FISIOLOGI TUMBUHAN
OLEH
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
2.3. Peran Air Bagi Tumbuhan
Membran plasma tumbuhan yaitu sitoplasma yang berupa cairan semi kental
yang di dalamnya terdapat banyak organel, seperti mitokondria, kloroplas,
peroksisom, mikrotubul, dan sebagainya. Bagian paling tengah akan di jumpai
vakuola berupa membran yang membungkus cairan berisi senyawa terlarut,
seperti cadangan makanan atau zat warna tertentu. Dengan demikian praktis
komponen terbesar dari sel adalah terdiri dari cairan. Itulah sebabnya fungsi
pertama dari air adalah sebagai senyawa utama penyusun protoplasma pada tubuh
tumbuhan. Air merupakan salah satu faktor pembatas untuk kelangsungan hidup
tanaman sebab hampir seluruh proses fisiologis dalam tanaman berlangsung
dengan adanya air (Paramartha et al., 2019).
Fungsi air juga untuk mempertahankan turgiditas sel, pertumbuhan sel dan
pergerakan struktur tertentu dari tumbuhan. Turgiditas sel atau dikenal dengan
istilah sel turgor adalah tekanan sel akibat masuknya air ke dalam sel. Ketika sel
tanaman mengalami banyak kehilangan air sehingga menjadi layu maka pada saat
tersebut sel mempunyai nilai tekanan turgor yang sama dengan nol. Ketika air
masuk ke dalam sel maka tekanan turgor akan meningkat, sel akan mengembang
dan mencapai ukuran yang maksimum. Ketika ini terjadi maka sel tumbuhan
berada dalam keadaan turgor penuh atau mengalami tekanan turgor. Tekanan
turgor mengakibatkan terdorongnya membran sel terhadap dinding sel pada
tumbuhan (Hasanah dan Jaya, 2021).
2.4. Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari tubuh
tumbuhan yang sebagian besar terjadi melalui stomata, selain melalui kutikula dan
lentisel. Karena sifat kutikula yang impermeabel terhadap air, transpirasi yang
berlangsung relative sangat kecil. Transpirasi dapat merugikan tumbuhan bila
lajunya terlalu cepat sehingga kehilangan air terlalu banyak selama musim panas.
Transpirasi berperan untuk mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi
internal dan eksternal tubuhnya, terutama kontrol cairan tubuh, penyerapan dan
transportasi air dari akar ke pucuk atau bagian daun, garam mineral dan
pengendalian suhu. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal (Cambaba dan Kasi, 2022).
Universitas Sriwijaya
4.1. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan pertama
menggunkan daun Rhoeo discolor, diketahui kadar air yang ada didalam daun
berkurang dari 2,26 gram menjadi 2,24 gram. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
proses transpirasi pada daun. Menurut hanik et al. (2023), adanya stomata maka
dimungkinkan ada hubungan antara bagian dalam tubuh tumbuhan dengan
lingkungan luar yang menyebabkan kadar airnya berkurang. Pada percobaan
ranting dan daun yang di timbang pada berat yang sama, setelah di oven berat
akhirnya menunjukkan bahwa berat daun lebih ringan. Hal ini dapat terjadi karena
kadar air yang keluar dari daun lebih banyak karena di daun terdapat stomata.
Percobaan ketiga mengenai pengaruh trugiditas menunjukkan bawa setelah
daun Zea mays di oven beratnya menjadi 0 atau tidak memiliki berat sama sekali
baik pada daun dengan penyiraman setiap hari maupun pada daun yang
penyiramannya dua hari sekali. Menurut Pamungkas et al. (2022), air akan
mempengaruhi turgiditas sel sehingga mempengaruhi proses pembukaan dan
penutupan stomata. Semakin banyak air, maka kan meningkatkan laju
transpirasina dan sebaliknya.
NaCl sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Hal ini ditunjukkan
pada pengamatan berikut hingga hari terakhir, pada tanaman yang diberi kadar
NaCl tinggi mengalami difisiensi. Daunnya kering dan pertumbuhannya
terhambat. Menurut Saputro et al. (2022), konsentrasi garam yang rendah lebih
toleran dan menghasilkan daun yang lebih banyak, karena cekaman yang diterima
tidak begitu tinggi. Pada saat tumbuhan di beri cekaman berupa kadar garam yang
tinggi terjadinya penutupan stomata dan menghasilkan ROS (Reactive Oxygen
Species) yang bersifat oksidatif, sehingga menyebabkan tumbuhan mati.
Air memegang peranan terpenting dalam proses perkecambahan biji. Tanpa
adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan
apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada berat protoplasma sel hidup terdiri dari
air. Fungsi air dalam perkecambahan yaitu air yang diserap biji berguna untuk
melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm.
Hal ini mengakibatkan pecah kulit biji. Menurut Harahap et al. (2021), setelah air
masuk ke dalam biji, baik dari media tanam ataupun dari media sekitarnya, maka
Universitas Sriwijaya
akan terjadi pembesaran ukuran biji yang diakibatkan pembesaran sel embrio
Akibatnya akan meransang pembelah sel yang diikuti dengan berubahnya ukuran
radikula yang pada akhirnya biji akan pecah, maka terjadilah perkecambahan.
Tingginya kadar garam dalam media tanam, mengakibatkan tanaman
mengalami stress ion dan stress oksidatif. Adanya penimbunan garam di daerah
perakaran menyebabkan berkurangnya kemampuan tanaman dalam menyerap air
dan mineral lain. Menurut Junandi et al. (2019), unsur NaCl merupakan salah satu
garam terlarut dalam tanah yang merupakan unsur penting untuk pertumbuhan
tanaman, namun kelebihan larutan garam dalam media dapat mempengaruhi pola
pertumbuhannya. Konsentrasi garam atau NaCl yang meningkat pada media akan
menyebabkan tanaman mengalami cekaman osmotik, ketidakseimbangan hara,
toksisitas ion dan cekaman oksidatif, selain itu akan menurunkan kemampuan
tanaman menyerap air dan mengurangi kemampuan fotosintesis dan metabolisme.
Proses transpirasi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan
eksternal. Faktor internal yang berpengaruh meliputi morfologi dan anatomi daun.
Morfologi daun yang berpengaruh terhadap transpirasi yaitu luas daun, tebal daun,
dan permukaan daun. Menurut Dacosta dan Daningsih (2022), laju transpirasi
secara internal bergantung pada kandungan air yang menempati jaringan pada
daun yang direfleksikan dengan ketebalan daun. Semakin lebar dan tipis suatu
daun maka transpirasi semakin meningkat. Adanya lapisan lilin pada permukaan
daun berpengaruh terhadap transpirasi. Lapisan lilin pada permukaan daun dapat
menghambat transpirasi. Ketebalan daun juga mempengaruhi laju transpirasi
berjalan cepat atau lambat.
Stomata juga dapat memengaruhi transpirasi, meliputi jumlah, bentuk, letak,
dan distribusinya. Semakin banyak jumlah stomata maka transpirasi semakin
meningkat. Bentuk lubang stomata yang oval berengaruh terhadap intensitas air
yang keluar saat transpirasi. Menurut Ningsih dan Daningsih (2022), daun pada
bagian bawah memiliki laju transpirasi lebih tinggi daripada di bagian tengah dan
bagian atas. Lubang-lubang stomata yang jaraknya berdekatan dapat menurunkan
transpirasi karena keluarnya air dari suatu lubang dapat menghambat keluarnya air
dari lubang yang berdekatan. Selain itu, stomata pada bagian abaksial (permukaan
bawah) daun dapat mengurangi terjadinya transpirasi.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Cambaba, S., dan Kasi, P. D. 2022. Karakteristik Stomata Daun Pucuk Merah
(SyzygiumoOleana) Berdasarkan Waktu Pengambilan Sampel Yang
Berbeda. Cokroaminoto Journal Of Biological Science, 4(1): 19-25.
Dacosta, Y. O., dan Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun Dan Laju Transpirasi
Pada Tanaman Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(1): 40-
47.
Hanik, NR, Syafitri, D., Ningati, RK, Astari, LZ, Syifaiyah, AA, dan Nurhayati,
S.2023. Hubungan Kecepatan Transpirasi Dengan Jumlah Stomata
Tanaman Adam Hawa (Rhoeo discolor) Di Kampus Universitas Veteran
Bangun Nusantara. Jurnal Biologi Tropis, 23(4): 127-132.
Harahap, D. E., Mahmud, A., dan Sitompul, H. F. 2021. Pematahan Dormansi Biji
Aren Dengan Metode Skarifikasi Pada Berbagai Suhu Perendaman. Jurnal
Education and Development, 9(3): 537-539.
Hasanah, N., dan Jaya, S. 2021. Analisis Tanaman Putri Malu Sebagai Media
Pemahaman Konsep Dasar Tumbuhan Peka Terhadap Rangsangan Pada
Mahasiswa Pgsd Stkip Al Maksum Langkat. Jurnal Sintaksis, 3(1): 9-15.
Idrus, H. A., dan Fuadiyah, S. 2021. Uji Coba Imbibisi Pada Kacang Kedelai
(Glycine max) Dan Kacang Hijau (Vigna radiata). In Prosiding Seminar
Nasional Biologi 1 (1): 710-716.
Kusniawati, E., dan Budiman, H. 2020. Analisa Sifat Air Injeksi Berdasarkan
Parameter Ph, Tss, Tds, Do Dan Kesadahan. Jurnal Teknik Patra
Akademika, 11(02): 9-21.
Ningsih, C. S., dan Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun Dan Laju Transpirasi
Tanaman Hias Monokotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(4): 514-
520.
Pamungkas, S. S., Suwarto., Suprayogi., dan Farid, N. 2022. Dought Stress:
Responses And Mechanism In Plants. Review In Agricultural Science.
10(1): 168-185.
Universitas Sriwijaya
Saputro, A. A., Armita, D., dan Nihayati, E. 2022. Pengaruh Pemberian Berbagai
Konsentrasi Garam Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan,
Hasil, Dan Kadar Flavonoid Pada Tanaman Sweet Basil (Ocimum
basilicum). Agrotechnology Research Journal, 6(2):1-6.
Ulfa, H. L., Falahiyah, R., dan Singgih, S. 2020. Uji Osmosis Pada Kentang Dan
Wortel Menggunakan Larutan Nacl. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan Alam. 9(2): 1-10.
Universitas Sriwijaya