Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda maknanya,
tetapi sepintas lalu kita mengalami kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah
tersebut merupakan dua peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang
senantiasa berbarengan dan saling melengkapi. Pada kenyataannya, kedua istilah
tersebut sulit untuk dipisahkan. Kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk
hidup. Namun, pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup
berbeda (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan
ini bersifat kuantitatif terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan
pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif.Baik pertumbuhan atau
perkembangan bersifat irreversible (Anonim, 2000).
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang
tampak antara lain pertumbuhannya. Respon tumbuhan terhadap perubahan
tertentu lebih cepat tumbuh daripada bagian lainnya. Respon ini dapat
menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat daripada gerak
nasty. Diantara gerak akibat tumbuh yang terkenal adalah gerak tropisme (Tim
Dosen, 2008).
Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap arah pertumbuhan suatu tanaman
perlu dilakukan suatu percobaan. Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga
percobaan ini dilakukan.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat arah tumbuh dari tumbuhan Daun
mutiara Phylea cardirai.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 12 Desember 2008, pukul 14.00 17.00
WITA dan pengamatan dilakukan selama 7 hari di Laboratorium Botani, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk


stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan.
Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan
mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan
sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda (Anonim, 2000).
Dalam pertumbuhan suatu organisme, biasanya dapat dibedakan ke dalam
beberapa periode. Periode pertama adalah: periode lamban dengan ciri adanya
sedikit pertumbuhan, atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya. Dalam periode
ini, organisme sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh. Misalnya, sebutir biji
yang sedang menyerap air untuk persiapan perkecambahan, dan Eschercia coli
yang sedang menyintesis enzim dengan cara merombak substratnya adalah periode
lamban. Periode lamban diikuti dengan periode logaritma atau periode eksponen.
Pada pertumbuhan ini, mulailah pertumbuhan yang mula-mula lambat tetapi
kemudian cepat. Laju kecepatan yang berangsur-angsur pada pertumbuhan pada
pertumbuhan dapat dipahami, bila kita ingat pada sebagian kasus, hasil
pertumbuhan, benda hidup itu sendiri, mampu tumbuh lebih lanjut. Jadi, organisme
membesar menurut progresi geometri, perlipatan dan perlipatan lagi dalam
ukurannya. Progresi yang demikian dinyatakan dalam aljabar dengan eksponen

(logaritma), karena itu fase ini disebut fase eksponen. Organisme yang berbeda
membutuhkan waktu yang sangat bervariasi untuk meningkatkan ukurannya
menjadi dua kali lipat dan seterusnya. Periode tersebut tidak terjadi terus menerus
hingga beberapa masa selanjutnya segera memasuki periode perlambatan.
Sekarang pertumbuhan menjadi lebih lambat dan akhirnya berhenti sama sekali
(Kimball, 1992).
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan
mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang
umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan
yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan terjadi
karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki
alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi
tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air.
Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan
tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas
atau daya peka terhadap rangsangan (Anonim, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan terdiri atas faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan. Faktor itu dibedakan menjadi 2 yakni faktor intrasel dan intersel.
Faktor intrasel terdiri atas sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang
termasuk faktor intersel adalah hormon. Faktor luar atau ekstern yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah air, tanah dan mineral,
kelembaban udara, suhu udara, cahaya, dan lain-lain (Salisbury dan Ross, 1995).
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan oleh
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam
jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah
ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Hormon tumbuhan merupakan
bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Rangsangan lingkungan akan
memicu terbentuknya hormon tumbuhan dan bila konsentrasi hormon telah
mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
ekspresi (Anonim, 2008).
Gerak tumbuh adalah respon terhadap rangsangan internal maupun eksternal.
Rangsangan eksternal terutama sekali daya tarik bumi, menyebabkan pertumbuhan
melilit. Rangsangan eksternal yang lain adalah temperatur dan cahaya yang

mungkin mengambil bagian dalam respon yang disebut gerakan nasti. Gerakan ini
terdapat pada daun, daun mahkota dan bagian pipih lainnya dari tubuh tumbuhan
yakni jika satu permukaan dari organ itu tumbuh lebih capat dari yang lain. Jadi
gerakan nasti mungkin terjadi, baik dalam pembukaan dan melipat bagian tumbuhtumbuhan seperti saat membukanya pucuk atau membuka menutupnya pucuk
bagian tumbuhan. Gerakan tumbuhan yang diakibatkan seluruhnya oleh
rangsangan eksternal disebut tropisme. Rangsangan yang menghasilkan respon
tropik jelas dapat diketahui dan peranan spesifik dari faktor tumbuh dapat
diketahui. Tropisme dapat dibedakan pada perangsangannya, yaitu fototropisme
disebabkan oleh cahaya, geotropisme dengan rangsangan yang berupa gaya tarik
bumi, tigmotropisme dengan rangsangan berupa sentuhan dan chemotropisme
dengan rangsangan berupa zat kimia (Dwidjoseputro, 1994).
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh
tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme dan tigmotropisme. Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. gerak nasti juga
disebabkan oleh perubahan tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang
diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti,
termonasti dan tigmonasti (Anonim, 2008).

BAB III
METODOLOGI

III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, kuas,
penjepit biuret, karet gelang, kuas, pensil, gelas dan statif.
III.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lilin, daun mutiara Phylea
cardirai dan vaselin.
III.3 Cara kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :
1. Mengisi tabung reaksi dengan air dan menutup masing-masing dengan
sumbat berlubang satu.
2. Mengambil 4 cabang tanaman, masing-masing dilepaskan daunnya dalam
jarak 8 cm dari pangkal cabang.
3. Memasukkan masing-masing cabang ke dalam sumbat tabung hingga lebih
kurang 5 cm dari cabang yang terendam air.
4. Merapatkan tutup tabung dan mengolesi tabung dengan vaselin.
5. Menandai masing-masing tabung dengan huruf A, B, C, dan D.
6. Memasang penjepit buret pada tiap tabung dan memasang penjepit buret ini
pada standar masing-masing dengan kedudukan seperti gambar.
7. Meletakkan seluruh rangkaian alat-alat ini di tempat yang mendapat cahaya
matahari dari satu arah.
8. Mengamati cabang-cabang tanaman setiap hari selama satu minggu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Gerak pada tumbuhan, http://www.google.com/0054 Bio 24a.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00 WITA.

Anonim, 2008, Hormon


tumbuhan, http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan
Diakses pada hari senin, tanggal 20 Oktober 2008, pukul 18.30 WITA.

Anonim, 2008, Sistem gerak pada tumbuhan, http://www.google.com/Guru


ngeblog.htm/ diakses pada hari senin, tanggal 11 Desember 2008, pukul 16.00
WITA.

Dwidjoseputro, D., 1994, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Kimball, J.W., 1999. Biologi edisi ke lima jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, Frank B dan W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 3, ITB, Bandung

I.
A.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasrnya tropisme terjadi karena adanya pertumbuhan sehingga ada kemungkinan terdapat
perbedaan kecepatan pertumbuhan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya pada individu
tumbuhan tersebut, sehingga menimbulkan gerak, selain itu pula karena adanya stimulus (rangsangan)
yang berupa cahaya, mekanik dan gravitasi.
Dari keseluruhan respon tumbuhan, foto tropisme dan geotropisme adalah yang paling banyak
diketahui. Gerakan ini dan gerakan tropik yang lain adalah dibawah kontrol auxin
B. Tujuan
1.
Menyebutkan macam-macam tropisme
2.
menjelaskan fototropisme dan geotropisme
3.
Mendemonstrasikan fototropisme dan geotropisme
4.
Melihat respon fototropisme dan geotropisme
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal. Rangsangan
yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat
diketahui (Heddy, S. 1986). Kaau geraknya mendekati sumber rangsang disebut tropi positif, dan kalau
menjauhi disbut tropi negatif Prawirohartono, S. 1991)
Tropisme dapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan oleh cahaya;
geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi; thigmo tropisme dengan rangsangan berupa
sentuhan; chemotropisme dengan rangsangan yang berupa zat kimia dan lain-lain (Heddy, S. 1986).
Respon tropisme bisa positif bisa negatif. Resapon positif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang
berlawanan. Respon negatif jika bagian tumbuhan tumbuh kearah yang berlawanan dari datangnya
rangsangan (Heddy, S. 1986).
Fototropi adalah gerak tumbuh batang kearah matahari (Prawirohartono, S. 1991). Teori Cholodniy-Went
tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran sefihak merangsang penyebaran yang berbeda
(diferensial) IAA dalam batang. Sisi batang yang disinari mengandung IAA lebih rendah dari pada sel-sel
yang disinari, sehinggabatang akan membengkok kearah sumber cahaya. (Heddy, S. 1986). Jika
perangsang itu berupa cahaya maka gerak bagian tanaman menuju kecahaya kita sebut
sebagai fototropi yang positif. Sebaliknya jika gerak itu menjauh dari perangsang, gerak itu kita sebut
sebagai fototropi yang negatif (Dwijoseputro 1984)
Telah diketahu bahwa optimum konsentrasi IAA untuk perpanjangan sel akar adalah kira-kira 100.000
kali lebih rendah daripada optimum konsentrasi untuk perpanjangan sel-sel batang. Denga kata lain,
konsentrasi IAA yang merangsang pertummbuhan akar . Sebaliknya konsentrasi IAA yang merangsang
pertumbuhan adalah sangat rendah untuk bisa menghambat pertumbuhan batang maupun untuk
merangsangpertumbuhan (Heddy, S. 1986).
Contoh fototropi; ujung batang membengkok menuju ke cahaya. Hal ini dapat keta saksikan pada
tanaman pot yang kita tempatkan dekat jendela atau dibawah tuturan, dimana cahaya hanya batang
satu fihak (Dwijoseputro 1984)
Sisi yang mengarah matahari akan tumbuh lebih cepat dari ujung akar akan tumbuh erah yang
berlawanan dari arah datangnya cahaya, sehingga terjadinya fototropik negatif (Heddy, S. 1986).
Geotropi adalah gerak yang menuju ke pusat bumi; gerak ini dilakukan oleh akar. Gerak ujung akar
kepala itu kita sebut sebagai dia-geotropik atau transfersal-geotropik (Dwijoseputro 1984). Geotropi
adalah gerak akar krena adanya gaya tarik grfitasi bumi (Prawiroharjo, S. 1991).
Geotropisme negatif dari batang geotropik postif dari akar dapat diterangaka dengan perpindahan auxin
dari pengaruh dari gaya tarik bumiTelah diketahui bahwa jika tumbuhan diletakkan horisontal. Ujung
batang akan tumbuh keatas dan ujung kar tumbuh kebawah. Respon ini terjadi walaupun ditempat
gelap; respon ini tergantung gaya tarik bumi dan bukan cahaya. Cholodni (1942) dan went (1928) secara
terpisah menduga bahwa respon geotropisme pada batang yang terletak oleh distribusi zat tumbuh
(kemudian dikenal dengan IAA tidak merata pada sisi atas dibandingkan denga sisi bawah dari lubang
sisi bawah dari batang (Heddy, S. 1986)
Teori Cholodni-went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auxin dipindahkan dari belahan
atas batang kebelahan bawah bila bila batang diubah dari posisi vertikal (Heddy, S. 1986)
Bila respon akar dan batang tumbuhan yng diletakkan horisontal diperbandinkan akar akan berinteraksi
geotropik positif, sedang batang geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut, posisi horisontal
mengakibatkan perpindahan IAA kebelahan bawah akar dan batang. Konsentrasi yang tinggi pada
belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan konsentrasi IAA di belahan atas
mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari kedua pengaruh ini, akar membengkok kebawah. Keadaan
sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA yang tinggi pada belahan bawah batang mendorong
pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel (Heddy,
S. 1986)
Proporsi zat-zat tubuh yang berbeda mungkin merupakan penyebab insolasi tespon tumbuh yang
berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya (Heddy, S. 1986)

III. MATERI PRAKTIKUM


A. Bahan
1.
kedelai
2.
Air
B. Alat
1.
Kaca
2.
Kertas merang
3.
Karet
4.
Baskom
IV. PROSEDUR KERJA
1.
2.
3.

4.
5.
V.

Dipilih kecambah yang baik dan segar sebanyak 12 buah.


Disiapkan lempengan kaca yang dibalut dengan kertas merang.
Pasang kecambah kacang hijau pada lempengan kaca yang telah berbalut kertas merang dengan
bantuan karet gelang secara horisontal atau mendatar pada masing-masing ikatan 6 buah kecambah
kacang hijau kemudian basahi denga air.
Diletakkan ikatan kecambah pada baskom yang telah ditambah air.
Setelah tiga hari diamati arah pertumbukhan batang dan akarnya
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Fototropisme
No

Jalur kiri (0)

Jalur kanan (0)

