanpa Coklat
3.
Ternaungi Aluminum Foil kebiruan

Tidak Tanpa Coklat


4.
Ternaungi Aluminium Foil kebiruan

Tabel 4. Hasil pengamatan daun Jambu Mete (Anacardium occidentale)

Kondisi setelah Kondidi setelah


No Daun Perlakuan Keterangan
dimemarkan dilugol

Memakai Coklat
1. Daun ternaungi
Aluminium Foil

Tanpa Coklat
2. Daun ternaungi
Aluminium Foil
Biru
Daun tidak Tanpa
3.
ternaungi Aluminium Foil kehitaman

Daun tidak Memakai Coklat


4.
ternaungi Aluminium Foil

Tabel 5. Hasil pengamatan daun kakao (Theobroma cacao)

Kondisi setelah Kondisi setelah


No Daun Perlakuan Keterangan
Dimemarkan Ditetesi Lugol

Memakai Biru
1. Daun ternaungi
aluminium foil kehitaman

Tanpa Biru
2. Daun ternaungi
aluminium foil kehitaman

Daun tidak Memakai Biru


3.
ternaungi Aluminium Foil kehitaman
Daun tidak Tanpa
4. Coklat
ternaungi Aluminium Foil

Tabel 6. Hasil pengamatan daun sirsak (Annona muricata L.)

Kondisi setelah Kondisi setelah


No Daun Perlakuan Keterangan
dimemarkan di lugol

Menggunakan
1. Daun ternaungi Coklat
Aluminium Foil

Tanpa
2. Daun ternaungi Coklat
Alumeium Foil

Daun tidak Menggunakan Coklat


3.
ternaungi Alumeium Foil kebiruan

Daun tidak Tanpa Coklat


4.
ternaungi Alumeium Foil kebiruan

4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita membahas mengenai fotosintesis, dimana


fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang diperlukan tumbuhan,
yang dibantu oleh cahaya matahari serta bahan-bahan pendukung lainnya seperti
air, CO2 dan unsure hara yang bergunauntuk kelangsungan hidup suatu tumbuhan.
Fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan zat karbohidrat
dengan cahaya sebagai energinya. Hanya organisme yang mempunyai pigmen
fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis, karena pigmen itulah yang
mampu menangkap energi dari cahaya. Zat organic yang disusun dalam
fotosintesis ini adalah karbohidrat.
Fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar yang meliputi
suhu, air, udara, sinar matahari dan unsure hara. Sedangkan factor dalam factor
meliputi gen dan hormon. Faktor luar terdiri dari temperatur dimana aktivitas
fotosintesis tidak berlangsung pada suhu di bawah 5 0C dan di atas 50 0C,
intensitas cahaya dimana semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka
semakain tinggi pula aktivitas fotosintesi, kandungan air dalam tanah, kandungan
mineral dalam tanah, kandungan CO2 di udara dan kandungan O2 dimana
kurangnya kandungan O2 di udara akan memperlambat respirasi pada tubuh
tumbuhan.
Uji Sachs adalah rancangan percobaan yang dilakukan Julius von Sachs
seorang ahli botani asal Jerman pada tahun 1860, dalam percobaannya ia berhasil
mengambil kesimpulan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung),
untuk mengetahui adanya amilum dapat diuji dengan menggunakan yodium.
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu daun menggandung karbohidrat
atau tidak. Bila daun yang kita ditetesi lugol menghitam, maka daun tersebut
menggandung karbohidrat.
Pada kondisi yang ternaungi memiliki warna hijau pekat/tua sedangkan
yang tidak ternanungi memiliki warna hijau muda. Pada tanaman yang tidak
ternanungi selalu menjalankan proses fotosintesinya dengan baik karena pada
malam maupun siang memiliki kemampuan menangkap atau menyerap energi
yang baik, yaitu cahaya matahari dengan menggunakan klorofilnya sebab klorofil
pada daun tersebut berkurang sehingga mampu menghasilkan karbohidrat.
Sedangkan pada tanaman yang ternanungi, hanya mampu menjalankan
foosintesisnya dan proses fotosintesisnya pada malam hari saja, karena pada siang
hari tidak sempurna menjalankan fotosintesisnya dan proses fotosintesisnya hanya
dijalankan pada malam hari saja karena pada siang hari tanaman tersebut tidak
mampu mempeoleh hingga menyerap cahaya matahari yang digunakan sebagai
energinya. Sehingga warnah daun tersebut tetap memiliki warnah hijau tua.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengujian yang dilakukan oleh
kelompok 1 yang menggunakan daun mawar, pada pengujian pada daun yang
ternaungi dan tidak ternaungi dengan diberikannya perlakuan yang menggunakan
alumenium foil dan pada daun yang ternaungi dan tidak ternaungi yang diberikan
perlakuan tidak menggunakan alumenium foil. Pada ke-4 pelakuan pada daun
mawar saat ditetesi lugol memiliki warna yang sama yaitu warna coklat, yang
berarti amilum yang terkandng pada daun mawar hanya sedikit.
Pada pengujian yang dilakukan oleh kelompok 2 yang menggunakan daun
ubi kayu, pada daun yang ternaungi yang diberikan perlakuan menggunakan
alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol memiliki warna coklat dengan
jumlah amilum yang terkandung sedikit, sedangkan daun yang tidak ternaungi
memiliki jumlah amilum sedikit dan daun yang ternaungi yang diberi perlakuan
tidak menggunakan alumenium foil memiliki warna coklat, setelah ditetesi dengan
larutan lugol ia mengalami perubahan dimana jumlah amilum yang diperoleh
banyak sedangkan daun tidak ternaungi setelah ditetesi larutan lugol memiliki
hasil yang berbanding terbalik yaitu memiliki jumlah amilum yang terkandung
sedikit.
Pada pengujian yang dilakukan oleh kelompok 3 menggunakan daun
belimbing, pada daun yang ternaungi dan tidak ternaungi yang diberi perlakuan
menggunakan alumenium foil, dimana setelah di tetesi dengan larutan lugol
memiliki memiliki warna coklat dengan jumlah amilum yang sama yaitu sama-
sama memiliki kandungan amilum yang sedikit, sedangkan daun ternaungi dan
tidak ternaungi yang diberi perlakuan tidak menggunakan alumenium foil, setelah
ditetesi larutan lugol memiliki warna coklat kebiruan dengan jumlah amilum yang
banyak.
Pada pengujian yang dilakukan oleh kelompok 4 yang menggunakan daun
jambu mete, pada daun yang ternaungi dan tidak ternaungi yang diberi perlakuan
menggunakan alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol memiliki warna
kehitaman dengan jumlah amilum yang terkandung sedikit, sedangkan daun yang
ternaungi dan tidak ternaungi yang diberi perlakuan tidak menggunakan
alumenium foil setelah ditetesi larutan lugol memiliki warna coklat jumlah
amilum yang terkandung tetap sedikit.
Pada pengujian yang dilakukan kelompok 5 menggunakan daun coklat,
pada daun yang ternaungi dan tidak ternaungi yang diberi perlakuan
menggunakan alumenium foil, setelah diteteskan larutan lugol memiliki jumlah
amilum yang terkandung menjadi banyak, sedangkan daun ternaungi yang diberi
perlakuan tidak menggunakan alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol
jumlah amilum semakin banyak dan daun yang tidak ternaungi yang diberi
perlakuan tidak menggunakan alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol
memiliki warna coklat dimana jumlah amilum yang terkandung hanya sedikit.
Pada pengujian terakhir yang dilakukan oleh kelomopk 6 yang
menggunakan daun sirsak, pada daun yang ternaungi yang diberi perlakuan
menggunakan alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol memiliki warna coklat
dengan jumlah amilum yang terkandung sedikit, sedangkan untuk daun yang tidak
ternaungi memiliki warna biru jumlah amilumnya yang terkandung banyak dan
adapun pada daun yang ternaungi yang diberi perlakuan tidak menggunakan
alumenium foil, setelah ditetesi larutan lugol memiliki warna coklat jumlah
amilum yang terkandung sedikit, sedangkan daun yang tidak ternaungi setelah
ditetesi larutan lugol memiliki jumlah kandungan amilum yang banyak.

