Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

MIKROBIOLOGI
PEMBUATAN NATA DE COCO DAN YOGHURT
Disusun guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Mikrobiologi

Oleh:
...

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.

Judul
Pembuatan Nata De Coco dan Yoghurt
Tujuan
Dasar Teori
Metode Penelitian
IV.1
Alat dan Bahan
IV.2
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
Pembehasan
Penutup
VII.1
Kesimpulan
VII.2
Saran
Dapus

Pembagian Tugas:
Tinjauan Pustaka Nata = Desy Putri
Tinjauan Pustaka Yoghut = Vivi Meila
Pembahasan:
Cara Pembuatan Nata dan Yoghurt yang baik = Arinda
Mengapa pada Yoghurt dan Yokult haris d campur suhu 37 derajat celcius
= Dewi Farida
Kenapa fermentasi nata 14 hari? = Arinda
Hasil produk nata dan yoghurt bandingkan dengan literatur seharusnya
bagaimana hasil yang baik dan apa yang enak dengan siwalan atau air
kelapa? = Devi Ria
Manfaat nata dan yoghurt = Dewi
Metode Penelitian, Penutup, menyatukan = Ongki
Deadline untuk pembahasan dan tinjauan pustaka besok pagi 06 Juni 2016 pukul
06.00
Deadline menyatukan, menata dengan rapi (Ongki) besok sore pukul 16.00
Deadlie Print Rabu sore (ongki) *nanti urunan
Nb= untuk ongki setelah d satukan tolong d share d grup chat.
Mohon Kerja Samanya Kawan, Marhaban Ya Ramadhan ^^

Dalam pembuatan Nata de Coco bahan yang digunakan adalah siwalan, air
kelapa, stater, urea, asam cuka (asam asetat). Alat alat yang digunakan dalam

pembuatan nata meliputi, pemanas, pengaduk, beaker glass, gelas ukur, botol
selai berfungsi sebagai tempat nata. Persiapan substrat sebagai media
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum penting dilakukan agar bakteri
Acetobacter xylinumdapat melakukan proses fermentasi dengan maksimal. Cara
penyiapan substrat untuk pembuatan Nata adalah, air kelap disaring untuk
memisahkan kotoran dan serat. Pastikan kandungan air kelapa benar-benar bersih
dari serat-serat kelapa. Setelah bersih air kelapa dimasukkan ke dalam beaker
glass untuk dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih. Pemanasan dilakukan
untuk sterilisasi agar media tidak terkontaminasi oleh bakteri lain yang tidak
diinginkan. Kedalam air kelapa ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10%.
Gula ditambahkan sambil dipanaskan, diaduk hingga homogen. Gula pasir
dimasukan saat proses pemanasan bertujuan agar gula tersebut dapat larut secara
merata. Setelah melalui proses pemanasan, substrat didinginkan hingga mencapai
suhu normal 45 oC. Setelah dingin urea dan asam cuka ditambahkan ke dalam
substrat. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter air kelapa bergula yang
disiapkan) ditambahkan sebagai sumber nitrogen. Dalam pertumbuhannya,
Acetobacter xylinum memerlukan sumber nutrisi seperti C, H, dan N serta mineral
dan dilakukan dalam proses yang terkontrol dalam medium air kelapa. Air kelapa
mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan akan
substrat makro seperti sumber C dan N masih harus tetap ditambah agar hasil nata
yang dihasilkan optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus
ditambahkan dalam proses fermentasi. Selain Urea, ditambahkan pula asam asetat
(asam cuka) sebagai pengatur pH pada substrat sebanyak 20 ml untuk mengatur
pH menjadi 4,5. Pengaturan pH penting dilakukan mengingat bakteri Acetobacter
xylinum merupakan jenis bakteri Asidofil dengan karakteristik dapat tumbuh pada
pH 3.5-7.5, dengan pH optimal untuk pertumbuhannya adalah 4.3-5.5.Setelah itu
substrat dimasukkan ke dalam botol steril 250 ml.
Starter berupa bibit Acetobacter xylinum ditambahkan atau diinokulasikan
ke dalam substrat, kemudian botol steril tersebut ditutup dengan kertas kayu agar
udara luar tidak dapat masuk. Fermentasi dilakukan pada suhu kamar di dalam
lemari. Selama proses fermentasi berlangsung, botol tidak boleh dikocok ataupun
digoyang karena akan mengganggu proses pembentukan hasil fermentasi.Pada

tahap awal proses pembuatan nata de coco, bakteri Acetobacter xylinum yang
telah dimasukan ke dalam media air kelapa akan mengalami peningkatan jumlah
koloni secara cepat, kemudian bakteri yang ada pada mediatersebut memproduksi
serat selulosa dalam jumlah banyak dengan bantuan enzim - enzim isomerase dan
enzim-enzim polimerase yang juga diproduksi sendiri oleh bakteri tersebut,
sehingga pada bagian permukaan media air kelapa terlihat keruhatau terbentuk gel
dengan viskositas yang lebih tinggi daripada cairan yang ada dibawahnya. Air
kelapa merupakan media yang sangat sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis
mikroorganisme. Air kelapa yang mengalami fermentasi akan mengandung
berbagai jenis bakteri seperti Saccaromyces dan Acetobacter, karena air kelapa
yang mengalami fermentasi banyak mengandung asam cuka maka bakteri yang
tumbuh lebih cepat dan lebih banyak adalah Acetobacter xylium. Komposisi air
kelapa banyak mengandung mineral, dan vitamin sehingga dapat dijadikan media
yang baik dalam pertumbuhan mikroba dibantu dengan gula yang terdapat dalam
air kelapa maka akan terjadi fermentasi dengan mudah menjadi alcohol dan asam
asetat.
Fermentasi nata dilakukan selama 2 minggu atau 14 hari, hal ini
dikarenakan di hari ke 14 bakteri sudah tidak melakukan aktifitas, sehingga dalam
14 hari air kelapa dan siwalan yang telah difermentasi telah berwujud nata.
Bakteri Axetobacter xylinum sebagai stater selama perumbuhanya mengalami
beberapa fase, diantaranya adalah fase adaptasi yang berlangsung selama 24 jam
saat bakteri ditambahkan pada media (air kelapa, siwalan). Bakteri menyesuaikan
terlebih dahulu sebelum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan pada waktu
48 jam atau dua hari telah melakukan pertumbuhan dengan kecepatan rendah.
Fase pertumbuhan eksponensial pada hari ke 3 hingga ke 6, bakteri memproduksi
enzim ekstraseluler dalam jumlah banyak untuk mengubah polimer glukosa
menjadi sukrosa. Kemudian mengalami pertumbuhan lambat, hal ini dikarenakan
pada fase ini pertumbuhan bakteri telah mengalami kekurangan nutrisi sehingga
pertumbuhan mengalami penurunan. Fase ini 6 10 hari, selanjutnya memasuki
hari 11 ke 14 bakteri sudah mengalami kematian, yang artinya pada fase ini proses
fermentasi hampir selesai yang selanjutnya akan membentuk suatu padatan
berlapis yang disebut dengan nata.

Untuk pembuatan yoghurt sama dengan pembuatan pada nata, namun


bahan yang digunakan berbeda. Bahan yang digunakanadalah susu segar murni 2
liter, yakult, dan stater. Mula mula alat dan bahan dipersiapkan, alat yang
digunakan diantaranya adalah pengaduk, pemanas, beaker glass, termometer gelas
ukur dan botol tempat menaruh yoghurt. Stater yang digunakan adalah bakteri
Lactobacillus bulgaricus. Pembuatan yoghurt mula mula dengan memasukan
susu segar dan yakult pada beaker glass, kemudian di didihkan hingga mencapai
80C. Pemanasan ini dilakukan bertujuan agar susu tidak terdenaturasi. Setelah
mencapai suhu tersebut kemudian beaker glass yang berisi campuran susu segar
dan yakult di didinginkan sambil di aduk hingga suhu mencapai 40C,
pengadukan ini dilakukan bertujuan agar tercampur dengan merata dan tidak
menggumpal. Setelah suhu mencapai 40C, stater dimasukan pada campuran susu
segar dan yakult tersebut. Setelah stater telah dicampur, kemudian dilakukan
pengemasan 250 ml pada botol yang telah disiapkan, yang kemudian di tutup
rapat dan di inkubasi pada suhu kamar.

Anda mungkin juga menyukai