Oleh:
Nama : Arinda Eka Lidiastuti
Nim
: 140210103074
Kelas : B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.
II.
Judul
Tujuan
III.
seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya
kelembaban udara.
Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah merupakan sumber pokok, tumbuhan mendapatkan air
dari akar akar yang berada dalam tanah pada umumnya. Absorpsi air lewat
bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan
tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding
dengan penyerapan air melalui akar. Tersedianya air dalam tanah adalah faktor
lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedikit
sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi
akan segera tampak. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah
dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan
dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut
menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang
sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air
tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke
dalam akar menjadi lebih lambat.
Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah:
Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada
pembukaan dan penutupan stomata. Stomata memiliki dua sel penutup yang
berbentuk ginjal, dikelilingi oleh 3-6 sel tetangga (Dewi,dkk, 2015:294). Semakin
banyak stomata yang terdapat pada daun maka dapat mempercepat transpirasi.
Jumlah daun
Semakin banyak daun pada suatu tumbuhan maka akan semakin cepat
transpirasi.
Besar kecilnya daun
Daun dengan permukaan yang luas terdapat banyak stomata, daun dengan
permukaan kecil jumlah stomata lebih sedikit. Luas permukaan daun berbanding
lurus dengan jumlah stomata.
IV.
Metode Penelitian
4.1 Alat dan Bahan
Alat:
Mikroskop
Kaca benda
Kaca penutup
Baskom
Rak tabung
Guntig
Kertas kuarto
Timbangan
Bahan:
Mengisi untuk setiap perangkat (set) 3 gelas ukur 10 ml, dengan air sebanyak
6-7 ml.
Mengoleskan kuteks bening di sisi atas dan bawah daun, setelah mengering
tarik dengan bantuan pinset dan letakkan pada gelas objek
Menambahkan air pada gelas objek dan amati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 400x
Menghitung jumlah stomata di atas dan dibawah permukaan daun serta luas
buidang pandang (mm2 luas daun)
Mengkonversikan jumlah stomata per satuan mm2 luas daun dan mencatat
hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan
V.
Hasil Pengamatan
8 Laju
6 Tu
Transpira
7 Perlakuan
si
m
14 T 15 G 16 K
u
h
13
n
39 1,
2,3
40 Pa
ca
r
stomata
ml/menit
b
5 Kel
10
9 Luas Stomata
41
0
air 57
5
73
10
)
42 7
43 8 44 7
3
58 7 59 8
,
17 T
18 G
45 0,0
20 G
21 T
22 G
31 A
32 B
33 A 34 B 35 A
36 B
37 A
38 B
46 0,0
47 0,
48 3,
49 0 50 0
51 3
52 9
53 54
54 1
01
06
40
86
5
60 7
2
2
74 7 75 8 76 7
,
19 T
3
1
89
15
90 7 91 8
,
92 7
1
3
105 106 107 108
151
4 152
,5,6
Daun
ku
pu
ku
pu
20 7,1
121 122
8,3
123
7
124
25
7
137 138
8,1
139
7
140
30
7
153 154
8
155
7
156
0
7,6
169 170
7,2
171
7
172
5
7,4
185 186
7
187
7
188
10 7,2
201 202
6,9
203
7
204
15 7,2
217 218
6,8
219
7
220
20
7
233 234
6,8
235
7
236
25 6,9
249 250
6,7
251
7
252
157
0 158
0 159
160
161
162
163
0,7
3,1
1656 4295
53
568
14
,00
,00
28,2
19,6
44
33
164
165
7 166
30
6,8
6,6
9
VI.
Pembahasan
VII.
mempengaruhi
transpirasi.
Terdapat
beberapa
faktor
yang
tempat terang lebih tinggi daripada pada tempat gelap, yaitu 0,0044
ml/menit dan pada tempat gelap 0,0033 ml/menit. Suatu tempat dengan
pencahayaan sinar matahari yang maksimal akan mempengaruhi
membukanya stomata sehingga semakin panas suatu tempat, maka laju
transpirasi pada suatu tanaman akan semakin cepat. Kemudian, yang
mempengaruhi berikutnya adalah temperatur, kenaikan temperatur
menambah tekanan uap air di dalam daun sehingga terdapat perbedaan
tekanan uap air yang berada di dalam daun dan di luar daun. Adanya
perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan transpirasi terjadi yaitu
dengan berdifusinya air dari dalam daun ke luar. Faktor luar lain yang
mempengaruhi adalah suatu kelembapan, tingkat kelembapan tinggi akan
memperlambat terjadinya proses transpirasi, sedangkan udara yang kering
akan mempercepat adanya transpirasi. Gerakan uap air dari udara ke dalam
daun akan menurunkan laju dari air yang hilang. Angin juga
mempengaruhi terjadinya transpirasi, karena angina membawa pindah uap
air yang tertimbun dekat stomata. Sehingga dengan adanya angin maka
uap air yang berada di dalam daun akan berdifusi untuk ke luar. Dalam
udara yang tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar
permukaan daun yang aktif melakukan transpirasi. Secara keseluruahan
udara tidak jenuh, maka terdapat konsentrasi uap air dari lapisan udara
jenuh ke udara yang semakin tidak jenuh, sehingga menyebabkan
transpirasi terhenti. Hal ini dikarenakan lapisan udara jenuh bertindak
sebagai penghamba difusi uap air dari permukaan daun. Maka, dapat
disimpulkan bahwa angin dapat meningkatkan laju transpirasi. Selain itu,
ketersediaan air dalam tanah juga mempengaruhi terjadinya transpirasi,
namun dalam praktikum kali ini tidak mengamati bagaimana pengaruh
ketersediaan air dalam transpirasi. Namun, secara umum ketersediaan air
di dalam menjadi sumber yang pokok. Pada siang hari laju transpirasi
lebih cepat dibandingkan pada malam hari, hal ini dikarenakan suhu udara
dan suhu daun lebih rendah. Apabila kandungan air dalam tanah menurun
akan menyebabkan penyerapan air melalui akar akan menjadi lambat.
IX.
transpirasi antara lain adalah luas sempitnya daun (hal ini pada daun
Bauhinia sp. dan Impatiens balsamina), penutupan stomata, jumlah
stomata, tebal tipisnya daun, jumlah daun, ada tidaknya lilin. Semakin luas
suatu permukaan daun, maka semakin banyak air yang akan di
transpirasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Pada daun kupu kupu (Bauhinia sp.) memiliki kemampuan
laju transpirasi lebih cepat dibandingkan dengan tumbuhan pada pacar air
(Impatiens balsamina) yang memiliki luas permukaan yang lebih sempit.
Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan, yaitu pada Bauhinia sp. laju
transpirasi diketahui 0,0044 ml/menit sedangkan pada daun pacar air
(Impaties balsamina) laju transpirasinya adalah 0,0011 ml/menit pada
tempat terang. Penutupan stomata juga mempengaruhi suatu laju
transpirasi, ketika stomata menutup maka transpirasi terhambat. Jumlah
stomata juga mempengaruhi adanya laju transpirasi, semakin banyak
stomata maka akan menyebabkan transpirasi semakin cepat. Begitu juga
sebaliknya, ketika jumlah stomata sedikit maka transpirasi yang dilakukan
tidak sebanyak pada daun yang memiliki stomata dalam jumlah banyak.
Selain itu jumlah daun juga mempengaruhi laju transpirasi, pada tumbuhan
yang memiliki daun lebih banyak maka proses transpirasi juga akan
semakin cepat, sedangkan pada tumbuhan dengan daun yang sedikit maka
akan menyebabkan transpirasi tidak banyak dibanding dengan tumbuhan
yang memiliki daun lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana
suatu tumbuhan beradaptasi dengan suatu kondisi lingkungan, saat musim
kemarau pohon jati akan meranggas menggugurkan daunya. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi dari adanya transpirasi, sedangkan pada
teratai memiliki daun yang lebar hal ini bertujuan untuk mempercepat
proses transpirasi. Selain jumlah daun, jumlah stomata, ada tidaknya lilin
pada suatu daun juga mempengaruhi terjadinya transpirasi. Lapisan lilin
atau kutikula pada suatu daun juga mempengaruhi transpirasi. Lapisan lilin
atau kutikula lebih banyak dijumpai pada tumbuhan yang hidup pada
air. Hal ini bertujuan agar air tidak terjadi penguapan, sebelum dilakukan
pengamatan.
XIII. Mengamati perubahan air yang terjadi setiap 5 menit sekali
dalam 30 menit dengan perlakuan tumbuhan di taruh di tempat terang dan
gelap. Kemudian mengukur luasan daun dengan metode timbangan. Dan
mengoleskan kuteks bening pada sisi atas dan bawah daun dan
membiarkan hingga beberapa menit hingga kuteks kering. Olesan kuteks
di atas dan bawah daun ini bertujuan untuk mempermudah pengambilan
stomata atas dan bawah pada permukaan daun. Pengambilan stomata ini
digunakan untuk di amati di bawah mikroskop, dan dihitung jumlahnya.
XIV. Hasil dari pengamatan pada praktikum kali ini pada
tumbuhan pacar air yang dilakukan di tempat terang di dapatkan data
dengan jumlah stomata bagian atas adalah 37423, sedangkan pada bagian
bawah adalah 93559. Sedangkan, pada tempat yang gelap jumlah stomata
pada permukaan daun bagian atas adalah 544086, sedangkan pada bagian
bawah daun adalah 1554531. Laju transpirasi yang didapat dari umbuhan
pacar air (Impatiens balsamina) adalah pada tempat terang, 0,0011
sedangkan pada tempat gelap adalah 0,0067. Untuk tumbuhan berikutnya
adalah pada daun kupu (Bauhinia sp.), jumlah stomata pada permukaan
atas daun dengan perlakuan tempat terang adalah 1656, dan jumlah
stomata pada permukaan bawah didapatkan 42954. Sedangkan dengan
perlakuan di tempat gelap, jumlah stomata pada permukaan daun atas
adalah 753144, sedangkan pada permukaan bawah didapatkan 568456
buah stomata. Laju transpirasi yang didapat dari hasil pengamatan pada
Bouhinia sp. yang ditempatkan di tempat yang terang adalah 0,0044
sedangkan pada perlakuan d tempat yang gelap adalah 0,0033. Dari data
yang didapat untuk tumbuhan pacar air, laju transpirasi yang diberi
perlakuan di tempat terang lebih lambat disbanding di tempat yang gelap.
Pada tempat terang laju transpirasinya 0,0011 sedangkan pada tempat
gelap 0,0067, hal ini tidak sesuai dengan teori. Seharusnya, di tempat
terang atau pada tempat dengan pencahayaan yang baik laju transpirasi
lebih cepat dibanding laju transpirasi pada tempat yang gelap. Hal tersebut
praktikan
belajar
terlebih
dulu
dalam
Terkolonisasi
Glomus
etunicatum
dan
Gigaspora
XXXV.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.
CII.
CIII.