C1

C2

C3

C1

C2

C3

65

65

100

70

55

100

60

20

50

100

10

90

50

20

70

75

40

45

75

40

80

65

35

90

85

60

120

75

30

90

50

10

95

70

45

110

Tabel 2. Geotropisme
No

Jalur atas (0)

Jalur baah(0)

C1

C2

C3

C1

C2

C3

40

30

30

60

150

50

60

65

70

50

30

40

40

25

30

85

90

50

35

40

50

45

80

20

20

20

50

40

10

35

30

40

100

80

140

75

VI. PEMBAHASAN
Gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh rasangan eksternal disebut tropisme. Rangsangan
yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat
diketahui. Tropismedapat dibedakan berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan
oleh cahaya ; geotropisme dengan rangsangan berupa gaya tarik bumi (Heddy, S. 1986). Berdasarkan
praktikum ini praktikan mengamati fototropisme dan eotropisme dengan bahan dan alat yang sama.
Pengamatan fototropisme dibagi menjadi dua jalur yaitu jalur kiri dan jalur kanan dengan masing-masing
6 kecambah. Kelompok C pembelokan rata-raa sebesar 64,16; Csebesar 35,83; c sebesar 85,8 dengan
rata-rata C total sebesar 66,39. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman ini merupakan
fototropi positif, disebut fototropi karena sumber rangsangannya berupa cahaya, dandisebut fototropi
positif karena gerak tanaman (batang) menuju ke cahaya sebagai sumber rangsang kesimpulan ini
diperkuat oleh pernyataan Dwijoseputro (1983). Bahwa jika sumber perangsang itu berupa cahaya ,
maka gerak tanaman menuju ke cahaya disebut fototropi positif.

Teori Chlodny-Went tentang fototropisme menetapkan bahwa penyinaran secara sefihak merangsang
penyebaran yang berbeda (diferensial). IAA dalam batang sisi batang yang disinari, sehingga batang
akan membengkak keatas sumber cahaya (Heddy, S. 1986). Hal ini sesuai dengan hasil penyebaran
yang telah dilakukan dan hasil pengamatan yang derajat pembengkokannya berbeda-beda. Hasil ini juga
mendukung pendapat bahwa penyinaran sefihak mendorong transport letal dari IAA dari ujung koleptil ke
belahan koleptil yang gelap.
Pengamatan geotropisme juga dilakukan dengan menggunakan dua jalu yaitu jalur atas dan jalur bawah
dengan mengamati akar kecambah. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
pembengkokkannya merupakan geotropisme positif karena semua akarnya menuju kebawah (grfitasi
bumi) sebagai sumber rangsangan. Derajat pembengkokkan jalur atas lebih kecil dari jalur bawah
dengan selisih. 15,84 dan setiap tanaman mempunyai derajat pembengkokkan yang berbeda-bed antara
10-150. Pembengkokkan ini terjadi karena
Berdasarkan hasil pengamatan fototropisme dan geotropisme memiliki beberapa perbedaan, baik arah
pembengkokannya, maupun derajat pembengkokannya. Hal ini dijelaskan oleh (Heddy, S. 1986) bahwa
bila respon akar dan batang tumbuhan yang diletakkan horisontal diperbandingkan. Akar akan bereaksi
geotropik positif, sedang batang geotropik negatif. Pada kedua keadaan tersebut posisi horisontal
menyebabkan perpindahan IAA ke belahan bawah akar menghambat pemanjangan sel, sedangkan
konsentrasi IAA dibelahan atas mendorong pemanjangan sel. Hasil akhir dari ke dua pengaruh ini, akar
membengkok ke bawah. Keadaan sebaliknya terjadi pada batang; konsentrasi IAA yang tinggi pada
belahan bawah mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang rendah pada belahan atas
menurunkan pemanjangan sel.
Selain perbedaan diatas Dwijoseputro (1984) juga ada perbedaan antara sensifitas akan dan batang
terhadap IAA bahwa proporsi zat-zat tumbuh yang berbeda-beda mungkin merupakan penyebab inisiasi
respon tumbuh yang berbeda pada akar, batang dan organ-organ lainnya. IAA adalah sekitar 10 -5M, sau
konsentrasi yang sangat mendorong pemanjangan sel. Konsentrasi IAA dibelah atas batang mungkin
menurun menjadi 10-6-10-7M, konsentrasi yang kurang mendorong pemanjngan sel. Pada keadan tersebut
belahan bawah batang tumbuh lebih lebih cepat dari belahan atas, sehinga batang tumbuh keatas. Ia
juga menegaskan bahwa geotriopisme dan fototropisme tidak hanya disebabkan oleh IAA saja. Telah
terbukti pada beberapa jenis jaringan dan tumbuhan, bahwa auksin pada konsentrasi tinggi mendorong
sintesa etilen. Tambahan pula telah diketahui etilen menghamat pemanjangan sel adalah pada jangka
konsentrasi yang terbentuk pada jaringan tumbuhan yang mengan dung IAA lebuh tingi dari optimum.
IAA dlam sel-sel tersebut mendorong pemanjangan sel, sehingga ujung batang membengkok ke atas
VII. KESIMPULAN
1.
Tropisme adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh pasangan eksternal. Rangsangan
yang menghasilkan respon tropik jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat
diketahui (Heddy, S. 1986).
2.
Terjadi perbedan derajat pembelokan karena perbedaan cahaya yang diterima oleh tanaman.
3.
geotriopisme dan fototropisme tidak hanya disebabkan oleh IAA saja,selain itu auksin pada konsentrasi
tinggi juga mendorong sintesa etilen.
4.
konsentrasi IAA yang tinggi pada belahan bawah mendorong pemanjangan sel dan konsentrasi yang
rendah pada belahan atas menurunkan pemanjangan sel.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, W. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.
Heddy, Suwasono. 1986. Hormon tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta.
Prawirohartono, S. dkk. 1991. Biologi. Erlangga. Jakarta.

I.1 Latar Belakang


Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak
antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang
diwujudkan sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh
dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun
umumnya lebih lambat dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat tumbuh yang
dikenal adalah gerak tropisme. Arah gerak tumbuhan karena rangsang cahaya disebut
fototropisme (Tim dosen, 2008).
Fototropisme yang dilakukan tumbuhan inilah yang kemudian ingin dilihat dalam
percobaan ini. Percobaan kali ini menggunakan tumbuhan yang menggunakan median
air dan menempatkannya pada tempat yang mendapatkan rangsangan cahaya
matahari. Kemudian melihat gerak tumbuhan yang akan dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya yang berasal dari berbagai arah. Kemudian akan dilihat gerak tumbuhan yang
menjauhi atau mendekati arah rangsangan yang ada. Fototropisme yang merupakan
gerak tumbuhan akibat adanya rangsangan cahaya oleh cahaya matahari inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya percobaan kali ini.
I.2 Tujuan percobaan
Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk melihat arah gerak tumbuhan dari
tanaman sambiloto Andrografis padiculata.
I.3 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 Oktober 2008, pukul 14.00 17.00 WITA. Dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar. Dan pengamatan
dilakukan selama 5 hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula
menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah
berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi
seluruh atau sebagian dari tubuh. Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf,
maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (plasmodema) yang
masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut noktah (Salisbury dan Ross, 1995).
Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu (Anonim, 2000):
1. Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air.
Misalnya: gerak membukanya kotak spora, pecahnya buah tanaman polong.
2. Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.

3. Gerak endonom yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum
diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya
gerak otonom, misalnya aliran plasma sel.
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti.
Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak tropisme. Jika
yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Jika gerakan itu
tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti (Anonim, 2008).
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah
datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang, daun, kuncup
bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila
gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi
sumber rangsang. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat
dibedakan lagi menjadi fototropisme, geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan
tigmotropisme(Anonim, 2008).
a. Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian
tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak
ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya.
b. Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi (geo =
bumi). Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya
gerakan akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme
negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro = air). Jika
gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman
tumbuh bergerk menuju tempat yang banyak airnya ditanah. Jika tanaman tumbuh
menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misal, gerak pucuk batang tumbuhan yang
tumbuh keatas air.
d. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika
gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif. Misalnya, gerak
akar menuju zat didalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut
kemotropisme negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun.
e. Tigmotropisme
Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau
persinggungan disebut trigmotropisme. Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit

ujung batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman
yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan mentimun.
Gerak Nasti
Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang artinya tidak dipengaruhi oleh
rangsangan. Jenis gerak nasti dibagi menjadi(Sam Arianto, 2008).
a. Tigmonosti (Seismonasti)
Tigmonosti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang mekanisme berupa
sentuhan atau tekanan.Contohnya : menutupnya daun putrid malu.
b. Termonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh : gerak
membukanya buka tulip.
c. Fotonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh : gerak mekarnya
bunga pukul empat, bunga waru, dan bunga kupu kupu.
d. Niktinasti, gerak menutup atau rebahnya tumbuhan karena pengaruh gelap atau
menjelang malam. Contoh : gerak tidur daun lamtoro pada malam hari.
e. Nasti Kompleks, gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa factor sekaligus yang
saling terikat. Contoh : Membuka dan menutupnya sel pada stomata.
Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh bagian tumbuhan
akibat dari adanya rangsangan (Sam Arianto, 2008).
Macam macam taksis yaitu (Sam Arianto, 2008) :
a. Kemotaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya pergerakan sel
gamet jantan pada tumbuhan lumurt bergerak menuju sel gamet betina.
b. Fototaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh cahaya matahari. Contohnya
pergerakan ganggang hijau chlamy domonos yang langsung bergerak menuju cahaya
yang intensitasnya sedang.

BAB III
METODE PERCOBAAN
III. 1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, penjepit buret, kuas,
pensil gelas, standar/statif.
III. 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman sambiloto, karet gelang,
Sambiloto Andrografis padiculata, dan lilin cair atau vaselin cair.
III. 3 Cara Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :

1. Mengisi tabung reaksi dengan air dan menutup masing-masing tabung dengan
sumbat berlubang satu.
2. Mengambil 4 cabang tanaman, masing-masing dilepaskan daunnya dalam jarak 8 cm
dari pangkal cabang.
3. Memasukkan cabang ke dalam sumbat tabung hingga kurang lebih 5 cm dari cabang
yang terendam air.
4. Merapatkan tutup tabung dan mengolesinya dengan vaselin.
5. Menandai tabung dengan pensil : A, B, C dan D.
6. Memasang penjepit buret pada tabung dan memasangnya pada standar masingmasing dengan kedudukan seperti gambar.
7. Meletakkan seluruh rangkaian alat di tempat yang mendapat cahaya matahari dari
satu arah.
8. Mengamati cabang-cabang tanaman setiap hari selama satu minggu.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
Tabung Kondisi awal batang Kondisi akhir batang
A ke bawah ujung batang membelok ke atas
B ke atas Batang ke atas
C ke samping kiri uujung batang membelok ke atas
D ke samping kanan ujung batang membelok ke atas

IV.2. Pembahasan
Dalam percobaan ini ingin dilihat bagaimana pengaruh arah rangsangan cahaya yang
telah diberikan pada tumbuhan Sambiloto Andrografis padiculata. kedudukan tumbuhan
yang ada dalam bentuk bermacam-macam. Pertama tumbuhan diletakkan terbalik ke
bawah, lalu berdiri mengarah ke atas, kemudian ujung batang mengahadap ke samping
kiri dan terakhir menghadap ke samping kanan.
Namun ke empat tabung yang berisi tumbuhan dengan kedudukan bermacam-macam,
pada posisi akhir tumbuhan tersebut bergerak ke satu arah yaitu ke atas. Sehingga
dapat dikatakan tumbuhan tersebut bergerak ke arah rangsangan cahaya matahari
datang yaitu dari atas. Gerak inilah yang kemudian disebut fototropisme yaitu gerak
pada tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya matahari. Tabung A, B,
C, dan D mengalami fototropisme positif yaitu fototropisme yang menyebabkan
tumbuhan mendekati arah rangsangan cahaya.
BAB V

PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
Sambiloto Andrografis padiculata yang diletakkan dengan kedudukan bermacam-macam
teteap akan bergerak pada arah datangnya rangsangan cahaya yaitu ke atas.
V.2. Saran
Untuk Asisten, Sebaiknya tetap mempertahankan sikap loyal dan profesionalismenya
dalam membimbing praktikannya. Sebaiknya kelak dalam melakukan praktikum ini
bukan hanya tropisme yang diteliti tapi gerak tumbuhan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Gerak pada Tumbuhan, http://free.vlsm.org/, diakses pada tanggal 9
Deseember 2008 pukul 19:27.
Anonim, 2008, Gerak pada Tumbuhan, http://ngaliyan.files.wordpress.com/, diakses
pada tanggal 9 Desember 2008 pukul 19:26.
Sam Arianto, 2008, Gerak pada Tumbuhan, http://sobatbaru.blogspot.com/, diakses
pada tanggal 9 Desember 2008 pukul 19:30.
Salisbury, dkk., 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 3, ITB, Bandung.
Tim dosen, 2008, Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai