Disusun oleh :
Kelompok II/Offering A
1. Annas Jannatun Naim
(130341603379)
2. Endah Wahyuningtyas (130341603381)
3. Nila Wahyuni
(130341603392)
4. Rina Hidayatul Mufida (130341603385)
5. Rosita Buana Putri
(130341614825)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2014
tanaman berasal dari dalam tanah. Air ini mutlak dibutuhkan tanaman untuk
mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Namun
demikian kurang dari satu persen air yang diabsorbsi tanaman dipergunakan dalam
reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air tanah yang diserap akar tanaman
ini ditranspirasikan melalui permukaan daun. Bila penyerapan air oleh akar tanaman
tidak seimbang dengan tingginya laju transpirasi, dapat menyebabkan rendahnya
kandungan air daun serta tekanan tugorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya
laju fotosintesis (Evita, 2010).
Air dalam media tanam akan diserap oleh akar kemudian masuk ke dalam
tanaman. Selanjutnya, air akan diteruskan menuju ke daun untuk menjalankan
fotosintesis. Hasil fotosintesis kemudian digunakan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhan. Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain, air sebagai pelarut
unsur hara didalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah mengambil hara
tersebut melalui akar sebagai makanan dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke
bagian-bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xilem. Selain itu, air juga
berperan dalam proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil
fotosintesis dan mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh floem.
Hasil fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses pertumbuhannya
(Hendriyani, 2009).
Teori tekanan akar menyebutkan bahwa pada awalnya diperkirakan air naik ke
bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta
bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang
manometer air raksa., maka air didalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan
yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif pada berbagai jenis
tanaman, maka besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 Mpa (mega
pascal). Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan
air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi
sangat rendah (Lakitan, 1993).
Air sebagai sarana transport bagi unsur hara dari tanah ke tanaman, diperlukan
dalam proses metabolisme tanaman, seperti proses fotosintesis, transpirasi tanaman
dan pelarut sejumlah bahan organik bagi tanaman. Peran air bagi proses fotosintesis
jelas sebagai salah satu bahan dasar bagi terbentuknya senyawa kompleks berupa
karbohidrat, potein, lemak dalam tanaman. Didalam tubuh tanaman air dapat masuk
ke jaringan tanaman berlangsung melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya karena: perbedaan konsentrasi air dan adanya faktor
lingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air yang ada pada sistem
tanah, tanama dan udara. (Suhartono et al, 2008)
E. Alat dan Bahan
Alat :
2 buah Gelas Aqua
Mikroskop
Kaca benda
Kaca Penutup
Pipet
Silet
F. Cara Kerja
Bahan :
2 buah tanaman Impatiens balsamina
Air
Pewarna (sumbo)
Kedua gelas
Perubahan
aqua diisi
yang
dengan
terjadiair
diamati
yang telah
dengan
dicampur
memotong
dengan
melintang
pewarna.
bag
semalam
Impatiens balsamina 1Didiamkan
dihilangkan
akarnyadalam gelas aqua
Keduanya
pada kaca benda
Diamati perbedaan yang tejadi dan hasil pengamatan
yang diletakkan
diperoleh dicantumkan
padadan
tab
G. Data Pengamatan
1. Nama tanaman : Impatiens balsamina (Pacar air) sampel 2
Perbesaran
: 40x
1
2
4
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Epidermis
Kolenkim
Parenkim
Floem
5. Kambium
6. Xilem
2
3
Keterangan :
1. Epidermis
2. Kolenkim
3. Parenkim
4. Floem
H. Analisis Data
Pada praktikum ini digunakan satu tanaman dengan perlakuan yang berbeda.
Sampel pertama yakni tanaman pacar air (Impatiens balsamina) yang dipotong
akarnya sedangkan sampel kedua tidak dipotong akarnya, kemudian kedua tanaman
direndam dalam air yang telah diberi pewarna merah selama 24 jam. Selanjutnya
kedua tanaman tersebut diiris secara melintang bagian batangnya dan kemudan
diamati dibawah mikroskop.
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa pada sampel pertama
(yang dipotong akarnya, ditemukan warna merah pada bagian sel-sel parenkimnya
sedangkan untuk sampel kedua (yang tidak dipotong akarnya) ditemukan warna
merah pada jaringan xilemnya (dalam berkas pembuluh). Berdasarkan data yang
diperoleh dapat ditarik hipotesis sementara bahwa tanaman yang akarnya telah
dipotong, penyerapan zatnya tidak merata sedangkan pada tanaman yang akarnya
tidak dipotong penyerapan zatnya lebih merata dan melewati xilem.
I. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan tanaman pacar air (Impatiens balsamia) yang
dijadikan sebagai tanaman sampel. Tanaman sampel satu dipotong bagian akarnya,
sedangkan tanaman dua tidak dipotong akarnya. Pemotongan ini bertujuan agar
mengetahui peran akar dan proses transportasi air ke tanaman.
Dari data yang telah diperoleh ditunjukkan bahwa persebaran air (ditunjukkan
dengan warna merah) tidak sama pada kedua sampel tanaman yang diuji. Pada
potongan melintang batang sampel satu ditemukan persebaran warna merah yang
tidak rata (berseling) dan jarang, sedangkan potongan melintang sampel dua
ditemukan persebaran warna merah yang lebih banyak dan teratur. Warna merah
digunakan sebagai indikator masuknya air ke dalam tanaman.
Bagian yang berwarna merah pada sampel satu dijumpai pada sel-sel parenkim
batang dan sebagian di sebelah berkas pengangkut (xilem dan floem), hal ini
menunjukkan bahwa air masuk tidak melalui berkas pengangkut melainkan melalui
proses difusi langsung pada sel-sel parenkim batang. Proses ini tergolong dalam
pengangkutan ekstravasikuler karena masuknya air tidak melewati berkas pembuluh
tetapi berlangsung melalui ruang ruang antar sel atau melalui sitoplasma.
Sedangkan pada sampel dua dijumpai bagian berwarna merah pada berkas
pengangkut yang teratur dan hampir menyeluruh pada berkas pembuluh (xilem), hal
ini terjadi karena adanya akar mengakibatkan air masuk ke dalam tanaman melalui
akar terlebih dahulu baru diteruskan menuju organ tumbuhan yang lain.
Proses penyerapan air dan mineral dari dalam tanah dilakukan oleh bulu-bulu
akar dan berlangsung secara difusi dan osmosis. Proses penyerepan air oleh akar
tumbuhan harus terjadi setiap saat, hal itu di lakukan agar tumbuhan dapat selalu
menjaga tekanan osmotik selnya agar lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
osmotik air tanah. Sistem pengangkutan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua
macam yaitu pengangkutan ekstravasikuler dan pengangkutan intravasikuler.
Pengangkutan ekstravasikuler merupakan pengankutan air dan mineral yang
berlangsung di luar berkas pengangkutan. Dan pengangkutan itu berlangsung dengan
dua cara: yaitu secara apoplas (berlangsung melalui ruang-ruang antar sel) dan
simplas (berlangsung melalui sitoplasma dengan bantuan plamodesmata). Pada
secara
transport
aktif.
Sedangkan
pengangkutan
intravasikuler
pengangkutan zat melalui berkas pengangkut yaitu oleh xilem disebut transportasi.
(Firmansyah, 2007).
J. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan yaitu proses transportasi tanaman dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor baik dari interal maupun ekstenal. Selain itu,
peran akar dalam proses ini adalah sebagai penyalur air dan zat
hara pertama yang kemudian akan diteruskan ke seluruh bagian
tanaman melalui berkas pembuluh.
K. Daftar Rujukan
Ai, Nio et al. 2010. Evaluasi Indikator Toleransi Cekaman Kekeringan Pada Fase
Perkecambahan Padi (Oryza Sativa L.). Biologi, XIV (1). 50-54.
Anggarwulan, Endang et al. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium
(L.) Schott) Pada Variasi Naungan Dan Ketersediaan Air. Biodiversitas, 9 (4). 264258.
Evita. 2010. Respons Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Terhadap Cekaman
Air. Percikan, 11 (1). 1-3.
Firmansyah, R. , Mawardi, A. dan , Riandi, M. U. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi.
Bandung: PT Setia Purna Inves.
Hendriyani, I. S, dan Setiari, N. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang
Panjang (Vigna Sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Yang Berbeda. Sains dan Mat,
17 (3). 145-150.
Herlina, Rose. 2008. Intisari IPA (Biologi) SMP. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mikrajuddin, E. A, Saktiono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2 A.
Jakarta: Erlangga.
Suhartono, R. A et al. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah.
Embryo, 5 (1). 98-112.