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum diatas maka dapat disimpulkan bahwa


fotosintesis adalah salah satu cara tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan
energi. Fotosintesis adalah pembuatan makanan oleh tumbuhan hijau melalui
suatu proses biokimia pada klorofil dengan bantuan sinar matahari. Uji Sachs
digunakan untuk mengetahui adanya amilum dapat diuji dengan menggunakan
yodium. Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu daun menggandung
karbohidrat atau tidak. Bila daun yang kita ditetesi lugol menghitam, maka daun
tersebut menggandung karbohidrat. Dari pengamatan yang sudah dilakuan dapat
disimpulkan bahwa pada daun dengan perlakuan yang berbeda-beda memiliki
amilum yang berbeda pada setiap daunnya. Untuk daun yang berwarna coklat
setelah ditetesi lugol berarti hanya terdapat sedikit amilum, sedangkan pada daun
yang setelah ditetesi lugol berwarna biru kecoklatan atau biru kehitaman berarti
pada daun terdapat banyak amilum.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum ini yaitu teruntuk praktikan, agar lebih
konsentrasi dan serius dalam melaksanakan praktikum demi menjaga kenyamanan
saat berlangsungnya praktikum dan demi kepentingan dirinya sendiri dan
kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Arami, H., Guntur, I. dan Maruf, K., 2016. Aktivitas fotosintesis pada area
budidaya rumput laut dan area non budidaya rumput laut di perairan
pantai lakeba kota baubau. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan.
2(1): 79-87.

Ekayanti, N. W., Gusti, A. D. S. dan Ida, B. A. A., 2015. Kandungan klorofil dan
pertumbuhan kacang panjang (Vigna sinensis) pada tingkat penyediaan air
yang berbeda. Jurnal Riset Akuakultur. 10(1): 127-136.

Fatimah, S., Fikriyah, H., Mutiara, S. S., Suci, L. dan Asep, S., 2017. Pengaruh
intensitas spektrum cahaya warna merah dan hijau terhadap
perkecambahan dan fotosintesis kacang hijau ( Vigna radiata l.). Jurnal
Kultivasi. 16(1): 255-259.

Hasanah, 2018. Pengaruh intensitas spectrum cahaya. Jurnal Ilmiah Penelitian


dan Pembelajaran Fisika. 4(2): 25-35.

Hasanuddin, 2014. Identifikasi miskonsepsi dalam materi fotosintesis dan


respirasi tumbuhan. Jurnal Bakti Sastrawati. 3(2): 19-27.

Lideman dan Asda, L., 2015. Performa fotosintesis kappaphycus sp. (strain
sumba) yang diukur berdasarkan evolusi oksigen terlarut pada beberapa
tingkat suhu dan cahaya. Jurnal Riset Akuakultur.10(1):1-7.
Rahmawati dan Hafnati, R., 2015. Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. Jurnal
Edubio Tropika. 3(2): 1-9.

Roosyanti, A., 2017. Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan laju


fotosintesis tumbuhan. Jurnal Produksi Tanaman. 5(6): 81-92.

Pratiwi, 2017. pengaruh fotosintesis terhadap pertumbuhan tanaman kentang


(Solanum tuberosum l.) dalam lingkungan fotoautotrof secara invitro.
Jurnal Produksi Tanaman. 5(11): 1755-1761.

Wijayanti, F., Rudi, H., Darmiyani, Elin, E. S. A., Euis, S. M., Ika, N. A. dan
Nurrachmah, D. A., 2017. Karakteristik cabai merah yang dipengaruhi
cahaya matahari. Jurnal Gravity. 3(1): 6-12.

Anda mungkin juga menyukai