Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP PENYERAPAN AIR

NAMA : PIRA NILATUL HIKMAH


NIM : F1C419036
KELOMPOK : KELOMPOK 2 (II)
ASISTEN : MIRANTI (F1C417001)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tumbuhan memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Kondisi lingkungan tempat tumbuhan berada selalu mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi mungkin saja masih berada dalam batas toleransi tumbuhan tersebut,
tetapi seringkali terjadi perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas
atau bahkan kematian pada tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tumbuhan memiliki
faktor pembatas dan daya toleransi terhadap lingkungan

Difusi dan osmosis merupakan contoh dari transport pasif dalam mekanisme transport
melalui membran sel. mekanismenya yaitu perpindahan zat yang terkandung dalam pelarut dari
bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian yang konsentrasinya lebih tinggi
(hipertonik) dan melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel merupakan selaput
pemisah yang hanya bisa dilewati air dan molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus oleh zat
pelarut sehingga menyebabkan tekanan sepanjang membran tersebut. Disfusi dan osmosis akan
terus terjadi selama konsentrasi partikel dalam keadaan yang tinggi hingga seluruh partikel
tersebar luar secara merata atau konstan hingga mencapai keseimbangan yang dinamis (Ulfa dkk.,
2020).

Pertumbuhan tumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri.
Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar benih atau tanaman, salah satu yang
mempengaruhi pertumbuhan dari segi faktor eksternal yaitu media tanam, Media tanam yang baik
adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi
pertumbuhan tanaman. Tumbuhan pada umumnya terkena berbagai jenis cekaman lingkungan
yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan seperti kekeringan, pembekuan, suhu dan
salinitas atau kadar garam yang tinggi (Darmawan dkk., 2015).

Salinitas merupakan salah satu faktor utama dari faktor lingkungan yang mempengaruhi
tumbuhan di seluruh dunia, Salinitas dapat terjadi karena perubahan iklim seperti cuaca yang
sangat ekstrim misalnya suhu menjadi sangat tinggi. Suhu yang tinggi akan menyebabkan
penguapan (evaporasi) yang cepat dan meningkat yang akan mengakibatkan garam terakumulasi
di dalam tanah Salinitas umumnya akan berpengaruh negative terhadap pertumbuhan tanaman
begitu juga dengan cabai dikarenakan cekaman osmotic serta toksisitas sadium klorida (Tjiadje,
2007). Cekaman osmotic membuat tanaman beradaptasi dengan cara kompartementasi garam,
ekslusi sodium, sintesisi molekul osmotic dan sintesis zat pengkelat. Umumnya tanaman glikofita
termasuk cabai akan mensintesis molekul, untuk menyeimbangkan tekanan osmotic yang salah
satunya adalah prolin. Prolin merupakan molekul osmotic primer yang menjaga sel dari stress
oksidatif, serta yang utama membuat potensial air dalam sel tetap negative sehingga sel dapat
menyerap air (Tuteja, 2007).

Akumulasi garam berlebih terutama pada bagian permukaan tanah disebabkan oleh
perpindahan garam melalui proses kapilaritas dari bagian di dalam tanah yang mengandung air
dengan garam terlarut ke permukaan. Sifat fisik tanah juga terpengaruh antara lain bentuk
struktur, daya pegang air dan permeabilitas tanah. Adanya beberapa jenis garam dalam air dapat
berasal dari mineral tanah/batuan yang terlarut dalam air atau peresapan (instrusi) air laut ke
daratan. Peningkatan toleransi terhadap garam pada tumbuhan dapat menyebabkan gangguan
osmotik dan gangguan ionik serta mempengaruhi tumbuhan dalam memperoleh nutrisi yang
cukup dan proses perkembangan tumbuhan. Cekaman akibat kelebihan garam Na+ dapat
mempengaruhi beberapa proses fisiologi tumbuhan dari mulai proses perkecambahan hingga
proses pertumbuhan pada tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam
pelaksanaan praktikum ini yaitu bagamana pengaruh kadar garam dengan konsentrasi berbeda-
beda terhadap pertumbuhan tanaman?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini yaitu Mengamati pengaruh kadar
garam yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Difusi adalah peristiwa mengalirnya berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang hadir
pada dua larutan dinamakan gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi sampai seluruh partikel
tersebar lapang secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak hadir perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada air teh tawar. Lambat laun air menjadi manis. Contoh lain adalah uap air
dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang sangat sering terjadi adalah difusi molekuler.
Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari
solid atau fluida. Proses difusi dapat terjadi pada satu zat terlarut maupun dua zat terlarut. Pada
difusi satu zat terlarut, membran memiliki pori-pori yang cukup besar untuk dilewati molekul
pewarna. Pergerakan acak molekul pewarna akan menyebabkan sebagian diantaranya melewati
poripori, Pewarna berdifusi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang
konsentrasinya rendah. Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara diferensial
dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi
karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka makin
besar pula tekanan osmosisnya. Ekstraksi osmosis merupakan peristiwa berpindahnya kadar air
dalam sel melalui membran semi permeable dari keadaan sel yang hipotonis menuju hipertonis,
sehingga terjadi plasmolisis yang menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari dinding sel
(Rahmawati,2012).
Penyerapan ion oleh akar dapat berlangsung secara aktif dan pasif Tanspor aktif terjadi
transpor zat dengan menggunakan energi dari sel. Sedangkan tranportasi pasif trerjadi secara
spontan dan tidak menggunakan energi. Antara keduanya dalam tubuhh tumbuhan terjadi secara
bergantian. Tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungannya, sebagian dalam bentuk larutan dan
sebagian dalam bentuk gas CO2 dan O2 serta dalam bentuk ion garam-garam mineral yang
terlarut di dalam air. Pada tumbuhan, air dan mineral diserap oleh akar dari dalam tanah.
Sedangkan gas-gas seperti O2 dan CO2 diambil oleh stomata daun dari udara disekelilingnya. Air
dan garam mineral masuk ke akar melalui epidermis akar secara difusi dan osmosa. Hal ini dapat
terjadi karena adanya perbedaan konsetrasi sel-sel akar dan tanah di lingkungannya.
(Yahya,2015).
Garam dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat yang terurai sempurna menjadi ion.
Kation dan anion dalam garam atau keduanya mampu bereaksi dengan air sehingga menghasilkan
reaksi yang disebut hidrolisis. Umumnya, garam yang mengalami hidrolisis akan mempengaruhi
pH larutan. Akan tetapi, ada beberapa jenis garam yang mengandung ion-ion logam alkali atau
alkali tanah (kecuali Be2+) dan basa konjugasi sam kuat seperti Br-, NO2 - , CL- , dan NO3 - tidak
mengalami hidrolisis dan disebut garam penghasil larutan netral (Ulfa dkk., 2020).
Salinitas merupakan suatu kadar kelarutan atau kandungan garam pada tanah ataupun air,
semakin tinggi kosentrasinya semakin tinggi pula salinitasnya, kemampuan garam untuk mengion
menjadi kation dan anion missal, Na+ dan Cl – membuat tanah salin memiliki kemampuan EC
yang lebih tinggi daripada tanah biasa (Junandi., 2019). Menurut Parida dan Das, 2015). Bahwa
lingkungan dengan salinitas tinggi akan menyebabkan tingginya potensial osmotic dan
menurunkan potensial air yang ada pada lingkungan. Potensial air lingkungan yang rendah akan
mengakibatkan air di dalam sel keluar untuk menjaga keseimbangan. Sel tanaman kehilangan
kondisi tugor yang merupakan factor penting untuk eskpansi, serta terjadi plasmolysis pada sel.
selain kekurangan suplai air yang membuat tanaman kesulitan beradaptasi, ion dari senyawa
garam juga akan menumbulkan keracunan pada tanaman apabila terlalu banyak.

Menurut Purwaningrahayu (2016) melimpahnya ion-ion Na+ akan membuat pertumbuhan


tanaman menjadi tidak optimal jika terakumulasi terlalu banyak dalam tanaman akan bersifat
toksik atau mengganggu proses fisologi dan biokimia pada tanaman. Jumlah Na+ yang banyak
membuat terjadinya kompetisi pengambilan ion K+ dan Na+ pada tanaman. K+ merupakan ion
yang berfungsi untuk mengatur osmotic sel pada tanaman glikofita dan tidak bisa digantikan
peranya oleh ion Na+ melimpahnya kadar ion Na+ akan membuat berkurangnya penyerapan K+
oleh tanaman, yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan tanaman diawali dengan keadaan akar tanaman, pada kondisi normal akar
akan terus membelah membentuk akar lateral dan memanjangkan akar utama menyerap banyak
nutrisi. Akar pada kondisi tercekam salinitas berhadapan dengan banyakknya ion garam dalam
tanah. Sebagai organ yang berhadapan langsung dengan ion Na+ dan Cl-, akumulasi ion tersebut
menumpuk di jaringan akar, semakin tinggi kadar salinitas berbanding lurus degan akumulasi ion
Na+ pada jaringan (Bagdi dan Bagri, 2015). Menurut Mindari dkk (2011) meningkatnya
akumulasi ion Na+ pada jaringan menyebabkan akar mengalami cekaman osmotic, pertumbuhan
perakaran terganggu karena sel dalam perakaran tidak dapat melakukan pembelahan dan ekspansi
secara normal. Pembelahan sel dikendalikan ion K+, banyaknya akumulasi sodium membuat
persaingan penyerapan ion K+ serta sodium tidak mampu menggantikan peran kalium secara
fungsional.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

- Botol
- Penggaris
- Kapas
- Karton Penutup
- Karet Gelang
- Mistar

3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :

- Capsicum Sp
- Larutan NaCl
- Aquades

3.2 Cara kerja

1. Larutan NaCl dibuat dengan kadar 0; 0,025; 0,05; 0,1; dan 0,2 M
2. Isikan dalam botol yang tersedia masing-masing 200 ml
3. Semai tanaman Capsium Sp diambil yang seragam
4. Akar tanaman dibersihkan dari sisa tanah dengan air
5. Panjang batang diatas kotiledon diukur, kemudian dimasukkan ke dalam botol hingga
akarnya terendam larutan
6. Permukaan atas larutan ditandai dan setiap dua hari sekali diamati. Apabila laruatan
berkurang tambah dengan laruatan NaCl dengan konsentrasi yang sama sehingga
permukaan larutan kembali ke kedudukan semula. Catat banyaknya laruatan NaCl yang
ditambahkan.
7. Pengamatan dilakukan sampai hari ke 6 (4 kali pengamatan: 0, 2, 4, 6 hari).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengulangan 1

Hari Tinggi Tanaman Bentuk Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 13 12 cm 10 cm 10 12 Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm cm
2 13 12 cm 11 cm 11 13 Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm cm
4 14 13 cm 11 cm 11 14 Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm cm
6 15 15 cm 13 cm 12 14 Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm cm
8 15 15 cm 13 cm 13 15 Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm cm

Hari Jumlah NaCl yang ditambahkan Warna Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 200ml 200ml 200ml 200ml 200ml Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
2 - 5ml - - - Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
4 1,5ml 2,5ml 5ml 1,5ml 3ml Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
6 2ml 3ml - 2ml 2ml Mengu Hijau Mengu Mengu Mengu
-ning -ning -ning -ning
8 - - - - - Kuning Mengu Mengu Mengu Mengu
-ning -ning -ning -ning
4.1.2 Pengulangan 2

Hari Tinggi Tanaman Bentuk Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 12 12 cm 11 cm 10 10 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
2 13 12 cm 11 cm 11 11cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
4 14 13cm 11,5cm 11 11 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
6 15 15 cm 12 cm 12 12 cm Lonjong Lonjong layu Layu Lonjong

cm cm
8 15 15 cm 13 cm 13 13 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm

Hari Jumlah NaCl yang ditambahkan Warna Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 200ml 200ml 200ml 200ml 200ml Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
2 3ml - 3ml - - Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
4 1,5ml 2ml 3,5ml 1ml 1,5ml Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
6 3ml 2ml - - - Hijau Hijau Kuning Kuning Hijau
8 - - - - - Hijau Hijau Coklat Coklat Mengu
-ning
4.1.3 Pengulangan 3

Hari Tinggi Tanaman Bentuk Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 10 11,5cm 11 10,5cm 11 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
2 11 12 cm 11 11 cm 12 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
4 12 12,5cm 11 11 cm 12,5cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
6 13 14 cm 12 13 cm 13 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm
8 14 15 cm 13 13 cm 13 cm Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong Lonjong

cm cm

Hari Jumlah NaCl yang ditambahkan Warna Daun


0 0,025 0,05 0,1 0,2 0 0,025 0,05 0,1 0,2
0 200ml 200ml 200ml 200ml 200ml Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
2 - - 2 ml - - Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
4 1,5ml 2ml 3,5ml 1ml 1,5ml Hijau Hijau Mengu Hijau Hijau
-ning
6 - 1,5ml - 1,5ml 2,5ml Mengu Hijau Mengu Hijau Hijau
-ning -ning
8 - - - - - Kuning Hijau Mengu Mengu Hijau
-ning -ning
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan air sangat berperan penting pada
tumbuhan, air memiliki berbagai fungsi di dalam tanah seperti sebagai pelarut hara mineral yang
dibutuhkan bagi tumbuhan. Selain itu air bagi tumbuhan berperan dalam mempertanahankan
turgiditas sel dan suhu dalam tubuh tumbuhan sehingga metabolismenya tidak terganggu akibat
fluktuasi suhu lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Maryani (2012), menyatakan
bahwa ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat penting.
Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari
dalam tanah kedalam tanaman, transportasi fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink),
menjaga turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai
penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman. Apabila ketersediaan air
tanah kurang bagi tanaman maka akibatnya air sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur
hara ke daun akan terhambat sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan.

Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa cekaman salinitas sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan cabai semakin tinggi konsentrasi NaCl semakin turun pertumbuhan cabai.
Menurut Mardhiana dkk (2018) bahwa factor tunggal konsentrasi NaCl berbeda sangat nyata
terhadap variabel tinggi tanaman diamana semakin tinggi kosentrasi NaCl yang diberikan pada
media tumbuh tanaman menunjukkan respon pertumbuhan tinggi tanaman semakin menurun.
Respon yang sama juga ditunjukkan pada variable pengamatan berat segar dan berat kering
tanaman dididuga mana nilai rata-rata berat segar dan berat kerung tanaman menurun seiring
dengan semakin tinggi kosentrasi NaCl. Penurunan tersebut diduga disebabkan karena adanya
pengaruh penurunan potensial osmotic yang menyebabkan tanaman sulit meyerap air serta
pengaruh peningkatan kosentrasi ion Na+ dan Cl- yang bersifat racun bagi tanaman dapat memacu
ketidakseimbangan dalam metabolism nnutrisi mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil.

Dari analisis data yang didapatkan kosentrasi garam sangat berpengaruth pada
pertumbuhan tinggi tanaman cabai dimana semakin tinggi konsentrasi garam tinggi tanaman
cabai menurun dari perlakuan kontrol. Pada parameter warna daun yang diamati terjadi perubahan
warna daun menjadi menguning, kuning dan coklat pada konsentrasi garam yang tinggi hal ini
disebabkan tanaman mengalami keracuanan garam. Menurut Siregar dkk (2015) bahwa pada
umumnya tanaman yang tercekam garam akan mengalami jumlah kloroplas pada daun oleh
peningkatan degradasi klorofil dan hambatan sintesis pigmen sehingga menyebabkan daun
menjadi menguning dan akhirnya akan menganggu proses fotosintesis tanaman serta
mempercepat proses gugurnya daun. Salinitas menurukan ketersediaan nitrogen yang menjadi
salah satu alasan menurunnya kadar klorofil dan kerusakan struktur kloroplas.
Pengaruh air garam pada tamanan cabai akan menyebabkan tanaman mengalami
cekaman osmotik, ketidakseimbangan hara, toksisitas ion dan cekaman oksidatif, selain itu akan
menurunkan kemampuan tanaman untuk menyerap air dan mengurangi kemampuan fotosintesis
sehingga mempengaruhi proses metabolisme. Penyerapan unsur Na yang yang berlebih
menyebabkan penurunan penyerapan air dan kalium (K). Penyerapan air yang terhambat akan
menggangu proses fotosintesis yaitu menutupnya stomata sehingga suplai CO2 pada kloroplas
akan menurun. Unsur Kalium (K) yang berkurang akan menyebabkan aktivitas enzim seperti
nitrat reduktase yang mengubah NO3 menjadi NH3 akan menurun,selain itu konsentrasi NaCl
yang tinggi dapat menghambat translokasi hormon auksin dan sitokinin yang berperan penting
dalam pertumbuhan. penambahan hormon NaCl pada tanaman juga dapat meningkatkan hormon
asam absisat (ABA), namun akan menurunkan konsentrasi hormon auksin, giberelin dan
sitokinin. Hal tersebut merupakan mekanisme tanaman untuk bertahan dalam kondisi salin
dengan cara menutup stomata untuk mencegah tanaman kekurangan air, sedangkan menurunnya
hormon auksin, sitokinin dan giberelin akan menghambat pembelahan dan pertumbuhan sel
sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.

Menurut purwaningrahayu (2016) Toleransi tanaman terhadap cekaman salinitas dapat


dicapai melalui proses pengeluaran atau pengasingan/penyimpanan garam ke bagian tanaman
yang tidak ikut aktif dalam proses metabolisme. Adaptasi melalui mekanisme pengeluaran garam
diperlukan untuk menghindari terjadinya kekurangan air dalam sel tanaman, sedangkan
penyimpanan garam diperlukan untuk menghindari konsentrasi yang tinggi pada bagian tanaman
yang berperan dalam proses metabolisme agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Tanaman
yang terpapar garam dalam larutan tanah akan mengembangkan respon untuk mengatasi
cekaman. Analisis sederhana respon tanaman terhadap cekaman salinitas meliputi dua fase, yaitu
fase cepat (cekaman osmotik) yang merupakan respon tanaman untuk meningkatkan tekanan
eksternal osmotik, dan fase lambat yang merupakan respon tanaman dalam mengakumulasi Na+
dalam daun atau disebut juga fase cekaman ionik. Cekaman osmotik akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dengan segera, sedangkan cekaman ionik berkembang dari waktu ke waktu
karena kombinasi dari akumulasi ion pada tajuk dan ketidakmampuan tanaman dalam
mentoleransi ion yang telah terakumulasi. Tanaman peka atau toleran salinitas berbeda dalam
kemampuan mentoleransi kadar garam hingga tingkat beracun di daun. Jangka waktu terjadinya
respon dapat dalam hitungan hari, minggu, atau bulan, bergantung pada spesies dan tingkat
salinitas.
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan yaitu kadar


garam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan cabai semakin tinggi konsentrasi NaCl semakin
turun pertumbuhan cabai. Pengaruh air garam pada tamanan cabai akan menyebabkan tanaman
mengalami cekaman osmotik, ketidakseimbangan hara, toksisitas ion dan cekaman oksidatif,
selain itu akan menurunkan kemampuan tanaman untuk menyerap air dan mengurangi
kemampuan fotosintesis sehingga mempengaruhi proses metabolisme. Penyerapan unsur Na yang
yang berlebih menyebabkan penurunan penyerapan air dan kalium (K). Penyerapan air yang
terhambat akan menggangu proses fotosintesis yaitu menutupnya stomata sehingga suplai CO2
pada kloroplas akan menurun. Unsur Kalium (K) yang berkurang akan menyebabkan aktivitas
enzim seperti nitrat reduktase yang mengubah NO3 menjadi NH3 akan menurun,selain itu
konsentrasi NaCl yang tinggi dapat menghambat translokasi hormon auksin dan sitokinin yang
berperan penting dalam pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Bagdi, D.L dan Bagri, G.K. 2015. Effect of Saline Irrigation Water on Gas Exchange and Proline.
Journal Of Environmental Biology. Vol 37(2): 873-879.

Darmawan, D., Yusuf, M dan Syahruddin, I. 2017. Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L). Agroplantae: Jurnal Ilmiah
Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan. Vol 6(1): 13-
18.

Junandi, J., Mukarlina, M dan Linda, R. 2019. Pengaruh cekaman salinitas garam NaCl terhadap
pertumbuhan kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) di tanah gambut. Protobiont.
Vol 8 (3):101:105.

Mardhiana, F., Soeparjono, S dan Handoyo, T. 2018. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi
NaCl terhadap Hasil dan Mutu Cabai Merah (Capsicum Annum L.). Agriprima. Vol
2(1):1-8.

Maryani, A. T. 2012. Pengaruh volume pemberian air terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit
di pembibitan utama. Bioplantae. Vol 1(2):64-74.

Mindari, W., Maroeta dan Syekhfani. 2011. Maize Tolerance to Salinity of Irrigation Water.
Journal Tropical Sois. Vol 16(3): 211-218.

Parida, A.K dan Das, A.B.2005. Salt Tolerance and Salinity Effect on Plant : A Review.
Ecotoxicology and Environmental Safety. Vol 60(1): 324-349.

Purwaningrahayu, R.D.2016. Karakter Kedelai Toleran Salinitas. Iptek tanaman pangan. Vol
11(1): 35-48.

Rahmawati,I.2012. Difusi Molekul Dan Tekanan Osmotik Cairan Sel. Jurnal Pembelajaran
Biologi. Vol 1 (2 ) : 1-9.

Siregar, LN, Basyuni, M dan Putri, LA 2015. Response Cekaman Garam Terhadap Pertumbuhan
Dan Konsentrasi Rantai Panjang Polyisoprenoid Pada Mangrove Sonneratia Alba
Smith. Jurnal Ilmu Kehutanan Peronema. Vol 4 (3):180-191.

Tjiadje, N.F.T. 2007. Strategies to reduce the impact of salt on crops (rice, catton, and chili)
production: A case study of the tsunami-affected area of india. Desalination. Vol 206 :
524-530.
Tuteja, N. 2007. Machanism of High Salinity Tolerance in Plant. Methods in Enzymology. Vol
428: 419:438.

Ulfa, H. L., Falahiyah, R dan Singgih, S. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan Wortel
Menggunakan Larutan NaCl. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam. Vol
9(2):110-116.

Yahya.2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Anatara Umbi Solonum Tuberosum Dan Doucus
Carota. Jurnal Biology Education. Vol 4 ( 1 ) : 1-11
DOKUMENTASI

Pemanganan Hari 0
Pengamatan Hari 2

Pengamatan Hari 4

Penagamatan Hari 6
Pengamatan Hari 8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai