Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

TROPISME : Fototropisme pada Phaseolus radiatus

NAMA : PIRA NILATUL HIKMAH


NIM : F1C419036
KELOMPOK : KELOMPOK 2 (II)
ASISTEN : RINDHI ANTIKA SARI (F1C417018)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan makhluk hidup karena mengalami pertumbuhan, perkembangan,


dan melakukan pergerakan, tumbuhan mengalami pergerakan yang sangat lambat sehingga jarang
untuk disadari pergerakannya. Tumbuhan memiliki berbagai jenis pergerakan yang dipengaruhi
oleh rangsangan diantara rangsangan yang menyebabkan tumbuhan mengalami pergerakan yaitu
rangsangan cahaya, rangsangan gravitasi, rangsangan dari sumber air, rangsangan dari zat kimia
serta rangsangan akibat dari suatu sentuhan. Gerakan tumbuhan ini terjadi secara positif dan
negatif yaitu jika tumbuhan bergerak kearah rangsangan maka gerakan tersebut dikatakan sebagai
gerak tropisme positif sedangkan jika gerakan yang dilakukan tumbuhan mengarah ke arah yang
berlawanan dari rangsangan maka gerakan dari tumbuha tersebut disebut sebagai gerakan
tropisme negatif.

Gerakan pada tumbuhan terjadi pada semua bagian dari organ tumbuhan mulai dari akar,
daun, cabang, sulur serta kuncup bunga yang melakukan pergerakan sesuai jenisnya. Cahaya
merupakan suatu unsur yang penting dan dapat memperngaruhi laju pertumbuhan dari tanaman,
cahaya juga dapat memberi rangsangan pada tumbuhan yang melakukan pergerakan, dan
pergerakan tumbuhan akibat rangsangan dari cahaya disebut sebagai gerak fototropisme. Sering
terlihat bahwasanya pada tumbuhan ada yang mengalami tumbuh condong kearah kiri dan ada
yang kearah kanan hal ini merupakan bentuk dari pergerakan tumbuhan akibat rangsangan cahaya
dimana tumbuhan akan bergerak kearah kiri dan ada yang kearah kanan hal ini merupakan bentuk
dari pergerakan tumbuhan akibat rangsangan cahaya dimana tumbuhan akan bergerak ke arah
dimana terdapat berkas cahaya sehingga jika cahaya lebih cenderung kearah kanan maka tubuh
tumbuhan akan berbelok kekanan dan jika cahaya lebih banyak di bagian kiri maka akan tumbuh
condong kekiri.

Cahaya dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan fotosintetis sehingga tumbuhan


akan menuju ke arah rangsangan cahaya untuk memenuhi kebutuhan cahaya sebagai kebutuhan
berfotosintetis tanaman agar berjalan secara tepat. Pada tumbuhan terdapat gerakan fototropisme
positif dan fototropisme negatif dimana pergerakan tunasan mengikuti arah dari sinar cahaya
merupakan fototropisme positif dimana tunas akan memaksimalkan resapan cahaya untuk
melakukan pertumbuhan dengan jalan fotosintesis yang cepat seiring dengan banyaknya cahaya
yang diserap. Sedangkan pergerakan akar kedalam tanah atau ketempat gelap maka pergerakan
akar dalam menjauhi cahaya merupakan gerakan fototropisme negatif karena menjauhi
rangsangan cahaya. Meskipun gerakan akar menuju dalam tanah merupakan gerakan yang
disebabkan oleh rangsangan gravitasi namun gerakan akar yang menjauhi sinar tetaplah bagian
dari fototropisme negatif karena bergerak menjauhi sumber cahaya atau berlawanan dengan arah
rangsangan cahaya.

Pergerakan tumbuhan mengikuti arah rangsangan cahaya sangat menarik untuk dilihat
bagaimana cahaya dapat memberi suatu pergerakan pada pertumbuhan tanaman, sehingga perlu
dilakukan suatu praktikum dengan judul pergerakan tumbuhan dan perkembangan secara
fototropisme yang diamati pada tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam
pelaksanaan praktikum ini yaitu bagaimana fototropisme yang terjadi pada tumbuhan Phaseolus
radiatus?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh
cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gerak tropisme merupakan salah satu bagian dari gerak pada tumbuhan. Gerak tropisme
merupakan gerak tumbuhan atau bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, gerak tropisme dibedakan menjadi
fototropisme, geotropisme, tigmotropisme, hidrotropisme dan kemotropisme. Pada fototropisme
rangsangnya berupa cahaya, contohnya gerak ujung batang kearah cahaya matahari (Purwendri,
2013). Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap gerakan beberapa tanaman, seperti
kecambah biji kacang dan jagung batangnya akan memebengkok ke arah datangnya cahaya.
Cahaya memiliki peranan penting dalam proses fisiologi tumbuhan dan merupakan faktor esensial
pada pertumbuhan dan perkembangan (Alyasyfi dkk., 2016).

Gerakan pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan ataupun faktor – faktor yang
berasal dari luar tumbuhan dinamakan gerak etinom atau gerak esionom merupakan rangsangan
yang berasal dari cahaya, sentuhan, suhu, air, gravitasi bumi dan zat kimia. Bagian dari gerak
endonom adalah gerak adalah gerak fototropisme yaitu gerakan yang disebabkan rangsangan dari
cahaya matahari yang berkaitan dengan zat tumbuhan yang berada pada ujung tumbuhan yaitu
auksin dimana pada saat tumbuhan terkena cahaya matahari zat tumbuh lebih sedikit dari sisi yang
terkena cahaya sehingga sisi tumbuhan yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan yang
lambat daripada yang tidak terkena cahaya sehingga tumbuhan akan membelok ke arah cahaya.
fototropisme ini disebabkan oleh kecepatan pemanjangan sel-sel pada keadaan gelap jika
dibandingkan sel sel pada kondisi terang akibat penyebaran oksigen yang tidak merata
(Wiraatmaja, 2017).

Fototropisme adalah suatu gerakan yang terjadi pada tumbuhan dipengaruhi oleh adanya
arah rangsangan yaitu berupa cahaya atau sinar yang dating. Fototropisme juga dipengaruhi oleh
auksin yang terdapat pada tumbuhan. Respon fototropisme terjadi akibat pertumbuhan diferensial
pada bagian atas dan bawah organ yang ber posisi horizontal melibatkan keseimbangan auksin
yang terdapat pada tumbuhan yang menerima rangsangan dimana oksigen yang terbentuk pada
bagian bawah tumbuhan akan lebih tinggi daripada bagian atas tumbuhan sehingga terjadi
pelengkungan ke ke arah bawah pada tumbuhan (Draseffi dkk., 2015).

Menurut Hasnunidah dan Suwandi (2016) gerakan tumbuhan dalam respon tumbuhan
terhadap rangsangan dari luar disebut sebagai gerak tropisme, gerakan batang dan daun yang
mengikuti berkas cahaya disebut fototropisme namun akar jarang memperlihatkan fototropisme
tersebut. Cahaya yang paling efektif untuk merangsang terjadinya fototropisme yaitu cahaya
gelombang pendek namun cahaya merah tidak efektif untuk fototropisme terjadi. Menurut
Raharjeng (2015) cahaya matahari mempengaruhi fototropisme efek cahaya Meningkatkan kerja
enzim yang terdapat pada tumbuhan untuk memproduksi zat metabolik yang digunakan untuk
pembentukan klorofil sehingga cahaya secara tidak langsung berfungsi dalam mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan karena hasil fotosintesis yang digunakan untuk
pembentukan organ-organ tumbuhan.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi panjang gelombang, durasi (lama


penyinaran),intensitas, dan arah datangnya sinar cahaya. Secara fisiologis, cahaya mempengaruhi
baik langsung maupun tidak langsung bagi tubuh tanaman. Pengaruhnya pada metabolism secara
langsung melalui fotosintesis. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya melalui pertumbuhan dan
perkembangan tanamanyang merupakan respon metabolik dan lebih kompleks (Molas dan Kiss,
2009). Menurut Putrasamedja (2010) tinggi tanaman juga dipengaruhi oleh jarak tanam. Apabila
jarak tanam terlalu rapat maka tinggi tanaman semakin tinggi apabila dibandingkan dengan jarak
tanaman yang normal dan kemungkinan terjadi tinggi tanaman yang berlebihan karena adanya
sifat fototropisme pada tanaman. Fitokrom dan kriptokrom berfungsi secara paralel, Sehingga
dalam mempengaruhi fototropisme pada tanaman melalui cara yang sama. kemungkinan ada
pengaturan sebuah transkripsi activator terutama dikaitkan dengan fotomorfogenesis oleh
fitokrom dan kriptokrom dalam fototropisme (Asbur, 2017).

Daun-daun yang berasal dari posisi terbuka dan ternaung, atau dari tumbuhan toleran
dan intoleran, mempunyai morfologi yang sangat bervariasi. daun yang terbuka, lebih kecil, lebih
tebal dan lebih menyerupai kulit dari pada daun ternaungi pada umur dan jenis yang sama.
pengaruh dari cahaya UltraViolet terdapat tumbuhan masih belum jelas. cahaya ini dapat merusak
atau membunuh bakteria dan mampu mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi
terhambat), Contohnya yaitu bentuk-bentuk daun yang terhambatnya batang menjadi panjang
(Asbur, 2017).

Tumbuhan bergantung pada sinar matahari untuk fotosintesis dan dapat menyesuaikan
pertumbuhan mereka sesuai dengan perubahan cahaya di sekitarnya lingkungan. baik dari respon
adaptif primer terhadap cahaya. Batang umumnya menunjukkan fototropisme positif
(pertumbuhan ke arah cahaya), sedangkan akar menunjukkan fototropisme negatif (pertumbuhan
jauh dari cahaya). Fototropisme bersifat adaptif tertentu penting untuk perkecambahan bibit yang
harus tumbuh ke arah cahaya untuk bertahan hidup (Christie dan Murphy, 2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Penggaris
- Kotak Kardus
- Kertas filter
3.1.2 Bahan
- Kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari

3.2 Cara Kerja

1. 3 pot disiapkan yang telah berisi kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari
2. Kotak disiapkan yang berukuran 40 x 40 x 30 cm. salah satu sisi dari kotak tersebut di
beri 3 lobang dan dilapisi dengan kertas filter yang berwarna merah biru, dan tidak
berwarna
3. Tiga pot yang berisi kecambah Phaseolus radiatus berumur 4 hari diletakkan sejajar
dengan kotak yang telah diberi 3 lobang dan diberi kertas filter
4. Amati kecambah tersebut selama 48 jam, dengan mengamati pertumbuhan dan keadaan
tanaman
5. Bandingkan hasil yang didapatkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Table hasil fototropisme
Kecambah Arah Tumbuh Kondisi Warna

Merah Biru Bening Tumbuhan Daun

Merah √ - - Segar Hijau

Biru - √ - Segar Hijau


Bening - - √ Segar Hijau

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini diamati pergerakan tumbuhan mengikuti arah rangsangan dari
cahaya dimana cahaya pada praktikum kali ini dibedakan menjadi 3 jenis cahaya yaitu cahaya
merah, cahaya biru dan cahaya putih atau bening hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana
respon yang diberikan oleh tumbuhan terhadap cahaya dan didapatkan hasil yaitu pada kecambah
dengan cahaya merah arah tumbuh batangnya tegak lurus dan ukuran daunnya relatif kecil dari
daun pada cahaya bening dan biru. Kondisi daunnya segar dan warna daunnya kehijauan. Pada
kecambah di cahaya bening arah tumbuh batangnya tegak lurus dan ukuran daunnya lebih besar
dibandingkan kecambah di cahaya merah dan biru dan kondisi daunnya segar serta warna
daunnya hijau tua. Sedangkan kecambah di cahaya biru batangnya tegak lurus dan daunya
berwarna hijau segar.

Pergerakan tumbuhan ke arah cahaya biru atau pun merah merupakan suatu peristiwa
tropisme atau/pergerakan dari tumbuhan hal ini termasuk kepada fototropisme dimana tumbuhan
akan tumbuh mengikuti arah cahaya. Dimana cahaya menjadi sumber energy dalam fotosisntesis
tanaman tanpa cahaya tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan dapat
menyebabkan tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Arah pertumbuhan mengikuti arah
datangnya cahaya disebabkan hal ini adanya kerja hormone auksin pada tanaman. pada data
praktikum yang praktikan dapatkan tidak adanya pengaruh cahaya terhadap arah tumbuh
tumbuhan hal ini dikarena penempatan pada perlakuan kurang terkena cahaya langsung dan juga
jarak kertas filter dari tumbuhannya terlalu jauh sehingga tidak ada respons dari tumbuhan.

Menurut Hasanah dkk., (2018) kecambah kacang hijau akan tumbuh cepat pada cahaya
merah karena memiliki gelombang cahaya antara 620-750 nm karena cahaya merah lebih efektif
bagi klorofil untuk terjadinya proses fotosintesis dan pertumbuhan. Pada pertumbuhan kacang
hijau terdapat fitokorm yaitu protein pada kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokorm pada
kacang hijau mempunyai struktur reversible yang dapat mengabsorbsi energi cahaya warna merah
sesuai dengan cahaya yang dibutuhkan dalam pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan menurut
Asbur (2017) cahaya biru menginduksi berbagai perkembangan dan tanggapan gerakan, termasuk
pertumbuhan melengkung fototropik, pembukaan kotiledon, dan penghambatan perpanjangan
hipokotil.

Menurut Umarie dkk., (2018) melakukan rekayasa pencahayaan matahari melalui


pemberian plastik transparan atau bening dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini
bertimbang kebalik dengan hasil pengamatan yang praktikan dapatkan, pada kecambah warna
merah kondisi yang didapatkan daun menjadi layu, kemungkinan terjadi kesalahan pada praktikan
ketika melakukan penelitian, dan kemungkinan kecambah yang berada dicahaya merah
terpantulkan oleh sinar pada cahaya biru yang menyebabkan kecambah pada cahaya merah
menjadi layu. Sedangkan pada kecambah di cahaya biru menjadi lebih segar hal ini juga tidak
sesuai dengan literatur kemungkinan terjadi kesahalan saat melakukan praktikum oleh praktikan
sendiri.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan yaitu Pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan tanaman adalah untuk meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan
ini dapat mempercepat pembungaan dan pembuahan. Radiasi matahari merupakan faktor penting
dalam metabolisme tanaman yang mempunyai hijau daun, karena dapat meningkatkan produksi
tanaman. Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Alyasyfi, M. N., D. Gusrianti, R. Salam, R. Kurniawan, F. Juliansyah dan M. G. Nugraha. 2016.


Pengaruh Perubahan Intensitas Cahaya Akibat Gerhana Matahari Sebagian Terhadap
Gerak Daun Bauhinia purpurea. Prosiding Seminar Nasional Fisika. Vol 5(1) : 39-44.

Asbur, Y. 2017. Peran fotoreseptor pada tropisme tanaman sebagai respon terhadap cahaya.
Jurnal AGRILAND. Vol 6(2) : 90-100.

Christie, J. M dan Murphy, A. S. 2013. Shoot phototropism in higher plants: new light through
old concepts. American journal of botany. Vol 100(1): 35-46.

Draseffi, D. K., N. Basuki dan A. N. Sugiharto. 2015. Karakterisasi beberapa Galur Inbreed
Generasi S5 Fase Vegetatif Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman.
Vol 3(3) : 218-225.

Hasanah, F., M. S. Sari dan S. Legowo dan A. Saefullah. Pengaruh Intensitas Merah Dan Hijau
Terhadap Perkecambahan Dan Spertrum Warna Fotosintesis Kacang Hijau (Vigna
radiata L). jurnal GRAVITY. Vol.4 (2) : 25-32.

Hasnunidah, N dan T. Suwandi. 2016. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : Innosain.

Molas, M. L dan Kiss, J. Z. 2009. Phototropism and gravitropism in plants. Advances in Botanical
Research. Vol 49 (1) :1-34.

Purwendri, R. 2013. Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Program Berbasis Lectora Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Konsep Gerak Tropisme Pada Siswa SMP
Kelas VIII. Jurnal Ilmiah Guru. Vol 2(1) : 12-18.

Putrasamedja, S. 2010. Adaptasi Klon – Klon Bawang Merah (Allium ascollonicum) Di


Pabedilan Losari – Cirebon. Jurnal AGRITECH. Vol 12(2) : 81-88.

Raharjeng, A. R. P. 2015. Pengaruh Abiotik terhadap Hubungan Kekerabatan Tanaman


Sansevieria trifasciata L. Jurnal Biota. Vol. 1 (1) : 33-41.

Umarie, I., W. Widarti, I. Wijaya dan H. Hasbi. 2018. Pengaruh Warna Naungan Plastik Dan
Dosis Pupuk Organik Kompos Terhadap Pertumbuhan Bawang Merah (Allium
ascollonicum L.). Jurnal Agroqua. Vol 16(2) : 129-135.

Wiraatmaja, I. W. 2017. Bahan ajar gerak pada tumbuhan. Denpasar : Program Studi
Agroekoteknologi.
DOKUMENTASI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai