FISIOLOGI TUMBUHAN
PENDAHULUAN
Gerakan pada tumbuhan terjadi pada semua bagian dari organ tumbuhan mulai dari akar,
daun, cabang, sulur serta kuncup bunga yang melakukan pergerakan sesuai jenisnya. Cahaya
merupakan suatu unsur yang penting dan dapat memperngaruhi laju pertumbuhan dari tanaman,
cahaya juga dapat memberi rangsangan pada tumbuhan yang melakukan pergerakan, dan
pergerakan tumbuhan akibat rangsangan dari cahaya disebut sebagai gerak fototropisme. Sering
terlihat bahwasanya pada tumbuhan ada yang mengalami tumbuh condong kearah kiri dan ada
yang kearah kanan hal ini merupakan bentuk dari pergerakan tumbuhan akibat rangsangan cahaya
dimana tumbuhan akan bergerak kearah kiri dan ada yang kearah kanan hal ini merupakan bentuk
dari pergerakan tumbuhan akibat rangsangan cahaya dimana tumbuhan akan bergerak ke arah
dimana terdapat berkas cahaya sehingga jika cahaya lebih cenderung kearah kanan maka tubuh
tumbuhan akan berbelok kekanan dan jika cahaya lebih banyak di bagian kiri maka akan tumbuh
condong kekiri.
Pergerakan tumbuhan mengikuti arah rangsangan cahaya sangat menarik untuk dilihat
bagaimana cahaya dapat memberi suatu pergerakan pada pertumbuhan tanaman, sehingga perlu
dilakukan suatu praktikum dengan judul pergerakan tumbuhan dan perkembangan secara
fototropisme yang diamati pada tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam
pelaksanaan praktikum ini yaitu bagaimana fototropisme yang terjadi pada tumbuhan Phaseolus
radiatus?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak tropisme merupakan salah satu bagian dari gerak pada tumbuhan. Gerak tropisme
merupakan gerak tumbuhan atau bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak tropisme dibedakan menjadi
fototropisme, geotropisme, tigmotropisme, hidrotropisme dan kemotropisme. Pada fototropisme
rangsangnya berupa cahaya, contohnya gerak ujung batang kearah cahaya matahari (Purwendri,
2013). Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap gerakan beberapa tanaman, seperti
kecambah biji kacang dan jagung batangnya akan memebengkok ke arah datangnya cahaya.
Cahaya memiliki peranan penting dalam proses fisiologi tumbuhan dan merupakan faktor esensial
pada pertumbuhan dan perkembangan (Alyasyfi dkk., 2016).
Gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan ataupun faktor – faktor yang
berasal dari luar tumbuhan dinamakan gerak etinom atau gerak esionom merupakan rangsangan
yang berasal dari cahaya, sentuhan, suhu, air, gravitasi bumi dan zat kimia. Bagian dari gerak
endonom adalah gerak adalah gerak fototropisme yaitu gerakan yang disebabkan rangsangan dari
cahaya matahari yang berkaitan dengan zat tumbuhan yang berada pada ujung tumbuhan yaitu
auksin dimana pada saat tumbuhan terkena cahaya matahari zat tumbuh lebih sedikit dari sisi yang
terkena cahaya sehingga sisi tumbuhan yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan yang
lambat daripada yang tidak terkena cahaya sehingga tumbuhan akan membelok ke arah cahaya.
fototropisme ini disebabkan oleh kecepatan pemanjangan sel-sel pada keadaan gelap jika
dibandingkan sel sel pada kondisi terang akibat penyebaran oksigen yang tidak merata
(Wiraatmaja, 2017).
Fototropisme adalah suatu gerakan yang terjadi pada tumbuhan dipengaruhi oleh adanya
arah rangsangan yaitu berupa cahaya atau sinar yang dating. Fototropisme juga dipengaruhi oleh
auksin yang terdapat pada tumbuhan. Respon fototropisme terjadi akibat pertumbuhan diferensial
pada bagian atas dan bawah organ yang ber posisi horizontal melibatkan keseimbangan auksin
yang terdapat pada tumbuhan yang menerima rangsangan dimana oksigen yang terbentuk pada
bagian bawah tumbuhan akan lebih tinggi daripada bagian atas tumbuhan sehingga terjadi
pelengkungan ke ke arah bawah pada tumbuhan (Draseffi dkk., 2015).
Menurut Hasnunidah dan Suwandi (2016) gerakan tumbuhan dalam respon tumbuhan
terhadap rangsangan dari luar disebut sebagai gerak tropisme, gerakan batang dan daun yang
mengikuti berkas cahaya disebut fototropisme namun akar jarang memperlihatkan fototropisme
tersebut. Cahaya yang paling efektif untuk merangsang terjadinya fototropisme yaitu cahaya
gelombang pendek namun cahaya merah tidak efektif untuk fototropisme terjadi. Menurut
Raharjeng (2015) cahaya matahari mempengaruhi fototropisme efek cahaya Meningkatkan kerja
enzim yang terdapat pada tumbuhan untuk memproduksi zat metabolik yang digunakan untuk
pembentukan klorofil sehingga cahaya secara tidak langsung berfungsi dalam mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan karena hasil fotosintesis yang digunakan untuk
pembentukan organ-organ tumbuhan.
Daun-daun yang berasal dari posisi terbuka dan ternaung, atau dari tumbuhan toleran
dan intoleran, mempunyai morfologi yang sangat bervariasi. daun yang terbuka, lebih kecil, lebih
tebal dan lebih menyerupai kulit dari pada daun ternaungi pada umur dan jenis yang sama.
pengaruh dari cahaya UltraViolet terdapat tumbuhan masih belum jelas. cahaya ini dapat merusak
atau membunuh bakteria dan mampu mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi
terhambat), Contohnya yaitu bentuk-bentuk daun yang terhambatnya batang menjadi panjang
(Asbur, 2017).
Tumbuhan bergantung pada sinar matahari untuk fotosintesis dan dapat menyesuaikan
pertumbuhan mereka sesuai dengan perubahan cahaya di sekitarnya lingkungan. baik dari respon
adaptif primer terhadap cahaya. Batang umumnya menunjukkan fototropisme positif
(pertumbuhan ke arah cahaya), sedangkan akar menunjukkan fototropisme negatif (pertumbuhan
jauh dari cahaya). Fototropisme bersifat adaptif tertentu penting untuk perkecambahan bibit yang
harus tumbuh ke arah cahaya untuk bertahan hidup (Christie dan Murphy, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
- Penggaris
- Kotak Kardus
- Kertas filter
3.1.2 Bahan
- Kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari
1. 3 pot disiapkan yang telah berisi kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari
2. Kotak disiapkan yang berukuran 40 x 40 x 30 cm. salah satu sisi dari kotak tersebut di
beri 3 lobang dan dilapisi dengan kertas filter yang berwarna merah biru, dan tidak
berwarna
3. Tiga pot yang berisi kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari diletakkan sejajar
dengan kotak yang telah diberi 3 lobang dan diberi kertas filter
4. Amati kecambah tersebut selama 48 jam, dengan mengamati pertumbuhan dan keadaan
tanaman
5. Bandingkan hasil yang didapatkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Table hasil fototropisme
Kecambah Arah Tumbuh Kondisi Warna
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini diamati pergerakan tumbuhan mengikuti arah rangsangan dari
cahaya dimana cahaya pada praktikum kali ini dibedakan menjadi 3 jenis cahaya yaitu cahaya
merah, cahaya biru dan cahaya putih atau bening hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana
respon yang diberikan oleh tumbuhan terhadap cahaya dan didapatkan hasil yaitu pada kecambah
dengan cahaya merah arah tumbuh batangnya tegak lurus dan ukuran daunnya relatif kecil dari
daun pada cahaya bening dan biru. Kondisi daunnya segar dan warna daunnya kehijauan. Pada
kecambah di cahaya bening arah tumbuh batangnya tegak lurus dan ukuran daunnya lebih besar
dibandingkan kecambah di cahaya merah dan biru dan kondisi daunnya segar serta warna
daunnya hijau tua. Sedangkan kecambah di cahaya biru batangnya tegak lurus dan daunya
berwarna hijau segar.
Pergerakan tumbuhan ke arah cahaya biru atau pun merah merupakan suatu peristiwa
tropisme atau/pergerakan dari tumbuhan hal ini termasuk kepada fototropisme dimana tumbuhan
akan tumbuh mengikuti arah cahaya. Dimana cahaya menjadi sumber energy dalam fotosisntesis
tanaman tanpa cahaya tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan dapat
menyebabkan tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Arah pertumbuhan mengikuti arah
datangnya cahaya disebabkan hal ini adanya kerja hormone auksin pada tanaman. pada data
praktikum yang praktikan dapatkan tidak adanya pengaruh cahaya terhadap arah tumbuh
tumbuhan hal ini dikarena penempatan pada perlakuan kurang terkena cahaya langsung dan juga
jarak kertas filter dari tumbuhannya terlalu jauh sehingga tidak ada respons dari tumbuhan.
Menurut Hasanah dkk., (2018) kecambah kacang hijau akan tumbuh cepat pada cahaya
merah karena memiliki gelombang cahaya antara 620-750 nm karena cahaya merah lebih efektif
bagi klorofil untuk terjadinya proses fotosintesis dan pertumbuhan. Pada pertumbuhan kacang
hijau terdapat fitokorm yaitu protein pada kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokorm pada
kacang hijau mempunyai struktur reversible yang dapat mengabsorbsi energi cahaya warna merah
sesuai dengan cahaya yang dibutuhkan dalam pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan menurut
Asbur (2017) cahaya biru menginduksi berbagai perkembangan dan tanggapan gerakan, termasuk
pertumbuhan melengkung fototropik, pembukaan kotiledon, dan penghambatan perpanjangan
hipokotil.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan yaitu Pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan tanaman adalah untuk meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan
ini dapat mempercepat pembungaan dan pembuahan. Radiasi matahari merupakan faktor penting
dalam metabolisme tanaman yang mempunyai hijau daun, karena dapat meningkatkan produksi
tanaman. Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Asbur, Y. 2017. Peran fotoreseptor pada tropisme tanaman sebagai respon terhadap cahaya.
Jurnal AGRILAND. Vol 6(2) : 90-100.
Christie, J. M dan Murphy, A. S. 2013. Shoot phototropism in higher plants: new light through
old concepts. American journal of botany. Vol 100(1): 35-46.
Draseffi, D. K., N. Basuki dan A. N. Sugiharto. 2015. Karakterisasi beberapa Galur Inbreed
Generasi S5 Fase Vegetatif Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman.
Vol 3(3) : 218-225.
Hasanah, F., M. S. Sari dan S. Legowo dan A. Saefullah. Pengaruh Intensitas Merah Dan Hijau
Terhadap Perkecambahan Dan Spertrum Warna Fotosintesis Kacang Hijau (Vigna
radiata L). jurnal GRAVITY. Vol.4 (2) : 25-32.
Molas, M. L dan Kiss, J. Z. 2009. Phototropism and gravitropism in plants. Advances in Botanical
Research. Vol 49 (1) :1-34.
Purwendri, R. 2013. Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Program Berbasis Lectora Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Konsep Gerak Tropisme Pada Siswa SMP
Kelas VIII. Jurnal Ilmiah Guru. Vol 2(1) : 12-18.
Umarie, I., W. Widarti, I. Wijaya dan H. Hasbi. 2018. Pengaruh Warna Naungan Plastik Dan
Dosis Pupuk Organik Kompos Terhadap Pertumbuhan Bawang Merah (Allium
ascollonicum L.). Jurnal Agroqua. Vol 16(2) : 129-135.
Wiraatmaja, I. W. 2017. Bahan ajar gerak pada tumbuhan. Denpasar : Program Studi
Agroekoteknologi.
DOKUMENTASI
LAMPIRAN